F = 6 . V
d
F = kenaikan energi bebas permukaan
= tegangan antarmuka minyak-air
V = vol fase terdispers (ml)
d = diameter partikel
Kenaikan energi bebas permukaan
menyebabkan partikel2 tdk stabil sec
termodinamika, artinya partikel akan
berenergi tinggi dan cenderung utk
mengelompok sedemikian rupa utk
mengurangi luas permukaan total dan
memperkecil energi bebas permukaan.
Penggabungan (Coalescence) droplet
F = 6 V
d
= 6 x 50 x 100 = 30 x 107 erg
1 x 10-4
= 30 joule = 30/4,184
= 7,2 cal
Penambahan bahan pengemulsi yg dapat mengurangi
dari 50 menjadi 5 dyne/cm akan mengurangi energi bebas
permukaan dari 7,2 cal menjadi 0,7 cal
Pembentukan lapisan
Pengemulsi harus dapat membentuk lapisan
disekeliling droplet.
Tipe lapisan/lapisan dapat merupakan :
• Lap monomlkl/Ekalapis (monolayer)
• Lap multimlkl/Multilapis (multilayer)
• Lap partikel padat/Kumpulan partikel kecil yg
diadsorpsi pd antarmuka
Klasifikasi Bahan Pengemulsi
1. Sintetis
a. Anionik
b. Kationik tipe lap monomolekul
c. Nonionik
2. Alam
a. Akasia
b. Gelatin tipe lap multimolekul
c. Lesitin
d. Kolesterol tipe lap monomolekul
3. Padatan terbagi halus
a. Bentonit
b. Veegum tipe lap partikel padat
c. Mg hidroksida
4. Bahan pengemulsi pembantu
Membantu menstabilkan emulsi dgn
menambah kekentalan emulsi thd senyawa-
senyawa yg tdk mampu membtk emulsi stabil
Cth : Metil sellulosa, Na alginat, Na cmc
Pembuatan emulsi
• Pemilihan bahan pengemulsi
- sist HLB : HLB 4 – 6 emulsi w/o
HLB 8 – 18 emulsi o/w
- campuran bahan pengemulsi
utk mendptkan HLB yg diinginkan
Utk mendptkan stabilitas antarmuka
Utk mempengaruhi konsistensi & rasa produk
• Pembuatan skala kecil
Mortir & stamfer selalu dipakai utk emulsi yg distabilkan
dgn multimolekul (akasia,tragakan,agar) pd antarmuka
Ada 2 metode
• The wet gum method (English method)
Pd met gom basah, bahan pengemulsi dimskkan kedlm
mortir & didispersikan dlm air utk membtk mucilago. Minyak
ditambahkan dlm jlh yg sdkt dgn penggerusan kontiniu,
setiap bgn minyak diemulsikan sblm penambahan
selanjutnya.
• The dry gum method (Continentl method)
Pd met gom kering, gom ditambahkan kedlm minyak utk
membtk emulsi primer, kmdn diencerkan dgn fase kontiniu.
Metode lain. Utk bahan-bahan pengemulsi sintetik terutama
tipe ionik. Komponen dipisahkan dlm 2 fase yi yg larut dlm
minyak & yg larut dlm air. Msg2 dipanaskan 70 – 75 C.
Apabila lar sdh sempurna, 2 fase dicampur & diaduk sampai
dingin.
Stabilitas emulsi
Tiga fenomena yg berhub dgn stabilitas emulsi :
1. Creaming & sedimentasi
Creaming : Pergerakan keatas dr fase terdispersi.
Sedimentasi : Pergerakan ke bawah dr fase terdispersi.
2. Agregasi dan kemungkinan koalesensi dr droplet
terdispersi utk membtk kembali fase bulk.
3. Inversi. Emulsi o/w berubah jadi w/o atau sebaliknya.
Creaming : jika fase terdispersi densitasnya fase
kontiniu, sering tjd pd emulsi o/w
Sedimentasi : jika fase terdispersi densitasnya fase
kontiniu, droplet akan mengendap, srg tjd pd emulsi
w/o.
Laju creaming & sedimentasi dpt dikurangi dgn :
1. Viskositas fase luar ditingkatkan
2. Ukuran partikel dr bola-bola dikurangi
3. Mengurangi perbedaan densitas antara fase
terdispersi dgn fase kontiniu.
Creaming dan sedimentasi, tdk menyebabkan
pemecahan emulsi. Droplet dpt didispersikan
dgn pengocokan ringan.
Agregasi (flokulasi) : droplet terdispersi bergabung
bersama tapi tdk melebur.
Koalesensi : Peleburan (fusi) sempurna dr droplet,
menyebabkan berkurang jumlah droplet dan
akibatnya pemisahan 2 fase yg tdk bercampur.
Sistem emulsi ganda
• Emulsi ganda :
w/o/w
o/w/o
• Mikroemulsi
Diameter droplet kira-kira 10 – 200 nm.