Emulsion
suitable for
intravenous
injection.
Mayonnaise: Oil in
Water emulsion
Dodecane droplets in
a continuous phase
of water/glycerol
• Sistem terdispersi mengandung sekurangkurangnya dua
fase cairan yang tidak bisa bercampur
• Fase terdispersi 0,1µm - 100µm
• In some cases 0.01-100um
• Tidak stabil secara termodinamik,droplet yang terdispersi
cenderung bergabung bersama
• Emulsi yang stabil sekurang-kurangnya mengandung tiga
komponen:
- fase terdispersi (fase dalam = fase internal)
- medium terdispersi (fase luar = f.ext = fase kontinyu)
- bahan pengemulsi (emulsifying agent)
Emulsions
Phase A
Phase B
A B C D
• External use
Turpentine Liniment BP,
Oily calamine lotion BP.
02/04/2022 PHT 312 10
DIFFERENCE BETWEEN O/W AND W/O EMULSIONS
02/04/2022 14
Uji Kelarutan Zat warna
emulsi + pewarna larut air seperti
metilen blue dan diamati di bawah
mikroskop, jika fasa kontinyu tampak
biru emulsi o / w air, sbg fase
eksternal dan pewarna akan larut di
dalamnya untuk memberi warna tetapi
jika gumpalan tersebar tampak biru
dan fase kontinyu tanpa warna, maka w
/ o.
Suspensi
Penghalusan zat padat menjadi partikel-partikel akan
menaikkan energi bebas permukaan.
∆F= SL. ∆ A
ooo
Emulsi akhir: o/w
ooo
minyak ooo Bila laju 2 > laju 1
ooo
air oooo
oooo
Minyak air
Film monomolekul
Air
Film multimolekul
Emulsi o / w
Air
Film partikel padatan
KLASIFIKASI BAHAN PENGEMULSI
1. Sintesis (surfaktan)
a. anionik
b. kationik Tipe film monomolekul
c. nonionik
35
PEMBUATAN EMULSI
•
1. Pemilihan Bahan Pengemulsi
a. Sistem HLB : HLB 4 – 6 membentuk emulsi w / o
HLB 8 –18 membentuk emulsi o / w
b. Campuran bahan pengemulsi
- Untuk mendapatkan HLB yang diinginkan.
-Untuk menambah stabilitas dan kepaduan dari antarmuka
- Untuk mempengaruhi konsistensi dan rasa dari produk
Cth: gom arab+tragakan dan camp surfaktan nonionik HLB tinggi dan
rendah
2. Pembuatan Skala Kecil
Mortir dan stamfer selalu dipakai untuk emulsi yang distabilkan
dengan film multimolekul (mis: akasia, tragakan, agar) pada
antarmuka.
Ada 3 metode:
a. The wet gum method (English method)
b. The dry gum method (continental method)
c. The forbes bottle methode
Metode gom basah
Bahan pengemulsi dimasukkan ke dalam mortir dan
dispersikan dalam air untuk membentuk mucilago. Minyak
ditambahkan dalam jumlah yang sedikit dengan
penggerusan kontinu, setiap bagian minyak diemulsikan
sebelum penambahan selanjutnya.
Metode gom kering
Gom ditambahkan ke dalam minyak untuk membentuk
emulsi primer, kemudian diencerkan dengan fase kontinu
Metode Botol Forbes
• Metode ini cocok untuk pembuatan emulsi yang berisi
minyak – minyak menguap dan mempunyai viskositas
rendah.
• Caranya, serbuk gom dimasukkan ke botol kering,
tambah 2 bagian air dan dikocok kuat dalam keadaan
botol tertutup rapat. Tambahkan minyak dan air secara
bergantian sedikit demi sedikit sambil terus dikocok
setiap kali dilakukan penambahan air dan minyak.
Metode ini kurang cocok untuk minyak kental karena
viskositasnya yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk
dikocok dan dicampur dengan gom dalam botol.
• Methods for preparing Emulsions for
External use:
• Emulsions meant for external application such
as creams, lotions and liniments contain in their
formula waxy solids which require melting
before mixing.
• Such emulsions may be prepared by melting the
oily components separately at 60 0C.
• Similarly in another vessel, the aqueous
components are mixed and are warmed gently
to 60 0C.
• The aqueous phase is then added to the oily
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan emulsi
• Stabilitas bahan aktif
• Stabilitas eksipien
• tampilan visual
• Warna
• Bau (pengembangan tajam nya bau / hilangnya aroma)
• Viskositas
• Kehilangan air dan menguapnya komponen pembawa
• Konsentrasi emulsifier
• Urutan penambahan bahan
• Distribusi ukuran partikel dari fasa terdispersi
• pH
• Suhu emulsifikasi
• Jenis peralatan
• Metode dan laju pendinginan
• Tekstur, rasa (kekerasan, berpasir, berminyak,
kelengketan, penyebaran)
• Kontaminasi mikroba / sterilitas (dalam wadah yang
belum dibuka dan dalam kondisi penggunaan)
• pelepasan/ bioavailabilitas (penyerapan perkutan)
• Distribusi fase, fase Inversi (homogenitas / fase
pemisahan
PENGERTIAN STABILITAS EMULSI
Sedimentasi:
Jika fasa terdispersi densitasnya > fasa kontinu
Droplet akan mengendap
Fenomena ini sering terjadi pada emulsi w / o.
Laju creaming atau sedimentasi dapat dikurangi dengan:
Agregasi:
• mendahului koalesensi dalam emulsi
• Mempercepat creaming dan sedimentasi
• Berhubungan dengan potensial listrik pada
droplet
Koalesensi: Peleburan (fusi) sempurna dari droplet, menyebabkan
berkurang jumlah droplet dan akibatnya pemisahan dua fasa
yang tidak bercampur.
Koalesensi:
• Tergantung pada sifat-sifat struktur film antarmuka
• Dalam emulsi yang distabilkan oleh pengemulsi tipe surfaktan
membantu film ekalapis, koalesensi dilawan oleh elastisitas dan
kekompakan film yang terdapat di antara dua droplet. Meskipun
dua droplet bersentuhan mereka tidak akan melebur sampai film
berkurang atau akhirnya pecah.
• Film multilapis dan partikel padatan memberi pada emulsi suatu
derajad tekanan yang tinggi terhadap koalesensi oleh karena
kekuatan mekaniknya.
Inversi
• Perubahan emulsi o /w menjadi w / o, atau w / o
menjadi o / w, bisa disebabkan :
• Sifat emulsifier
Emulsifier lbh berminyak W/O, atau sebaliknya
• penambahan suatu elektrolit
Emulsi o / w yang menggunakan Na. Stearat sebagai
pengemulsi, dapat diinversikan dengan penambahan
CaCl2, oleh karena Ca. stearat yang terbentuk adalah
suatu pengemulsi lipofilik dan lebih suka membentuk
emulsi w / o.
• Ratio vol.fase ;
O/W ratio emulsi W/O atau sebaliknya
• Temperatur
Temperatur pada emulsi O/W (surfactant
nonionik polyoxyethylen ) the emulsifier
lebih hydrophobic and the emulsion berubah
mjd W/O.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan emulsi
Perbedaan berat jenis antara kedua fase. Perbedaan yang minimum
adalah yang baik.
Kohesi fase terdispersi, sifat kohesi yang minimum adalah yang baik
Persentase padatan di dalam emulsi. Persentase fase terdispersi yang
rendah adalah yang baik
Temperatur luar yang ekstrim. Temperatur luar yang tinggi atau
rendah adalah kurang baik
Ukuran butiran fase terdispersi. Makin kecil ukurannya makin baik
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan emulsi
Viskositas fase kontinyu. Viskositas yang tinggi
adalh yang baik
Muatan fase terdispersi. Muatan yang sama dan
seragam adalh yang baik
Distribusi ukuran butiran fase terdispersi.
Ukuran yang kecil dan seragam adalah yang
baik
Tegangan interfasial antara kedua fase. Makin
rendah nilainya makin baik
Air Minyak
Oil Air
Emulsi O / W
Emulsi O / W
Air Minyak
dahulu
Penggunaan utk obat luar harus jelas menyebutkan pada label “untuk
pemakaian luar.”
Emulsi harus disimpan di tempat yang dingin tapi pendingin harus dihindari
tidak beracun, nonirritant,
efektif pada konsentrasi rendah di bawah kondisi
yang diharapkan pada penyimpanan dan
penggunaan
2. Penentuan viskositas:
Emulsi W / O / W Emulsi O / W / O
EMULSI GANDA
• Emulsi ganda sistem kompleks (emulsi dalam emulsi)
• droplet dari fase terdispersinya mengandung droplet
terdispersi yang lebih kecil.
• Ada 3 fase dg tipe umum :
W/O/W (air dalam minyak dalam air)
O/W/O (minyak dalam air dalam minyak).
• Kegunaan utama sistem emulsi ganda adalah membatasi dan
melindungi sistem untuk pelepasan terkendali dari zat aktif
• Surfaktan Lipofilik (larut-minyak, HLB rendah)
untuk menstabilkan emulsi w / o
• Surfktan hidrofilik (larut dalam air, tinggi HLB)
utk menstabilkan emulsi o / w .
• Pd emulsi ini setiap obat tdpt dalam fase terdalam
harus melintasi dua batas fase untuk mencapai
fase kontinyu eksternal.
Emulsi tersebut juga dapat membalikkan fase
membentuk emulsi sederhana. w / o / w
emulsi o / w
• Pembuatan emulsi ganda:
Fase air + fase minyak, mengandung
surfactant lipofilik w / o emulsi
dituangkan ke dalam larutan II mgdg
surfaktant hidrofilik pencampuran emulsi
ganda w / o / w
Jenis beberapa emulsi: w / o / w, o / w / o
Manfaat Emulsi Ganda
• industri makanan : tipe W/O/W dapat meningkatkan masalah
kelarutan, bahan larut dan tidak larut minyak, mampu melindungi
reservoir cairan untuk molekul yang sensitive terhadap aktifitas
lingkungan luar, seperti oksidasi, cahaya, dan enzim.
• industri kosmetik : pembuatan berbasis air akan memberikan
sensasi nyaman dengan pelepasan zat aktif serta aroma, dan
memberikan sifat mudah dicuci dengan air.
• Industri farmasetika : meningkatkan efek kemoterapi dari obat
antikanker, imobilisasi obat, pengobatan overdosis obat, dan
melindungi insulin dari degradasi enzimatik.
• Industri bahan bakar : alternative bentuk bahan bakar mesin
diesel.
• Industri agrikultur : sebagai sistem lepas lambat untuk penyubur
dan pestisida.
MIKROEMULSI
• Emulsi transparan, jernih, spt lar. sejati
• Jari2 globul di bawah kisaran 10-75 nm. Munculnya
emulsi tergantung pada panjang gelombang cahaya
tampak yaitu tetesan kurang dari 120 nm tidak
memantulkan cahaya dan terlihat transparan
• Metode pembuatan mikroemulsi:
• Surfaktan, minyak dan air dicampur membentuk
emulsi spt susu dan ditmbah dg co surfaktan jernih
• Jk di + minyak pada sistem w/o keruh
• + co surfaktan jernih emulsi transparan
MIKROEMULSI
• Contoh komponen mikroemulsi
• Minyak mineral 11 %b/b
• PEG 100 27,8
• PEG oleil ester 6
• Sorbitol 7
• Propilen glikol 5
• Air 43,2
• Komponen %b/b
• Minyak mineral 16
• Sukrose distearat 5
• Sukrosa stearat 5
• Dietilamin oleil eter 10 Pospat 2
• Dietilamin oleil eter 3 Pospat 5
• 1,3 etil heksandiol 2,5