Anda di halaman 1dari 83

EMULSI

Emulsion
suitable for
intravenous
injection.

Balm: Water in oil


emulsion
Emulsi Sodas: Oil in Water
emulsion
Milk: Oil in Water
emulsion

Mayonnaise: Oil in
Water emulsion
Dodecane droplets in
a continuous phase
of water/glycerol
• Sistem terdispersi mengandung sekurangkurangnya dua
fase cairan yang tidak bisa bercampur
• Fase terdispersi 0,1µm - 100µm
• In some cases 0.01-100um
• Tidak stabil secara termodinamik,droplet yang terdispersi
cenderung bergabung bersama
• Emulsi yang stabil sekurang-kurangnya mengandung tiga
komponen:
- fase terdispersi (fase dalam = fase internal)
- medium terdispersi (fase luar = f.ext = fase kontinyu)
- bahan pengemulsi (emulsifying agent)
Emulsions

Phase A

Phase B
A B C D

A.: Two immiscible liquids not emulsified


B. An emulsion of phase B dispersed in Phase A
C. Unstable emulsion slowly separates.
D. The emulsifying agent ( black film) places it self on the interface
between phase A and phase B and stabilizes the emulsion. 4
Emulsi di mana minyak adalah fase
terdispersi disebut emulsi o/w,
- fase external : air
- jlhnya lebih dari 45% dari total berat vol.
- emulsifier : hidrofilik
- Aplikasi : pemberian oral dan kosmetik (dpt dicuci)
- Ukuran globul = 0,25 sampai 10 mikron. 5
emulsi di mana air sebagai terdispersi
disebut emulsi w/o
- fase external : minyak
- jlhnya lebih dari 45% dari total berat vol.
- emulsifier : lipofilik
- Aplikasi : kosmetik ,pengobatan kulit kering dan
emolien.
Aplikasi emulsi dalam bidang farmasi
- Pemberian secara oral, spt Vitamin yg larut dalam lemak 
diabsorbsi lebih sempurna jk diemulsikan dan obat-obatan yg larut
dalam minyak
- Rasa tidak menyenangkan atau bau dapat ditutupi oleh emulsifikasi
- Diagnostic purposes emulsi radiopak sbg bhn diagnostik pada
pemeriksaan sinar -X
- Penyerapan dan penetrasi obat diperkuat oleh emulsifikasi
Proses emulsifikasi dapat meningkatkan absorbsi minyak dalam
dinding usus halus. Mengingat secara alaminya proses pencernaan
lemak juga melalui emulsifikasi dalam duodenum dengan bantuan
garam empedu. Efisiensi absorbsi ini terjadi karena adanya proses
homogenisasi yang memperkecil ukuran globul fase minyak.
-Sec topikalbtk krim dan losion dermatologik
dan kosmetikproduk mudah menyebar dan
menutupi area yg dioleskandpt dibersihkan dg
air dan tdk menimbulkan noda
-Suntikan intramuskular obat larut air atau vaksin
untuk memberikan pelepasan lambat
- Penggunaan steril stabil iv emulsi yang
mengandung lemak, karbohidrat, dan vitamin
sebagai nutrisi potensial  utk merawat pasien
lemah yg tak dpt mencerna makanan sec oral
Emulsi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

Pesticide Asphalt Skin cream

Metal cutting oils Margarine Ice cream


Stabilitas emulsi dapat direkayasa untuk bervariasi dari
detik ke tahun tergantung pada aplikasi
• Examples:
• Oral use:
Cod-liver,
Liquid paraffin,
castor oil emulsions

• External use
Turpentine Liniment BP,
Oily calamine lotion BP.
 
02/04/2022 PHT 312 10
 
DIFFERENCE BETWEEN O/W AND W/O EMULSIONS

Water in oil emulsion (w/o) Oil in water emulsion (o/w)


They are greasy and not water They are non greasy and easily
washable removable from the skin surface
They are used externally to prevent They are used externally to
evaporation of moisture from the provide cooling effect e.g.
surface of skin e.g. Cold cream vanishing cream
Oil soluble drugs are more quickly Water soluble drugs are more
released from w/o emulsions quickly released from o/w
emulsions
They are preferred for formulations They are preferred for
.meant for external use like creams formulations meant for internal
use as bitter taste of oils can be
.masked
W/O emulsions do not give a O/W emulsions give a positive
positive conductivity test as oil is conductivity test as water is the
the external phase which is a poor external phase which is a good
.conductor
02/04/2022 of electricity PHT 312.conductor of electricity 11
TIPE EMULSI DAN ALAT DETEKSI
1. Uji pengenceran
- Emulsi o/w dapat diencerkan dengan air.
- Emulsi w/o dapat diencerkan dengan minyak
2. Uji konduktivitas
Emulsi o/w dapat dialiri arus listrik
3. Uji kelarutan zat warna
- Zat warna larut air akan larut dalam fase air
- Zat warna larut minyak akan larut dalam fase
minyak
13
Conductivity Test
prinsip dasar bahwa air  konduktor listrik yang baik
Pada kasus o / w emulsi, tes ini akan positif bila air sebagai fase eksternal.
Dalam tes ini. Sebuah perakitan terdiri dari sepasang elektroda
dihubungkan ke lampu dan dicelupkan ke dalam emulsi.
Jika emulsi o / w  lampu akan menyala

02/04/2022 14
Uji Kelarutan Zat warna
emulsi + pewarna larut air seperti
metilen blue dan diamati di bawah
mikroskop, jika fasa kontinyu tampak
biru  emulsi o / w air, sbg fase
eksternal dan pewarna akan larut di
dalamnya untuk memberi warna tetapi
jika gumpalan tersebar tampak biru
dan fase kontinyu tanpa warna, maka w
/ o.

pewarna larut minyak seperti


Sudan III ditambahkan ke emulsi
dan fasa kontinyu tampak
merah, maka w / o emulsi.
02/04/2022 15
PEMBENTUKAN DAN PEMECAHAN
DROPLET CAIRAN TERDISPERSI
I
OOO
OOO
II
OO

Cairan bulk mula-mula Droplet (tetes-tetes= globule)

Proses I : Menaikkan energi bebas permukaan


Proses II : Mengurangi energi bebas permukaan
Proses ini adalah konstan dan terus sampai
fasa bulk terbentuk kembali
Energi Bebas Permukaan (Surface free Energy)

Suspensi
Penghalusan zat padat menjadi partikel-partikel akan
menaikkan energi bebas permukaan.

∆F= SL. ∆ A

∆ F = Kenaikan energi bebas permukaan


SL = Tegangan antar muka antara medium cair dan
partikel padat.
Kenaikan energi bebas permukaan menyebabkan partikel-partikel
tidak stabil secara termodinamika, artinya partikel berenergi
tinggi dan cenderung untuk mengelompok sedemikian rupa
untuk mengurangi luas permukaan total.
Emulsi
∆F= 6 . V
d
V = Volume fase terdispersi (ml)
d = diameter partikel
g = Tegangan permukaan minyak- air
Permukaan luas fase terdispersi dipertahankan, pengurangan teg permuk
∆ F diturunkan  partikel kecil tidak mudah bergabung
PROSES DISPERSI UNTUK MEMBENTUK DROPLET

• Efek laju penggabungan (coalescence) pada tipe emulsi

ooo
Emulsi akhir: o/w
ooo
minyak ooo Bila laju 2 > laju 1
ooo

air oooo
oooo

Tahap mula- Tahap perantara:


Emulsi akhir: w / o
mula. Fase bulk Dispersi o/w dan
memisah w/o terdapat dalam Bila laju 1 > laju 2
sistem

Laju 1 : Laju peggabungan (Cealescence) O/ W


Laju 2 : Laju penggabungan W / O
PENGGABUNGAN (COALESCENCE)
DROPLET

Dispersi Flokulasi Coalescence

Coalescence: Peleburan (fusion) dari droplet menjadi


droplet yang lebih besar
Bahan pengemulsi
(Emulsifying Agent):

Sifat-sifat bahan pengemulsi yang diinginkan:


 Mengandung surfaktan untuk menurunkan
tegangan permukaan
 Cepat diabsopsi di sekeliling droplet terdispersi
untuk mencegah koalesensi
 Memberi droplet potensial listrik secukupnya
untuk mempermudah daya tolak menolak
 Menambah viskositas emulsi
 Efektif pada konsentrasi rendah
Pembentukan Film
Pengemulsi harus dapat membentuk film di sekeliling
droplet.
Film dapat merupakan:
• Ekalapis (monolayer)
• Multilapis (multilayer)
• Kumpulan partikel kecil yang diadsorpsi pada
antarmuka
Tipe-tipe film yang terbentuk oleh bahan pengemulsi
pada antarmuka minyak air
1. Film monomolekul
2. Film multimolekul
3. Film partikel padatan
Minyak air

Minyak air
Film monomolekul

Air

Film multimolekul
Emulsi o / w
Air
Film partikel padatan
KLASIFIKASI BAHAN PENGEMULSI
1. Sintesis (surfaktan)
a. anionik
b. kationik Tipe film monomolekul
c. nonionik

2. Alam Koloid hidrofilik


- akasia Tipe film multimolekul
- gelatin
- Lesitin Tipe film monomolekul
- Kolesterol
3. Padatan terbagi halus
Colloidal clays:
- Bentonit
Tipe film partikel padatan
- Veegum
Hidroksida metal:
- Mg hidroksida Tipe film partikel padatan
4. Bahan pengemulsi Pembantu
Senyawa-senyawa yang mereka sendiri tidak sanggup
membentuk emulsi stabil. Membantu menstabilkan
emulsi dengan menambah kekentalan emulsi.
Contoh: Metil selulosa, Natrium alginat, Natrium
karboksi metilselulosa
Auxiliary emulsifying agents
Product Source and composition Use
Cetyl alcohol Lipophilic thickening agent and
stabiliser for o/w lotions and
ointments.
Glyceryl mono Lipophilic thickening agent and
stearate stabiliser for o/w lotions and
ointments.
Methyl Series of methyl esters of Hydrophilic thickening agent and
cellulose cellulose stabiliser for o/w emulsions weak
w/o emulsions.

Sodium Sodium salt of the carboxy Hydrophilic thickening agent and


carboxcymethy methyl esters of cellulose stabiliser for o/w emulsions ,
l cellulose
Stearic acid A mixture of solid acids Lipophilic thickening agent and
from fats, chiefly stearic and stabiliser for o/w lotions and
palmitic ointments. Forms a true
emulsifier when reacted with
27
alkali.
BAHAN PENGEMULSI DAN TIPE EMULSI
HLB
0–3 => Bahan-bahan antibusa
4–6 => Pengemulsi w / o
7–9 => Bahan-bahan pembasah
8 – 18 => Pengemulsi o / w
13 – 15 => Detergen
10 – 18 => Bahan-bahan penglarut (Solubilizing agent)
• Semakin hidrofilik surfaktan, semakin tinggi HLB ( >10)
• Surfaktan HLB 1 – 10 dianggap lipofilik
• Pengemulsi lebih hidrofilik kelarutan dalam air tinggi,
membentuk emulsi o / w.
• Pengemulsi lipofilik kelarutan dalam air rendah, membentuk
emulsi w / o.
Preparation of Emulsions
• Preparation Of Emulsions
• On small scale mortar and pestle can be used
but its efficiency is limited. To overcome
these drawback small electric mixers can be
used although care must be exercised to avoid
excessive entrapment of air.
• For large scale production mechanical
stirrers are used
to provide controlled agitation and shearing
stress
to produce stable emulsions.

35
PEMBUATAN EMULSI

1. Pemilihan Bahan Pengemulsi
a. Sistem HLB : HLB 4 – 6 membentuk emulsi w / o
HLB 8 –18 membentuk emulsi o / w
b. Campuran bahan pengemulsi
- Untuk mendapatkan HLB yang diinginkan.
-Untuk menambah stabilitas dan kepaduan dari antarmuka
- Untuk mempengaruhi konsistensi dan rasa dari produk
Cth: gom arab+tragakan dan camp surfaktan nonionik HLB tinggi dan
rendah
2. Pembuatan Skala Kecil
Mortir dan stamfer selalu dipakai untuk emulsi yang distabilkan
dengan film multimolekul (mis: akasia, tragakan, agar) pada
antarmuka.
Ada 3 metode:
a. The wet gum method (English method)
b. The dry gum method (continental method)
c. The forbes bottle methode
Metode gom basah
Bahan pengemulsi dimasukkan ke dalam mortir dan
dispersikan dalam air untuk membentuk mucilago. Minyak
ditambahkan dalam jumlah yang sedikit dengan
penggerusan kontinu, setiap bagian minyak diemulsikan
sebelum penambahan selanjutnya.
Metode gom kering
Gom ditambahkan ke dalam minyak untuk membentuk
emulsi primer, kemudian diencerkan dengan fase kontinu
Metode Botol Forbes
• Metode ini cocok untuk pembuatan emulsi yang berisi
minyak – minyak menguap dan mempunyai viskositas
rendah.
• Caranya, serbuk gom dimasukkan ke botol kering,
tambah 2 bagian air dan dikocok kuat dalam keadaan
botol tertutup rapat. Tambahkan minyak dan air secara
bergantian sedikit demi sedikit sambil terus dikocok
setiap kali dilakukan penambahan air dan minyak.
Metode ini kurang cocok untuk minyak kental karena
viskositasnya yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk
dikocok dan dicampur dengan gom dalam botol.
• Methods for preparing Emulsions for
External use:
• Emulsions meant for external application such
as creams, lotions and liniments contain in their
formula waxy solids which require melting
before mixing.
• Such emulsions may be prepared by melting the
oily components separately at 60 0C.
• Similarly in another vessel, the aqueous
components are mixed and are warmed gently
to 60 0C.
• The aqueous phase is then added to the oily
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan emulsi
• Stabilitas bahan aktif
• Stabilitas eksipien
• tampilan visual
• Warna
• Bau (pengembangan tajam nya bau / hilangnya aroma)
• Viskositas
• Kehilangan air dan menguapnya komponen pembawa
• Konsentrasi emulsifier
• Urutan penambahan bahan
• Distribusi ukuran partikel dari fasa terdispersi
• pH
• Suhu emulsifikasi
• Jenis peralatan
• Metode dan laju pendinginan
• Tekstur, rasa (kekerasan, berpasir, berminyak,
kelengketan, penyebaran)
• Kontaminasi mikroba / sterilitas (dalam wadah yang
belum dibuka dan dalam kondisi penggunaan)
• pelepasan/ bioavailabilitas (penyerapan perkutan)
• Distribusi fase, fase Inversi (homogenitas / fase
pemisahan
PENGERTIAN STABILITAS EMULSI

Emulsi stabil jika :


 Tetesan fase terdispersi dapat mempertahankan karakter
awalnya dan masih tetap terdistribusi secara homogen ke
seluruh fase kontinyu selama usia guna sediaan
 Tidak boleh ada perubahan fase atau kontaminasi
mikroba selama penyimpanan
 Harus mempertahankan penampilan, bau warna dan
konsistensinya
 Ketidakstabilan kimia cenderung menyebabkan
ketidakstabilan fisika
Ketidakstabilan kimia

 Ketengikan minyak nabati karena teroksidasi


 Depolimerisasi pengemulsi makromolekul akibat hidrolisis atau
penguraian karena mikroba.
 Dapat diatasi dengan penambahan antioksidan dan pengawet
 Interaksi bahan aktif – eksipien atau antara sesama eksipien atau dengan
bhn pengemulsi  emulsi pecah

Cth : - bhn kationik surfaktan (mis setrimonium bromida atau obat


(neomisin sulfat) ditambahkan pada krem air yg distabilkan dengan
surfaktan ionik spt Na-Lauril sulfat
- Interaksi antara pengawet fenol dan pengemulsi ionik polioksietilen
menyebabkan hilangnya daya emulsifikasi dan daya pengawetan
STABILITAS EMULSI
Tiga fenomena yang berhubungan dengan stabilitas emulsi
(termasuk ketidakstabilan sec fisika):
1. Creaming dan sedimentasi
Creaming : Pergerakan ke atas dari fase terdispersi
Sedimentasi : Pergerakan ke bawah dari fase terdispersi

2. Agregasi dan kemungkinan coalescence (koalesensi) dari droplet


terdispersi untuk membentuk kembali pemisahan, fasa-fasa
bulk.

3. Inversi. Emulsi o / w membalik menjadi w / o, atau sebaliknya.


CREAMING dan SEDIMENTASI
Creaming:
Jika fasa terdispersi densitasnya < fasa kontinu
Sering terjadi pada emulsi 0 / w

Sedimentasi:
Jika fasa terdispersi densitasnya > fasa kontinu
Droplet akan mengendap
Fenomena ini sering terjadi pada emulsi w / o.
Laju creaming atau sedimentasi dapat dikurangi dengan:

1. Viskositas fasa luar ditingkatkan


2. Ukuran partikel globul dikurangi
Lebih besar ukuran globul lebih banyak lagi creaming
tersebut
3. Mengurangi perbedaan densitas antara fasa terdispersi dan
medium dispersi
Meningkatkan densitas fase minyak : dg penambahan bahan
yang larut dlm minyak spt bromoform atau CCl4 (tdk utk
produk obat) atau minyak brominasi (bermutu pangan)
• Creaming dan Sedimentasi, tidak menyebabkan pemecahan
emulsi. Droplet dapat didispersikan dengan pengocokan
ringan
(Kecepatan creaming)
Grav tinggi  kec creaming tinggi
AGREGASI dan KOALESENSI
Agregasi (flokulas) : droplet terdispersi bergabung
bersama tetapi tidak melebur.

Agregasi:
• mendahului koalesensi dalam emulsi
• Mempercepat creaming dan sedimentasi
• Berhubungan dengan potensial listrik pada
droplet
Koalesensi: Peleburan (fusi) sempurna dari droplet, menyebabkan
berkurang jumlah droplet dan akibatnya pemisahan dua fasa
yang tidak bercampur.

Koalesensi:
• Tergantung pada sifat-sifat struktur film antarmuka
• Dalam emulsi yang distabilkan oleh pengemulsi tipe surfaktan
membantu film ekalapis, koalesensi dilawan oleh elastisitas dan
kekompakan film yang terdapat di antara dua droplet. Meskipun
dua droplet bersentuhan mereka tidak akan melebur sampai film
berkurang atau akhirnya pecah.
• Film multilapis dan partikel padatan memberi pada emulsi suatu
derajad tekanan yang tinggi terhadap koalesensi oleh karena
kekuatan mekaniknya.
Inversi
• Perubahan emulsi o /w menjadi w / o, atau w / o
menjadi o / w, bisa disebabkan :
• Sifat emulsifier
Emulsifier lbh berminyak  W/O, atau sebaliknya
• penambahan suatu elektrolit
Emulsi o / w yang menggunakan Na. Stearat sebagai
pengemulsi, dapat diinversikan dengan penambahan
CaCl2, oleh karena Ca. stearat yang terbentuk adalah
suatu pengemulsi lipofilik dan lebih suka membentuk
emulsi w / o.
• Ratio vol.fase ;
O/W ratio emulsi W/O atau sebaliknya

• Temperatur
 Temperatur pada emulsi O/W (surfactant
nonionik polyoxyethylen )  the emulsifier
lebih hydrophobic and the emulsion berubah
mjd W/O.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan emulsi
 Perbedaan berat jenis antara kedua fase. Perbedaan yang minimum
adalah yang baik.
 Kohesi fase terdispersi, sifat kohesi yang minimum adalah yang baik
 Persentase padatan di dalam emulsi. Persentase fase terdispersi yang
rendah adalah yang baik
 Temperatur luar yang ekstrim. Temperatur luar yang tinggi atau
rendah adalah kurang baik
 Ukuran butiran fase terdispersi. Makin kecil ukurannya makin baik
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan emulsi
 Viskositas fase kontinyu. Viskositas yang tinggi
adalh yang baik
 Muatan fase terdispersi. Muatan yang sama dan
seragam adalh yang baik
 Distribusi ukuran butiran fase terdispersi.
Ukuran yang kecil dan seragam adalah yang
baik
 Tegangan interfasial antara kedua fase. Makin
rendah nilainya makin baik
Air Minyak

Oil Air

Emulsi O / W
Emulsi O / W
Air Minyak

Emulsi W / O, emulgator kolesterol


SOAL
 Misalkan suatu emulsi m/a yang
mengandung minyak mineral dengan BJ
0,9 didispersikan dlm fase air yang
mempunyai BJ 1,05. Jika partikel-partikel
minyak mempunyai d rata 5um atau 5 x 10-4
cm, fase external mempunyai viskositas 0,5
poise (0,5 dyne det/cm2 atau 0,5 g/cm det)
dan g 981 cm/det2. berapakah kec
pengkriman emulsi ini dalam cm/hari?
Packaging, Labeling and Storage of
Emulsions
Tergantung pada penggunaan, emulsi harus dikemas dalam wadah yang sesuai.
Emulsi dimaksudkan untuk penggunaan oral biasanya dikemas dalam wadah yg

tertutup baik dan kedap udara


Produk peka thd cahaya yang dikemas dalam botol coklat
Untuk emulsi kental, botol mulut lebar harus digunakan.
Label pada emulsi harus menyebutkan bahwa produk ini harus dikocok lebih

dahulu
Penggunaan utk obat luar harus jelas menyebutkan pada label “untuk

pemakaian luar.”
Emulsi harus disimpan di tempat yang dingin tapi pendingin harus dihindari

karena suhu rendah ini dapat mempengaruhi stabilitas pembuatan


PENGAWETAN EMULSI
 Hal ini diperlukan untuk menjaga emulsi dari
mikroorganisme agar tdk berkembang biak dengan
mudah dalam sistem emulsi dengan kadar air tinggi,
terutama jika mengandung karbohidrat, protein atau
bahan steroid
 Kontaminasi akibat mikroorganisme dapat
mengakibatkan masalah seperti perubahan warna,
bau, produksi gas, hidrolisis, perubahan pH dan
akhirnya memecah emulsi.
Oleh karena itu pada sistem emulsi perlu
ditambahkan pengawet.
Pengawet yang ideal harus :
Secara fisik
maupun kimia Seharusnya
Nonirritant,
kompatibel tidak Harus stabil
tdk sensitif dan efektif thd
dengan bahan memberikan
dan tidak
lain dari emulsi rasa, warna berbagai ph
beracun dan suhu.
dan dengan atau bau ke
wadah yang produk.
diusulkan
produk
Harus memiliki Pengawet selektif Sebaiknya
spektrum yang harus memiliki memiliki aktivitas
luas terhadap kelarutan air yang bakterisida
aktivitas berbagai tinggi dan koefisien daripada
bakteri, ragi dan partisi minyak / air bakteriostatik.
jamur. rendah.
Contoh pengawet antimikroba
ester • metil, propil
parahydroxybenzoate • butil paraben
• asam askorbat
asam-asam organik
• asam benzoat
• asetat phenylmercuric
mercurials organik
• nitrat phenylmercuric
senyawa amonium • setrimid
kuarterner
derivatif kresol • seperti chlorocresol
• natrium benzoat
agen lain-lain • kloroform
• phenoxyethano
Preservation from oxidation
 Perubahan oksidatif seperti tengik dan busuk karena
oksigen atmosfer dan efek enzim yang dihasilkan
oleh mikroorganisme terlihat di banyak emulsi yang
mengandung sayuran dan minyak mineral dan
lemak hewani.
 Antioksidan dapat digunakan untuk mencegah
perubahan yang terjadi karena oksigen atmosfer.
Antioksidan yang ideal harus:

tidak beracun, nonirritant,
efektif pada konsentrasi rendah di bawah kondisi
yang diharapkan pada penyimpanan dan
penggunaan

larut dalam mediumnya dan stabil.

bila digunakan pada pembuatan obat oral harus


tidak berbau dan berasa.

antioxidants umum meliputi alkil gallate seperti etil,


propil gallate atau dodesil, hidroksianisol terbutilasi
(BHA), butylated hydroxytoluene (BHT)
Uji Quality Control untuk Emulsi
1. Penentuan ukuran partikel dan jumlah partikel:

Penentuan perubahan pada ukuran partikel rata-rata atau


ukuran distribusi tetesan. Hal ini dilakukan dengan

• mikroskop optik dan alat Coulter counter.

2. Penentuan viskositas:

• untuk menilai perubahan yang mungkin terjadi selama


proses penyimpanan.
• Emulsi menunjukkane tipe aliran jenis non-newtonian
Viskometer yg digunakan -->viscometers cone and plate
Tes pengendalian mutu untuk
Emulsi
 Pada o/w emulsi , globul yang terflokulasi 
meningkatkan visk.

 Pada emulsi w/o, partikel fase terdispersi cpt


berflokulasi  mengurangi viskositas , yang
stabil setelah 5 sampai 15 hari .

penurunan viskositas krn penyimpanan


 peningkatan ukuran partikel karena
koalesensi
3. Penentuan pemisahan fase:
parameter lain yang digunakan untuk menilai stabilitas
formulasi.

Pemisahan fasa dapat diamati secara visual atau dengan


mengukur volume fase yang terpisah.

4. Penentuan sifat elektroforesis:

seperti potensial zeta berguna untuk menilai flokulasi karena


muatan listrik pada partikel mempengaruhi laju flokulasi.

- O / W emulsi memiliki ukuran partikel halus


menunjukkan resistensi rendah tetapi jika
peningkatan ukuran partikel  tetesan minyak
PENGUJIAN STABILITAS
Melibatkan penentuan stabilitas pada
 kondisi penyimpanan jangka panjang,
 kondisi penyimpanan dipercepat,
 freezing and thawing conditions.
 Stress condition yang diterapkan dalam rangka untuk
mempercepat pengujian stabilitas dengan mempercepat
ketidakstabilan emulsi meliputi:
 Gaya sentrifugal, gaya agitasi, penyimpanan dan suhu
Parameter fisik berikut dievaluasi untuk menilai efek dari salah
satu kondisi stres di atas:
 Pemisahan fasa
 Viskositas
 Sifat elektroforesis
 Ukuran partikel dan jumlah partikel
Penilaian umur simpan emulsi
 Kondisi stres yang digunakan untuk mengevaluasi
stabilitas emulsi :
1 - Penympan dan suhu
- siklus antara dua temperatur ( 4 dan 45 ° C )
- Pada suhu tinggi : mempercepat laju koalesensi dan creaming
yang diikuti dengan perubahan viskositas
suhu tinggi emulsi tipis
suhu kamaremulsi tebal

- Pembekuan lebih merusak emulsi daripada pemanasan


Karena, kelarutan pengemulsi lebih sensitif terhadap
pembekuan dari pemanasan .
Penilaian umur simpan emulsi
 2. Sentrifugasi :
Sentrifugasi pada 3750 rpm selama 5 jam = efek
gravitasi selama satu tahun .
3 - Agitasi :
Parameter fisik berikut
dievaluasi untuk menilai efek dari salah satu kondisi
stres di atas :
a · pemisahan fase
b · Viskositas
c · sifat elektroforesis
d · Ukuran partikel dan jumlah partikel
Emulsi O / W Emulsi O / W

Emulsi W / O / W Emulsi O / W / O
EMULSI GANDA
• Emulsi ganda sistem kompleks (emulsi dalam emulsi)
• droplet dari fase terdispersinya mengandung droplet
terdispersi yang lebih kecil.
• Ada 3 fase dg tipe umum :
W/O/W (air dalam minyak dalam air)
O/W/O (minyak dalam air dalam minyak).
• Kegunaan utama sistem emulsi ganda adalah membatasi dan
melindungi sistem untuk pelepasan terkendali dari zat aktif
• Surfaktan Lipofilik (larut-minyak, HLB rendah)
untuk menstabilkan emulsi w / o
• Surfktan hidrofilik (larut dalam air, tinggi HLB)
utk menstabilkan emulsi o / w .
• Pd emulsi ini setiap obat tdpt dalam fase terdalam
harus melintasi dua batas fase untuk mencapai
fase kontinyu eksternal.
Emulsi tersebut juga dapat membalikkan fase
membentuk emulsi sederhana. w / o / w 
emulsi o / w
• Pembuatan emulsi ganda:
Fase air + fase minyak, mengandung
surfactant lipofilik w / o emulsi 
dituangkan ke dalam larutan II mgdg
surfaktant hidrofilik pencampuran emulsi
ganda w / o / w
Jenis beberapa emulsi: w / o / w, o / w / o
Manfaat Emulsi Ganda
• industri makanan : tipe W/O/W dapat meningkatkan masalah
kelarutan, bahan larut dan tidak larut minyak, mampu melindungi
reservoir cairan untuk molekul yang sensitive terhadap aktifitas
lingkungan luar, seperti oksidasi, cahaya, dan enzim.
• industri kosmetik : pembuatan berbasis air akan memberikan
sensasi nyaman dengan pelepasan zat aktif serta aroma, dan
memberikan sifat mudah dicuci dengan air.
• Industri farmasetika : meningkatkan efek kemoterapi dari obat
antikanker, imobilisasi obat, pengobatan overdosis obat, dan
melindungi insulin dari degradasi enzimatik.
• Industri bahan bakar : alternative bentuk bahan bakar mesin
diesel.
• Industri agrikultur : sebagai sistem lepas lambat untuk penyubur
dan pestisida.
MIKROEMULSI
• Emulsi transparan, jernih, spt lar. sejati
• Jari2 globul di bawah kisaran 10-75 nm. Munculnya
emulsi tergantung pada panjang gelombang cahaya
tampak yaitu tetesan kurang dari 120 nm tidak
memantulkan cahaya dan terlihat transparan
• Metode pembuatan mikroemulsi:
• Surfaktan, minyak dan air dicampur membentuk
emulsi spt susu dan ditmbah dg co surfaktan jernih
• Jk di + minyak pada sistem w/o  keruh
• + co surfaktan  jernih  emulsi transparan
MIKROEMULSI
• Contoh komponen mikroemulsi
• Minyak mineral 11 %b/b
• PEG 100 27,8
• PEG oleil ester 6
• Sorbitol 7
• Propilen glikol 5
• Air 43,2
• Komponen %b/b
• Minyak mineral 16
• Sukrose distearat 5
• Sukrosa stearat 5
• Dietilamin oleil eter 10 Pospat 2
• Dietilamin oleil eter 3 Pospat 5
• 1,3 etil heksandiol 2,5

Anda mungkin juga menyukai