KELOMPOK: 6
KELAS: E
1. Nelly Agustin ( 201310410311086 )
2. Reffany Dyah Septatiwi ( 201310410311274 )
3. Magfhira Varra Raudyah Irmanto ( 201510410311004 )
4. Syahrul Falah Rachmadani ( 201510410311055 )
5. Sri Wahyuni ( 201510410311062 )
6. Hijriyani Musa ( 201510410311095 )
7. M. Rohmanu Nazirudin ( 201510410311198 )
DOSEN PEMBIMBING:
OKTOBER, 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................10
A. BAHAN AKTIF...................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................10
3. FORMULA STANDAR.......................................................................................14
5. LARUTAN DAPAR.............................................................................................17
6. PERHITUNGAN DAPAR...................................................................................19
B. Drop.....................................................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................12
A. FORMULA SIRUP..............................................................................................12
BAB V.............................................................................................................................56
HASIL EVALUASI..........................................................................................................56
A. ORGANOLEPTIS................................................................................................56
1
B. PENETAPAN pH.................................................................................................56
D. PENETAPAN VISKOSITAS................................................................................58
BAB VI............................................................................................................................59
PEMBAHASAN..............................................................................................................59
BAB VIII.........................................................................................................................60
KESIMPULAN................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................61
2
BAB I
PENDAHULUAN
- BM : 151,16
- Kemurnian : Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0 %
dan tidak lebih dari 101,0 % C8H9NO2 dihitung terhadap zat yang telah di
keringkan (anhidrat)
- Efek teraupetik : Analgetikum dan Antipiretikum
3
- Pemerian : Serbuk hablur, tidak berbau , rasa sedikit pahit
2. Organoleptis Bahan Aktif
- Warna : Putih
- Bau : Tidak Berbau
- Rasa : Sedikit Pahit
3. Mikroskopis
- Bentuk Kristal : Serbuk Hablur
4. Karakteristik Fisika Mekanik
- Titik Lebur : 168C - 172C
- Higroskopisitas : Tidak Higroskopis
5. Karakteristik Fisika Kimia
- Kelarutan : 1 bagian paracetamol larut dalam 70 bagian air, 20
bagian air mendidih, dalam 7 sampai bagian etanol 95%, dalam 1 bagian
aseton, 40 bagian gliserol, dalam 9 bagian propilenglikol, sangat mudah
larut dalam kloroform, agak sukar larut dalam eter, larut dalam larutan
alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 sampai
6,5 (Martindale: The Ekstra pharmacopeia 28th ed)
- Stabilitas:
Bahan Padat
Terhadap Suhu : Stabil
Terhadap Cahaya : Tidak Stabil
Terhadap Kelembapan : Stabil
Bahan Larutan
Terhadap Pelarut : Stabil
6. Higroskopisitas
- Pada kelembapan relatif sampai 90% (Pharmaceutical codex)
- pKa : 9,5 pada suhu 25C
7. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Simpan dalam suhu
ruang, hindarkan dari kelembapan dan panas (FI V).
8. Stabilitas
Paracetamol sangat stabil dalam aquades. Waktu paruhnya yang didapar pada
pH 6 diperkirakan 21,8 tahun. Digradasi dikatalisis oleh asam dan basa dan waktu
paruhnya 0,73 th, pada pH 2 dan 2,28 th pada pH 9. Hasil degradasinya adalah, p
aminofenol dan asam asetat (Martindale: The Ekstra pharmacopeia 28th ed).
Dalam larutan, paracetamol membutuhkan proteksi dari cahaya. Dalam
keadaan kering, paracetamol murni stabil pada temperatur sampai 45C jika hasil
hidroksi paracetamol. paminofenol terdapat sebagai contaminan atau sebagai
hasil pemaparan kondisi yang lemah. paminofenol dapat terdegradasi dengan
oksidasi pada quinnonimme. Paracetamol relatif stabil terhadap oksidasi (The
Parmaceutical Codex).
4
Hidrolisis paracetamol baik yang dikatalisis oleh asam maupun basa
mengikkuti orde eliminasi 1 karena dipengaruhi oleh suatu rekatan, degradasi
paracetamol tergantung pada konsentrasi dan tidak berikatan dengan kekuatan
ionik.
B. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN AKTIF
1. Farmakologi
Paracetamol merupakan salah satu derivat aminofenol. Derivat P- aminofenol
yang lain adalah penaselie. Efek antipiretik paracetamol ditimbulkan oleh gugus
amino benzen. Paracetamol di Indonesia lebih dikenal dengan nama paracetamol
dan tersedia dalam obat bebas. Walaupun demikian laporan kerusakan total hepar
akibat overdosis akut perlu diperhatikan efek antiinflamasi paracetamol hampir
tidak ada.
Parasetamol (asetaminophen) merupakan obat analgesik non narkotik, dengan
cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem saraf pusat
(Lusiana Darsono, 2002). Parasetamol adalah p-aminofenol yang merupakan
metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893(Wilmana, 1995).
Paracetamol mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya
kerja antiradang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung
(Sartono, 1993).
2. Efek samping
Reaksi alergi terhadap derivat paraaminofenol jarang terjadi. Manifestasinya
berupa aritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan legu
pada mukosa. Fenasetin dapat menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada
pemakaian kronik. Insiden nefropati anlgesik berbanding lurus dengan
penggunaan fenasetin, tetapi karena fenasetin jarang digunakan sebagai obat
tunggal, hubungan sebab akibat sukar disimpulkan. Eksperimen pada hewan coba
menunjukkan bahwa ganguan ginjal lebih mudah terjadi akibat asetosal daripada
fenasetin. Penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun terutama
dalam kombinasi dapat menyebabkan nefropati analgesik.
3. Mekanisme Toksisitas
Pada dosis terapi, salah satu metabolit parasetamol bersifat hepatotoksik,
didetoksifikasi oleh glutation membentuk asam merkapturi yang bersifat non
toksik dan di ekskresikan melalui urin,tetapi pada dosis berlebih produksi
metabolit hepatotoksik meningkat melebihi kemampuan glutation untuk
5
mendetoksifikasi sehingga metabolit tersebut bereaksi dengan sel-sel hepar dan
timbulah nekrosis sentro-lobuler. Oleh karena itu pada penanggulangan keracunan
paracetamol terapi dianjurkan untuk menstimulasi sintesa glutation. Dengan
proses yang sama parasetamol juga bersifat nefrotoksik.
4. Toksisitas Akut
Akibat dosis akut yang paling sering ialah nikrosik hati. Nekrosis tubuh renaks
serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi hipotosisitass dapat terjadi pada
pemberia dosis tunggal 1015 mg (200 mg 250 mg/kg BB) paracetamol. Gejala
pada hari pertama keracunan paracetamol belum mencerminkan bahaya yang
mengancam. Anoreksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam
pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan hepar
dapat terjadi pada hari kedua dengan gejala peningkatan aktivitas serum
transminase laktat dehydrogenase dan kadar bilirubin serum tetap normal.
Kerusakan hati dapat mengakkibatkan enselopati, koma dan kematian. Kerusakan
hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
Keracunan parasetamol disebabkan karena akumulasi salah satu metabolitnya
yaitu N-asetil-p-benzoquenonermine (NAPQI) yang terjadi karena overdosis pada
pasien malnutrisi atau pada peminum alkohol kronik. N-Asetil sistem cukup
efektif bila diberikan per-oral 24 jam sesudah meminum dosis toksik paraceramol.
Tetapi kerusakan hati tidak hanya disebabkan oleh paracetamol, tetapi juga
deisebabkan oleh radikal bebas, metabolit yang sangat reaktif yang berikatan
secara kovalen dengan mikromolekul yang dapat menyebabkan hepatoksisitas
paracetamol meningkatkan pada pasien yang juga mendapat barbiturat. Toksisitas
akut ini biasanya diobati secara simptomatik dan suport, tetapi gugus sulfihidril
tampaknya dapat bermanfaat, yaotu dengan memperbaiki cadangan glutation hati.
Nasetilsistein cukup efektif bila diberikan per olal 24 jam setelah minum dosis
toksik paracetamol (Farmakologi FK UI).
5. Dosis Toksik
Parasetamol dosis 140 mg/kg pada anak-anak dan 6 gram pada orang dewasa
berpotensi hepatotoksik. Dosis 4 g anak-anak dan 15 g pada dewasa dapat
menyebabkan hepatotoksik berat sehingga terjadi nekrosis sentrolobuler hati.
Dosis lebih dari 20 g bersifat fatal. Pada alkoholisme, penderita mengkonsumsi
obat-obat yang menginduksi enzim hati, kerusakan hati lebih berat, hepatotoksik
meningkat karena produksi metabolit meningkat.
6
6. Farmakokinetik
Paracetamol dan fenasetin diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran
cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan masa
paruh plasma antara 13 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam
plasma 25% paracetamol dan 30% fenaetin berikatan dengan dengan protein
plasma. Kedua obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosis hati. Sebagaian
asetaminofen (30%) dikonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil
lainnya dengan dengan asam sulfat. Selain itu, kedua obat ini diekresi melalui
ginjal, dan sebagian kecil paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk
berkonjugasi (Farmakologi FK UI).
Parasetamol cepat di absorbsi dari saluran cerna, dengan kadar serum puncak
dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati,
sekitar 3% diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dalam satu hari
pertama, sebagian di hidroksilasi menjadi N-asetil benzokuinon yang sangat
reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi
dengan gugus sulfihidrilasi dari gutation menjadi substansi nontoksik. Pada dosis
besar akan berikatan dengan sulfihidril dari protein hati (Lusiana Darsono, 2002)
7. Farmakodinamik
Efek analgesik paracetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang doduga juga berdarkan efek
snetral seperti salisilat.
Efek anti inflamasinya sangat lemah. Oleh karena itu, paracetamol dan
fenasetin tidak digunakan sebagai sebagai antireumatik. Paracetamol merupakan
penghambat biosintesi pH yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan pendaraham
lambung tidak terlihat pada kedua obat itu, demikian juga gangguan pernafasan
dan keseimbangan asam dan basa (Farmakologi FK UI).
Semua obat analgesik non opioid bekerja melalui penghambatan
siklooksigenase, parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari
asprin. Inilah yang menyebabkan parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat
melalui efek pada pusat pengaturan nafas. Parasetamol hanya mempunyai efek
ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan parasetamol hanya
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol
tidak mempengaruhi rasa nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini
7
menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa prostglandin dan bukan
blokade langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen
dengan menghambat sintesa prostglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat
pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh
sebab lain seperti latihan fisik (Anis, 2009).
8. Indikasi
Di Indonesia penggunaan paracetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah
menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik nlainnya, paracetamol
sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan
nefropati. Jika dasar terapi tidak memberikan manfaat biasanya dosis lebih besar
tidak menolong. Karena hampir tidak mengiritasi lambung, paracetamol sering
dikombinasi dengan AINS untuk analgesik (Farmakologi FK UI).
Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan
nyeri sebagai antipiretik dan analgesik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang
ringan sampai sedang (Cranswick, 2009).
9. Kontraindikasi
Penggunaan paracetamol tidak diperkenankan pada penderita yang
hipersensitif terhadap asetaminnofen dan penderita yang mempunyai gangguan
fungsi hati (Yulinda, 2009).
8
BAB II
A. BAHAN AKTIF
9
Mudah penggunaan bagi anak usia 1-5 tahun yang masih sulit
menelan
Dapat menutup rasa dan bau yg tidak enak pada bahan aktif
b. Drop, dengan alasan:
Mudah dikonsumsi untuk bayi usia 0-12 bulan
Absorbs lebih cepat
Memperkecil volume pemberian
C. ALUR PEMILIHAN BAHAN
Paracetamol
Tidak stabil bila Agak sukar Tidak berbau Rasa Pahit Media Air Stabil pada
terkena cahaya larut dalam air pH 6
Pengawet
Penyimpanan Penambahan kosolven Diberi Flavor Pemanis
dalam wadah untuk meningkatkan
tertutup rapat kelarutan
Gliserin
Nipagin
Saccharin Na Nipasol
Propilen glikol Sorbitol Propilen glikol
Peg 400 Sirupus Simplex
Gliserin
Diberi Dapar
Na2HPO4
NaH2PO4
10
D. TABEL BAHAN TAMBAHAN/EKSIPIEN BESERTA FUNGSI
Bahan Pemerian dan Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Keterangan dan alasan menggunakan
Polietilen Pemerian: Larutan kental 10 mg/kgBB - - Bj = 1,5-1,219 g/mL (25oC)
glikol berwarna kuning lemah atau tidak - Fungsi: sebagai kosolven
berwarna. - Konsentrasi sebagai kosolven: 15-25%
Kelarutan: Larut dalam air. - Alasan dipilih sebagai kosolven:
Untuk meningkatkan kelarutan paracetamol dalam
air
Mudah larut dalam air
Aman dan tidak toksik
- Perbandingan kelarutan terhadap PCT = 1:7
Propilen glikol Pemerian: Rasa manis, sedikit 25mg/kgBB Oxidiazing reagent - Bj = 1,038 g/mL (20oC)
(HPE 6th, hal pedas, mirip gliserin, tidak ex; KMNO4 - Fungsi: sebagai kosolven 10-25%, sebagai pengawet:
592) berwarna, kental bau khas. 15-30%
Kelarutan: Dapat larut dalam - Alasan dipilih sebagai kosolven:
aceton, kloroform, etanol 95%, Untuk meningkatkan kelarutan paracetamol dalam
gliserin, air, tidak campur dengan air
minyak. Mudah larut dalam air
Berfungsi ganda sebagai pelarut campuran
Glycerin Pemerian: Tidak berwarna, kental, 1-5g/KgBB Meledak dengan - Bj = 1,2656 g/mL (15oC), 1,2636 g/mL (20oC),
(HPE 6th, hal cairan higroskopis, rasa manis 0,6 oksidator kuat, 1,2620 g/mL (25oC)
283) kali dari sukrosa. warna hitam - Konsentrasi sebagai kosolven: < 50%
Kelarutan: Agak sukar larut dalam dengan Zno/BNO3 - Fungsi: sebagai kosolven
aceton, praktis tidak larut dalam base - Alasan dipilih sebagai kosolvent:
benzena, kloroform,larut dala Untuk mrningkatkan kelarutan paracetamol dalam
etanol 95% air 1:50, eter 1:11 etil air
aseton Lanjutan Gliserol mudah larut dalam air
Aman dan tidak toksik
Bahan Pemerian dan Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Keterangan dan alasan menggunakan
AquadestilataPemerian: Cairan jernih, tidak - - - Fungsi: sebagai pelarut
(FI III, hal 96)
berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa.
Sodium Pemerian: Kristal putih dan Hingga 100 Dengan alkohol, - BJ = 0,9 g/mL
phosphate, berbau. mmol kloralhidrat, - Fungsi: Dapar
dibasic Kelarutan: Sangat larut dalam air, (35,808 mg) kalsium glukorat. - Alasan dipilih sebagai dapar:
th
(HPE 6 , hal praktis tidak larut dalam etanol Menjaga kestabilan sediaan pada rentang ph yang
656) 95%. ditentukan
Menjamin efektifitas sediaan
Sodium Pemerian: Tidak berbau, tidak Hingga Garam - Bj = 156,01 g/mL
phosphate, berwarna, putih, agak deliquesent, 100mmol asam,bahan-bahan - Fungsi: segabai dapar asam
monobasic kristal. (15.601mg) alkaline serta - Alasan dipilih sebagai dapar:
th
(HPE 6 , hal Kelarutan: Larut 1:1, praktis tidak karbonat, Menjaga stabilitas sediaan pada rentang PH yang
659) larut dalam etanol. alumunium, ditentukan
kalsium, dan Menjamin evektifitas sediaan
magnesium Kontrol kualitas bahan
Saccharin Na Pemerian: Putih, tidak berbau, 2,5mg/kgBB Saccharin Na tidak - Bj = 0,8-1,1 g/mL (76% saccharin Na), 0,86 g/mL
th
(HPE 6 , hal samar-samar aromati, bubuk kristal, mengalami (84% saccharin Na)
608) rasa sangat manis. maillard browning - Fungsi: sebagai pemanis
Kelarutan: Larut dalam 1;1,2 air - Konsentrasi sebagai pemanis: 0,02-0,5%
dan dalam etanol 1:102. - Alasan dipilih sebagai pemanis:
Harganya lebih murah jika dibandingkan dengan
pemanis buatan lainnya
Karena memiliki rasa manis 300 kali dari sukrosa
Nipagin Pemerian: Kristal tidak berwarna 10 mg/kgBB - - BJ = 1,352 g/mL
th
(HPE 6 , hal atau serbuk kristalit, berwarna - Fungsi: sebagai pengawet
441) - Kensentrasi sebagai pengawet: 0,015-0,02%
Bahan Pemerian dan Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Keterangan dan alasan menggunakan
putih, tidak berbau, rasa sedikit
8
Lanjutan
membakar.
Kelarutan: Pada suhu 25oC,
Etanol: 1:2, Etanol 95%: 1:3, Eter:
1:10, Gliserin: 1:60.
Na Benzoat Pemerian: Granul putih/kristal, 5 mg/kgBB - - BJ = 1,497-1,527 g/mL (24oC)
th
(HPE 6 , hal sedikit higroskopis, tidak berbau, - Fungsi: sebagai pengawet
441) tidak berwarna, tidak manis dan Kensentrasi sebagai pengawet: 0,02-0,5%
asin.
Kelautan: Pada suhu 20oC, etanol
95% 1:75, etanol 90% 1: 50, air
1:1,8, air (100%) 1:1.
Allura red Pemerian: Sebuk merah tua. 7 mg/kgBB - - Fungsi: sebagai pewarna
Kelarutan: Larut dalam air.
Amaranth Pemerian: Serbuk coklat - Kompatibilitas - Fungsi: sebagai pewarna
kemerahan, hampir tidak berbau dengan cetrimide
dan berasa.
Kelarutan: Larut dalam air 1:15,
sangat sedikit larut dalam alcohol
9
BAB III
10
anak
KERUGIAN SEDIAAN SIRUP
Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
Volume dan bentuk larutan lebih besar
Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup
DOSIS DAN JUMLAH PER KEMASAN
Perhitungan dosis
1. Dosis Dalam Literatur
0,51 g diatas 4 g perhari dalam dosis terbagi untuk anak-anak diatas 1
tahun 120 mg; 6-12 tahun 250-500 mg; dewasa 500-1000 mg
2. Dosis pemakaian
Anak-anak 1-6 tahun : 120-250 mg
Anak- anak 6-12 tahun : 250-500 mg
3. Lama pengobatan 3 hari
4. Bila dalam satu sendok takar mengandung 120mg parasetamol, maka
dosis pakai :
1-6 tahun : 1-2 sendok takar
6-12 tahun : 2-4 sendok takar
5. Dosis
Dosis 120mg/5 mL
Kelebihan:
- Lebih efisien
- Rasa tidak terlalu pahit
- Lebih acceptable
- Lebih mudah larut
Kekurangan: takaran lebih banyak apabila diberikan pada pasien usia 6-
12 tahun.
Dosis 250 mg/5mL
Kelebihan: jumlah takaran lebih sedikit karena dosisnya lebih besar dari
120 mg.
Kekurangan : rasa lebih pahit dan lebih sukar larut. Hal ini terjadi karena
konsentrasi lebih besar.
Dosis terpilih: 120mg/5mL
Alasan: Lebih efisien dalam pembuatan sediaan dan pemakaiannya bisa
untuk anak-anak 1-6 tahun.
6. Volume yang dibutuhkan
1-5 tahun : 1-2 sendok takar (120mg/5ml)
1 hari : (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
3 hari : (20-40 mL) x 3 = 60-120 mL
6-12 tahun : 2-4 sendok takar (120 mg/5mL)
1 hari : (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
3 hari : (40-80 mL) x 3 = 120-240 mL
11
Kemasan terpilih: Kemasan botol 60 ml
Alasan: Lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju
dan juga karena pertimbangan jumlah pemakaian (untuk 3 hari) dibuat
dalam jumlah obat karena memperhitungkan stabilitas bahan saat
penyimpanan.
12
Perhitungan Dosis
1. Dosis oral parasetamol pada anak, usia:
0-3 bulan = 30-60 mg
3-6 bulan = 60-90 mg
6 bulan 1 tahun = 80-120 mg
Dosis tersebut dapat diberikan tiap 4-6 jam, bila perlu 4 kali dalam sehari
2. Konsumen yang dituju: anak-anak usia 0 bulan -1 tahun.
Alasan: Karena pada anak usia 0 bulan sampai 1 tahun lebih mudah untuk
meminum obat berupa cairan/larutan dalam bentuk sediaan drop karena
pada anak usia tersebut masih susah jika diberikan obat melalui sendok
takar (sirup) maupun bentuk tablet.
3. Kandungan parasetamol dalam 1 tetes pipet drop 0,6 mL mengandung 60
mg parasetamol ( 60mg/0,60 mL).
Alasan: Karena dosis sekali pakai 60mg/0,6ml masuk dalam rentang dosis
usia 0 bulan sampai 1 tahun sehingga takarannya sesuai dan efisien untuk
pemberian.
4. Volume yang dibutuhkan
Anak-anak usia 0-3 bulan
Dosis sekali pemakaian = 30-60 mg (1/2 tetes - 1 tetes) = 0,3-0,6 mL
1 hari = (0,3-0,6 mL) x 3 = 0,9-1,8 mL
3 hari = (0,9-1,8 mL) x 3 = 2,7-5,4 mL
Anak- anak usia 3-6 bulan
Dosis sekali pemakaian 60-90mg = 0,6-0,9 mL
1 hari = (0,6-0,9 mL) x 4 = 2,4-3,2 mL
3 hari = (2,4-3,2 mL) x 3 = 7,2-9,6 mL
C. FORMULA STANDAR
PARACETAMOL SYRUP 1
LABELLED FORMULA
Each 5 mL contains
Parasetamol 125 mg
Colour qs
Flavoured syrup base qs
13
No. Ingredients Quantity Averages
1. Paracetamol 19 kg 1,5%
2. Propylene glycol 200 kg
3. Sodium benzoate 800 kg
4. Methyl paraben sodium 800 kg
5. Propyl paraben sodium 80 kg
6. Sugar 450 kg
7. Glycerin 12 kg
8. Citric acid 380 kg
9. Disodium edetat 380 kg
10. Colour 1og
11. Flavour 2 kg
12. D.M Water 750 lit
Manufacturing specifications
1. Use 60 ml amber glass bottles with 25 mm PD caps
2. Ph range 5,4 to 6,9
Manufacturing process
1. Prepare the primary syrup as usual, filter through cloth and transfer with
the filter pree to the mixing tank fitted with stirrer
2. Dissolve sodium benzoate, methyl paraben sodium and propyl paraben
sodium in 25 liters water and add to the syrup under stirrung. Keep the
strirrer on
3. Dissolve citric acid in 25 lit. Water and add to the syrup
4. Dissolve disodium edetate in 25 lit. Water and add to the syrup
5. In a separate mixing tank transfer the propylene glycol and add
paracetamol under stirring tell completely dissolved. Add this solution to
the main bulk.
6. Dissolve the colour in water and add to teh syrup
7. Add glycerin to the syrup
Lastly, add the flavours and make up the volume to 750 liters with water
PARACETAMOL SYRUP 2
LABELLED FORMULA
Each 5 mL contains
Parasetamol 125 mg
14
Colour: erythrosine qs
Flavoured syrup base qs
Manufacturing specifications
1. Appearance pink coloured clear solution free foreign matter
2. Potency 98 to 102 % of labelled claim
3. Ph 5,6 to 6,0
4. Specific gravity 1,20 to 1,27
Manufacturing process
Adopt generally the same process as given in formulation 1
PARACETAMOL SYRUP 3
LABELLED FORMULA
Each 5 mL contains
Parasetamol 150mg
Colour: erythrosine qs
Propylene glicol/ syrup base qs
15
2. Propylene glycol 60,0 kg
3. Sugar 80,0 kg
4. Saccharin 2,4 kg
5. Sodium hydeoxide 500 g
6. Colour erythrosine 30 g
7. Sodium benzoate 200 g
8. Sodium chloride 2,0 kg
9. Banana essense 400 mL
10. Cocoa essense 200 mL
11. Saffaron essense 400 mL
12. Chloroform water 10 Lit
13. D.M. Water 200 Lit
Manufacturing specifications dan process
Adopt the same process as given in formulation 1
FORMULA DROPS
Acetamminiphen Drops
Bill of materials
Scale
Item Material name Quantity /L
(mg/ml)
739,0 1 Propylene glycol 739,0
90,0 2 Acetaminophen 90,0
17,5 3 Saccharin sodium powder 17,5
8,75 4 Sodium chloride 8,75
0,05 5 Dye red FD & c No 40 0,05
2,5 6 Water purified 2,5
2,0 7 Flavor wild cherrt artofical 2,0
65,0 8 Alcohol (ethanol) 150 proof non 65,0
beverage
qs 9 Water purified Qs to 1 L
Larutan dapar pada umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar
borat dan larutan dapar lain yang mempuyai kapasitas dapar rendah. Jika disebut
pH dalam paparan obat jadi, putaran pH dilakukan dengan menambah asam,
basa/larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini hingga ph dikehendaki.
16
Larutan NaH2PO.2H2O Larutan Na2HPO4.2H2O
pH
2,55% (mL) 0,97% (mL)
1 9 7,6
2 8 7,3
3 7 7,05
4 6 6,85
5 5 6,65
6 4 6,45
7 3 6,25
8 2 6,05
9 1 5,7
9,5 0,5 5,3
Larutan Dapar Isotonis
Larutan Larutan NaCl yang
NaH2PO.2H2O Na2HPO4.2H2O pH diperlukan untuk
80%(mL) 0,97% (mL) isotonis (g/100 mL)
90 10 5,9 0,52
80 20 6,2 0,51
70 30 6,5 0,50
60 40 6,6 0,40
50 50 6,8 0,48
40 60 7,0 0,46
30 70 7,2 0,45
20 80 7,4 0,44
10 90 7,7 0,43
5 95 8,0 0,42
Larutan Dapar Borat
Larutan NaH2PO.2H2O Larutan Na2HPO4.2H2O
pH
2,55% (mL) 0,97% (mL)
1 9 9,05
2 8 8,95
3 7 8,80
4 6 8,65
5 5 8,50
6 4 8,30
7 3 8,05
8 2 7,65
9 1 7,00
9,5 0,5 6,80
9,85 0,15 6,30
Dalam farmakope Indonesia edisi IV hal 144 disebutkan tentang dapar fosfat
sitrat:
17
- Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 campur 87,0 mL larutan natrium fosfat di basa
dodekahidrat 7,15 % dengan 13,0 mL larutan asam sitrat p: 2,1 %
- Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 campur 6,35 mL asam sitrat 0,1 M dengan
natrium fosfat dibasa dosekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 mL
Karakteristik Dapar Fosfat
1. Na2HPO4
Pemerian: Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin, dalam udara
kering
Kelarutan: Larut dalam bagian air, sukar larut dalam etanol (95%)
Incompactibilitas: Dengan alkaloida, antopynine, kloralhidrat, ion aseton,
proganol, resotsinol, dan asam glukonate dan ciproid
ADI: Untuk sediaan oral maksimal penggunaan adalah 100 mmol phospat
perhari
2. NaH2PO4
Pemerian: Tidak berbau, tidak berwarna, slighly deliquecent crystal
(bentuk hidrat) granul
Kelarutan: Larut dalam satu bagian air, sangat mudah larut dalam etanol
95%
Incompactibilitas: Dengan asam mineral, biasanya dengan bahan alkali
dan karbonat
ADI: up to 100 mmol of phospat dayli
E. PERHITUNGAN DAPAR
A. Sirup
Sediaan yang digunakan pH: 6,0
Pka1 : 2,21 (H3PO4) ~ Na3PO4
Pka2 : 7,21 (H2PO4- ) ~ Na2HPO4
Pka3 : 12,67 (HPO42-) ~ NaH2PO4
18
pH yang digunakan 6,0 C = Garam + Asam
0,158 = 0,0617 NaH2PO4 + NaH2PO4
0,158 = 1,0617 NaH2PO4
NaH2PO = 0,1497 M
Garam = 1,4013 g
Na2HPO4 = 0,0617 H2PO4
Kapasitas Dapar
Pka : 7,21 maka, Ka: 6,17 x 10-18 C = Garam + Asam
pH : 6 maka, H3O+ : 10-6 0,158 g = Na2HPO4 + 0,1497
Persamaan Van Styye Na2HPO4 = 9,2 x 10-3 M
Garam = 0,0983 g
0,02 = 1,1259 C C = 0,158 M
B. Drop
C = Garam + Asam
0,158 g = Na2HPO4 + 0,1497
Na2HPO4 = 9,2 x 10-3 M
10
= 0,3 g
0,158 = 0,0617 NaH2PO4 + NaH2PO4
0,158 = 1,0617 NaH2PO4
NaH2PO = 0,15 M
Na2HPO4 = C NaH2PO4
Bila sediaan yang dibuat 15 mL, maka:
= (0,16 0,15)
= 0,01 M
= 0,03 g
F. PERHITUNGAN EXPIRED DATE
Log k = x log
Log k =
Log k = 0,0318
t90
Log k = x log
0,0318 = x log
0,0318 = x log
T90 = 3,31 tahun (3 tahun, 3 bulan, 21 hari)
BAB IV
A. FORMULA SIRUP
11
Kemasan 60 mL
Formula Sirup 1
f. Aquadest = x 60 mL = 26,7 mL
2. PERHITUNGAN KELARUTAN
a. Propilen glikol (1:9) c. Aquadest (1:70)
= x 1 g = 1,33 g = x 60 ml = 28,2 ml
12
= x 1 g = 0,45 g
13
Umur 6-12 tahun ADI: (16-24 g) (23-34.5 g)
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 30% x 20 ml =12 ml x 1,2620 = 15,144 g
Dalam 80 mL 30% x 80 ml = 16 ml x 1,2620 = 30,288 g
Pemakaian sehari : 15,144g-30,288g
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
c. Saccharin Na
ADI : 2.5 mg/kgBB
BJ : 0.86 g/mL
Umur BB/kg 2.5 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 25-37.5 mg
6-12 tahun 16- 23 40-57.5 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 25-37.5 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL 0,5% x 20 ml = 0,1 ml x 0,86 = 0,086 g = 86 mg
Dalam 40 mL 0,5% x 20 ml = 0,2 ml x 0,86 = 0,172 g = 172 mg
Pemakaian sehari : 86-172 mg
Umur 6-12 tahun ADI: 40-57.5 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 0,5% x 20 ml = 0,2 ml x 0,86 = 0,172 g = 172 mg
Dalam 80 mL 0,5% x 80 ml = 0,4 ml x 0,86 = 344 mg
Pemakaian sehari : 172 344 mg
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
6. ALUR PEMBUATAN
a. Cara Peracikan
1. Timbang paracetamol, kemudian bagi menjadi 2 bagian untuk Glyserin,
dan Propilen glikol sesuai jumlah masing-masing kosolven.
2. Timbang propilenglikol dan gliserin dialas cawan porcelain dengan
timbangan gram balance
3. Dimasukkan propilen glikol kedalam beaker glass kemudian tambahkan
dengan paracetamol sedikit demi sedikit, kemudian aduk ad larut dan
homogen
4. Dimasukkan glyserin kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
5. Dicampurkan semua larutan (No. 3 dan 4) ke dalam beaker glass, kemudian
aduk ad homogen
6. Timbang Saccharin Na, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
7. Timbang Na Benzoat, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
8. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4, larutkan kedalam aquadest, aduk ad larut
14
9. Dicampurkan semua larutan (No. 6, 7, dan 8) ke dalam beaker glass (No.
5), kemudian aduk ad larut dan homogen.
10. Ditambahkan pewarna dan perasa kedalam campuran (No. 9) sedikit demi
sedikit ad warna yang diinginkan
11. Dimasukkan ke dalam botol 60 mL, kemudian tambahkan aquadest ad 60
mL, kocok ad homogen.
12. Tutup botol dengan rapat
13. Beri label dan masukkam kedalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi
dengan brosur dan sendok takar.
15
b. Bagan Alir
Saccharin Na Aquadest
Aduk ad larut
Na2HPO
4
Aduk ad homogen
Tambahkan perasa
Aduk ad homogen
16
Formula Sirup 2
17
2. PERHITUNGAN KELARUTAN
a. Propilen glikol (1:9)
= x 60ml = 9ml
= 1:9 = x 1g = 1g
b. Gliserin ( 1:40)
= x 60ml = 10ml
= 1:40 = x 1g = 0,25g
c. Peg 400 (1:7)
= x 60ml = 9ml
= 1:7 = x 1g = 1,29g
d. Aquadest (1:70)
= x 60ml = 16,44ml
= 1:70 = x 1g = 0,24g
Kesimpulan: propilen glikol, gliserin, peg 400 dapat melarutkan bahan
aktif.
3. PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK
Propilen glikol = 32.1
Glyserin = 46
PEG 400 = 12.4
Aquadest = 80
18
Pemakaian sehari : 3,114-6,228 g
Umur 6-12 tahun ADI: 400-575 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 15% x 40 ml = 6ml x 1,038 = 6,228 g
Dalam 80 mL 15% x 80 ml = 12 ml x 1,038 = 12,456 g
Pemakaian sehari : 6,228-12,456g
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
b. Glyserin
ADI : 1.0-1.5 g/kgBB
BJ : 1.2620 g/mL
Umur BB/kg 1.0-1.5 g/kgBB
1-5 tahun 10-15 (10-15 g) (15-22.5 g)
6-12 tahun 16- 23 (16-24 g) (23-34.5 g)
Umur 1-5 tahun ADI: (10-15 g) (15-22.5 g)
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL 10% x 20 ml = 2 ml x 1,2620 = 2,524 g
Dalam 40 mL 10% x 40 ml =4 ml x 1,2620 = 5,048 g
Pemakaian sehari : 2,524g-5,048g
Umur 6-12 tahun ADI: (16-24 g) (23-34.5 g)
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 10% x 40 ml = 14 ml x 1,2620 = 5,048 g
Dalam 80 mL 10% x 80 ml = 8 ml x 1,2620 = 10,096 g
Pemakaian sehari : 5,048g-10,096g
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
c. PEG 400
ADI : 10 mg/kgBB
BJ : 1.12 g/mL
Umur BB/kg 10 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 100-150 mg
6-12 tahun 16- 23 160-230 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 100-150 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL 15% x 20 ml = 3 ml x 1,125 = 3,375 g
Dalam 40 mL 15% x 40 ml =6 ml x 1,125 = 6,750 g
Pemakaian sehari : 3,375g-6,750g
Umur 6-12 tahun ADI: 160-230 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 15% x 40 ml =6 ml x 1,125 = 6,750 g
Dalam 80 mL 15% x 80 ml = 12 ml x 1,125 = 13,50 g
Pemakaian sehari : 6,750g-13,50g
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
19
d. Saccharin Na
ADI : 2.5 mg/kgBB
BJ : 0.86 g/mL
Umur BB/kg 2.5 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 25-37.5 mg
6-12 tahun 16- 23 40-57.5 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 25-37.5 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL 0,2% x 20 ml = 0,04 ml x 0,86 = 0,0344 g
Dalam 40 mL 0,2% x 40 ml =0,04 ml x 0,86 = 0,0688 g
Pemakaian sehari : 0,0344g-0,0688g
Umur 6-12 tahun ADI: 40-57.5 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 0,2% x 40 ml =0,04 ml x 0,86 = 0,0688 g
Dalam 80 mL 0,2% x 80 ml = 0,16 ml x 0,86 = 0,1376 g
Pemakaian sehari : 0,0688g-0,1376g
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
e. Sorbitol
ADI : mg/kgBB
BJ : g/mL
Umur BB/kg mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 mg
6-12 tahun 16- 23 mg
Umur 1-5 tahun ADI:
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL 30% x 20 ml = 6 ml x 1,49 = 8,94 g
Dalam 40 mL 30% x 20 ml =12 ml x 1,49 = 17,88 g
Pemakaian sehari : 8,94g-17,88g
Umur 6-12 tahun ADI:
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 30% x 40 ml = 12 ml x 1,49 = 17,88 g
Dalam 80 mL 30% x 80 ml = 24 ml x 1,49 = 35,76 g
Pemakaian sehari : 17,88g-35,76g
Kesimpulan : Tidak masuk rentang ADI, tetapi masih dapat
digunakan karena tidak digunakan setiap hari
6. ALUR PEMBUATAN
a. Cara Peracikan
1. Timbang paracetamol, kemudian bagi menjadi 3 bagian untuk PEG 400,
Glyserin, dan Propilen glikol sesuai jumlah masing-masing kosolven.
2. Timbang propilenglikol dan gliserin dialas cawan porcelain dengan
timbangan gram balance
20
3. Dimasukkan propilen glikol kedalam beaker glass kemudian tambahkan
dengan paracetamol sedikit demi sedikit, kemudian aduk ad larut dan
homogen
4. Dimasukkan PEG 400 kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukkan glyserin kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
6. Dicampurkan semua larutan (No. 3, 4 dan 5) ke dalam beaker glass,
kemudian aduk ad homogen
7. Timbang Saccharin Na, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
8. Timbang Sorbitol, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
9. Timbang Nipagin, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
10. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4, larutkan kedalam aquadest, aduk ad larut
11. Dicampurkan semua larutan (No. 7, 8, 9, 10) ke dalam beaker glass (No 6),
kemudian aduk ad larut dan homogen.
12. Ditambahkan pewarna dan perasa kedalam campuran (No. 11) sedikit demi
sedikit ad warna yang diinginkan
13. Dimasukkan ke dalam botol 60 mL, kemudian tambahkan aquadest ad 60
mL, kocok ad homogen.
14. Tutup botol dengan rapat
15. Beri label dan masukkam kedalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi
dengan brosur dan sendok takar.
21
b. Bagan Alir
Nipagin Aquadest
Aduk ad larut
Na2HPO
4
Aduk ad homogen
Tambahkan perasa
Aduk ad homogen
22
Formula Sirup 3
f. Aquadest = x 60 ml = 26,88 ml
2. PERHITUNGAN KELARUTAN
- Propilen glikol (1:9) - Aquadest (1:70)
= x 1 g = 1,33 g = x 1 g = 0,41 g
- Gliserin ( 1:40)
= x 1 g = 0,45 g
23
Kesimpulan: propilen glikol, gliserin dapat melarutkan bahan aktif.
3. PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK
Propilen glikol = 32.1
Glyserin = 46
PEG 400 = 12.4
Aquadest = 80
24
Dalam 80 mL 30% x 80 ml = 24 ml x 1,2620 = 27,0288 g
Pemakaian sehari : 13,5144g-27,0288g
Kesimpulan : tidak masuk rentang tetapi masih diperbolehkan
karena tidak digunakan sehari-hari
c. Saccharin Na
ADI : 2.5 mg/kgBB
BJ : 0.86 g/mL
Umur BB/kg 2.5 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 25-37.5 mg
6-12 tahun 16- 23 40-57.5 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 25-37.5 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL 0,2% x 20 ml = 0,04ml x 0,86 = 0,0344 g =
34,4mg
Dalam 40 mL 0,2% x 20 ml = 0,08 ml x 0,86 = 0,0688 g =
68,8mg
Pemakaian sehari : 34,4mg-68,8mg
Umur 6-12 tahun ADI: 40-57.5 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL 0,2% x 20 ml = 0,08 ml x 0,86 = 0,0688 g =
68,8mg
Dalam 80 mL 0,2% x 80 ml = 0,16ml x 0,86 = 137,6 mg
Pemakaian sehari : 68,2mg-137,6mg
Kesimpulan: tidak masuk rentang tetapi masih diperbolehkan karena
tidak digunakan sehari-hari
6. ALUR PEMBUATAN
c. Cara Peracikan
1. Timbang paracetamol, kemudian bagi menjadi 2 bagian untuk Glyserin,
dan Propilen glikol sesuai jumlah masing-masing kosolven.
2. Timbang propilenglikol dan gliserin dialas cawan porcelain dengan
timbangan gram balance
3. Dimasukkan propilen glikol kedalam beaker glass kemudian tambahkan
dengan paracetamol sedikit demi sedikit, kemudian aduk ad larut dan
homogen
4. Dimasukkan glyserin kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
5. Dicampurkan semua larutan (No. 3 dan 4) ke dalam beaker glass, kemudian
aduk ad homogen
6. Timbang Saccharin Na, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
7. Timbang Na Benzoat, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
8. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4, larutkan kedalam aquadest, aduk ad larut
25
9. Dicampurkan semua larutan (No. 6, 7 dan 8) ke dalam beaker glass (No 6),
kemudian aduk ad larut dan homogen.
10. Ditambahkan pewarna dan perasa kedalam campuran (No. 9) sedikit demi
sedikit ad warna yang diinginkan
11. Dimasukkan ke dalam botol 60 mL, kemudian tambahkan aquadest ad 60
mL, kocok ad homogen.
12. Tutup botol dengan rapat
13. Beri label dan masukkam kedalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi
dengan brosur dan sendok takar.
26
d. Bagan Alir
Saccharin Na Aquadest
Aduk ad larut
Na2HPO
4
Aduk ad homogen
Tambahkan perasa
Aduk ad homogen
27
B. RANCANGAN FORMULA DROP
Tabel 7 Rancangan Spesifikasi Sediaan Sirup
Bentuk Sediaan Drop
Kadar Bahan Aktif 60 mg/0.6 mL (90-110%)
pH Sediaan 5.5-6.0
Viskositas
Warna Biru
Bau Apel
Rasa Apel
Kemasan 15 mL
Formula Drop 1
28
b. Glyserin 1:40
c. PEG 400 1:7.65
d. Aquadest 1:70
Total Koseolven:
3. PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK
Propilen glikol = 32.1
Glyserin = 46
PEG 400 = 12.4
Aquadest = 80
4. DOSIS PEMAKAIAN SEHARI
1-5 tahun 1-2 sendok takar
1 hari 1-2 (sendok takar) x 4 = 4-8 sendok takar (20-40 mL)
3 hari 20-40 mL x 3 = 60-120 mL
5. PERHITUNGAN ADI (HPE ed 6)
a. Propilen glikol
ADI : 25 mg/kgBB
BJ : 1.038 g/mL
Umur BB/kg 25 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 250-375 mg
6-12 tahun 16- 23 400-575 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 250-375 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI: 400-575 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
b. Glyserin
ADI : 1.0-1.5 g/kgBB
BJ : 1.2620 g/mL
Umur BB/kg 1.0-1.5 g/kgBB
1-5 tahun 10-15 (10-15 g) (15-22.5 g)
6-12 tahun 16- 23 (16-24 g) (23-34.5 g)
Umur 1-5 tahun ADI: (10-15 g) (15-22.5 g)
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI: (16-24 g) (23-34.5 g)
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
29
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
c. PEG 400
ADI : 10 mg/kgBB
BJ : 1.12 g/mL
Umur BB/kg 10 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 100-150 mg
6-12 tahun 16- 23 160-230 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 100-150 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI: 160-230 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
d. PEG 400
ADI : 10 mg/kgBB
BJ : 1.12 g/mL
Umur BB/kg 10 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 100-150 mg
6-12 tahun 16- 23 160-230 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 100-150 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI: 160-230 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
e. Saccharin Na
ADI : 2.5 mg/kgBB
BJ : 0.86 g/mL
Umur BB/kg 2.5 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 25-37.5 mg
30
6-12 tahun 16- 23 40-57.5 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 25-37.5 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI: 40-57.5 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
f. Sorbitol
ADI : mg/kgBB
BJ : g/mL
Umur BB/kg mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 mg
6-12 tahun 16- 23 mg
Umur 1-5 tahun ADI:
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI:
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
g. Na Benzoat
ADI : 5 mg/kgBB
BJ : 1.5 g/mL
Umur BB/kg 5 mg/kgBB
1-5 tahun 10-15 50-75 mg
6-12 tahun 16- 23 80-115 mg
Umur 1-5 tahun ADI: 50-75 mg
Pemakaian sehari: (5-10 mL) x 4 = 20-40 mL
Dalam 20 mL
Dalam 40 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
Umur 6-12 tahun ADI: 80-115 mg
Pemakaian sehari: (10-20 mL) x 4 = 40-80 mL
31
Dalam 40 mL
Dalam 80 mL
Pemakaian sehari :
Kesimpulan :
6. ALUR PEMBUATAN
a. Cara Peracikan
1. Timbang paracetamol, kemudian bagi menjadi 3 bagian untuk PEG 400,
Glyserin, dan Propilen glikol sesuai jumlah masing-masing kosolven.
2. Timbang propilenglikol dan gliserin dialas cawan porcelain dengan
timbangan gram balance
3. Dimasukkan propilen glikol kedalam beaker glass kemudian tambahkan
dengan paracetamol sedikit demi sedikit, kemudian aduk ad larut dan
homogen
4. Dimasukkan PEG 400 kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukkan glyserin kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
6. Dicampurkan semua larutan (No. 3, 4 dan 5) ke dalam beaker glass,
kemudian aduk ad homogen
7. Timbang Saccharin Na, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
8. Timbang Sorbitol, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
9. Timbang Na Benzoat, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
10. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4, larutkan kedalam aquadest, aduk ad larut
11. Dicampurkan semua larutan (No. 7, 8, 9, 10) ke dalam beaker glass (No 6),
kemudian aduk ad larut dan homogen.
12. Ditambahkan pewarna dan perasa kedalam campuran (No. 11) sedikit demi
sedikit ad warna yang diinginkan
13. Dimasukkan ke dalam botol 60 mL, kemudian tambahkan aquadest ad 60
mL, kocok ad homogen.
14. Tutup botol dengan rapat
15. Beri label dan masukkam kedalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi
dengan brosur dan sendok takar.
b. Bagan Alir
32
Propilen glikol Paracetamol Paracetamol Glyserin PEG 400 Paracetamol
Aduk ad larut
Na2HPO
4
Aduk ad homogen
Tambahkan perasa
Aduk ad homogen
33
Formula Drop 2
b. Propilen glikol
c. Glyserin
d. PEG 400
e. Sorbitol
f. Saccharin Na
g. Na Benzoat
34
h. Aquadest
2. PERHITUNGAN KELARUTAN
- Propilen glikol 1:9 - Glycerin 1:40
Kesimpulan: propilen glikol, gliserin, peg 400 dapat melarutkan bahan aktif.
3. PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK
Propilen glikol = 32.1
Glyserin = 46
PEG 400 = 12.4
Aquadest = 80
35
4. PERHITUNGAN ADI (HPE ed 6)
a. Propilen glikol
ADI : 25 mg/kgBB
BJ : 1.038 g/mL
Umur BB/kg 25 mg/kgBB
0-3 bulan 3,05-5,65 7,25-141,25 mg
3-6 bulan 5,65-7,05 141,5-176,25 mg
6-12 bulan 7,05-7,85 176,25-196,25 mg
Umur 0-3 bulan ADI: 7,25-141,25 mg
Pemakaian sehari: (0,3-0,6 mL) x 4 = 1,2-2,4 mL
Dalam 1,2 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
36
Umur BB/kg 1.0-1.5 g/kgBB
0-3 bulan 3,05-5,65 (3,05-5,65)-(5,65-8,48) g
3-6 bulan 5,65-7,05 (5,65-7,05)-(7,05-10,58) g
6-12 bulan 7,05-7,85 (7,05-7,85)-(7,85-11,78) g
Umur 0-3 bulan ADI: (3,05-5,65)-(5,65-8,48) g
Pemakaian sehari: (0,3-0,6 mL) x 4 = 1,2-2,4 mL
Dalam 1,2 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 4,8 mL
37
Umur 0-3 bulan ADI: 30,5-56,5 mg
Pemakaian sehari: (0,3-0,6 mL) x 4 = 1,2-2,4 mL
Dalam 1,2 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 4,8 mL
38
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 4,8 mL
39
8. Timbang Sorbitol, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
9. Timbang Na Benzoat, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
10. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4, larutkan kedalam aquadest, aduk ad larut
11. Dicampurkan semua larutan (No. 7, 8, 9, 10) ke dalam beaker glass (No 6),
kemudian aduk ad larut dan homogen.
12. Ditambahkan pewarna dan perasa kedalam campuran (No. 11) sedikit demi
sedikit ad warna yang diinginkan
13. Dimasukkan ke dalam botol 60 mL, kemudian tambahkan aquadest ad 60
mL, kocok ad homogen.
14. Tutup botol dengan rapat
15. Beri label dan masukkam kedalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi
dengan brosur dan pipet tetes.
40
b. Bagan Alir
Aduk ad larut
Na2HPO
Aduk ad homogen
Tambahkan perasa
Aduk ad homogen
41
Formula Drop 3
b. Propilen glikol
c. Glyserin
d. PEG 400
e. Sorbitol
f. Saccharin Na
42
g. Na Benzoat
h. Aquadest
2. PERHITUNGAN KELARUTAN
- Propilen glikol 1:9 - Glyserin 1:40
Kesimpulan: propilen glikol, gliserin, peg 400 dapat melarutkan bahan aktif.
3. PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK
Propilen glikol = 32.1
Glyserin = 46
PEG 400 = 12.4
Aquadest = 80
43
4. PERHITUNGAN ADI (HPE ed 6)
a. Propilen glikol
ADI : 25 mg/kgBB
BJ : 1.038 g/mL
Umur BB/kg 25 mg/kgBB
0-3 bulan 3,05-5,65 7,25-141,25 mg
3-6 bulan 5,65-7,05 141,5-176,25 mg
6-12 bulan 7,05-7,85 176,25-196,25 mg
Umur 0-3 bulan ADI: 7,25-141,25 mg
Pemakaian sehari: (0,3-0,6 mL) x 4 = 1,2-2,4 mL
Dalam 1,2 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
44
Umur BB/kg 1.0-1.5 g/kgBB
0-3 bulan 3,05-5,65 (3,05-5,65)-(5,65-8,48) g
3-6 bulan 5,65-7,05 (5,65-7,05)-(7,05-10,58) g
6-12 bulan 7,05-7,85 (7,05-7,85)-(7,85-11,78) g
Umur 0-3 bulan ADI: (3,05-5,65)-(5,65-8,48) g
Pemakaian sehari: (0,3-0,6 mL) x 4 = 1,2-2,4 mL
Dalam 1,2 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 4,8 mL
45
Pemakaian sehari: (0,3-0,6 mL) x 4 = 1,2-2,4 mL
Dalam 1,2 mL
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 1,2 mL
46
Dalam 2,4 mL
Dalam 4,8 mL
Dalam 4,8 mL
47
5. ALUR PEMBUATAN
a. Cara Peracikan
1. Timbang paracetamol, kemudian bagi menjadi 3 bagian untuk PEG 400,
Glyserin, dan Propilen glikol sesuai jumlah masing-masing kosolven.
2. Timbang propilenglikol dan gliserin dialas cawan porcelain dengan
timbangan gram balance
3. Dimasukkan propilen glikol kedalam beaker glass kemudian tambahkan
dengan paracetamol sedikit demi sedikit, kemudian aduk ad larut dan
homogen
4. Dimasukkan PEG 400 kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukkan glyserin kedalam beaker glass kemudian tambahkan dengan
paracetamol sedikit demi sedikit, kemudaian aduk ad larut dan homogen
6. Dicampurkan semua larutan (No. 3, 4 dan 5) ke dalam beaker glass,
kemudian aduk ad homogen
7. Timbang Saccharin Na, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
8. Timbang Sorbitol, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
9. Timbang Na Benzoat, larutkam kedalam aquadest, aduk ad larut
10. Timbang NaH2PO4 dan Na2HPO4, larutkan kedalam aquadest, aduk ad larut
11. Dicampurkan semua larutan (No. 7, 8, 9, 10) ke dalam beaker glass (No 6),
kemudian aduk ad larut dan homogen.
12. Ditambahkan pewarna dan perasa kedalam campuran (No. 11) sedikit demi
sedikit ad warna yang diinginkan
13. Dimasukkan ke dalam botol 60 mL, kemudian tambahkan aquadest ad 60
mL, kocok ad homogen.
14. Tutup botol dengan rapat
15. Beri label dan masukkam kedalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi
dengan brosur dan pipet tetes.
48
b. Bagan Alir
Aduk ad larut
Na2HPO
Aduk ad homogen
Tambahkan perasa
Aduk ad homogen
49
BAB V
HASIL EVALUASI
A. ORGANOLEPTIS
Uji pemerian yang dilakukan adalah mengamati warna, dan bau dari sirup.
Pemberian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau tidak hilang.
Hasil pengamatan uji pemerian sirup dan drop:
a. Skala Kecil
Warna Bau Rasa
Formula 1
Sirup Formula 2
Formula 3
Formula 1
Drop Formula 2
Formula 3
b. Skala Besar
Warna Bau Rasa
Sirup Formula 2 Kuning Buah Mangga Kecut dan Manis
Drop Formula 2 Biru Apel Apel
B. PENETAPAN pH
Alat : pH Meter
Metode :
a. Disiapkan suspense dalam beaker glass.
b. Diukur pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi.
c. Ditekan tombol yang terdapat pada pH meter.
d. Ditunggu hingga terlihat angka pada pH meter.
Hasil:
Skala Kecil Skala Besar
Sirup Formula 2 6.00
Drop Formula 2 6.42
C. PENETAPAN BERAT JENIS
Uji berat jenis dilakukan menggunakan alat piknometer. Adapun alat dan
bahan serta metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Alat dan bahan
- Alat
1. Piknometer
2. Timbangan gram balance
50
3. Termometer
- Bahan
1. Aquadest
2. Larutan sirup
3. Larutan drop
4. Es batu
b. Metode
1. Ditimbang piknometer bersih, kering dan kosong menggunakan
timbangan gram balance. Dicatat berat piknometer kosong (W0).
2. Dimasukkan aquadest kedalam piknometer, diusahakan tidak terdapat
gelembung dalam piknometer. Ditimbang piknometer berisi aquadest
aquadest (WA).
3. Dilakukan langkah no. 2 namun dengan memasukkan larutan sirup ke
dalam piknometer. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali. Dicacat berat
pknometer berisi syrup (Wx1).
4. Dilakukan juga langkah no. 2 untuk larutan drop. Lakukan replikasi
sebanyak 3 kali. Dicatat hasil penimbangan larutan drop (Wx2).
51
a. Dibilas terlebih dahulu pengaduk viskosimeter.
b. Dimasukkan suspensi ke dalam beakerglass.
c. Diletakkan (b.) di bawah pengaduk viskosimeter.
d. Diturunkan alat pengaduk hingga menyentuh suspensi.
e. Dinyalakan viskosimeter.
f. Perhatikan jarum penunjuk skala, ditunggu hingga stabil.
g. Setelah stabil, diangkat tuas dan matikan viskosimeter.
h. Dibaca skala yang menunjuk pada angka tertentu (X).
i. Diukur cps dengan cara:
X * factor pengali pada kecepatan tertentu
Hasil: Masing-masing dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
Viskositas (cps)
Faktor koreksi = 1
1. 21x 1 = 21 cps
Sirup
2. 24.5 x 1 = 24.5 cps
Formula 2
3. 32 x 1 = 32 cps
Rata-rata 25.83 cps
Faktor koreksi = 2
1. 51 x 2 = 102 cps
Drop
2. 51.5 x 2 = 103 cps
Formula 2
3. 52.5 x 2 = 105 cps
Rata-rata 103.33 cps
52
BAB VI
PEMBAHASAN
53
BAB VIII
KESIMPULAN
54
DAFTAR PUSTAKA
55