KELOMPOK : 6
KELAS : E
DOSEN PEMBIMBING :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Parasetamol
Parasetamol atau acetaminophen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal atau sakit ringan dan demam.
Parasetamol merupakan metabolit aktif dari ferasetin yang bertanggung jawab akan efek
analgesiknya, merupakan penghambat prostaglandin lemah dalam jaringan perifer dan
tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus
amino benzen. Parasetamol mengandung tidak kurang 98% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2 dihitung zat yang telah dikeringkan.
Berbeda dengan obat analgesik lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak
memiliki sifat antiradang. Cara kerja parasetamol sebagai analgetik dengan meningkatkan
ambang rasa sakit pada prostaglandin, sedangkan pada antipiretik diduga bekerja langsung
pada pusat pengatur panas di hipotalamus. Parasetamol merupakan obat yang sangat aman,
tetapi bukan berarti tidak berbahaya dan tidak tergolong dalam obat jenis NSAID serta tidak
menimbulkan iritasi pada lambung atau mengganggu gumpalan darah,ginjal atau duktus
arterious pada janin.
1) Karakteristik paracetamol
- Nama bahan obat : Paracetamol (FI V hal 984,985)
- Sinonim : Acetaminophen, 4-hidroksiasetanilida
- Struktur kimia : C8H9NO2
- BM : 151,16
- Kemurnian : Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih
dari 101,0 % C8H9NO2 dihitung terhadap zat yang telah di keringkan(anhidrat)
- Efek teraupetik : analgesik,antipiretik
- Pemerian : serbuk hablur,putih tidak berbau, rasa sedikit pahit
3) Mikroskopis
- Bentuk kristal : serbuk hablur
4) Karakteristik fisika mekanik
- Titik lebur : 168C - 172C
- Higroskopisitas : tidak higroskopis
Bahan larutan
6) Higroskopisitas
- Pada kelembapan relatif sampai 90% (Pharmaceutical codex)
- pKa : 9,5 pada suhu 25C
- Nama kimia : 4- hidroksiasetanilida
2) Efek samping
Reaksi alergi terhadap derivat p-aminofenol jarang terjadi. Manifestasinya berupa
aritmia atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa.
Fenasetin dapat menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada pemakaian kronik.
Insiden nefropati anlgesik berbanding lurus dengan penggunaan fenasetin, tetapi karena
fenasetin jarang digunakan sebagai obat tunggal, hubungan sebab akibat sukar
disimpulkan. Eksperimen pada hewan coba menunjukkan bahwa ganguan ginjal lebih
mudah terjadi akibat asetosal daripada fenasetin. Penggunaan semua jenis analgesik dosis
besar secara menahun terutama dalam kombinasi dapat menyebabkan nefropati analgesik.
3) Mekanisme toksisitas
Pada dosis terapi, salah satu metabolit parasetamol bersifat hepatotoksik,
didetoksifikasi oleh glutation membentuk asam merkapturi yang bersifat non toksik dan di
ekskresikan melalui urin,tetapi pada dosis berlebih produksi metabolit hepatotoksik
meningkat melebihi kemampuan glutation untuk mendetoksifikasi sehingga metabolit
tersebut bereaksi dengan sel-sel hepar dan timbulah nekrosis sentro-lobuler. Oleh karena itu
pada penanggulangan keracunan paracetamol terapi dianjurkan untuk menstimulasi sintesa
glutation. Dengan proses yang sama parasetamol juga bersifat nefrotoksik.
4) Dosis Toksik
Parasetamol dosis 140 mg/kg pada anak-anak dan 6 gram pada orang dewasa
berpotensi hepatotoksik. Dosis 4 g anak-anak dan 15 g pada dewasa dapat menyebabkan
hepatotoksik berat sehingga terjadi nekrosis sentrolobuler hati. Dosis lebih dari 20 g
bersifat fatal. Pada alkoholisme,penderita mengkonsumsi obat-obat yang menginduksi
enzim hati, kerusakan hati lebih berat, hepatotoksik meningkat karena produksi metabolit
meningkat.
5) Toksisitas akut
Akibat dosis toksik yang paling sering adalah nekrosis hati. Nekrosis tubuh
renalis serta koma, hipoglikemik dapat juga terjadi. Hepatotoksisitas dapat terjadi pada
pemberian dosis tunggal 10-15 mg (200-250 mg/kg BB). Gejala pada hari pertama
keracunan akut parasetamol belum mencerminkan bahaya yang mengancam
anoreksia,mual dan muntah serta sakit perut terjadi selama 24 jam pertama dan dapat
berlangsung selama satu minggu atau lebih. Gangguan hepar dapat terjadi pada hari
kedua dengan gejala peningkatan aktivita serumtransminase, laktat dehidrogenase dan
kadar albumin serum tetap norma. Kerusakan hati yang tidak berat dapat pulih dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Keracunan parasetamol disebabkan karena
akumulasi salah satu metabolitnya yaitu N-asetil-p-benzoquenonermine (NAPQI) yang
terjadi karena overdosis pada pasien malnutrisi atau pada peminum alkohol kronik. N-
Asetil sistem cukup efektif bila diberikan per-oral 24 jam sesudah meminum dosis toksik
paraceramol.
6) Farmakokinetik
Parasetamol cepat di absorbsi dari saluran cerna,dengan kadar serum puncak
dicapai dalam 30-60 menit . Waktu paruh kira-kira 2 jam . Metabolisme di hati, sekitar
3% diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dalam satu hari pertama, sebagian
di hidroksilasi menjadi N-asetil benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi
metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfihidrilasi dari gutation
menjadi substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfihidril dari
protein hati (Lusiana Darsono,2002)
7) Farmakodinamik
Efek analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Kedua nya menurunkan
suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.
Efek antiinflamasinya sangat lemah,oleh karena itu parasetamol dan fenasetin tidak
digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis
prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritai, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat
pada ke dua obat ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbagan asam
basa(Mahar Mardjono 1971). Semua obat analgesik non opioid bekerja melalui
penghambatan siklooksigenase, parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih
kuat dari asprin. Inilah yang menyebabkan parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat
melalui efek pada pusat pengaturan nafas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan
pada siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan parasetamol hanya
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak
mempengaruhi rasa nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini
menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa prostglandin dan bukan blokade
langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat
sintesa prostglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin
tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain seperti latihan fisik
(Anis,2009)
8) Indikasi
Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri
sebagai antipiretik dan analgesik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan sampai
sedang (Cranswick,2009)
9) Kontraindikasi
Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif terhadap
parasetamol (Yulida,2009)
10) Skema
Parasetamol
Tidak stabil bila Agak sukar larut Tidak berbau Rasa pahit Media air
terkena cahaya
Stabil pada ph 6
Diberi dapar
Dapar fosfat
BAB II
Dari daftar tabel diatas bahan dan sediaan yang kami pilih adalah :
1) Bahan aktif terpilih : parasetamol
Alasan : karena bahan aktif parasetamol efek sampingnnya sedikit jika
dibandingkan dengan analgesik lainnya. Misalnya asetosal yang dapat menimbulkan iritasi
pada lambung dan asetosal tidak stabil jika di buat larutan karena jika tercampur air dapat
terurai menjadi asam asetat dan asam salisilat.
BAB II
A. Definisi sirup
1) Menurut farmakope Indonesia III 1979 hal 31
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih
dari 66,0%
Pembuatan kecuali dinyatakan lain , sirup dibuat sebagai berikut : buat cairan untuk
sirup, panaskan, tambahkan gula jika perlu di didihkan hingga larut. Tambahkan air
mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaku, buang busa yang
terjadi, serkai.
Perhitungan dosis
1. Dosis dalam literatur
0,5 1 g diatas 4 g perhari dalam dosis terbagi untuk anak-anak diatas 1 tahun 120 mg; 6-
12 tahun 250 mg-500 mg; dewasa 500mg-1000mg
2. Dosis pemakaian
Anak-anak 1-6 tahun : 120 mg-250mg
Anak- anak 6-12 tahun : 250 mg-500mg
3. Lama pengobatan 3 hari
4. Bila dalam satu sendok takar mengandung 120mg parasetamol, maka dosis pakai :
1-6 tahun : 1-2 sendok takar
6-12 tahun : 2-4 sendok takar
5. Dosis 120mg/ml
Kelebihan : - lebih efisien
- rasa tidak terlalu pahit
- lebih acceptable
- lebih mudah larut
Kekurangan : takaran lebih banyak apabila diberikan pada pasien usia 6-12 tahun
6. Dosis 250mg/5ml
Kelebihan : jumlah takaran lebih sedikit karena dosisnya lebih besar dari 120 mg
Kekurangan : rasa lebih pahit dan lebih sukar larut . hal ini terjadi karena konsentrasi lebih
besar.
Dipilih dosis 120mg/5ml karena lebih efisien dalam pembuatan sediaan dan
pemakaiannya bisa untuk anak-anak 1-6 tahun.
7. Volume yang dibutuhkan
1-5 tahun : 1-2 sendok takar (120mg/5ml)
1 hari : (5ml-10ml)x 4 = 20-40 ml
3 hari : (20-40 ml) x 3 = 60-120 ml
Larutan oral parasetamol mengandung parasetamol C8H9NO2 tidak kurang 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
- pH (1071) antara 3,8-6,1
- keseragaman sediaan untuk larutan oral dalam wadah dosis tunggal
- wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat pada suhu ruang terkendali (FI V hal
986)
B. Syarat sediaan drop
- Memenuhi persyaratan uji homogenitas
- Memenuhi persyaratan uji bobot jenis
- Memenuhi persyaratan uji Ph
- Memenuhi persyaratan uji kekentalan atau viskositas
- Memenuhi persyaratan uji mikrobiologi
- Dosis dapat terjaga dengan penggunaan droper (penetes) yang akurat dan telah dilakukan pra
kalibrasi sesuai dosis yang diresepkan
Kerugian :
- Stabilitas bentuk larutan biasanya kurang baik
- Diperlukan ketepatan dosis yang presisi
- Kesulitan dlam masalah formulasi untuk menutupi rasa zat aktif yang pahit dan tidak
menyenangkan
D. Dosis dan jumlah perkemasan
1. Perhitungan dosis
Dosis oral parasetamol pada anak , usia :
0-3 bulan = 30mg-60mg
3-6 bulan = 60mg-90mg
6 bulan 1 tahun = 80mg- 120mg
Dosis tersebut dapat diberikan tiap 4-6 jam , bila perlu 4 kali dalam sehari
PARACETAMOL SYRUP 1
LABELLED FORMULA
6 Sugar 450kg
7 Glycerin 12kg
8 Citric acid 380kg
10
Colour 1og
11 2kg
Flavour
750 lit
12 D.M Water
Manufacturing specifications
Manufacturing process
1. Prepare the primary syrup as usual, filter through cloth and transfer with the filter pree to the
mixing tank fitted with stirrer
2. Dissolve sodium benzoate, methyl paraben sodium and propyl paraben sodium in 25 liters
water and add to the syrup under stirrung. Keep the strirrer on
3. Dissolve citric acid in 25 lit. Water and add to the syrup
4. Dissolve disodium edetate in 25 lit. Water and add to the syrup
5. In a separate mixing tank transfer the propylene glycol and add paracetamol under stirring tell
completely dissolved. Add this solution to the main bulk.
6. Dissolve the colour in water and add to teh syrup
7. Add glycerin to the syrup
8. Lastly, add the flavours and make up the volume to 750 liters with water
PARACETAMOL SYRUP 2
LABELLED FORMULA
Manufacturing specifications
PARACETAMOL SYRUP 3
LABELLED FORMULA
1 Paracetamol 6,0 kg
3 Sugar 80,0kg
4 Saccharin 2,4 kg
6 Colour erythrosine 30 g
FORMULA DROPS
Acetamminiphen Drops
Bill of materials
Larutan dapar pada umumnya digunakan larutan dapar fosfat,larutan dapar borat dan larutan
dapar lain yang mempuyai kapasitas dapar rendah. Jika disebut pH dalam paparan obat jadi, putaran
Ph dilakukan dengan menambah asam,basa/larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini hingga
ph dikehendaki
Dalam farmakope Indonesia edisi IV hal 144 disebutkan tentang dapar fosfat sitrat :
- Dapar fosfat-sitrat ph 7,2 campur 87,0 ml larutan natrium fosfat di basa dodekahidrat 7,15 %
dengan 13,0 ml larutan asa,a sitrat p: 2,1 %
- Dapar fosfat-sitrat ph 7,6 campur 6,35 ml asam sitrat 0,1 M dengan natrium fosfat dibasa
dosekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 ml
2. NaH2PO4
Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna, slighly deliquecent crystal(bentuk hidrat) granul
Kelarutan : larut dalam satu bagian air,sangat mudah larut dalam etanol 95%
Incompactibilitas : dengan asam mineral,biasanya dengan bahan alkali dan karbonat
ADI : up to 100 mmol of phospat dayli
Na 2 HPO 4
= 0,0617
H 2 PO 4
Na2HPO4 = 0,0617 H2PO4
Kapasitas dapar
Pka : 7,21 maka , Ka : 6,17 x 1018
Ph : 6 maka , H3O+ : 106
Kapasitas dapar
Pka : 7,21 maka , Ka : 6,17 x 1018
Ph : 6 maka , H3O+ : 106
= (0,16 0,15)
Na2HPO4 = C NaH2PO4 = 0,01 M
NaH2PO4.2H2O =
Bila sediaan yang dibuat 15 ml, maka :
15 ml
x 0,01 m x 177,97 = 0,03 g
1000 ml
t 90
2,303 Co
Log k = x log
t 1/2 Ct
2,303
0,0318 = x log
t 90 0,9
2,303 1
0,0318 = x log
t 90 0,9
T 90 = 3,31 tahun ( 3 tahun, 3 bulan, 21 hari)
Formula 1 sirup
Paracetamol : (% PG x konstanta dielektrik)+(%Gliserin x konstanta dielektrik)+ (% aquadest x
konstanta dielektrik)
: (20% x 32,5)+(30%x46)+(44,6%x80)
: 55,9%
Formula 2 sirup
Paracetamol : (% PG x konstanta dielektrik)+( (% PEG x konstanta dielektrik)+ (% aquadest x
konstanta dielektrik)
: (15%x 32,1)+(15%x12,5)+(24,9% x 80)
: 26,61%
Formula 3 sirup
Paracetamol : (% PG x konstanta dielektrik)+ (% Gliserin x konstanta dielektrik)+ (% aquadest x
konstanta dielektrik)
: (20%x 32,1)+(40% x 46)+(2,22%x 80)
: 56,06 %
PERHITUNGAN KONSTANTA DIELEKTRIK DROP
Formula 1 drop
Paracetamol : (% PG x konstanta dielektrik)+ (% gliserin x konstanta dielektrik)+ (% aquadest x
konstanta dielektrik)
: (20% x 32,1)+(40% x 46)+(2,22%x 80)
: 26,60%
Formula 2 drop
Paracetamol : (% PEG x konstanta dielektrik)+( (% PG x konstanta dielektrik)+ (% Gliserin x
konstanta dielektrik)+ (% aquadest x konstanta dielektrik)
: (25%x 12,5)+(20%x 32,1)+(5%x 46)+(17,22% x 80)
: 25,62 %
Formula 3
Paracetamol : (% PEG x konstanta dielektrik)+ (% PG x konstanta dielektrik)+ (% aquadest x
konstanta dielektrik)
: (25%x 12,5) + (
FORMULA 1 SIRUP
Essense Perasa
Pewarna Pewarna
Perhitungan :
120 mg
1. Paracetamol = x 60 ml = 1,44 g
5 ml
1,44 g
% = x 100 % = 2,4%
60 ml
20
2. Propilen glikol = x 60 ml = 12 ml x 1,038 g/ml = 12,456 g
100
30
3. Gliserin = x 60 ml = 18 ml x 1,2620 g/ml = 22,716 g
100
0,5
4. Saccharin Na = x 60 ml = 0,3 ml x 0,86 g/ml = 0,258 g
100
0 ,1
5. Na benzoat = x 60 ml = 0,06 ml x 1,5 g/ml = 0,09 g
100
44,5
6. Aquadest = x 60 ml = 26,7 ml
100
Perhitungan kosolven
Perhitungan ADI
2. Gliserin (1,0-1,5mg/kgBB)
4.
FORMULA 2 SIRUP
Essense Perasa
Pewarna Pewarna
Perhitungan :
120 mg
1. Paracetamol = x 60 ml = 1,44 g
5 ml
1,44 g
% = x 100 % = 2,4%
60 ml
15
2. Propilen glikol = x 60 ml = 9 ml x 1,038 g/ml = 9,342 g
100
10
3. Gliserin = x 60 ml = 6 ml x 1,2620 g/ml = 7,572 g
100
15
4. PEG 400 = x 60 ml = 9 ml x 1,120 g/ml = 0,125 g
100
30
5. Soritol = x 60 ml = 18 ml x 1,49 g/ml = 26,82 g
100
0,2
6. Saccharin Na = x 60 ml = 0,12 ml x 0,86 g/ml = 0,1013 g
100
0,1
7. Nipagin = x 60 ml = 0,06 ml x 1,352g g/ml = 0,0811 g
100
Perhitungan kosolven
Kesimpulan : propilen glikol, gliserin, peg 400 dapat melarutkan bahan aktif.
Perhitungan ADI
Umur BB (kg)
1-5 tahun 10-15 kg
Essense Perasa
Pewarna Pewarna
Perhitungan :
120 mg
7. Paracetamol = x 60 ml = 1,44 g
5 ml
1,44 g
% = x 100 % = 2,4%
60 ml
20
8. Propilen glikol = x 60 ml = 12 ml x 1,038 g/ml = 12,456 g
100
30
9. Gliserin = x 60 ml = 18 ml x 1,2620 g/ml = 22,716 g
100
0,2
10. Saccharin Na = x 60 ml = 0,12 ml x 0,86 g/ml = 0,1032 g
100
0,1
11. Na benzoat = x 60 ml = 0,06 ml x 1,5 g/ml = 0,09 g
100
44,8
12. Aquadest = x 60 ml = 26,88 ml
100
Perhitungan kosolven
Perhitungan ADI
2. Gliserin (1,0-1,5mg/kgBB)