Anda di halaman 1dari 40

1

SUSPENSI
TIM DOSEN TEKNOLOGI SEMISOLID DAN LIQUID
1. PENGERTIAN
2

Ansel : Suatu sistem dispersi kasar dimana partikel padat


yang tidak larut, terdispersi dalam medium cair.
Diameter partikel : 1 – 50 m
Syarat zat terdispersi :
- harus halus
- tidak cepat mengendap
- jika dikocok, endapan terdispersi kembali
3

Suspensi (FI IV, 1995)


 Sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

Terdiri dari 2 jenis :


- Suspensi yang siap digunakan
- Suspensi yang dikonstitusikan dengan
sejumlah air
MEMBASAHI

Wetting agent
FORMULASI SUSPENSI YANG
BAIK
• 1. Mudah tersuspensi setelah dikocok
• 2. Stabil setelah pengocokan
• 3. Homogen
• 4. Stabil secara fisik dan kimia selama umur
simpan
• 5. Sterile (parenteral, ocular)
• Gets into syringe (parenteral, ocular)
“EXTERNAL” FORCES ACTING ON
PARTICLES

Gravity Brownian Movement

V(-o)g

• Sedimentation equilibrium:
Gravity is neutralized by
Brownian movement
2-5 m
SETTLING AND
AGGREGATION
• The suspension shall form loose flock
networks of flocks that settle
rapidly, do not form cakes and are
easy to resuspend.

• Settling and aggregation may


result in formation of cakes
(suspension) that is difficult to
resuspend or phase separation cake
(emulsion)
SEDIMENT VOLUME

F={volume of sediment Vu}/{original volume Vo}

•Vu

•Vo •Vo

•Vu

F=0.5 F=1.0 F=1.5


DLVO: OPTIMAL
DISTANCE

Energy
No flocks can form

Repulsion
Attraction Attraction

Distance
CONTROLLED
FLOCCULATION • Flocculating agent
changes zeta-potential
+ of the particles (it can
Non-caking be electrolyte, charged
Caking Caking surfactant or charged
polymer adsorbing on
F=Vu/Vo a surface).
• If the absolute value
of the zeta-potential is
too high the system
deflocculates because
Flocculating Agent of increased repulsion
- and the dispersion
+ cakes.
Zeta-potential
PEMISAHAN CAMPURAN
11
KEUNTUNGAN
12

• Baik untuk pasien yang sulit menelan


• Lebih cepat diabsorpsi
• Dapat menutupi rasa tidak enak
• Mengurangi penguraian zat aktif
(Stabilitas terhadap hidrolisis relatif lebih baik dibanding
sediaan bentuk larutan (karena kontak zat dengan air
lebih sedikit)
KEKURANGAN
13

• Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal)


• Terbentuk “Cacking”
• Alirannya menyebabkan sukar dituang
• Ketepatan dosis lebih rendah dibanding
larutan (Ketepatan dosis pemakaian
tergantung pada ketelitian pasien dalam
menakar)
• Jika terjadi perubahan suhu kadang terjadi
perubahan sistem dispersi
• Harus dikocok terlebih dahulu.
2. TUJUAN
14

•Obat yang tidak larut  dibuat sediaan cair


•Untuk menutupi rasa yang tidak enak
•Stabilitas  suspensi kering : untuk mengurangi penguraian zat
yang mudah terhidrolisa (antibiotik)
•Terapi :
- untuk anak anak yang tidak dapat menelan
- untuk kulit  lotio
- untuk injeksi  im

15

3. SYARAT SUSPENSI YANG BAIK


a. Partikel tidak cepat mengendap
b. Tidak boleh terlalu pekat (mudah dituang)
c. Stabil Sifat antar muka :
Penggilingan  menurunkan ukuran partikel, menaikkan luas
permukaan, sehingga partikel dari suspensi cenderung bergabung
kembali untuk mengurangi luas permukaan total dan membentuk
flok yang lunak dan ringan  diameter konstan  waktu lama.
FORMULA SUSPENSI YANG BAIK
16
PENGGUNAAN SUSPENSI DALAM FARMASI
1. Suspensi
17 kering  Mis. Ampisilin dikemas dalam bentuk granul,
kemudian pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam
medium pendispersi  tahan 7 hari
2. Zat aktif sangat tidak stabil dalam air. Mis. Injeksi Penisilin
dalam minyak dan phenoxy penisilin dalam minyak kelapa
untuk oral.
3. Sediaan suspensi partikel halus yang terdispersi dapat
menaikkan luas permukaan dalam sal. cerna, sehingga dapat
mengabsorpsi toxin-toxin atau menetralkan asam yang
diproduksi oleh lambung. Contoh : kaolin, Mg carbonat, Mg
trisilikat.
4. Sifat adsorpsi dari pada serbuk halus yang terdispersi  dapat
digunakan sediaan inhalasi. Mis. Zat yang mudah menguap
seperti : mentol, ol.eucaliptus, ditahan dengan menambahkan
Mg carbonat yang dapat mengadsorpsi zat tsb.
5. Menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit. Mis.
Kloramfenikol.
18
PEMBUATAN SUSPENSI :

1. Metode dispersi
Serbuk yang terbagi halus didispersi di dalam cairan pembawa
(umumnya air).
2. Metode presipitasi.
Serbuk dilarutkan dulu dalam pelarut organik (etanol,
metanol, propilanglikol, gliserin) yang dapat campur dengan
air, lalu tambahkan air suling dengan kondisi tertentu.
19
STOKE’S LAW
The rate of movement of particles can be determined by
2
D () g
o
 =
18 

Where  = rate of movement


D = particle diameter
 = density of the dispersed phase
 = density of the continuous phase
o
g = gravitational acceleration
 = viscosity of the continuous phase
MEMANFAATKAN PRINSIP-PRINSIP
20

DARI STOKE’S LAW

Dapatkan ukuran partikel sekecil mungkin


Kurangi perbedaan densitas
Tingkatkan viskositas medium pendispersi
Kombinasi dari tiga hal di atas
Stabilitas suspensi
PEMBENTUKAN SUSPENSI FLOKULASI DAN DEFLOKULASI
No. Sifat
21
Flokulasi Deflokulasi
1. Partikel Agregat bebas Terpisah dengan yang lain
2. Sedimentsi Cepat, mengendap sebagai lambat , msg-2 partikel
flok y.i kumpulan parikel mengendap terpisah
3. Sifat sedimentasi tidak membentuk “cake” membtk “cake” keras sulit
mudah terdispersi terdispersi kembali
kembali
4. Supernatan positif (+) negatif (-)
5. Bentuk sediaan
pada waktu
tertentu.

Ujud kurang menyenangkan Ujud menyenangkan krn zat tetap


sebab sedimentasi cepat dan tersuspensi dlm waktu relatif lama.
diatasnya terjadi cairan yang Meskipun ada enapan cairan atas
jernih tetap berkabut.
6. Vol.sed (V1/V0) tinggi rendah
Suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi
22 Biasanya, sediaan suspensi terflokulasi
dibuat untuk produk yang digunakan dalam
jangka waktu lama, sedangkan sediaan
suspensi terdeflokulasi dibuat untuk produk
yang digunakan dalam jangka waktu
pendek.
Contoh sediaan suspensi terflokulasi:
-         Jamu
-         Antibiotik (serbuk yang dilarutkan
dengan penambahan air)
Contoh sediaan suspensi terdeflokulasi:
-         Obat batuk
-         Obat mag (contoh: milanta
PEMBUATAN SUSPENSI SISTEM FLOKULASI :
1. Partikel + wetting agent dan medium dispersi  agar
23

tidak ada udara, sehingga partikel mudah terdispersi


2. + Pemflokulasi
3. Diperoleh suspensi flokulasi
4. Agar flok tidak cepat mengendap + structured vehicle
(zat-zat yang membentuk suatu sediaan suspensi yang
cukup kental)
Pada penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel
deflokulasi dalam suspensi adalah larutan hidrokoloid
seperti : tilose, gom, bentonit, dll
Zat – zat pembentuk suspensi flokulasi :
1. Elektrolit
24
:
Penambahan elektrolit anorganik dalam suspensi akan mengubah
zeta potensial dari partikel yang terdispersi.
Contoh : Na asetat, fosfat, sitrat, AlCl3, KH2PO4.
2. Surfaktan :
Surfaktan ionik dapat menyebabkan flokulasi karena menetralkan
muatan antara partikel pada sistem deflokulasi. Surfaktan non-
ionik tidak terlalu berpengaruh, mengadsorpsi lebih dari satu
partikel, sehingga struktur longgar.
3. Polimer :
Pati. Alginat, selusose, tragacant, carbomer dan silikat dapat
mengontrol derajat flokulasi.
25

FORMULASI
A. Zat aktif
- tidak larut dalam media pembawa air
- stabil, tidak terjadi pertumbuhan kristal yang
dapat menyebabkan caking
- tidak terurai menjadi metabolit  toksik

B. ZAT TAMBAHAN
1. Zat pembasah
26

- Digunakan jika bahan aktif hidrofob


- Zat pembasah gol. surfaktan harus diperhatikan bila jumlah
>> berbusa, rasa tidak enak
2. Zat pengental / bahan pensuspensi
Tujuan :
- utk memodifikasi viskositas
- utk menstabilkan zat padat yang tidak larut dalam medium
pendispersi.
3. Zat pemanis
- merupakan komponen penunjang
- untuk obat obat rasa pahit
- untuk zat pengental yang mempunyai rasa tidak enak
- untuk menutupi rasa tidak enak tsb
- untuk meningkatkan penerimaan pasien terutama anak anak
yang menggunakan sediaan suspensi
4. Dapar
Pendaparan bertujuan untuk mencapai pH
27

optimum dari semua bahan yang ditambahkan.


5. Pengawet
Pengawet dibutuhkan karena :
- fasa air  media yang baik utk mikroorganisme
- bahan pensuspensi alam mudah terurai oleh
mikroorganisme / bakteri
6. Flavor - Pewarna
- untuk menutupi bau yang tidak enak
- dipilih yang memiliki bau yang tahan lama, tetapi
tidak merubah rasa sediaan.
- Pewarna disesuaikan dengan flavor
28
Suspending agent
Berdasarkan sumbernya :
ALAM
1. gom arab (tan. Acasia sp)
2.karagen (tan. Chondrus crispus, Gigartina mamilosa)
3.tragakan (tan. Astragalus gummifera)
4.alginat (spesies ganggang laut)
5.bentonit, hectorite, veegum (tanah liat)
SINTETIS
1.derivat selulosa : CMC, HPMC
2. gol. Organik polimer : Carbopol
A. Polisakarida
29

● Gom Arab (Acacia gum)


- Sebagai koloid pelindung
- Pada penyimpanan  bersifat asam  ada enzim oksidase
 menguraikan zat aktif
- Tidak dipakai untuk sediaan luar / topikal karena ada lapis tipis
tertinggal dikulit
● Tragacant
- dipakai untuk sediaan oral / eksternal
- viskositas dipengaruhi oleh panas
● Alginat
- merupakan polimer dari d-asam manuronat
- mucilago alginat tidak boleh dipanaskan > 600C terjadi
depolimerisasi dan viskositas akan menurun dengan cepat
● Pati (amylum)
Pemakaian digabung dengan CMC Na (BP)
Contoh : Na amylum glycolat turunan amylum kentang
B. Selulosa larut air
● Metil selulosa (Celacol)
30

- larut dalam air dingin, dikembangkan dalam air hangat,


lalu dinginkan dengan pengocokan.
- bersifat non ionik
● Karboksimetilselulosa Na (CMC Na)
- konsentrasi 1%  viskositas 50 cps
- dalam air membentuk larutan jernih pH 5-10
- stabil pada air dingin/panas
- terdiri dari kristal koloid yang terdispersi dalam air
membentuk gel tiksotropik
Mis : Avicel (selulosa mikrokristal)
● Silikat terhidrasi : Bentonit, Mg Al silikat, Veegum
- merupakan golongan clay
31
EVALUASI
1. FISIKA
• Sifat alir/Rheogram
• Redispersibilitas
• Distribusi ukuran partikel
• Volume sedimentasi
• Waktu rekonstitusi
UJI SEDIMENTASI 
32

1. Masukkan sediaan yang sudah jadi


kedalam gelas.
2. Biarkan dan amati pemisahannya atau
pengendapannya dalam waktu yang telah
ditentukan (15 menit, 30 menit, 1 hari, 3
hari, 5 hari, 7 hari).
3. Kemudian amati sediaan memisah atau
tidak, jika tampak memisah maka bagian
yang bening diukur. 
33
Uji Waktu Redispersi
1. Masing-masing Suspensi dimasukkan ke dalam botol kaca,
kemudian didiamkan sampai mengendap sempurna.
2. Setelah mengendap sempurna, masing-masing suspensi dikocok
sampai tidak terdapat sisa endapan pada dasar botol.
3. Kemudian catat waktu redispersi dari masing-masing sediaan
suspensi.

Penafsiran hasil :
Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi
sempurna dengan pengocokan tangan maksimum 30 detik.
34
Uji Viskositas Broksfield 
1. Dipasang spindel pada gantungan spindel
2. Diturunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas
tercelup kedalam cairan sample yang akan diukur
viskositasnya.
3. Dipasang stop kontak.
4. Dinyalakan rotor sambil menekan tombol.
5. Dibiarkan spindel berputar dan melihat jarum merah
pada skala.
6. Dibaca angka yang ditunjukan oleh jarum tersebut
untuk mengukur viskositasnya
Viskositas suspensi standarisasi menurut SNI adalah 37
-396 cp.
35
Prosedur Pengukuran Bobot Jenis 

1. Timbang piknometer kosong  a


2. Timbang piknometer + zat cair  b
BJ = Bobot pikno berisi cairan - bobot pikno kosong
Volume piknometer

BJ = b–a
vol
Volume Terpindahkan 
Caranya:
36

1.Pilih tidak kurang dari 30 wadah.


2.Untuk suspensi oral, kocok isi 10 wadah satu persatu.
3. Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari 2,5
kali volume yang diukur.
4. Penuangan dilakukan secara hati-hati untuk menghindarkan
pembentukkan gelembung udara pada waktu penuangan dan
diamkan selam 30 menit.
5. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap
campuran : volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak
kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang
dari 95%.

Volume rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari


100% dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari
95%, tetapi tidak kurang dari 95%.
UJI INTENSITAS WARNA
37
2. Kimia
38

- pH  Dengan cara mencelupkan indicator pH ke


dalam suspensi, kemudian bandingkan perubahan
warna yang terjadi pada indicator dengan tabel
perubahan warna.
- Bila terjadi hidrolisis  rasa pahit
- Kadar obat
3. Mikrobiologi.
- Cemaran (bilangan mikroba), untuk
zat tambaham alami.
- Potensi : untuk zat aktif antibiotika
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN
39

Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang


mempunyai ruang udara yang menandai di atas cairan sehingga
dapat dikocok dan mudah dituang. Kebanyakan suspensi harus
disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari
pembekuan, panas berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu
dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin
distribusi zat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang
diberikan setiap kali tepat dan seragam (Ansel, 1989).
SOAL LATIHAN SUSPENSI
1.Jelaskan 40apa yang dimaksud dengan suspensi ?
2. Mengapa dibuat sediaan dalam bentuk suspensi ?
3. a. Sebutkan syarat suspensi yang baik.
b. Jelaskan bgmn anda membuat suspensi yang
baik berdasarkan hukum Stokes ?
4. Jelaskan fase-fase yang terdapat dalam suspensi.
5. Apa yang dimaksud dengan surfaktan dan
bagaimana mekanisme kerja dari surfaktan ?
6. Jelaskan dg singkat suspensi flokulasi dan
deflokulasi
7. Sebutkan zat-zat pembentuk suspensi flokulasi.
8. Sebutkan zat tambahan yang digunakan pada
suspensi.

Anda mungkin juga menyukai