Anda di halaman 1dari 33

SUSPENSI

DEFINISI

Menurut FI IV merupakan sediaan cairan yang


mengandung partikel padat yang tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.

Sistem dua fase, satu fase terdispersi/terdistribusi


sebagai partikel (padat) didalam fase kedua atau
fase kontinyu (cair). Fase terdispersi sebagai fase
dalam sedangkan fase kontinyu sebagai fase luar
(ukuran partikel fase terdispersi 0,5µm atau lebih)
Pembagian suspensi berdasarkan cara
penggunaan
• Oral aqueous suspension
Sediaan cair yang menggunakan partikel padat terdispersi
dalam pembawa cair dengan flavouring agent yang
cocok dengan tujuan oral

• Dry syrup/suspensi rekonstitusi

• Topical suspension
Sediaan cair yang mengandung partikel padat terdispersi
dalam pembawa cair yang dimaksudkan untuk kulit
Kelebihan
 Baik untuk beberapa orang sulit menelan obat
bentuk tablet atau kapsul
 Untuk zat aktif yang sukar larut dalam air
 Menutupi rasa untuk zat aktif yg dalam bentuk
terlarut memiliki rasa pahit
 Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil
dalam air
Kekurangan
 Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh,
degradasi)
 Jika terbentuk cacking akan sulit terdispersi
sehingga homogenitasnya turun
 Ketepatan dosis rendah daripada larutan
 Harus dikocok terlebih dahulu untuk mendapatkan
dosis yang diinginkan
Pengelompokkan suspensi

• Berdasarkan penggunaan
• Berdasarkan istilah
• Berdasarkan sifat
Berdasarkan penggunaan
Suspensi oral: tujuan untuk oral
Suspensi topikal: untuk kulit
Suspensi tetes telinga : untuk tetes telinga
Suspensi optalmik: untuk pemakaian pada mata
Berdasarkan istilah
• Susu: untuk suspensi dengan pembawa air
untuk pemakaian oral (co: susu magnesia)
• Magma: suspensi zat padat dalam air seperti
lumpur, zat padat terhidrasi dan teragregasi
kuat sehingga menghasilkan konsistensi
seperti gel (co: magma bentonit)
• Lotio: untuk golongan suspensi topikal (lotio
kalamin)
Berdasarkan sifat
a. Suspensi deflokulasi
 Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila
kecepatan sedimentasi bergantung pada ukuran partikel tiap unit,
maka kecepatan sedimentasinya lambat.
 Gaya tolak menolak antara partikel menyebabkan masing-masing
partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap
 Partikel terdeflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya
membentuk sedimen, terjadi agregasi dan akhirnya terbentuk
caking yang sukar teredisperi kembali
 Supernatan sistem ini keruh
 Kelebihannya: menampilkan dosis yang homogen pada waktu yang
lama karena waktu sedimentasinya lama
 Kekurangannya: jika timbul endapan sulit diredispersi
 Sistem ini dengan viskositas yang tinggi akan mencegah
sedimentasi, akan tetapi viskositas terlalu tinggi juga tidak baik,
karena?
b. Suspensi Flokulasi

- Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat


sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk
oleh kelompok partikel sehingga ukuran agregat lebih besar
- Cairan supernatan cepat sekali bening karena partikel cepat sekali
mengendap dengan ukuran yang bermacam
- Kelebihan: endapan pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar
dan mudah diredispersi kembali
- Kekurangan: dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena
kecepatan sedimentasinya tinggi.
- Flokulasi dapat dikendalikan dengan: kombinasi ukuran partikel,
penggunaan elektrolit untuk kontrol zeta potensial,penambahan
polimer mempengaruhi hubungan/struktur partikel dalam suspensi.
Zeta Potensial adalah?
Flokulasi dan Deflokulasi
Zat pembentuk suspensi flokulasi
• Elektrolit: penambahan elektrolit anorganik akan
mengubah zeta potensial dari partikel yang terdispersi.
Co: Na-asetat, fosfat dan sitrat. Zeta potensial kecil,
terbentuk jembatan antar molekul sehingga endapan
bersifat longgar.
• Surfaktan: Surfaktan ionik menyebabkan flokulasi
karena menetralkan muatan antar partikel pada
sistem deflokulasi.
• Polimer: pati, alginat , selulosa, tragakan, karbomer
dan silikat dapat mengontrol derajat flokulasi
Karakteristik fisik suspensi
Harus tetap homogen sampai batas waktu tertentu,
minimal antara waktu pengocokan dalam wadah
sampai dituang untuk sejumlah dosis yang
diperlukan
Endapan yang terbentuk pada saat penyimpanan
harus mudah diredispersi dengan pengocokan yang
tidak terlalu kuat
Memilik viskositas tertentu, untuk mengurangi
kecepatan pengendapan partikel.
Partikel harus kecil dan uniform, sehingga sediaan
yang dihasilkan baik dan bebas dari gritty texture
Syarat suspensi
Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena
dan intratekal
Suspensi harus dikocok sebelum digunakan, dan jika
dikocok harus mudah terdispersi kembali
Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan mudah dituang
Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas suspensi
Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Suspensi yang digunakan dengan cara tertentu harus
mengandung zat antimikroba
Suspensi 1
Slide terkahir dipertemuan ini, minggu
depan masih dengan bahasan Suspensi dan
car pengujian stabilitasnya.

Tugas :
Buatlah rangkuman teori tentang Zeta
potensial menurut DLVO. Dikumpulkan
hari ini sampai pukul 1 di meja ibu.
Hal yang harus diperhatikan dalam
suspensi
1. Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak
berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai
pegangan supaya suspensi stabil, tidak
cepat mengendap, maka :
a. Perbedaan antara fase terdispersi dan fase
pendispersi harus kecil, dapat
menggunakan sorbitol atau sukrosa. 
b. Diameter partikel diperkecil, dapat
dihaluskan dengan blender / koloid mill
c. Memperbesar viskositas dengan
menambah suspending agent.
2. Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting
agent atau surfaktan, misal : span dan tween

3. Floatasi (terapung), disebabkan oleh :


a. Perbedaan densitas, cara mengukur nya?
b. Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada
permukaan
c. Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat.  Hal ini
dapat diatasi dengan penambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat
padat.  Mekanisme humektan :  mengganti lapisan udara
yang ada di permukaan partikel sehingga zat mudah
terbasahi.  Contoh : gliserin, propilenglikol.
4. Pertumbuhan kristal
 Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. 
Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. 
Ini dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan.
 Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal.

 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi:


gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit, pilih bentuk
kristal obat yang stabil, menggunakan pembasah, menggunakan
colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan
membentuk lapisan pelindung pada partikel, viskositas
ditingkatkan, mencegah perubahan suhu yang ekstrim

Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal : keadaan super jenuh,


pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat
5. Pengaruh gula (sukrosa)
Suspending agent dengan larutan gula :
viskositas akan naik
 Konsentrasi gula yang besar juga dapat
menyebabkan kristalisasi yang cepat
Gula cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu
pengawet. Berapa persenkah gula dalam
larutan yg dapat digunakan sebagai pengawet?
6. Metode Dispersi : Flokulasi atau deflokulasi
FORMULA SUSPENSI

Zat Aktif
Kontrol ukuran partikel: bahan aktif harus halus, bila
ukuran >5µm gritty texture
Uk. Partikel suspensi dapat berubah/bertambah besar
daripada pada saat produksi karena penurunan
suhu.
Co: parasetamol
Bahan tambahan

Pertimbangan:
1. Compatibility with drug
2. Stability at a specific pH and temperature
3. Compatibility with other adjuvant
4. Cost
Bahan Pembasah:

Proses pembasahan partikel padat adalah pengusiran


udara pada permukaan partikel oleh cairan
Hidrofilik: mudah dibasahi dengan air
Hidrofobik: mudah dibasahi pelarut organik atau non
polar.
Surfaktan:
Anionik: Sodium Lauryl Sulphate (SLS), dioctyl
sodium sulphosuccinate
Nonionik: Polysorbate (Tween), sorbitan ester (span)
Penggunaan surfaktan sebagai wetting agent sampai
0,1%
Oral: Tween, Span
Topikal: SLS, dioctyl sodium sulphosuccinate
 Bahan Pensuspensi

Untuk memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat padat yang


tidak larut dalam medium pendispersi.
1. Polimer
Karbomer, PVA, povidon, polioksietilen
2. Gom
Akasia, agar, alginat, karagenan, guar, pektin, tragacanth, xanthan
3. Selulosa larut air:
Metilselulosa, hidroksi etil selulosa, karboksimetilselulosa Na
(CMC Na), Selulosa mikrokristal (avicel)
4. Silikat terhidrasi:
Bentonit, Mg Al silikat, Veegum.
 Buffer

Alasan penggunaan: bahan aktif asam atau basa lemah


Kriteria pemilihan:
a. Kapasitas sesuai dengan range pH yang diinginkan
b. Kompatibel dengan flocculating agent
c. Aman
d. Tidak mengganggu stabilitas atau efektivitas sediaan
e. Tidak berinteraksi dengan bahan lain
Anti oksidan
Mencegah reaksi oksidasi bahan aktif dan bahan tambahan
Larut Air Larut Minyak
Na-bisulfit Butylated hydroxy anisole (BHA)
Na-metabisulfit Butylated hydroxy toluene (BHT)
Na-thiosulfat Propyl gallate
Thioglyserol Tocopherol
Thiourea
Cystein HCl
Asam askorbat
 Preservatives

Alasan penggunaan pengawet:


a. Mengandung karbohidrat dan solvent polar
b. Ada sumber kontaminasi: perlakuan pada wadah,
peralatan, komponen bahan pengemas atau operator
Co/ pengawet:
Alkohol,asam, ester, ammonium kuarterner, derivat fenol.
 Colouring agent

Tujuan pemberian warna : Estetika dan Identitas produk


Untuk oral FD&C atau D&C
Suspensi topikal D&C external colour

 Fragrance
Tujuan : menutupi bau yang tidak enak, estetika dan identitas.
Penggunaan dalam jumlah minimum 0,5%
Pemilihan dan jumlah berdasarkan Trial and Error
Umumnya bentuk minyak tidak larut air, dilarutkan dengan ko
solvent
Uji Mutu Sediaan
 Parameter sedimentasi
Mengukur volume sedimentasi:
F=Vu/Vo
Vu: volume akhir
Vo: volume awal
F=1 suspensi baik krn tidak terbentuk supernatan setelah didiamkan
F>1 terjadi flok yang sangat longgar dan halus sehingga volume akhir > awal

 Kemampuan redispersi
Diputar 360˚, 20 rpm (stanko and dekay)
Kocok 90 ˚ (stanko and lesschaft)

 Viskositas
 Pengukuran zetapotensial
 Ukuran partikel
 Pengukuran pH
 Pengukuran BJ
TUGAS

 Seorang Apoteker ditugaskan untuk membuat suspensi ibuprofen.


Jika diketahui serbuk ibuprofen tersebut memiliki ukuran jari-jari
partikel sebesar 1,5 µm; BJ 1,3 g/cm 3 ; sedangkan BJ fasa
pendispersi sebesar 1 g/cm 3 ; viskositasnya diasumsikan adalah 1
cP. Hitunglah kecepatan sedimentasi dari suspensi ibuprofen
tersebut. (Diketahui: g=9,8 m/s 2 )
semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai