Anda di halaman 1dari 47

*FARMASETIKA

- sUsPeNsi -
*Suspensi adalah
Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

Definisi Suspensi
Adalah sediaan farmasi bentuk cairan yang merupakan sistem 2
fase yaitu bagian cairan yang merupakan bahan pendukung
(pembawa) dan bagian zat padat yang tidak larut tetapi
berbentuk halus (partikel kecil) terdispersi dalam cairan
pembawanya.
*Persyaratan suspensi :
* Zat yang terdispersi harus halus
* Tidak boleh cepat mengendap
* Jika dikocok perlahan endapan segera terdispersi kembali

Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas


suspensi.
Kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan
dituang
1. Laju sedimentasi
 Laju sedimentasi partikel
bentuk bulat pada suspensi
dinyatakan menurut hukum
Stokes
*Faktor-faktor
Stabilitas Suspensi
HUKUM STOKES

Dari rumus disamping bermakna bahwa :



a. Semakin kecil ukuran partikel laju
pengendapan suspense akan semakin
lambat
b. Semakin tinggi viskositas maka
kecepatan pengendapan akan semakin
berkurang
c. Selisih massa jenis yang semakin kecil
menyebabkan kecepatan pengendapan
juga semakin lambat

5 12/10/2020
Suspensi yang mengendap harus dapat menghasilkan
endapan yang mampu rata kembali bila dikocok, hal
ini merupakan suatu persyaratan dari sediaan
suspensi yang ideal. Pengendapan terjadi akibat
adanya tegangan antar permukaan zat padat dengan
zat cair.
Jika tegangan antar permukaan zat padat > tegangan
permukaan zat cair maka  mengendap

6 12/10/2020
2. Viskositas
Jika pada suspensi proses sedimentasi tidak dapat
dicegah, maka dipilih suatu bahan pendispersi
dengan sifat rheologis tertentu, yang tidak
memungkinkan turunnya setiap partikel terdispersi.
Diupayakan agar proses sedimentasi ataupun proses
lain yang dapat mempengaruhi homogenitas sediaan
seperti flokulasi, dapat dihambat.
Hal itu dapat diatasi dengan penambahan
stabilisator yang mempertinggi viskositas sediaan.
Akan tetapi daya alir suspensi (terutama pada
suspensi peroral) tetap dipertahankan. Untuk
meningkatkan viskositas digunakan bahan lendir
makromolekuler, seperti metilselulosa, hidroksi
etilselulosa, natrium karboksi metilselulosa
7 12/10/2020
3. Volume sedimentasi
Volume sedimentasi yaitu
mempertimbangkan rasio tinggi akhir
endapan(Hu) terhadap tinggi awal (Ho)
pada waktu suspensi mengendap
dalam suatu kondisi standar.
F = Hu/Ho
Makin besar fraksi ini, makin baik
kemampuan suspensinya
4. Redispersibilitas
Redispersibilitas merupakan syarat dari
suspensi, jadi sedimen yang terjadi harus
mudah terdispersi kembali
dengan pengocokan agar diperoleh
keseragaman dosis

9 12/10/2020
5. Mudah tidaknya dituang
Besar kecilnya kadar zat pensuspensi
berpengaruh terhadap kemudahan
suspensi untuk dituang. Kadar zat
pensuspensi yang besar dapat
menyebabkan suspensi terlalu kental
dan sukar dituang

10 12/10/2020
6. Ukuran partikel
Availabilitas fisiologis dan efek terapi dari zat aktif mungkin
dipengaruhi oleh perubahan dalam ukuran partikel. Ukuran
partikel ditentukan secara mikroskopis. Metode ini
menggunakan suspensi encer yang dihitung dengan bantuan
kisi lensa okuler

12/10/2020
Dalam proses pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari
serbuk yang tidak larut di dalam cairan pembawa adalah
langkah yang paling penting, Sering terjadi sukarnya
mendispersi serbuk karena adanya udara, lemak dan
kantaminan lainnya, serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi
walaupun BJ-nya besar mereka mengambang/terapung pada
permukaan cairan

12/10/2020
*Mudah dan sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari sudut
kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan.

12/10/2020
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat
padat.  Fungsinya menurunkan tegangan permukaan zat padat
dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan
yang tidak larut
Mekanisme humektan :  mengganti lapisan udara yang ada di
permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi. 
Contoh : gliserin, propilenglikol, sirop simplek, PEG,dll
Konsentrasi surfaktan yang digunakan sebaiknya rendah karena
bila terlalu tinggi dapat terjadi solubilisasi, busa dan
memberikan rasa yang tidak enak
Selain itu, fungsi humektan adalah untuk menekan laju
Pertumbuhan kristal
Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan
jenuh.  Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan
kristal.  Ini dapat dihalangi dengan penambahan
surfaktan/humektan.
Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan
kristal.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi :


• Gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit
• Pilih bentuk kristal obat yang stabil

• Cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan


ukuran partikel
• Gunakan pembasah
• Gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gom, dan lain-lain yang akan
membentuk lapisan pelindung pada partikel
• Viskositas ditingkatkan
• Cegah perubahan suhu yang ekstrim
* Ukuran Zat padat yang terdispersi untuk
suspensi :

* 0,5 – 10 µ = untuk suspensi yang halus


* 10 – 50 µ = untuk suspensi kasar
* Macam suspensi
(tergantung dari tujuan pemakaian):
*Fase liquid air (suspensi dalam air)
biasanya untuk pemakaian obat minum
dimaksudkan untuk pemakaian cepat tapi waktu
kerjanya pendek

*Fase liquid minyak (suspensi dalam minyak)


biasanya untuk pemakaian luar (topikal)
dimaksudkan untuk pemakaian yang membutuhkan daya
kerja panjang tetapi kerja obatnya lambat
* Suspensi dalam farmasi digunakan dalam berbagai
cara :

1. Intramuskular inj (i.m)


2. Tetes mata (guttae ophthalmicae)
3. Per oral
4. Rektal
Suspensi kering disebut juga Mikstur gojog (Mixturae
Agitandae).
Jika obat dalam suhu kamar tidak larut dalam pelarut yang
tersedia maka harus dibuat mikstur gojog atau disuspensi.

Banyaknya zat pengental tidak tergantung pada banyaknya


serbuk tetapi tergantung dari besarnya volume cairan.
* Bahan pensuspensi (Suspending agent)
:
Bahan pensuspensi yang ada di alam dikelompokkan menjadai 2
:

1. Bahan pensuspensi dari alam


2. Bahan pensuspensi sintetik
*A. Bahan Pensuspensi
dari Alam
Biasanya berasal dari gom/hidrokolloid
Gom dapat larut/mengembang/mengikat air sehingga
campuran tersebut membentuk mucilago/lendir.
Dengan terbentuknya mucilago, maka viskositas cairan
tersebut bertambah besar dan akan menambah
stabilitas suspensi.
Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas
dan pH serta proses fermentasi dari bakteri
Yang termasuk golongan gom adalah :

1. Acasia (gom arab = PGA = Pulvis Gummi Arabici)


2. Chondrus
3. Tragacantha
4. Algin
5. Tanah Liat
6. Pulvis Gummosus
* Dari eksudat tanaman Acasia sp.
* Larut dalam air
* Bersifat asam
* Tidak larut alkohol
* Viskositas optimum mucilago pada pH 5-9
* Kadar 35%
* Mudah dirusak bakteri jadi harus ditambahkan
bahan pengawet

*1. Pulvis Gummi


Arabici (Acasia)
* Dari
Tanaman Chondrus crispus atau Gigartina
mamilosa
* Larut dalam air
* Bersifat alkali
* Tidak larut alkohol
* Ekstraknya disebut Caragen
* Caragen merupakan derivat saccarida
* Mudah dirusak bakteri jadi harus ditambahkan
bahan pengawet

*2. Chondrus
*3. Tragacantha
* Eksudat tanaman Astragalus gummifera
* Sangat lambat mengalami hidrasi
* Hidrasi dapat dipercepat dengan pemanasan
* Pemanasan mempengaruhi viskositas mucilago
* Pada kadar yang sama antara mucilago dari gom dan dari
tragacantha tenyata tragacantha lebih kental
* Mucilagotragacantha tidak memiliki sifat protektif, hanya
digunakan sbg stabilisator suspensi bukan sebagai emulgator
* Dari ganggang laut
* Dalam perdagangan dalam bentuk garam :
Natrium alginat
* Mudah mengalami fermentasi oleh bakteri jadi
harus ditambahkan bahan pengawet
* Sangat baik sebagai bahan pensuspensi untuk
obat Tripiron

*4. Algin
*5. Tanah Liat
* Untuk menambah stabilitas suspensi :
- Bentonite
- Hectorit
- Veegum
* Tidak dipengaruhi panas
* Tidak larut air
* Tidak terpengaruh suhu
* Tidak terpengaruh oleh fermentasi bakteri
* Jika dimasukkan dalam air akan mengembang dan mudah
bergerak jika dilakukan penggojokan (TIKSOTROFI)
*
6. Pulvis Gummosus = PGS
Konsentrasi Pulvis gummosus dalam sediaan :
1. Untuk obat berkhasiat keras disuspensi dengan PGS
sebanyak 2% dari jumlah cairan obat minum

2. Untuk obat tidak berkhasiat keras disuspensi dengan PGS


sebanyak 1% dari jumlah cairan obat minum.

Pulvis gummosus digunakan untuk menaikkan viskositas cairan.


* Derivat Selulosa
* Golongan organik polimer

*B. Golongan Sintetis


a. Metil selulosa
b. Tilosa = methosel
c. Karboksil Metil Selulosa (CMC)
d. Hidroksi metil selulosa

*1. Derivat Sellulosa


* Tidak diabsorbsi usus halus
* Tidak beracun
* Banyak dipakai dalam produksi makanan
* Selain sebagai suspending agent sebagai laksansia
* Disintegrator (bahan penghancur) dalam sediaan tablet
* Dibelakang nama biasanya terdapat nomor, angka tersebut
menunjukkan kemampuan menambah viskositas dari cairan
yang dipergunakan untuk melarutkannya.
Semakin tinggi angkanya berarti kemampuannya
semakin tinggi
* Misalnya : Carbophol 934
* Serbuk putih
* Bereaksi asam
* Sedikit larut air
* Kadar 1% untuk memperoleh suspensi yang baik
* Peka terhadap panas dan elektrolit
(menurunkan viskositas larutan)
* Tidak mengiritasi dan tidak beracun

*2. Golongan Organik


polimer
1. Sistem Flokulasi
Dalam sistem Flokulasi, partikel terflokulasi adalah
terikat lemah, cepat mengendap dan pada
penyimpanan tidak terjadi ‘cake’ dan mudah
tersuspensi kembali
2. Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi, partikel deflokulasi
mengendap perlahan dan akhirnya membentuk
sedimen, dimana terjadi agregasi dan akhirnya
terbentuk ‘cake’ yang keras dan sukar tersuspensi
kembali

*SISTEM PADA
PEMBUATAN
SUSPENSI
* Sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi suspensi :
No DEFLOKULASI FLOKULASI
1 Partikel suspensi dalam keadaan terpisah Partikel merupakan aggregat yang bebas
satu dengan yang lain

2 Sedimentasi terjadi lambat, masing- Sedimentasi terjadi cepat, partikel


masing partikel mengendap terpisah dan mengendap sebagai flok yaitu kumpulan
ukuran partikel adalah minimal partikel

3 Sedimen terbentuk lambat Sedimen terbentuk cepat


4 Akhirnya sedimen akan membentuk Sedimen dalam keadaan terbungkus dan
‘cake’ yang keras dan sukar terjadi bebas tak mebentuk ‘cake’ yang keras
dispersi kembali dan padat dan mudah terdispersi kembali
seperti semula

5 Ujud suspensi menyenangkan, karena zat Ujud suspensi kurang menyenangkan


tersuspensi dalam waktu relatif lama. sebab sedimentasi terjadi cepat dan
Terlihat bahwa ada endapan dan cairan diatasnya terjadi daerah cairan yang
atas berkabut jernih dan nyata
Membuat stabil secara fisik ada 2 kategori :
1. Penggunaan “structured vehicle” untuk
menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi.
“structured vehicle” adalah larutan
hidrokoloid seperti Tilose, Gom, Bentonit
2. Penggunaan prinsip flokulasi untuk
membentuk flok, meskipun terjadi cepat
pengendapan, tetapi dengan penggojokan
ringan mudah disuspensi kembali

*Formulasi suspensi
1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi
medium
2. Lalu ditambah zat pemflokulasi
3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak
cepat mengendap maka ditambah “structured
vehicle”
5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi
flokulasi dalam “structured vehicle”.

* Pembuatan suspensi sistem


flokulasi :
1. METODE DISPERSI
Dengan cara menambahakan serbuk bahan obat
kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian
baru diencerkan
2. METODE PRESIPITASI
Zat yang akan didispersikan dilarutkan dulu dalam
pelarut organik yang mau dicampur dengan air.
Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan
dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi
endapan halus dan tersuspensi dengan bahan
pensuspensi

*METODE PEMBUATAN
SUSPENSI
*PENGAWET
Pengawet sangat
dianjurkan jika didalam Pengawet yang
sediaan tersebut sering digunakan
mengandung bahan alam, antara lain :
atau bila mengandung • Metil / propil paraben
 ( 2 : 1 ad 0,1 – 0,2 %
larutan gula encer total)
(karena merupakan • Asam benzoat / Na-
tempat tumbuh benzoat
mikroba).  Selain itu, • Chlorbutanol /
chlorekresol (untuk
pengawet diperlukan obat luar / mengiritasi)
juga bila sediaan • Senyawa
dipergunakan untuk amonium(amonium
klorida kuarterner) → 
pemakaian berulang OTT dengan metil
(multiple dose).  selulosa
38 12/10/2020
*PENDAPAR
Fungsi :

1. Mengatur pH

2. Memperbesar potensial pengawet

3. Meningkatkan kelarutan

4. Dapar yang dibuat harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mempertahankan
pH.

5. Pemilihan pendapar yaitu dengan pendapar yang pKa-nya berdekatan dengan pH


yang diinginkan  

6. Pemilihan pendapar harus mempertimbangkan inkompatibilitas dan toksisitas.


Dapar yang biasa digunakan antara lain dapar
39 sitrat, dapar posfat, dapar asetat.
12/10/2020
*ACIDIFER
Fungsi :
* Mengatur pH
* Meningkatkan kestabilan suspensi
* Memperbesar potensial pengawet
* Meningkatkan kelarutan
Acidifier yang biasa digunakan pada suspensi adalah asam
sitrat.

40 12/10/2020
1. Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi
dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
3. Bahan pensuspensi yang akan digunakan (contoh adalah Na
CMC) dikembangkan dengan cara : dibuat dispersi stok
hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na secara
perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir
yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na
terbasahi, lalu aduk dengan cepat.
4. Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka
sirupus simpleks yang dibuat dengan jalan (FI III hal 567)
* Prosedur
melarutkan 65 bagian sukrosa Pembuatan
dalam larutan metil paraben
Suspensi
0,25% b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus
yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
simpleks :

41 12/10/2020
5. Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan
dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah sampai
homogen dalam mortir dan pindahkan.
6. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai
dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian
ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi
kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer
7. Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain
(pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan
dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil
terus diaduk sampai homogen.
8. Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan
dan adkan dengan air sampai dengan (1760 + 110A) mL (untuk
eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat larutan
stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran
bahan dalam matkan).
9. Suspensi dimasukkan ke dalam42botol yang telah dicuci, 12/10/2020
dikeringkan dan ditara 100 mL.
*Evaluasi Sediaan Suspensi
Evaluasi Fisika
1. Distribusi ukuran partikel
2. Homogenitas
3. Volume sedimentasi dan kemampuan redispersi
4. Bj sediaan dengan piknometer
5. Sifat aliran dan viskositas dengan Viskosimeter Brookfield
6. Volume terpindahkan
7. Penetapan pH
8. Kadar air (hanya untuk suspensi kering) :
9. Penetapan waktu rekonstitusi (hanya untuk suspensi
kering )

43 12/10/2020
Evaluasi Kimia
1. Keseragaman sediaan (FI IV, hal 999)
2. Penetapan kadar (sesuai monografi masing-masing)
3. Identifikasi (sesuai monografi masing-masing)
4. Penetapan kapasitas penetralan asam (KPA) hanya untuk
sediaan suspensi antasida

44 12/10/2020
Evaluasi Biologi
1. Uji potensi (untuk antibiotik) (FI IV, hal 891-899)
2. Uji batas mikroba (untuk suspensi antasida) (FI IV , hal 847-
854)
3. Uji efektivitas pengawet (FI IV, hal 854-855)

45 12/10/2020
* Pengemasan dan
Penandaan Sediaan
Semua suspensi harus dikemas dalam wadah
mulut lebar yang mempunyai ruang udara diatas
cairan sehingga dapat dikocok dan mudah
dituang.
Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam
wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari
pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya.
Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum
digunakan untuk menjamin' distribusi zat padat
yang merata dalam pembawa sehingga dosis
yang diberikan setiap kali
46
tepat dan seragam.
12/10/2020

Pada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu".


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai