Oleh :
Indah Yuli A. (1961B0003)
Lucky Sepri W. (1961B0004)
Nadya Putri S. (1961B0009)
NYERI
• Menurut The International Assosiation for the study of pain : pengalaman
sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan aktual
• Pembagian nyeri :
1. Nyeri akut :
nyeri somatik luar (nyeri tajam di kulit, subkutis, mukosa)
nyeri somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka, tulang, sendi,
jaringan ikat)
nyeri viceral (karena penyakit atau disfungsi alat dalam)
2. Nyeri kronik
Sangat subjektif dan dipengaruhi oleh kelakuan, kebiasaan, dll
• Pembagian berdasarkan kualitas
30 meter/detik meter/detik
• Nyeri inflamasi
- Inflamasi : proses unik baik secara biokimia atau seluler yang disebabkan
kerusakan jaringan atau adanya benda asing
- Tanda utama inflamasi :
1. Rubor (merah )
2. Kalor (panas)
3. Tumor (bengkak)
4. Dolor (nyeri)
5. Functio laesa (kehilangan fungsi)
• Reseptor nyeri
▫ reseptor nyeri : ujung saraf bebas
▫ nyeri → stress → peningkatan sirkulasi katekolamin → mual-muntah
• Mekanisme nyeri
Nyeri menyebabkan :
1. Hormon katabolik meningkat
e.g katekolamin, glukagon, renin, aldosteron, angiotensin, hormon deuretik
2. Hormon anabolik menurun
e.g insulin, testosteron
• Manifestasi nyeri :
- Hypertensi
- Takikardi
- Hiperventlasi
- Tonus spingter saluran cerna dan saluran kemih meningkat (retensio urin, ileus)
• Metoda penghilang nyeri
▫ nyeri hebat : opioid
▫ nyeri sedang/ringan : NSAID
▫ metoda sistemis : oral, rectal,transdermal, sublingual, subkutan,
IM, IV, perinfus
▫ metoda regional :
a. Epidural opioid : dws morfin (1-6mg), petidin(20-60mg),
fentanil (25-100µg)
b. Intraspinal opioid : dws morfin (0.1-0.3mg), petidin (10-
30mg), fentanil (5-25µg)
▫ metoda infiltrasi : sirkumsisi, luka apendektomi
OPIOID
• Obat penghilang rasa sakit yang bekerja dengan reseptor
opioid di dalam sel tubuh. Obat ini dibuat dari tanaman
opium seperti morfin (Kadian, Ms Contin) atau
disintesis di laboratorium seperti fentanil (Actiq,
Duragesic).
• Efek Opioid
1. Natural
morfin, kodein, papaverin, tebain
2. Semisintetik
heroin, dihidromorfin derivate tebain
3. Sintetik
petidin, fentanil, alfentanil, sulfentanil, remifentanil
Opioid digolongkan menjadi :
3. Agonis-antagonis
• Dosis Morfin :
▫ Nyeri sedang : 0.1-0.2 mg/kgbb sk, im, ulang tiap 4
jam
▫ Nyeri hebat : 1-2 mg/kgbb iv
▫ Pasca bedah : 2-4 mg epidural, 0.05-0.2 mg intratekal
• Toleransi :
▫ peningkatan dosis pada pemakaian berulang
▫ hanya tampak pada efek depresinya
▫ kembali normal setelah puasa morfin selama 1-2
minggu
• Withdrawal syndrome :
Takut, gelisah, lakrimasi, rhinorea, berkeringat, mual-
muntah, diare, menguap, bulu roma berdiri, midriasis,
hipertensi,takikardi, kejang perut, nyeri otot
2. Petidin
• Opioid sintetik
• Larut lemak
• Metabolisme di hepar lebih cepat
• Bersifat seperti atropin->mulut kering, pandangan kabur, takikardi
• Efektif untuk menghilangkan gemetar pasca bedah (bukan
hipotermi) dosis 20-25 mg iv
• Bila diberikan terlalau cepat (>30 mg) : depresi nafas
• Dosis:
- 1-2mg/kgbb im
- 0.2-0.5 mg/kgbb iv
- 1-2 mg/kgbb anaslgesi spinal
3. Fentanil
• Lebih larut lemak, menembus sawar jaringan dengan
mudah
• Efek depresi nafas lebih lama dari efek analgesinya
• Dosis :
▫ 1-3 µg/kgbb
▫ 50-150 µg/kgbb untuk induksi dan pemeliharaan
anestesi + BZD +anestesi dosis rendah →bedah
jantung
• Mudah menembus sawar otak
• Efek Samping Fentanil:
▫ Kekakuan otot punggung
▫ Mencegah peningkatan gula darah, katekolamin
plasma, ADH, renin, aldosteron, dan kortisol