Anda di halaman 1dari 22

SUSPENSI

Firdha Senja Maelaningsih, M.Farm., Apt.


Definisi Suspensi
◦ Sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair (FI IV, hal. 17)
◦ Ciri-ciri :
◦ Ukuran partikel > 10 µm
◦ Partikel suspensi aapat dilihat pada mikroskop biasa
◦ Dapat dipisahkan dengan penyaringan
◦ Dalam bidang farmasi, sediaan suspensi dibuat untuk membuat sediaan
cair menggunakan zat aktif tertentu yang tidak larut air
Alasan dibuat sediaan suspensi
◦ Pasien sulit menelan obat bentuk tablet atau kapsul
◦ Bahan aktif sukar larut dalam air
◦ Bahan aktif dalam bentuk terlarut terasa pahit
◦ Lebih stabil secara kimia
Jenis suspensi
◦ Suspensi oral
◦ Suspensi topical
◦ Suspensi tetes telinga
◦ Suspensi ophthalmic
◦ Suspensi injeksi
◦ Suspensi injeksi terkonstitusi
keuntungan
◦ Baik untuk pasien sulit menelan
◦ Homogenitas tinggi
◦ Lebih cepat diabsorpsi
◦ Dapat menutupi rasa tidak enak
◦ Mengurangi penguraian zat aktif
◦ stabilitas terhadap hidrolisis relative lebih baik dibanding sediaan bentuk
larutan (karena kontak zat dengan air lebih sedikit)
Kekurangan
◦ Kestabilan rendah (pertumbuhan Kristal)
◦ Terbentuk “cacking”
◦ Aliran menyebabkan sukar dituang
◦ Ketepatan dosis lebih rendah dibanding larutan (tergantung
ketelitian pasien dalam menakar)
◦ Jika terjadi perubahan suhu kadang terjadi perubahan sistem
disperse
◦ Harus dikocok terlebih dahulu
Persyaratan Suspensi
 Partikel tidak menggumpal (terdistribusi merata di seluruh sistem disperse)
 Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap (harus terdispersi kembali
jika dikocok).
 Tidak terlalu kental  mudah dituang dari botol atau melewati jarum injeksi
 Untuk sediaan obat luar harus cukup cair  mudah tersebar di permukaan tetapi
tidak boleh mudah bergerak  tidak mudah hilang dari permukaan.
 Terdapat zat tambahan  stabilitas.
 Harus tetap konstan selama penyimpanan.
 Tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intratekal.
 Harus menggunakan antimikroba
 Harus dikocok terlebih dahulu
 Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Stabilitas Suspensi
◦Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran partikel
❖ Makin kecil ukuran partikel 🡪makin besar luas permukaan 🡪 daya tekan ke
atas semakin besar 🡪 memperlambat gerakan partikel untuk mengendap.
❖ Makin besar ukuran partikel 🡪 makin kecil luas permukaan 🡪daya tekan ke
atas semakin kecil 🡪 mempercepat gerakan partikel untuk mengendap.
◦ Jadi, untuk memperlambat laju pengendapan, dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel dengan menggunakan mixer, homogenizer,
colloid mill, dan mortir.
Stabilitas Suspensi (Lanjutan)
◦2. Kekentalan (viskositas)
◦ Dengan menambah kekentalan (viskositas) cairan, gerakan turun
partikel yang dikandungnya akan diperlambat (laju pengendapan
diperlambat), sehingga suspensi tetap stabil.
◦ Tapi kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang.
Hukum Stokes

◦Keterangan :
◦V = kecepatan aliran
◦d = diameter partikel
◦ρ = berat jenis dari partikel
◦ρ0 = berat jenis cairan
◦g = gravitasi
◦η = viskositas cairan
Stabilitas Suspensi (Lanjutan)
◦3. Jumlah partikel (konsentrasi)
◦ Jika di dalam suatu ruangan terdapat partikel dalam jumlah besar,
maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut
◦ Benturan ini mengakibatkan terbentuknya endapan zat tersebut.
◦ Oleh karena itu, semakin besar konsentrasi partikel, makin
besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu
cepat.
Stabilitas Suspensi (Lanjutan)
◦4. Sifat atau muatan partikel tersuspensi
 Suspensi adalah suatu sistem yang secara antar muka tidak stabil.
 Hal ini disebabkan besarnya luas permukaan partikel (akibat ukuran partikel kecil)
menyebabkan meningkatnya energi bebas permukaan 🡪 kondisi tidak stabil.
 Untuk menjadi lebih stabil partikel akan memilih untuk berkelompok sehingga
memperkecil luas permukaan dan memperkecil pula energi bebas permukaan.
 Maka 🡪 dapat ditambahkan surfaktan untuk memperkecil

◦ tegangan permukaan dan menurunkan energi bebas.


KOMPONEN SUSPENSI
 Fase terdispersi/fase internal
 Fase pendispersi/fase eksternal
Asal suspending
• Agar zat padat agent
yang tak larut air
dapat terdispersi • Alam
dalam air • Sintetis

Suspending
agent
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
Golongan gom
a. Akasia (Pulvis Gummi Arabica/PGA) Diperoleh dari
tanaman Acasia sp. Dapat larut dalam air, tidak larut
etanol.
◦ Mudah rusak oleh bakteri sehingga ke dalam suspensi  ditambahkan
pengawet.

b. Chondrus
◦ Diperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina mamilosa. Dapat
larut dalam air, tidak larut etanol. Ekstrak dari chondrus disebut
karagen.Mudah dirusak oleh bakteri sehingga perlu penambahan
pengawet.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
◦c. Tragakan
◦ Diperoleh dari tanaman Astragalus gummifera. Mucilago tragakan lebih
kental dibanding mucilago dari gom arab. Mucilago tragakan hanya baik
sebagai suspending agent, tetapi bukan sebagai emulgator.

◦d. Algin
◦ Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Di perdagangan terdapat
dalam bentuk garamnya, yaitu natrium alginat.
◦ Mudah dirusak oleh bakteri sehingga perlu ditambahkan pengawet.
◦ Konsentrasi yang biasa digunakan 1-2%.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
Golongan bukan gom (golongan tanah liat)
a. Bentonit
b. Hectorite
c. Veegum
◦ Jika tanah liat dimasukkan ke dalam air, mereka akan mengembang dan mudah
bergerak/mengalir jika dilakukan pengocokan. Peristiwa ini disebut “tiksotropik”.
◦ Ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air sehingga penambahan bahan tersebut ke
dalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi.
◦ Keuntungan gol. Tanah liat : tidak dipengaruhi oleh suhu/panas maupun fermentasi oleh
bakteri karena tanah liat merupakan senyawa anorganik, bukan dari golongan
karbohidrat.
SUSPENDING AGENT SINTETIS
Derivat selulosa
✔ Metil selulosa (methosol, tylose)
✔ Karboksimetilselulosa (CMC)
✔ Hidroksi metil selulosa.
◦Di belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya
methosol 1500. angka ini menunjukkan kemampuan suspending agent tersebut
untuk meningkatkan viskositas cairan pelarut. Semakin besar angkanya,
kemampuannya semakin tinggi.
◦ Golongan ini tidak diabsorpsi oleh usus halus dan tidak beracun
◦ sehingga banyak digunakan dalam produksi makanan.
◦Dalam farmasi digunakan pula sebagai laksansia dan bahan
penghancur/disintegrator dalam pembuatan tablet.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
◦ Golongan organik polimer
◦Yang paling terkenal : Carbopol 934 (nama dagang suatu
pabrik).
◦Konsentrasi yang biasa digunakan : ± 1%.
Metode Pembuatan Suspensi
◦ Metode dispersi
◦ Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah
terbentuk kemudian baru diencerkan.
◦ kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle,
karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.
◦ Serbuk yang sangat halus udara mudah masuk udara sehingga sukar dibasahi.
◦ Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara
zat terdispers dengan medium.
◦ Bila sudut kontak± 90o serbuk akan mengambang di atas cairan.
◦ Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan
antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat
pembasah atau wetting agent.
Metode Pembuatan Suspensi
◦ Metode Presipitasi
◦Zat yang akan didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut
organik yang hendak dicampur dengan air.
◦Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan
larutan pensuspensi dalam air.
◦ Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.
◦Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan
polietilenglikol
PENGAWET
- Butil parabenzoat
- Etil parabenzoat
- Propil parabenzoat
- Nipagin
- Nipasol

Anda mungkin juga menyukai