1 2
Pembagian kwalitas nyeri berdasarkan lokalisasi Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri
Noksius
Nyeri I
Nyeri
permukaan Kulit Contoh tusukan Kerusakan jaringan
jarum, cubitan
Nyeri II
1. Nyeri
somatik
Pembentukan kinin (bradikinin)
Otot, Contoh kejang Pembebasan H+ (pH<6)
Nyeri jaringan ikat, otot, sakit kepala K+(>20 mmol/L)
dalaman tulang, sendi Prostaglandin
Asetilkolin
Histamin
2. Nyeri viseral Contoh: kolik
perut Nyeri tertunda
kantung empedu,
nyeri luka lambung Nyeri segera
3 4
Terjadinya nyeri
Lokalisasi nyeri Reseptor :
Rasa nyeri,
penilaian nyeri
a. mekanoreseptor meneruskan nyeri permukaan
Reaksi melalui serabut A delta bermielin
korteks pertahanan
Sistim limbik terkoordinasi
b.Termoreseptor meneruskan nyeri kedua melalui
serabt C tidak bermielin
Thalamus optikus
Agonist sistem penghambat nyeri: Endorfin
Otak kecil
endorfin
Formatioretikularis Reaksi vegetatif
dan endorfin
Dinorfin
Sumsum tulang Refleks
pertahanan Enkefalin dan leusin enkefalin
Reseptor nyeri
Cara kerja Endorfin:
Mengikat reseptor opiate, prasinaptik menurunkan
Reaksi nyeri pembebasan neurotransmiter lain terutama substansi
Pembebasan zat mediator
Impuls P (pembawa impuls nyeri sinaptik)
penghantar nyeri
Rangsang nyeri
Inhibisi nyeri endogen
5 6
1
Distribusi reseptor opiat
7 8
Daya kerja
Analgetika kuat (hipoanalgetika opiat)
Analgesia:
Kerja Pusat
Morphine Meningkatkan ambang neri di medula spinalis dan
Cara kerja : mengubah persepsi otak. Pasien masih merasakan
nyeri tapi tidak menyiksanya
Mengikat reseptor µ di lamina I dan II Euphoria
Substantasia gelatinosa medula spinalis Depresi respirasi
Menghambat pusat pernapasan dan pusat batuk
menurunkan pelepasan substansi P dan Mula mula merangsang mual dan muntah kemudian
menghambat pelepasan transmiter menghambat pusat muntah
eksitatorik dari ujung syaraf yang Menimbulkan miosis
Meningkatkan pembebasan ADH
menghantarkan rasa nyeri
Menimbulkan toleransi dan ketergantungan
9 10
11 12
2
Meperidin Agonist Mekanisme kerja catatan
penuh
Mekanisme kerja : Berikatan dengan reseptor kappa Morfin Agonist reseptor opiat. Menginduksi Kerja analgesik opioid tiga kali
Levorfanol analgesi, sedasi, depresi pernapasan, lipat. Persepsi nyeri berkurang
Daya kerja : Depresi respirasi. Resistensi pembuluh Oksikodon
efek SSP (mual muntah, vertigo, miosis,
darah menurun, Pada pemberian Iv aliran darah Hidromorfon
pelepasan ADH) efek saluran cerna
keperifer meningkat bisa menyebabkan naiknya Meperidin
(menurunkan propulsi dan sekresi,
spasmus tonik) Meningkatkan tonus
tekanan darah.pembuluh darah serebral dilatasi. duktus billaris, bronki, ureter, dan kandung
Konstipasi pada pemakaian kronik. Tidak menimbulkan kemih
pinpoint pupil
Metadon Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lemah Detoksikasi berdasarkan pada
Indikasi : Untuk berbagai bentuk nyeri yang kuat . Tidak penggantian ketrgantungan
mempunyai efek sebagai antitusif atau antidiare. Efek heroin dengan ketergantungan
retensi urine lebih kecil dari morphine metadon. Kemudian perlahan
lahan mengurangi pemberian
Adverse efek : tremor, twiches, konvulsi, dilatasi pupil, metadon sampai nol
refleks hiperaktif, . Hipotensi pada pemberian
Fentanil Lebih poten daripada morfin. Depresi Preparat transdermal tersedia
paskaoperasi. pernapasan lebih kecil kemungkinannya untuk penatalaksaan nyeri kronis
Interaksi dengan neuroleptik. Terjadi cross toleran Sufentanil Analgesik yang poten
dengan yang lainnya dan menimbulkan addiksi
Alfentanil Lihat fentanil
13 14
Morfin Timbultoleransi terhadap efek analgesik, tetapi tidak terhadap Morfin Meningkatkan kerja depresan SSP obat lain.
Levorfanol efek konstipasi. Potensi penyalahgunaan tinggi. Penghentian Meningkatkan depresi pernapasan yangdiinduksi oleh
Levorfanol
Oksikodon menyebabkan insomnia, nyeri, peningkatan aktivitas saluran bloker neuromuskular. Aditif dengan obat yang
cerna, kegelisahan Oksikodon
Hidromorfon menyebabkan hipotensi
Hidromorfon
Meperidin
Meperidin Dengan menghambat MAO menyebabkan eksitasi
Metadon Ketergantungan silang dengan morfin (dasar untuk etoksikasi SSP berat(delirium, hiperpireksia, kejang) depresi
narkotik). Toleransi mudah terjadi. Secara psikologi kurang pernapasan, atau hipotensi
adiktif dibanding morfin Metadon
Fentanil Tidak ada toleransi atau ketergantungan bila digunakan Fentanil -
sebagai anestetik
Sufentanil -
Sufentanil Sedikit data yang tersedia
Alfentanil
Alfentanil
17 18
3
Campuran antagonis/Agonis
Agonis lemah
Pentazosin Serupa dengan morfin, tetapi kurang poten.
Diantagonisasi oleh nalokson, tidak oleh
Agonist Mekanisme kerja nalorfin
lemah
Nalbufin Analgesik sedang
Kodein Prodrug: 10 5 dosis diubah menjai morfin.
(metilmorfin Kerjanya disebabkanolehmorfin. Juga Dezosin Potensi serupa dengan morfin
) merupakan antitusif menekan batuk (dalgan)
Propoksiten Analgesik lemah (kurang poten dibandingkan Antagonist murni
dengan aspirin
Nalokson -memblok reseptor opipoid. Tidak mempunyai
efekpada orang yang bebas narkotik
naltrekson Serupa dengan nalokson tetapi durasi lebih
panjang
19 20
Nalbufin Nyeri sedang sampai berat. Mediaksi praoperasi, Nalbufin Insiden depresi pernapasan rendah, sedasi, pusing, mual,
Dezosin anestesi kombinasi muntah
(dalgan)
Antagonist murni Dezosin sama
(dalgan)
Nalokson Pengobatan overdosis narkotik. Zat diagnostik(untuk
naltrekson evaluasi ketergantungan) pada program metadon. Antagonist murni
Untuk mengurangi depresi pernapasan paska operasi Nalokson Menginduksi sindrom putus narkotik (nafsu makan hilang,
naltrekson kontraksi otot, demam/ menggigil, kegelisahan, gejala
kardiovaskular dan pernapasan, mual, muntah dan diare.
21 22
4
25 26
Noksius
Kerusakan hati
Kerusakan hati Emigran
leukosit
Pembebasan Proliferasi
bahan mediator sel
Perngsangan
Gangguan
Eksudasi reseptor nyeri
sirkulasi lokal
27 28
Lipid membran
Kerja prostaglandin Kerja penghambat Efek klinik
Glukokortikoid Fosfolipase A2 sintesis prostaglandin
5
Asetaminofen dan Aspirin
Indikasi
Obat Mekanisme kerja Interaksi farmakokinetika
Indikasi:
Nyeri ringan sampai sedang (sakit kepala sakit gigi), Asetamin Inhibitor lemah sintesis Pada dosis tinggi dapat PO/PR mudah
migrain,kondisi demam, antiradang khususnya reumatik. ofen prostaglandin. Efek memperkuat diabsorpsi.
Menutup ductus artiriosus Botalli (persisten) analgetik dan antipiretik antikoagulan Ikatan protein
Efek samping: sebanding dengan aspirin. plasma sedikit,
gangguan saluran cerna, perdarahan saluan cerna, retensi
natrium dan retensi air, somnolesia pada dosis tinggi. Serangan Efek antiinflamasinya metabolisme
asma pada penderita asma lemah dihati, ekskresi
Kontraindikasi; via urin
Luka lambung, usus, diatesis hemoragis, kehamilan pada
minggu minggu terakhir. Pada penderita ginjal hanya boleh
digunakan hanya dengan sangat hati hati. Aspirin Menghambat Peningkatan risiko PO/PR.
Interaksi : siklooksigenase, enzim perdarahan dengan Diabsorsi cepat
Glukokortikoid: meningkatkan bahaya gangguan saluran cerna yang dibutuhkan untuk antikoagulan, penurunan dari usus,
dan perdarahan, kerja urikosurik probenesid dan sulfinpirazon sintesis prostaglandin. efek antigout, memasuki otak,
diperkecil disamping itu eliminasi penghambat sintesis Menurunkan inlamasi dan peningkatan risiko metabolisme.
prostaglandin sendiri diperlambat
demam yang diinduksi toksisitas metotreksat. Eksresi via urin.
Kerja lakohol diperbesar.
oleh pirogen. Menurunkan Penggeseran zat zat Alkalinisasi urin
Fenilbutazon meningkatkan kerja menghambat pembekuan dari
turunan kumarin. nyeri akibat cedera atau antidiabetik dari protein mempercepat
inflamasi. Mencegah plasma mnginduksi ekskresi
agregasi trombosit hipoglikemia
31 32
Obat Indikasi Efek yang tidak diinginkan kontraindikasi Obat seperti Sifat yang membedakan obat dengan aspirin
aspirin
33 34
6
Obat antigout mekanisme kinetika Obat Indikasi Efek tak diinginkan kontraindikasi
Alopurinol Menurunkan kadar asam urat PO/PR 80 % diabsorpsi. Alopurinol Gout Dapat memperparah
dengantofus, serangan gout, gangguan
dengan menghambat xantin Dimetabolisme menjadi
batu kalsium saluran cerna,
oksidase, enzim yang mengubah oksipuranol yang aktif
berulang hepatotoksisitas, ruam,
hipoxantin menjadi xantin kemudian sehingga sindrom Steven -Johson
menjai asam urat. memperpanjang durasi
Probenesid Gout dengan Dapat memperparah Kecepatan filtrasi
Probenesid Menghambat reabsorpsi asam urat Po. Sangat tofus untuk serangan gout, glomerulus menurun
dalam ginjal simetabolisme, dpat memperpanja > 50 %
bertumpuk pada ng kerja
penggunaan berulang penisilin
Sulfinpirazon Menghambat reabsorpsi asam urat Po. Absorpsi lengkap Sulfinpirazon Gout dengan Gangguan saluran cerna, Kecepatan filtrasi
tofus dan hipersensitivitas glomerulus menurun
dalam ginjal dan cepat, sangat terikat
hiperurisemia > 50 %
protein plasma.
Diekskresi terutama tidak
berubah kolkisin Artitis gout Gangguan saluran cerna Pasien lemahdengan
(80%). Tunda terapi bila penyakit ginjal, hati,
kolkisin antiradang Po/IV ada gejala diare kardiovaskular atau
saluran cerna
37 38
Terbakar Sinar matahari
Sindrom Pramenstruasi
Spondilitis Ankilosa
Spondilitis Ankilosa
Tendinitis/Bursitis
Tendinitis/Bursitis
Artitis Reumatoid
Artitis Reumatoid
Artitis Psoriasis
Artitis Psoriasis
Sindrom Reifer
Sindrom Reifer
Kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif
Nyeri Sedang
Nyeri Sedang
Artitis juvenil
Artitis juvenil
Osteoartitis
Osteoartitis
Dismenore
Dismenore
Demam
Demam
Asetaminofen Tidak diindikasikan untuk Ketoprofen x x x x x x
artitis, non antiinflamasi Naproksen X X X X x x X X x x x x
X X X
xSuprofen X X X X
Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Fenoprofen X x X X x x x x
Aspirin x x x x x x
Indometasin x x X X X X X X
Diffunisol x x x
Sulindak x X X X X X X
Oisatazin x
Tolmetin X X x X X X X
ibuprofen x x x x x x x x x Meklofenamat X X X X X
Piroksikam x x x x X
39 40
Terbakar Sinar matahari
Sindrom Pramenstruasi
Spondilitis Ankilosa
Tendinitis/Bursitis
Artitis Reumatoid
Artitis Psoriasis
Sindrom Reifer
Kolitis ulseratif
Nyeri Sedang
Artitis juvenil
Osteoartitis
Dismenore
Demam
Zat artitis
Penisilamin x X
Klorokuin x x
Garam Emas
imunosupresan
Siklofosfamid X
Metotetksat X
kortikosteroid
Equivalen Prednison x x
41 42
7
43 44
45 46
47