Kerugian
Stabilitas fisik, sedimentasi dan pemadatan dapat menyebabkan masalah.
Sulit diformulasikan
Dosis yang seragam dan akurat tidak dapat dicapai kecuali suspensi
dikemas dalam bentuk unit dosis
Karakter Suspensi
• Partikel tersuspensi tidak boleh mengendap
dengan cepat dan sedimen yg dihasilkan harus
dapat diresuspensikan kembali dengan
pengocokan sedang.
• Mudah dituang tapi juga tidak begitucair.
• Memiliki bau, rasa, dan warna yang
menyenangkan.
• Stabil secara fisik, kimia dan mikrobiologi.
• Suspensi parenteral/optalmik harus steril
Aplikasi Suspensi
• Suspensi biasanya digunakan untuk bahan obat
yang tidak larut atau sukar larut. E.g.Prednisolone
suspension
• Untuk mencegah degradasi obat atau meningkatkan
stabilitas obat. E.g. Oxytetracycline suspension
• Untuk menutupi rasa tidak enak dari obat.
E.g. Chloramphenicol palmitate suspension
• Dapat diformulasikan untuk sediaan topikal e.g.
Calamine lotion
• Bisa untuk formulasi sediaan parenteral guna
mengontrol pelepasan obat.
• Vaksin juga sering diformulasikan dalam bentuk
suspensi. Cholera vaccine
• X-ray contrast agent are also formulated as
suspension. E.g. Barium sulphate for examination of
alimentary tract (Pemeriksaan saluran pencernaan)
Flokulasi dan Deflokulasi
• Sistem flokulasi menghasilkan laju
pengendapan yang cepat karena setiap unit
terdiri dari banyak partikel dan ukuran
partikelnya lebih besar.
• Namun, karena jarak antar partikel yang
longgar pada gumpalan, sehingga mudah
terdispersi saat diguncang.
• Sistem deflokulasi terdiri dari partikel yang
lebih kecil yang laju pengendapannya lebih
lambat, tetapi partikel yang mengendap
cenderung membentuk kompleks yang
ireversibel dan sulit untuk didispersikan
kembali.
• Fenomena ini disebut caking
• suspensi deflokulasi akan memiliki
keseragaman dosis yang lebih baik tetapi
stabilitas lebih buruk karena pembentukan
sedimen
Hal yang perlu menjadi perhatianpembuatan suspensi
• Surfaktan dengan nilai HLB antara 7 dan 9 dapat berfungsi
sebagai agen pembasah.
• Sebagian besar surfaktan digunakan pada konsentrasi
hingga 0,1% sebagai bahan pembasah
• Zat pembasah yang umum digunakan untuk penggunaan
oral adalah ester polisorbat dan sorbitan. SDS adalah
contoh surfaktan yang digunakan secara eksternal
• Persiapan parenteral mungkin mengandung polisorbat,
beberapa poloxamers, dan lesitin
• Polimer hidrofilik Contohnya adalah akasia, tragacanth,
xanthan gum, bentonit, aluminium-magnesium silikat, silika
koloid, dan turunan selulosa, seperti natrium
karboksimetilselulosa. Polimer-polimer ini membentuk
lapisan hidrofilik di sekitar partikel padat sehingga
mendorong terjadinya pembasahan.
• a stable suspension is obtained by preparing a
partially flocculated suspension with controlled
viscosity so that settling is minimal.
• Controlled flocculation is achieved by a
combination of particle size control,electrolytes
to control zeta-potential and by the addition of
polymers.
• Inorganic electrolytes, added to an aqueous
suspension alter the zeta-potential of the
dispersed particle.
• Lowering the zeta-potential sufficiently will result
in flocculation.
• Some of the commonly used electrolytes include
sodium salts of acetates, phosphates, and citrates
• Use of ionic surfactants may also result in
flocculation by neutralization of particle charges.
• Starch, alginates, tragacanth, and cellulose
derivatives are sometimes added to control the
degree of flocculation so that the suspension is in
a flocculated state and the sedimentation volume
is large.
• Suspensions should exhibit high viscosity at low
shear rate
6. In-process testing
untuk menjamin kualitas produk pada setiap
langkah yang dilakukan
7. Transfer and filling