DISPERSI KOLOID
Apa yang dimaksud disperse koloid
2
Dispersi Kasar
Macam-macam dispersi
• EMULSI
Merupakan system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam
zat cair lain atau zat padat.
Emulsi cair digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Emulsi minyak dalam air (M/A)
Ex: Santan
6
b. Emulsi air dalam minyak (A/M)
Ex: Mayonaise
7
• SUSPENSI
Adalah system disperse yang terdiri dari partikel-partikel
terdispersi yang relative besar dan tersebar merata di dalam
medium pendispersinya. Dengan demikian, system disperse
tersebut bersifat heterogen.
8
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan berukuran lebih kecil
daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop ultra. Pergerakan
acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.
3. Absorpsi
Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena ukuran luas
partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion positif maupun
negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah diserap
9
• 4. Koagulasi koloid
Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan yang dinetralkan.
Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan
koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau
menyatu.
5. Dialisis
Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh pengaplikasiannya adalah proses
cuci darah alias hemodialisis.
6. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan yang
terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara kutub positifnya
disebut anoda.
10
• 7. Koloid liofil dan liofob
Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob.
Sol liofil merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya,
sehingga ada gaya tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan
partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung
encer.
8. Koloid pelindung
Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan
begitu, partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.
11
SUSPENSI
12
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM SEDIAAN SUSPENSI
• Homogenitas dosis
• Proses pengendapan
• Tidak terjadi pemadatan endapan
• Proses agregasi partikel suspensi
• Kemudahan pendispersian
• Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
13
FLOKULASI DAN DEFLOKULASI
17
Mekanisme Terbentuknya Suspensi Terflokulasi dan
Terdeflokulasi
• Pembentukan sedimentasi Flokulasi
Sediaan obat yang partikel terdispersinya membentuk agregat (Gumpalan / Kumpulan)
sehingga proses sedimentasinya (pengendapannya) terjadi lebih cepat.
Sediaan obat suspensi flokulasi dapat dikendalikan dengan : Kombinasi ukuran partikel,
Penggunaan Elektrolit untuk pengontrolan, Penambahan Polimer yang akan
mempengaruhi hubungan / Struktur partikel dalam suspensi, berdasarkan Sifat.
Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya
sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok
partikel sehingga ukurang agregat relatif besar. Cairan supernatan pada sistem
deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat
sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
Presentation title 18
• Pembentukan Sedimentasi Deflokulasi
Merupakan salah satu jenis obat suspensi berdasarkan sifatnya.
Sedimentasi terjadi pada partikel dalam ukuran yang berbeda –
beda tergantung pada agregat yang terbentuk. Sedimentasi pada
deflokulasi tidak dapat didispersikan kembali karena endapan
deflokulasi telah terbentuk caking, hal ini disebabkan oleh ukuran
partikel pada suspensi yang terdeflokulasi sangat kecil, hingga
membentuk ikatan antar partikel yang erat dan padat.
Presentation title 19
Karakteristik Suspensi Terflokulasi dan
Terdeflokulasi
Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran
partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya.
Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan
hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya. (dalam volume yang sama) .Sedangkan semakin besar luas
penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat
gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan
tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
21
Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin
turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan
mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat
didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan,
gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat.
Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
22
Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah
besar , maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan
yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel
tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya
endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar
konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya
endapan partikel dalam waktu yang singkat.
23
Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa
macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama.
Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar
bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut
dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah
merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempe-
ngaruhinya.
24
Parameter Sedimentasi
• Volume Sedimentasi
Volume sedimentasi diamati dari hari pertama sampai beberapa waktu. Suspensi tersebut diukur tinggi sedimen akhir
(Hu) dan tinggi suspensi awal (Ho). Volume sedimentasi merupakan perbandingan antara tinggi sedimen akhir dengan
tinggi suspensi awal.
• Viskositas
Viskositas ditetapkan dengan viskosimeter elektrik pada suhu 25 °C. viskositas yang sesuai menghasilkan sediaan
suspense yang baik karena sediaan jadi lebih mudah dituang.
• Kemudahan Dituang
Suspensi dituang dari botol dengan kemiringan kurang lebih 450, waktu yang diperlukan untuk mencapai volume
tertentu dicatat. Waktu yang di gambarkan saat penuangan suspense juga akan menggambarkan nilai viskositas
suspensi tersebut.
• Ukuran Partikel
Ukuran partikel ditentukan secara mikroskopis. Ukuran partikel juga menentukan system suspensi pada suatu sediaan.
• Redispersibilitas
Suspensi yang telah disimpan dikocok dengan kecepatan tertentu menggunakan alat penggojok. Waktu yang diperlukan
untuk terdispersi kembali dicatat. Kemampuan terdispersi kembali oleh suatu sediaan suspense merupakan parameter
penting yang menggambarkan stabilitas suspensi. 25
Metode Dalam Pembuatan Suspensi
• Elektrolit
Elektrolit bekerja sebagai zat yang memflokulasi dengan cara mengurangi tahanan elektrik antara partikel tersebut
sehingga terjadi suatu pengurangan zeta potensial dan pembentukan suatu jembantan antara partikel-partikel yang
berdekatan. Jembatan antar partikel ini menyebabkan ikatan antar partikel tersebut merupakan suatu struktur
yang longgar. Elektrolit yang dapat digunakan antara lain adalah, KCl,NaCl.
• Surfaktan
Surfaktan telah digunakan untuk menghasilkan flokulasi dari partikel yang tersuspensi, baik dari jenis nonionik
maupun ionik. Surfaktan ionik menyebabkan flokulasi melalui netralisassi muatan partikel.Struktur yang panjang dari
surfaktan nonionik dapat diadropsi oleh lebih dari satu partikel, sehingga terbentuk struktur flokulat yang longgar.
• Polimer
Polimer merupakan suatu senyawa berantai panjang dengan bobot molekul yang tinggi dan mengandung gugus-gugus
aktif di sepanjang rantainya.Zat ini bekerja sebagai zat pemflokulasi karena sebagian rantainya diadsobsi pada
permukaan partikel, dengan bagian yang tersisa mengarah ke medium dispersi dan menjadi jembatan perlekatan
dengan partikel lainnya, yang pada akhirnya terbentuk flokulasi.
Beberapa polimer merupakan polielektrolit yang dapat terionisasi dalam medium air.Kemampuan ionisasi tergantung
pada pH dan kekuatan ion dari medium dipersi. Polimer ini dapat bekerja membentuk medan elektrostatik dan
memberi efek sterik sebagai koloid pelindung yang mencegah partikel bergabung dengan kuat. Sifat seperti ini
ditunjukkan oleh polimer linear misalnya Na CMC, dan dapat menjadi agen pemflokulasi. 27
Evaluasi Stabilitas Suatu Sediaan Suspensi
Untuk mengetahui sediaan yang mengalami kerusakan maupun sediaan yang stabil pada
umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara pengujian tertentu ataupun
pengamatan secara visual. Kerusakan pada sediaan suspensi bisa dilihat dari perubahan
organoleptik (rasa, bau, dan warna) juga terlihat ketika ada perubahan suhu maka terjadi
pertumbuhan Kristal pada sediaan suspensi dan juga memperlambat penimbunan partikel
(memperkecil laju endap zat terdispersi) serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Disarankan untuk para konsumen untuk memperhatikan cara penggunaan dan
penyimpanan obat. Untuk sediaan suspensi dilakukan pengocokan terlebih dahulu agar
sediaan homogen. Untuk penyimpanan sediaan suspensi disimpan pada tempat yang kering
dan tidak terpapar cahaya matahari secara langsung. Sebelum mengkonsumsi obat,
pasien harus melihat kondisi obat terlebih dahulu dengan melakukan pengecekan secara
visual dan memperhatikan tanggal kadaluarsa.
28
THANK YOU