Anda di halaman 1dari 18

DISPERSI KOLOID

H A S R I YA N I , S. FA R M ., M . FA R M
P R O G R A M ST U D I S 1 - FA R M A S I
FA KU LTA S I L M U K E S E H ATA N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A DI YA H KU D U S
Sistem Dispersi

Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase
terdispersi) di dalamzat lain (fase pendispersi atau medium). Fase
terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus) sedangkan medium
dispersi bersifat kontinu.
DEFINISI
KOLOID 
 Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat
atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdipersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1–100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,
panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel (Purba, 2006).
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan
dan suspensi. Berdasarkan ukuran zat yang didispersikan, maka sistem
dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok sebagai berikut (Retnowati,
2008). Koloid terdiri dari dua bentuk, yaitu fase terdispersi (zat yang
didispersikan) dan medium pendispersi (medium yang digunakan
untuk mendispersikan) (Kamaludin, 2010).
Ada 3 Jenis Campuran

Campuran
digolongkan berdasarkan
besarnya partikel menjadi

Larutan Koloid Suspensi


Perbandingan Larutan, Koloid dan Suspensi  
1. Dispersi molekuler (larutan sejati), bila partikel-partikel zat yang terdispersi lebih kecil
dari 1 nm.
2. Dispersi halus (koloid), bila partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran 1 sampai
100 milimikron.
3. Dispersi kasar (suspensi), bila partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran lebih
besar dari 100 milimikron (100 nm).
Perbandingan Larutan, Koloid dan Suspensi  
Sifat-Sifat Koloid
1.Efek Tyndall
Pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid cukup besar sehingga
dapat memantulkan dan menghamburkan sinar ke sekelilingnya,
yang dikenal dengan Efek Tyndall. Sedangkan, larutan sejati tidak
menunjukkan efek Tyndall.
Sifat-Sifat Koloid
2. Gerak Brown
Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat
ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel yang kecil
yang memantulkan sinar dan bergerak acak. Hal ini dikarenakan molekul-molekul
medium dispersi yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi,
mengakibatkan tumbukan dengan partikel yang lebih besar (berukuran koloid)
dengan tidak henti-hentinya dari semua sisi pada saat yang sama. Maka, terjadilah
gerak zig-zag secara acak, yang dikenal sebagai gerak Brown.)
Sifat-Sifat Koloid
3 . Elektroforesis

Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka
partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode
negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium
pendispersinya bermuatan listrik. Gerak partikel koloid dalam medan listrik
disebut elektroforesis.
4. Adsorpsi
Mengapa partikel koloid bermuatan listrik? Hal ini terjadi karena permukaan
partikel-partikel koloid dapat menarik partikel-partikel bermuatan listrik di
sekitarnya. Proses ini disebut adsorpsi. Beberapa proses yang menggunakan sifat
Emulsi

Buih
Sol
Jenis-Jenis
Koloid

Gel Aerosol
Emulsi

•Merupakan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain atau
zat padat.
• Emulsi cair digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Emulsi minyak dalam air 2. Emulsi air dalam minyak


(M/A) (A/M)

Santan Mayonaise
Sol
•Merupakan sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
atau padat.

Cat Air sungai yang


mengandung lumpur

Intan Hitam
Aerosol
• Merupakan sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam
gas.

Aerosol padat Aerosol cair

Asap Kabut
Gel
• Merupakan koloid yang setengah kaku (antara padat dan
cair)

Selai Agar-agar

Lem Kanji
Buih

•Merupakan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair atau padat.

Contoh Buih Contoh Buih Padat

Buih sabun Styrofoam


Tabel Perbandingan Jenis-Jenis
Koloid
Perhitungan Harga HLB Larutan Emulsi
HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic Balance adalah nilai untuk mengukur
efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya maka semakin tinggi nilai
kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan surfaktan terdapat nilai HLB yang
disebut HLB butuh minyak. Agar emulsi menjadi baik maka diperlukan nilai HLB yang
cocok.

Rumus HLB
Rumus I
A % b = ((x – HLB b)/ HLB a – HLB b) x 100 %
B % a = ( 100% – A%)
Keterangan :
x = Harga HLB yang diminta ( HLB Butuh)
A = Harga HLB tinggi
B = Harga HLB rendah
Rumus II
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai