Anda di halaman 1dari 30

FORMULASI PRODUK OBAT

BENTUK SEDIAAN SUSPENSI


apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S.Farm., M.Biomed.
Departemen Farmasetika, Program Studi Sarjana Farmasi, Jurusan Farmasi, FKUB, 2021
Capaian Pembelajaran
1) Mampu mengidentifikasi sifat fisika dan kimia yang relevan dengan jenis produk
2) Mampu menetapkan kriteria kualitas produk
3) Mampu menyusun formula dan prosedur pembuatan dan kontrol kualitasnya
Suspensi adalah sediaan farmasi yang
mengandung partikel-partikel halus obat dan
terdistribusi merata dalam medium pembawanya

Sifat sediaan suspensi yang ideal:


1) Dispersi partikel homogen
2) Laju pengendapan lambat
3) Mudah didispersikan kembali
4) Rasa, aroma, dan warna menarik
5) Tidak terasa berpasir saat ditelan
6) Mudah dituang tapi tidak terlalu encer
7) No cap-lock
MACAM BENTUK SEDIAAN SUSPENSI

SIRUP KERING/
SUSPENSI KERING/
SUSPENSI REKONSTITUSI
Suspensi yang siap digunakan
(ready-to-use)
Suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah
air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai
sebelum digunakan
ALASAN MEMBUAT SEDIAAN SUSPENSI

1) Obat tidak dapat larut atau sedikit larut


dalam air. Contoh: prednisolone suspension
2) Meningkatkan stabilitas obat dalam bentuk
larutan. Contoh: Oxytetracycline suspension
3) Menutupi rasa pahit obat. Contoh:
Chloramphenicol palmitate suspension
4) Mencapai efek control/ sustained release.
Contoh: Insulin suspension solution
HAL – HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
FORMULASI SUSPENSI
Sifat Zat Terdispersi
Partikel dengan teg. antarmuka rendah lebih mudah
Tegangan antarmuka dapat diturunkan dengan surfaktan
terbasahi  lebih mudah disuspensikan

Ukuran Partikel
Pengecilan ukuran partikel dapat menurunkan laju
Pengecilan ukuran partikel dapat dilakukan dengan
sedimentasi  Hukum Stoke’s. Pada limit tertentu dapat penggerusan, pengayakan dan penggilingan
menyebabkan caking

Viskositas Medium Pendispersi


Semakin tinggi viskositas, semakin rendah laju sedimentasi Menentukan kemudahan sediaan ketika diaplikasikan.
 Hukum Stoke’s Idealnya memiliki sifat alir shear thinning system
STABILITAS SEDIAAN SUSPENSI

Suspensi Cenderung tidak Laju


merupakan sistem stabil pengendapan
dispersi

Pertumbuhan Caking Flokulasi


kristal (compaction) MASALAH

Faktor – faktor apa yang mempengaruhi stabilitas suspensi?


Stable system Flocculation Caking

Flokulasi Caking
Partikel suspensi membentuk
agregat longgar (flokulasi)  Pengendapan dan agregasi partikel
cepat mengendap, tapi tidak suspensi dapat berlanjut membentuk
membentuk cake dan mudah endapan yang keras  caking, yaitu
didispersikan lagi interaksi antarpartikel sangat kuat 
sulit untuk didispersikan lagi
FLOKULASI

Flokulasi adalah pembentukan kelompok partikel (agregat) yang


dipengaruhi oleh gaya Van der Waals
Pada keadaan flokulasi, partikel-partikel bergerombol, sehingga
laju pengendapannya cepat
Akan tetapi, meskipun partikel tersebut cepat mengendap,
endapan yang dihasilkan mudah didispersikan kembali karena
partikel-partikel tersebut tidak benar-benar menyatu (memiliki
gaya tolak potensial zeta dan gaya tarik Van der Waals)
CAKING
Kondisi kontra dari flokulasi disebut dengan deflokulasi
Pada keadaan ini, gaya tolak-menolak antar partikel yang terdispersi
besar sehingga partikel tidak membentuk gerombolan partikel
(agregat)
Meskipun tidak membentuk agregat, partikel suspensi ini tetap akan
mengendap karena adanya pengaruh gravitasi
Laju pengendapannya lebih lambat dibandingkan partikel yang
terflokulasi
Akan tetapi, endapan yang dihasilkan dari partikel yang terdeflokulasi
ini sulit didispersikan kembali karena membentuk cake (berbeda
dengan partikel yang terflokulasi)
PERBEDAAN PARTIKEL TERFLOKULASI DAN TERDEFLOKULASI DALAM SUSPENSI

Deflocculated Flocculated
Partikel dalam suspensi bergerak individu Partikel dalam suspensi membentuk agregat
Laju pengendapan lambat Laju pengendapan cepat (partikel membentuk agregat)
Endapan yang terbentuk longgar, karena adanya
Endapan yang terbentuk padat, karena terjadi
keseimbangan antara gaya van der Waals dan zeta
penumpukan partikel dan gaya tolak antar partikel
potensial antar partikel maka endapan mudah
hilang maka endapan sulit didispersikan kembali
didispersikan kembali
Partikel terdeflokulasi Partikel terflokulasi
MENGONTROL STABILITAS SUSPENSI

Menghambat laju
pengendapan
01 dengan cara:
Meningkatkan viskositas
medium
Mengontrol
stabilitas fisik
sediaan suspensi
Mencegah
terbentuknya cake
02 dengan cara:
Membentuk sistem
terflokulasi
MENINGKATKAN VISKOSITAS
01
MEDIUM SUSPENSI

Menggunakan Suspending agent


viscosity enhancer
Metode
Meningkatkan
Viskositas Medium
Suspensi
Menggunakan co- Tambahan jenis
solvent pelarut
Menggunakan viscosity enhancer
Bahan viscosity enhancers:
o Viscosity enhancer disebut juga sebagai suspending 1) natural gums (acacia, tragacanth)
agent 2) cellulose derivatives (sodium CMC, methyl
cellulose)
o Suspending atau thickening agents meningkatkan 3) clays(bentonite, veegum)
viskositas medium, sehingga pergerakan partikel 4) carbomers
dihambat 5) colloidal silicon dioxide (Aerosil)
6) sugars (glucose, fructose)
o Bahan ini penting terutama untuk sistem terflokulasi,
karena partikel terflokulasi laju pengendapannya
cepat
o Sediaan suspensi yang baik  bersifat
pseudoplastik
o Pada saat disimpan (rate of shear rendah),
viskositasnya tinggi. Saat diberikan penggojokan
(rate of shear lebih besar), viskositasnya menurun 
mudah dituang
MEMBENTUK SISTEM TERFLOKULASI
02 o Sistem suspensi terflokulasi dibentuk dengan cara menambahkan flocculating
agents
o Flocculating agent akan membentuk ikatan longgar antar partikel, yang
mekanismenya berdasarkan jenis bahan yang digunakan
o Ikatan longgar antar partikel memudahkan partikel suspensi untuk didispersikan
kembali meskipun partikel tersebut mengendap  mencegah terjadinya caking

Metode
Pembentukan
Sistem
Terflokulasi

Menggunakan MenggunakanpPoli
elektrolit mer
a) Menggunakan Elektrolit
o Mekanisme flokulasi oleh elektrolit adalah dengan menurunkan Potensial Zeta
pada permukaan partikel suspensi
o Antar partikel akan terflokulasi jika terdapat keseimbangan antara potensial
Zeta (gaya tolak) dan gaya van der Waals (gaya tarik). Dengan demikian
partikel tidak akan benar-benar menyatu ataupun memisah
o Contoh: KCl, NaCl, potasium fosfat
o Elektrolit mengurangi barier elektrik antar partikel  menurunkan potensial
zeta  sehingga antar partikel tersebut dapat berdekatan membentuk
agregasi yang longgar
b) Menggunakan Polimer
o Polimer memiliki struktur rantai panjang
o Sebagian struktur rantai polimer akan
teradsorpsi pada permukaan partikel,
dan sebagian yang lain mengarah
pada medium suspensi
o Polimer membentuk sistem terflokulasi dengan cara menjembatani antar
partikel menggunakan struktur rantai polimer
o Contoh: alginates, cellulose derivatives, carbomers, tragacanth
o Selain membentuk partikel terflokulasi, polimer juga dapat meningkatkan
viskositas medium suspensi
KOMPONEN FORMULA SUSPENSI
Mencegah pertumbuhan mikroba
Pengawet

8
Menutupi rasa pahit
Medium 1 7 Pemanis & Perasa
Medium pembawa (purified water) Memperbaiki rasa sediaan
Cara membuat air
bebas CO2?

Wetting agent 2 6 Coloring agent


Membantu mendispersikan bahan padat ke dalam Memperbaiki penampakan sediaan
medium pembawa

Flocculating agents 3 5 Buffer


Membentuk agregat longgar partikel suspensi Menstabilkan pH suspensi pada pH yang diinginkan

4
Thickeners
Meningkatkan viskositas medium pembawa
Wetting agent
o Wetting agent (bahan pembasah) digunakan untuk membantu mendispersikan
partikel padat ke dalam medium pembawa suspensi  membantu
pembentukan suspensi
o Jika tidak menggunakan bahan pembasah, partikel akan cenderung
mengapung (partikel obat biasanya bersifat hidrofobik)
o Wetting agent dapat menggunakan:
1. Surfaktan
2. Koloid hidrofil
3. Solvent
Surfaktan
• Surfaktan menurunkan tegangan antarmuka partikel obat dan medium pembawanya, sehingga partikel
dapat dipenetrasi oleh medium pembawa
• Surfaktan non-ionic dengan nilai HLB antara 7-10 merupakan wetting agent yang baik. Contoh: polysorbate 80
• Penggunaan wetting agent juga membantu mencegah terjadinya pertumbuhan kristal (Ostwald ripening)
• Polysorbate-80 paling sering digunakan  lack of toxicity and compatibility with most formulation ingredients

Koloid Hidrofil
• Koloid hidrofil melapisi permukaan partikel obat  memudahkan partikel untuk menyatu dengan medium
pembawanya
• Contoh: acacia, tragacanth, alginates, guar gum, pectin, gelatin, wool fat, egg yolk, bentonite, Veegum,
Methylcellulose

Solvents
• Pelarut yang digunakan untuk wetting agent: alcohol, glycerin, polyethylene glycol and polypropylene glycol
• Pelarut ini sifatnya miscible dengan air sehingga partikel akan difasilitasi untuk bercampur dengan medium
pembawanya (air)
Flocculating agent
o Bahan ini digunakan jika akan membuat suspensi dengan cara mengontrol
pembentukan flokulasi
o Untuk menghasilkan sistem flokulasi yang optimum diperlukan optimasi 
tergantung jumlah flocculating agent yang ditambahkan. Jika kurang atau
berlebihan ditandai dengan terbentuknya caking
o Dapat menggunakan elektrolit atau polimer
Thickener
o Disebut juga sebagai viscosity enhancer/suspending agent
Menstabilkan suspensi
o Contoh bahan:
1) Natural hydrocolloids: Acacia, tragacanth, alginic acid,
carrageenan, locust bean gum, guar gum, gelatin
2) Semisynthetic hydrocolloids: Methylcellulose, sodium
carboxymethylcellulose
3) Synthetic hydrocolloids: Carbopol®
4) Clays: Bentonite, Veegum®
PROSEDUR PEMBUATAN SUSPENSI

1) Larutkan bahan excipient dengan RO Water


2) Dispersikan suspending agent dalam RO Water panas sampai
homogen dan mengental
3) Dispersikan bahan aktif dalam cairan pendispersi (sorbitol, gliserin
dan lain-lain)
4) Campurkan larutan suspending agent dan suspensi bahan aktif
dalam larutan bahan excipient
5) Tambahkan flavour dan RO Water sampai volume yang diinginkan
Pembuatan Suspensi

Wetting and
Stabilization of Preparation of the
dispersion of the
dispersed solid vehicle
active ingredient

Addition of
Addition and
remaining
dispersion of active
ingredients and final
ingredient in vehicle
mixing
EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI

Evaluasi fisik Evaluasi kimia Evaluasi biologi

• Uji organoleptik • Identifikasi • Uji efektivitas pengawet


• Penetapan pH • Penetapan kadar • Uji batas mikroba
• Penentuan bobot jenis
• Penetapan viskositas dan
rheologi
• Uji volume terpindahkan
• Penentuan volume
sedimentasi
• Penentuan waktu
redispersi
• Uji stabilitas suspensi
Volume Sedimentasi
Parameter sedimentasi adalah volume sedimentasi, F, yaitu, rasio volume sedimentasi,
Vu, terhadap volume suspensi awal sebelum terjadi sedimentasi, V0

Rentang nilai F adalah antara kurang dari 1 hingga lebih dari 1

Waktu Redispersi
Suspensi dapat teredispersi sempurna dengan pengocokan ringan selama <30 detik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai