Ad 1. Zat berkhasiat
Cth: Betametason dipropionat
Deksametason Na-fosfat
Povidon-Iodin
Epinephrin bitartrat dan Teofilin
a. Propelan
b. Surfaktan-pelarut
c. Pelarut pembantu (kosolven)
d. Antioksidan
Fungsi :
- mengatur jumlah semprotan z. berkhasiat
- mengatur arah semprotan z. berkhasiat
- melindungi tangan/jari dari efek propelan yang mendinginkan
Aplikasi:
untuk mengarahkan kebagian2 yang dituju spt : mulut, hidung,
telinga, anus, vagina
◆ Tangkai, Mmbantu aktuator dan pengeluaran produk
dlm bntk yg tepat ke ruang aktuator.
◆ Pengikat, Ditmptkn dgn tepat pd tangkai, untuk
mencegah kebocoran formula bila katup pada posisi
tertutup.
◆ Pegas, Memegang pengikat pd tempatnya dan
mekanisme yg menarik kembali aktuator ketika tek.
Dilepaskan, kemudian mengembalikan katup ke posisi
semula.
◆ Lengkungan Bantalan, Terikat pd tabung aerosol
atau wadah, berperan dlm pemegangan katup di
tempatnya.
◆ Badan, Menghubungkan pipa tercelup dgn tangkai dan
aktuator.
◆ Pipa Tercelup, Memanjang dr badan dan masuk ke
dlm produk, membawa formula dari wdah ke katup.
Bila aktuator dibuka → tek. gas menyebar kesegala arah
Tekanan gas menentukan :- jumlah yang keluar
- arah
- Wadah
- Propelan atau gas yang dimampatkan
- Konsentrat yang mengandung zat berkhasiat
- Katup atas
- Aktuator
DAPAT DIHASILKAN SEMPROTAN DENGAN SIFAT-
SIFAT A.L:
- Ukuran partikel (<6 mikron mencapai bronkus, 20-60
mikron untuk efek setempat).
- Fase dispersi serba sama.
- Derajat kebasahan dan kekeringan
- Keseagaman hasil semprotan
- Besar tekanan
- Bentuk dispersi
- Suhu
- Luas daerah dan derajat semprotan
- Dosis obat yang disemprotkan
III. SISTEM AEROSOL
Gas
2 Fase Cair (bentuk larutan) :propelan cair dan cairan pekat produk
Gas
3 Fase Cair Cair A
Emulsa
Cair B
dispersi
2 Fasa
Gas
Cair Padat
Cair Suspensi
Mengapa ada 2 fase dan / 3 fase?
2 Fase (gas-cairan):
- Bila zat berkhasiat langsung dapat larut
dalam propelan
- Atau bila zat berkhasiat dapat larut didalam
pelarut yang bercampur dengan propelan
- Fase 1: bagian atas bentuk gas dari uap propelan
- Fase 2: bagian bawah bentuk cair dari zat
berkhasiat terlarut cairan pekat obat an propelan cair)
- (gas – cairan – padat) atau (gas – cairan – cairan)
- Bila zat berkhasiat tidak dapat larut dalam
propelan
- Atau bila zat berkhasiat tidak dapat larut
didalam pelarut yang bercampur dengan propelan
(→ tersuspensi/teremulsi)
- Bentuk gas (uap propelan) →bagian atas, fase 1
- Bentuk cair:
jenis I jenis II
fase 2 bagian atas : z. berkhasiat propelan cair
fase 3 bagian bawah: propelan cair z. berkhasiat.
TIPE SISTEM AEROSOL
1. SISTEM LARUTAN
- Merupakan sistem 2 fase
- Digunakan propelan 12 (tek.nya besar) →
menghasilkan partikel sangat halus
- Tek. Dapat diturunkan:
- Dengan penambahan pelarut: etanol, etil
asetat, gliserin dll
- Digunakan kombinasi propelan: 12/11
(50: 50; 30:70); 12/114 (55:5;45:55)
- Formula
2. Sistem pembawa air (water based)
a. Penyumbatan katup
b. Dosis tidak tepat
c. Kerusakan wadah
- Untuk mengurangi tejadinya aglomerat,
ditambah surfaktan nonionik, sorbitan
monolaurat/monooleat 0,01 – 1 %
4. SISTEM FOAM (BUSA)
- Emulsi aerosol dibuat dalam bentuk busa
- Sangat baik untuk zat aktif penyebab iritasi dan
untuk penggunaan daerah kecil
- Beberapa bentuk busa:
a. Busa stabil
b. Busa non air: pembawa propilen glikol
c. Busa mudah pecah (quick breaking foam):
propelan fasa luar, saat penyemprotan busa
segera pecah dan berubah menjadi air
d. Busa termal (thermal foam):
-Panas memperbesar pengeluaran dari katup
-Panas dihasilkan dari reaksi eksoterm pada
reaksi redoks
-Contoh: bentuk sediaan untuk cukur
Berdasarkan
1. Bentuk/jenis partikel yang dikeluarkan
2. Penggunaan
Ad 1.Berdasarkan bentuk/jenis
partikel
a. SPACE-SPRAY
Partikel bentuk spray
Prinsip :
- bahan berada diudara sesaat
- 30-40 p s I g / 70°F
- propelan 85%
- Untuk desinfektan ruangan, deodoran
b. SURFACE-COATING
- 15 – 55 psig/70°F
- Bahan dibungkus
- 20 -70% propelan
- Hair spray, obat topikal
c. AERATED – FOAM
- 35 – 55 psig
- 6 – 10% propelan
- Busa
- Produk2 topikal/kosmetik
- Produk vaginal
Ad 2. BERDASARKAN PENGGUNAAN
a. Internal
b. External
c. Environmental product
misal: - pewangi ruangan
- pembasmi serangga dll
berbusa: kadar propelan kecil
spray : kadar propelan besar
.
1. Pressure filling (Pengisian Tekanan)
V. Pembuatan
2. Cold vFilling (Pengisian Dingin)atau pengerjaan
3. Compressed gas – filling (Pengisian Gas Bertekanan)
Ad 1. Pressure filling
- Tek. Cairan pekat diisikan scr kuantitatif ke dlm wadah
aerosol.
- Katup tepasang disisipkan dan dilengkungkan ke tmptny.
- Gas yg dicairkan dgn tek diukur dimasukkan ke dlm
tangkai katup dr buret bertekanan.
- Propelan dlm jumlah yg diinginkan dimasukkan ke dlm
wadah dibawah tek.uapnya. Bila tek. Di dlm wadah sm
dgn tek di dlm buret, propelan akan berhenti mengalir.
- Penambahan propelan dpt dilakukandgn meningkatkan
tek. Di dlm alat pengisi lewat pompa udara atau gas
Ad 2. Cold Filling
- Suhu direndahkan, cairan produk dan propelan didinginkan
smp suhu -30o smp -40oF (propelan dibuat cair dalam suhu
rendah).
- Sist. Pendinginan dpt berupa campuran es kering dan
aseton atau sist. Pendingin lain.
- Propelan tidak dapat untuk zat-zat dalam pelarut air,
karena sulit dalam pengisianny, bila digunakan pelarut air →
airnya dalam temperatur rendah (es).
- Sesudah didinginkan, cairan pekat produk yg telah diukur
scr kuantitatif dimasukkan ke dlm wadah aerosol yg sm
dinginya. Gas yg dicairkan kemudian ditambhkn.
- Uap berat dr propelan cair dingin diletakan di udara yg
ada di dlm wadah.
Ad 3. Compressed gas filling
Keuntungan :
- Relatif mudah (teknologi, perhitungan, wadah)
- Merupakan sistem 2 fase
- Wadahnya tahan teknologi tinggi
- Tidak ada propelan cair (semua dlm btk gas)
Gasnya bertekanan tinggi → sehingga makin
disemprot maka tekanan gas berkurang
Kerugian:
- Karena propelan gas → dapat lebih dulu habis,
tetapi zat berkhasiat masih ada.
VI. Evaluasi
1. Test tekanan
- tekanan dalam wadah diukur dengan alat
pengukur tekanan.
- suhu 700F
2. Pengujian kebocoran
- derajat kebocoran masing-masing wadah dapat
diukur dalam mg tiap tahun, dengan rumus :
Pa = na x PA0
na + nb
Pb = nb x PB0
nb + na
Keterangan :
Pa, Pb : tek. Uap parsial (propelan A, B)
PA0, PB0 : tek. Uap murni (propelan A, B)
na, nb : mol. (propelan A, B)
NA, NB : [ ]A, [ ]B dalam mol (fraksi mol
komponen A, B)
P : tek. Uap total dari sistem campuran
psi : pounds per square inch
psig : pounds per square inch gauge
terhadap tek. 0, bukan terhadap tek atm
psia : pounds per square inch absolute
▪
▪ psi = atm x 14,7
▪ psi g = psi – 14,7
▪ atm = 760 mmHg
Contoh soal
Diketahui :
1. Tek. Uap propelan 11 pada 210C = 13,4 psi (BM = 137,4)
Tek. Uap propelan 12 pada 26ºC = 84,9 psi (BM = 120,9)
2. P11, P12 masing-masing = 50 g (…mol)
Ditanyakan:
a. Berapa tek. partial P11 dan P12 ?
b. Berapa tek. total campuran ini ?
Jawab : Mencari dalam mol = g / BM
n11 = 50 grl / L = 0,364 M
137,4
n12 = 50 grl / L = 0,414 M
120,9
a. Tek. partial P11, P12
P11 = n11 x pº11 = …. psi
n11 +n12
P11 = 0,364 x 13,4 = 6,27 psi
0,364 +0,414
Catatan :
Bila masing-masing tekanan masih dalam bentuk
gram → dicari mol.
Mol = gram/BM (tek.uap partial)
With spacer
Nebulizer