Anda di halaman 1dari 30

FARSET

1. Pa eka: efek obat Sistemik dan lokal


 Efek lokal obat : Liberasi di tempat yang diberikan, Tidak menghendaki absorpsi. Contoh : untuk
pengobatan kulit, Obat saluran cerna untuk efek lokal (misalnya obat maag; antidiare; laksan).
 Efek sistemik obat : Membutuhkan absorpsi dan distribusi melalui darah dan masuk ke sistem tertentu.
Untuk mencapai sistem tertentu erat hubungannya dengan bentuk sediaan yg tergantung pada :
- Sasaran kerja
- Sifat obat
- Cara pemberian (p.o; i.v, i.m., i.p, s.k, transdermal)
-
2. Kelarutan suatu obat (kelarutan adalah)
Definisi : konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu (kuantitatif)
Data yang diperlukan untuk menentukan sistem larutan atau suspensi :
- Kelarutan
- Dosis/kekuatan obat
Faktot yang mempengaruhi kelarutan :
- pH (untuk pelarut air)
- suhu
- bentuk dan ukuran partikel zat
- kd pelarut (kepolaran)
- adanya zat lain (surfaktan, pembentuk senyawa kompleks, dan ion sejenis)
upaya peningkatan kelarutan obat:
- memilih bentuk garamnya
- mengoptimasi pH (untuk za asam/basa) :
perlu diketahui harga pKa dan pKb senyawa tersebut
pH =pKa + Log Garam/Asam (persamaan Henderson-Hasellbalch)
- menggunakan kosolven :
KD pelarut campur ~ KD zat aktif
- pembuatan seny.lkompleks :
Mekanisme meningkatkan kelarutan suatu zat berdasarkan adanya interaksi dari senyawa yang tidak larut
dengan senyawa yang larut baik dapat membentuk kompleks intramolekuler yang larut.
- Solubilisasi miselar menggunakan surfaktan :
Mekanismenya adalah karena terjadi asosiasi senyawa yang bersifat non polar dengan misel yang terbentuk
dalam larutan setelah tercapai konsentrasi misel kritik (KMK) surfaktan. Misel bersifat hidrofob
- Meningkatan kelarutan dengan modifikasi kritalin (dispersi padat, dll)

Tabel batasan kelarutan

Very < Slight 10


solu ly 0–
ble 1 solub 1,0
le 00

Freel 1 Very 1,0


y – slight 00
solu 1 ly –
ble 0 solub 10,
le 00
0
Solu 1 Practi >
ble 0 cally 10,
– insol 00
3 uble/ 0
0

Spari 1
ngly 0
solu –
ble 1
0
0

3. Resep, signa, resep narkotika zat yang bersifat eutektik (menthol, kamper)
Resep Narkotik :
 Harus ditulis tersendiri (tidak boleh diulang/ iterasi)
 Harus ditulis nama pasien (tidak m.i (mihi ipsi)/ pemakaian sendiri)
 Alamat pasien dan aturan pakai jelas (tidak u.c (usus cognitus- pemakaian diketahui
Resep yang bersifat darurat:
 Diberi tanda ; cito (segera), statim (penting), urgent (sangat penting), P.I.M (periculum in mora-berbahaya bila
ditahan/ tunda)  resep ini harus dilayani dulu.
Resep yang tidak boleh diulang tanpa sepengetahuan dokter:
 Mengandung narkotika, psikotropika, dan obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah/ MenKes RI.
 Ada keterangan N.I (ne iteretur- tidak diulang) dr dokter
Zat eutentik (zat yang mudah menguap): zat yang apabila dicampur akan menurunkan titik lebur
Campora&mentol : dapat dilarutkan didalam minyak lemak, dapat ditetesi etanol 95% dahulu kemudian
dikeringkan SL
Signa : di buku imo hal 181

4. kapsul, keuntungan kerugian, ukuran kapsul, jenis kapsul dan formulasinya


Definisi : Berupa sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang
umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan yang lain yang sesuai.
Ukuran Kapsul : Besar (0, 00, 000), Kecil (No. 1, 2, 3, 4, 5)
Keuntungan :
− Bentuknya menarik dan praktis
− Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak enak.
− Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut sehingga obat cepat diabsorpsi.
− Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
− Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan atau penolong seperti pada
pembuatan pil maupun tablet.
Kerugian :
− Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
− Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
− Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
Tdk. dapat digunakan untuk. Bahan-bahan yang sangat efloresen atau delikuesen.
* bahan efloresen --> kapsul jadi lunak
* bahan delikuesen --> kapsul jadi rapuh &
mudah pecah.
− Tidak bisa untuk balita
− Tidak bisa dibagi-bagi
Jenis-jenis :
 Kapsul Keras (Capsulae durae, Hard capsul) terdiri atas bagian wadah dan tutup yang terbuat dari metil
selulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai.
 Kapsul Lunak (Capsulae molles, Soft capsul) Merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris
(pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang
sesuai.

 Evaluasi cangkang kapsul


1. Uji organoleptis
2. Spesifikasi cngkang kapsul
3. Uji waktu hancur
4. Uji kemuluran dan uji kekuatan tarik
Formula Umum:
R/ Bahan Obat (padat, setengah padat, cair)
Bahan Pembantu

5. Istilah farmasi, spt higroskopis, serbuk dan serbuk jadi cair apa namanya, kenapa bisa tejadi
higroskopis : zat yang mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik atau zat (bahan kimia) yang dapat
menyerap uap air di udara pada kondisi temperatur dan tekanan ruang/normal
- Serbuk (pulvis dan pulveres) :
- Pulvis : serbuk terbagi
- Pulveres : serbuk tidak terbagi , contoh : serbuk tabur, serbuk gigi, serbuk antasida
- Suspensi rekonstitusi : suatu sediaan suspensi kering yang dibuat karena stabilitas za didalam pelarut
terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik.

6. Eliksir sirup
1. Eliksir: Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai eliksir.
- Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat
tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi, untuk digunakan
sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan
obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol.sebagai pengganti gula dapat ditambahkan sirup
simpleks.
2. Sirup adalah sediaan larutan oral yang mengandung gula dalam konsentrasi yang tinggi yang ke dalamnya
dapat ditambahkan bahan obat
Komponen utama dari sediaan sirup adalah:
- Air
- Gula(sukrosa) atau pengganti gula  Sirup tradisional menggandung gula 60-80%. Karena tingginya kadar gula
umumnya sediaan sirup tidak perlu ditambah pengawet dan peningkat viskositas. Kecuali bila kadar sukrosa
diturunkan dan diganti oleh pemanis lain maka tetap perlu ditambahkan pengawet
- Pengawet (jika kadar gula rendah)
- Perisa, pewarna

7. Tablet,
Tablet adalah : Pembuatan fase dalam bertujuan untuk membentuk granul dnegan ukuran yang lebih besar
dibandingkan serbuk dan akan memperbaiki sifat alir dan kompretabilitas

8. Formulasi tablet
- Formula : za, eksipien
- Eksipien : Adalah suatu zat yang ditambahkan dalam suatu formula, bersifat inert terhadap zat aktif dan
faktor yang memegang peranan terpenting dalam menjamin mutu sediaan obat dari proses pembuatannya
sampai digunakan oleh pasien
- Fungsinya:
 Memberibentukprodukdarisuatuformulasediaanfarmasi.
 Menjamin zat aktif dalam sediaan tetap dalam keadaan stabil dan memberikan efek terapi yang optimal
sesuai tujuan pemberiannya.
 Menjamin terpenuhinya semua persyaratan mutu obat yang baik.
9. Fungsi fase dalam dan fase luar dan contohnya
Fungsi fase dalam dan fase luar dan contohnya
Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri atas campuran zat aktif dan eksipien setelah dicampur
dengan baik, lalu digranulasi dengan cara basah atau cara kering. Sedangkan fase luar adalah campuran
beberapa eksipien, yaitu: desintegran, glidan, dan lubrikan yang berfungsi untuk memudahkan pengempaan,
meniadakan pelekatan pada dinding lubang kempa dan pons, serta memperlancar aliran massa kempa dari
corong (hopper) mesin tablet ke dalam lubang kempa
Contoh fase dalam: bahan aktif, pengikat, pengisi
Contoh fase luar: pelican, lubrikan, penghancur, glidan, desintegran

10. granulasi basah, kering, kempa langsung


 Granulasi basah adalah: proses pencampuran partikel bahan aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih
besar (agregat) dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat di granulasi.
- Keuntungan penggunaan granulasi basah :
1. Dapat meningkatkan kompretabilitas
2. Untuk zat aktif yang dosis besar yang mempunyai aliran atau kemampatan yang buruk, harus
digranulasi dengan metoda basah, untuk memperolah aliran dan kohesi yang cocok umtuk
pengempaan.
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
- Kerugian granulasi basah:
1. Waktu, ruangan, dan peralatan (mesin) yang digunakan butuh biaya cukup tinggi
2. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk
zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.
3. Kehilangan bahan selama berbagai tahapan proses
- Batasan/kondisi penerapan:
- Untuk za yg tahan thd lembab, dan pemanasan. Jika ingin diterapkan za yg tdk tahan lembab maka
harus digunakan pelarut pengikat (etanol/isopropilalkohol)
- Untuk yg dosis kecil
-
 Granulasi kering: disebut juga slugging. Granulasi kering adalah memproses partikel bahan aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat. Setelah menjadi masa padat,
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula
(granul).
- Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan
pelarut
- Keuntungan granulasi kering :
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengika
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
- Kerugian granulasi kering:
1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
3. Proses pembuatannya banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi
silang
- Batasan/penerapan:
- Za dosis tinggi yg memiliki sifat sukar mengalir
- Stabil thd tekanan
- Komprestabilitas kurang baik
- Tidak tahan panas & lembab

 Kempa langsung adalah suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran bahan aktif
dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
- sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah sebagai berikut:
1. alirannya baik
2. kompresibilitasnya baik,
3. bentuknya kristal, dan
4. mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
- keuntungan kempa langsung:
1. lebih ekonomis
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan
untuk menggunakan metode ini lebih singkat. Selain itu, tenaga dan mesin yang dipergunakan
juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung
menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari
granul ke partikel halus terlebih dahulu.
- Kerugian kempa langsung :
1. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat mudah mengalir,
kompresibilitas yang baik, kohesifitas, dan adhesifitas yang baik.
2. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan aktif dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan bahan
aktif di dalam tablet.

Batasan/kondisi terapan :
- Za dosis tinggi, sifat alir baik, kompresibilitas baik, stabil thd tekanan
- Dapat diterapkan pd za dgn sifat alir & kompresibilitas kurang baik asalkan dosis relatif kecil
- Keterbatasan za u/ dikempa diatasi dengan pemilihan eksipien yg punya sifat ali & kompresibilitas
baik serta menjamin homogen sempurna
- Menjamin stabilitas yg baik u/ zat yg tdk tahan panas & lembab karena tdk melibatkan pelarut &
pemanasan/pengeringan

- Evaluasi biofarmasi : uji waktu hancur, uji disolusi, uji ketersediaan hayati

11. Evaluasi terhadap serbuk/granul/massa kapsul/massa tablet, meliputi: (WAJIB sistematis/berurutan


pengerjaannya)
1. Uji kelembaban/kandungan air (Moisture Analytical Balance)
2. Uji sifat alir; Laju alir dan Sudut baring (Flow-tester)
3. Uji keseragaman ukuran partikel (Granulometer)
4. Uji bobot jenis/densitas kemampatan (Tapped density tester)
5. Uji kadar zat aktif (sesuai monografi zat aktifnya)
12. Evaluasi terhadap tablet, meliputi: (WAJIB sistematis/berurutan pengerjaannya)
1. Uji organoleptis
2. Uji keseragaman ukuran; Diameter dan Tebal (Micrometer scale)
3. Uji kekerasan (Hardness tester)
4. Uji friabilitas/friksibilitas (Friability and Abrasion tester)
5. Uji keseragaman sediaan; Keragaman bobot dan Keseragaman kandungan
6. Uji waktu hancur (Desintegration tester)
7. Uji disolusi (Dissolution tester)
8. Uji higroskopisitas (Desikator)

Sediaan single dose : tetes mata, salpe mata, injeksi


FARSET

13. BCS sistem

(Bu Efit)

14. sediaan antibakteri di pasaran apa?


- Jawab : eritromisin, klindamisin

15. buat sediaan apa si ekstraknya?


- Jawab: = clay mask 
16. Biofarmasi suspensi:
a. tdk ada proses liberasi, karena ZA tdk terikat scr fisik namun ZA berada dlm kondisi tdk larut
b. lgsg pd tahap disolusi (pelarutan) karena ZA blm terlarut
c. difusi
d. transfer/partisi
e. absorpsi

17. sediaan single dose?


- Jawab: Sediaan single dose : tetes mata, salpe mata, injeksi

18. sediaan apa saja yg perlu antioksidan (Sediaan yg teroksidasi ditandai dgn?) perubahan pH & warna.
- Jawab: sediaan yg mgd zat yg mdh teroksidasi

19. tujuan pewarna utk apa aja, sediaan apa aja yg butuh pewarna?
- jawab: utk meningkatkan daya tarik konsumen, penampilan lbh menarik, utk mengetahui sediaan
sudah homogen apa blm, membedakan sediaan satu dgn lainnya

(Pa Embit)

20. Sediaan tablet (contoh glidant)


- Jawab: talk, amilum, pati

21. Farmakope luar negeri :


- Jawab : macam -macam farmakope dunia:
a. Farmakope indonesia
b. Farmakope Belanda/ Pharmacope Nederland (P.H)
c. Farmakope Herbal Indonesia (F.H.I)
d. Pharmacopocia of Peoples Republic of China
e. United State Pharmacope (U.S.P) milik Amerika
f. British Pharmakope (B.P) inggris

22. Metode ekstraksi


- Jawab: Ekstraksi adalah metode pemisahan baik secara kimia ataupun fisika sejumlah bahan padat atau
cair dari suatu bahan simplisia baik nabati maupun hewani menggunakan pelarut yang sesuai.

a. Ekstraksi cair padat b. Ekstraksi Cair Cair c. Padat-padat


- Maserasi - Bertahap (Corong - Enfleuredge
- Perkolasi pisah)
- Refluks - Sinambung (Craig)
- Ekstraksi
Sinambung
(Soxhlet)

Berdasarkan waktu kontak:

Ekstraksi Bertahap: Ekstraksi Sinambung:


- Meserasi - ECC (Craig)
- Refluks - Sinambung dengan Alat Soxhlet
- ECC (corong Pisah)

Berdasarkan Energi yang digunakan:

Cara panas : Cara dingin:


- Refluks - Maserasi
- Sinambung (soxhlet) - Perkolasi
- Digesti - Untuk mengambil senyawa yang
- Dekokta termolabil
- Infusa - Mengekstraksi yang belum diketahui
- Senyawa sudah diketahui dan
termostabil

- Ekstraksi Cair Padat : ECP adalah proses penarikan komponen linarut dari material padat
- Dasar dari ekstraksi cair padat adalah kelarutan.
- PATOKAN : Like dissolve like : Pelarut Polar akan melarutkan komponen senyawa yang polar Pelarut
Non Polar akan melarutkan komponen senyawa yang non Polar

- MASERASI: Proses ekstraksi pada suhu ruangan meggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan
- Maserasi Kinetik berarti dilakukan dengan pengadukan terus menerus
- Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya

- DIGESTION : Maserasi pada suhu tinggi, misal 40-50 OC.

- PERKOLASI: Ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna, umumnya dilakukan pada
suhu ruangan

- REFLUKS: Ekstraksi cara panas menggunakan alat refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didih pelarut selama waktu tertentu, dimana bahan dan pelarut dicampur dalam satu
wadah labu bundar kemudian dipanaskan bersama-sama.

- EKSTRAKSI SINAMBUNG: Ekstraksi sinambung menggunakan alat soxhlet (Soxhlet extraction)


- Pada Ekstraksi sinambung bahan disimpan pada klonsong sedangkan pelarut di labu bundar, dimana
pelarut dipanaskan pada titik didihnya sehingga pelarut menguap dan mengembun setelah melewati
kondensor untuk selanjutnya melewati bahan sehingga terjadi ekstraksi. Misela selanjutnya dibawa
masuk labu bundar bercampur dengan pelarut.
- Ekstraksi sempurna ditandai jika tidak tampak noda di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20 – 25 kali

- INFUSA DAN DEKOKTA:


- Infusa Berasal dari Istilah Infusum yaitu sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan
nabati maupun hewani dengan pelarut air pada suhu 90° C selama 15 menit (Farmakope Indonesia,
1995).
- Dekokta sama dengan infusa menggunakan suhu 90 OC namun waktu yang digunakan lebih lama yaitu
30 menit.
- Proses infusa dan Dekokta menggunakan 1 unit panci yang terdiri dari 2 bagian yang saling bertumpuk
yaitu “panci-tim”.

- DESTILASI UAP : Ekstraksi ini digunakan untuk memisahkan senyawa mudah menguap/minyak
atsiri menggunakan uap air yang dialirkan melalui simplisia dan dilanjutkan dengan kondensasi fase
uap campuran menjadi destilat air bersama minyak atsiri yang dapat memisah.

- ECC: Dalam proses ekstraksi terjadi perpindahan solut dari satu fasa ke fasa yang lain.
- Pada ekstraksi cair-cair, fasa yang digunakan adalah dua cairan yang tidak saling bercampur
(immiscible), biasanya digunakan air dan pelarut organik. C:/ air dan dietil eter atau CHCl3
- Prinsip solve dissolve like sangat berperan.
- Artinya adalah suatu senyawa akan lebih larut dalam pelarut yang memiliki sifat mirip, misalnya
senyawa yang memiliki sifat polar akan cenderung lebih larut di pelarut yang memiliki sifat polar juga.

- ROTARY EVAPORATOR :
- Prinsip:
1. Pompa vakum akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan pada sistem
2. Kondensor dialiri oleh air mengalir dengan arah dari bawah menuju ke atas
3. Labu penampung sampel dapat berputar (rotasi) sesuai dengan pengaturan rpm yang dibutuhkan
4. Penangas air akan memberikan panas kepada sampel campuran yang berada dilabu penampung, sehingga
pelarut didalam campuran akan mengalami pemanasan
5. Pelarut yang memiliki titik uap lebih rendah akan menguap terlebih menjadi molekul-molekul uap
6. Molekul uap selanjutnya akan masuk melalui kondensor, dan didalam kondensor terjadi proses pendinginan
7. Proses pendinginan akan mengubah molekul uap menjadi cairan pelarut kembali (pengembunan)
8. Pelarut yang selanjutnya akan tertampung di labu penampung kondensat

Bu Ratih

23. Semua sediaan topikal

Jawab: Macam-macam sediaan topikal:

 Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan untuk menghasilkan efek
lokal,
 Contoh sediaan topikal
- Salep : sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.
- Krim : Bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).
- Pasta : merupakan salep yg mengandung zat padat tinggi sampai 50% yg terdispersi dlm basis
berlemak
- Bedak : merupakan sediaan yang digunakan secara external atau diluar tubuh
- Lotio : preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada bagian luar kulit.
- Gel : Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.
- Foam merupakan cairan yang dikompresi ke dalam tabung aluminium dan mengandung hydrocarbon
propellant yang akan membentuk busa
- Spray : merupakan sediaan solutio aerosol yang terdiri dari solutio obat di dalam propellant murni. 

24. cara identifikasi tipe emulsi di krim

1. Uji Kobal Klorida (CoCl)

Basahi kertas saring dengan larutan kobal klorida dan biarkan kering. Untuk emulsi minyak dalam air akan terjadi
perubahan dari biru ke merah muda. Uji ini tidak dapat dipakai pada emulsi yang tidak stabil atau adanya elektrolit.

2. Uji Konduktivitas

Emulsi diuji terhadap penghantaran listrik. Emulsi M/A dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan emulsi A/M
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Uji ini dapat memberikan hasil palsu pada emulsi M/A non ionik.
3. Uji Pengenceran

Hanya dapat digunakan untuk menguji emulsi cair saja. Emulsi M/A dapat diencerkan dengan pelarut aqueous
(dapat terlarut dalam pelarut aqueous), sedangkan emulsi A/M tidak dapat diencerkan dengan pelarut aqueous.
Pengujian ini harus dilakukan dengan hati-hati karena inversi fasa dapat terjadi.

4. Uji Arah Creaming

Uji ini dapat dilakukan apabila densiti dari fasa air dan fasa minyak telah diketahui. Emulsi A/M akan terjadi
creaming pada arah ke bawah (karena biasanya minyak mempunyai densitas yang lebih rendah dari air). Emulsi
M/A akan terjadi creaming pada arah ke atas.

5. Uji Pewarnaan

Emulsi M/A : jika dicampur dengan pewarna larut air (mis. Amaranth) lalu dilihat di bawah mikroskop,
maka akan fasa kontinunya (fasa pendispersinya) akan terlihat berwarna.

Emulsi A/M : jika dicampur dengan pewarna larut minyak (mis. Sudan III) lalu dilihat di bawah
mikroskop, maka fasa kontinu/fasa pendispersinya akan terlihat berwarna. Pengujian ini dapat memberikan hasil
palsu jika terdapat emulgator ionik.

6. Uji Kertas Saring

M/A : akan menyebar dengan cepat ketika setitik emulsi M/A diletakkan dalam kertas saring. Sebaiknya tidak
digunakan untuk cream yang terlalu kental .

7. Uji Fluoresensi

Setitik sample emulsi yang akan diuji dipaparkan pada sinar UV dan dilihat di bawah mikroskop. Karena
kebanyakan minyak berfluoresensi di bawah lampu UV, maka emulsi A/M menunjukkan fluoresensi pada fase
kontinunya dan emulsi M/A berfluoresensi hanya pada globulnya saja.

3. mau bikin apa dari TA kita. lalu PAHAMI

4. harus detail ttg jenis2 sediaan

5. ttg resep, kasus2 di apotek, sama racikan

25. Resep

RESEP adalah Permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat
kepada pasien.

Yang berhak menulis resep adalah :

1. Dokter
2. Dokter gigi, terbatas pengobatan gigi dan mulut
3. Dokter hewan, terbatas untuk hewan
 Bidan : tidak diperbolehkan menulis resep tetapi apabila memerlukan obat untuk pasiennya dapat
menuliskannya dalam sehelai kertas yang tidak memuat tanda R/.
Resep lengkap

1. Nama, alamat dan nomor izin dokter


2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, Nama setiap obat atau komposisi obat dan
jumlahnya(invocatio)
4. Permintaan pembuatan sediaan ,jenis sediaan dan jumlah Aturan pakai obat yang tertulis (signature)
5. Garis penutup dan Tanda tangan/ paraf dokter (subscriptio)
6. Nama dan alamat pasien
7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknua untuk resep dokter hewan.

Ketentuan Resep

— Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
— Resep yg mengandung narkotika
— Harus ditulis tersendiri (tidak boleh diulang/ iterasi)
— Harus ditulis nama pasien (tidak m.i (mihi ipsi)/ pemakaian sendiri)
— Alamat pasien dan aturan pakai jelas (tidak u.c (usus cognitus- pemakaian diketahui))

Resep yang bersifat darurat


- Diberi tanda ; cito (segera), statim (penting), urgent (sangat penting), P.I.M (periculum in mora-
berbahaya bila ditahan/ tunda)  resep ini harus dilayani dulu
- Resep yang tidak boleh diulang tanpa sepengetahuan dokter
— Mengandung narkotika, psikotropika, dan obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah/ MenKes
RI.
— Ada keterangan N.I (ne iteretur- tidak diulang) dr dokter

Salinan Resep : merupakan salinan dari suatu resep asli yang dibuat oleh apotek, bukan hasil fotocopy

Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli harus memuat pula:

— Nama dan alamat apotek


— Nama dan No.SIP APA
— Tandatangan atau paraf APA
— Tanda detur untuk obat yg sudah diserahkan; ne detur utk yg belum diserahkan
— Nomor resep dan tanggal pembuatan
Etiket:

- Warna etiket ada 2 macam :

1. warna putih : untuk obat dalam

2. berwarna, biasanya biru, untuk obat luar.

Pada etiket harus tertulis :

1. Nama apotik, alamat dan nomor telpon,


2. Nama apoteker pengelola apotik, no.SIK.
3. Nomor resep yg diberikan apotik,
4. Tanggal obat diberikan
5. Nama pasien
6. Cara pakai
7. Paraf pembuat
 Bila diperlukan : tempel tanda label N.I. (ne iteretur) atau Tidak boleh diulang tanpa resep baru dari
dokter.

(Bu Dina)

26. apa bedanya emulgel dan gel


- Emulgel adalah emulsi baik O/W maupun W/O yang dibuat gel dengan mencampurkannya dengan
gelling agent
- Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan
- Bedanya yaitu ZA pada emulgel dibuat sistem emulsi terlebih dahulu, sedangkan ZA pada gel
berbentuk padat serbuk.

27. komponen2 emulgel selain fase minyak, fase air, emulgator, gelling agent
- Jawab: Komponen2 emulgel selain fase minyak, fase air, emulgator, gelling agen ini mah penelitian di
ga sih? Paling ada HUMEKTAN sebagai pembasah aku liat liat di jurnal mah terus bisa antioksidan

28. ttg sifat alir, fungsinya & gmn cara ceknya


- Rheologi adalah ilmu yang memperlajari sifat aliran suatu zat cair (fluid) atau perubahan bentuk
(deformasi) zat dibawah tekanan/tegangan(stress)
- Viskositas adalah suatu tahanan (resistensi) dari suatu cairan untuk mengalir.
- Semakin tinggi nilai viskositas→semakin besar tahanannya.

- Newtonian: viskositas konstan dengan peningkatan laju geser.


- Non Newtonian: viskpositas berubah dengan peningkatan / penurunan laju geser.

- Pseudoplastic&Dilatancy (tidak bergantung waktu), sehingga saat pemberian atau tegangan


dihentikan maka material akan langsung kembali kekondisi awalnya. Kurva transisinya
berhimpit rapat, sehingga hanya berupa satu garis (tidak membentuk hysteresisloop).
- Thixotrophic&Rheopexy (bergantung waktu), sehingga saat pemberian atau tegangan dihentikan maka
material akan tidak langsung kembali kekondisi awalnya. Kurva transisinya tidak berhimpit rapat,
sehingga akan terbentuk hysteresisloop.

Tak dipengaruhi waktu


- Plastis : ada flokulasi dalam suspense, kurva tidak lewat titik (0,0)
- Pseudoplastis: untuk disperse cairan gom (CMC Na, tragakan), kebalikan dari plastis, dimulai dr titik (0,0)
pada laju geser rendah, viskositas menurun dengan meningkatnya laju geser.
viskositas menurun ketika diberi gaya, tetapi tidak dipengaruhi waktu
- Dilatan: suspesnsi dengan zat padat tinggi, peningkatan viskositas dengan meningkatnya laju geser.
-
Bergantung dengan waktu
Ketika diberi laju geser/struktur pecah reversible  tidak langsung kembali ke struktur aslinya.
- Tiksotropik: pemecahan struktur saat laju geser, pemulihan saat didiamkan. Tiksotropik diinginkan
karena konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dituang dengan mudah rheogram  ada loop
hysteresis antara kurva naik dan turun  menandakan waktu yang dibutuhkan untuk struktur kembali
setelah gaya dihilangkan.
Makin besar gaya yang diberikan  viskositas sediaan menurun
- Antitiksotropik: meningkatnya frekuensi tumbukan partikel terdispersiterjadi gumpalan karena laju
geser  viskositas meningkat co: magma
- Reopeksi: zat padat lebih mudah membentuk gel jika diaduk perlahan/ diberi geseran dari pada dibiarkan
laju geser meningkat dan viskosita menurun
Mengukur viskositas dapat menggunakan alat ukur viscometer:

- Viscometer hoppler: menghitung viskositas suatu benda berdasarkan hukum stokes. ada hukum stokes
dinyatakan apabila sebuah bola bergerak di dalam sebuah cairan atau fluida yang bergerak, maka akan
bekerja gaya gesek pada bola tersebut yang berbentuk gaya gesekan yang memiliki arah berlawanan dari
arah gerak bola tersebut.
- Viscometer Brookfield: dapat mengukur viskositas dan rheology

(bu efit)

29. Melancarkan sirkulasi darah itu stimulant atau depresan?


Jawab : Depresan

30. Kalau data tidak sesuai dengan hipotesa sebaiknya ditulis seperti apa? Apa adanya atau bagaimana?
Jawab: Iya, ditulis saja data apa adanya nanti dibahas penyebab tidak sesuainya

31. Tahap pembuatan sediaan, preform isinya apa aja, evaluasi nya kan stabilitas dipercepat kalau CPOB nya
gimana?
Jawab: Preform (pemerian, polimorfisme, ukuran partikel, kelarutan, titik lebur/titik didih, pka/pkb, bobot jenis, pH
larutan, stabilitas (terhadap air, udara, panas, pH,dll) inkompatibilitas (ketidakcampuran).

1. Uji dipercepat
O Didesain untuk meningkatkan derajat degradasi kimiawi atau perubahan fisika dari zat aktif atau produk
dengan menggunakan kondisi penyimpanan “berlebihan” sebagai bagian dari studi stabilitas formal.
O Uji dipercepat dilakukan selama 3-6 bulan dengan kondisi penyimpanan 40°C ± 2°C dan RH 75% ± 5%.
O Uji dipercepat dilakukan pada 3 bets produk skala pilot kemudian diekstrapolasi untuk mengetahui waktu
kadaluarsa/masa edar sebagai syarat untuk mendapatkan nomor registrasi obat.

2. Uji jangka panjang

O Pengujian jangka panjang dilaksanakan setiap 3 bulan selama tahun pertama, setiap 6 bulan selama tahun
ke 2 dan selanjutnya tiap tahun selama masa simpan atau edar pada paling sedikit 3 bets primer pada
produk skala produksi
O Kondisi penyimpanan 30°C ± 2°C dan RH 70%±5% .
O Saat pemasaran tetap dilakukan uji jangka panjang dengan melihat pada bulan keberapa akan mengalami
penurunan sampai waktu yang sebelumnya telah ditentukan. Jika ternyata mengalami penurunan maka
pabrik harus mengkonfirmasi ulang ke Badan POM yang akan ditindak lanjuti dengan penarikan produk
dan dimundurkan waktu kadaluarsanya.

(bu ratih)

32. Mengapa sediaan dikatakan stabil secara termodinamika?


Jawab: Stabil secara termodinamik adalah tidak mengalami perubahan secara spontan.

33. Uji robustness untuk apa?


Jawab: Uji Robust (Robustness test) uji kekuatan digunakan untuk menguji validitas terhadap hasil penelitian.
Penelitian ini menggunakan satu model regresi tambahan dengan menggunakan seluruh sampel pada periode
sebelum dan sesudah adopsi IFRS dengan menggunakan IFRS sebagai variabel moderasi. Uji ini juga dilakukan
untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metode perlu dibuat perubahan metodologi yang
kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi serta akurasi.

34. Uji sentrifuga dilihat parameternya apa? Kenapa bisa memisah?


Jawab: parameter yg d lihatnya yaitu adanya pemisahan.
- Tujuan dilakukan centrifugal test adalah untuk mengetahui terjadinya pemisahan fase dari emulsi. Sample
disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama 5 jam atau 5000-10000 rpm selama 30 menit. Hal ini
dilakukan karena perlakuan tersebut sama dengan besarnya pengaruh gaya gravitasi terhadap penyimpanan
krim selama setahun. Alasan bisa memisah karena Sentrifugasi pada kecepatan tinggi dapat mengubah
bentuk globul fase internal yang terdispersi dan memicu terjadinya koalesen.

(bu netty)

35. Isotropic itu apa? Bisa disamakan dengan homogen tidak?


Jawab: Isotropik adalah keseragaman atau uniformitas dalam segala arah.
Isotropic sudah pasti homogen, namun homogen belum tentu isotropic. Seperti halnya air yang homogen
namun bila diberi medan magnet dari luar maka tidak isotropic karena semua kutub berarah yang sama
36. Tugas ko surfaktan apa?
Jawab: Untuk membantu kerja surfaktan yang bertugas menurunkan tegangan permikaan diantara fasa
minyak dan air.
37. Bagaimana cara menentukan ukuran partikel?
Jawab : Dengan Uji evaluasi Keseragaman Ukuran Partikel (uji granulometri )
 Granulometri adalah analisis ukuran dan distribusi ukuran-ukuran granul
 Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran dengan
mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil
 Tujuan granulometri Melihat keseragaman dari ukuran granul. Ukuran granul sebaiknya seragam hal ini
sehingga dapat menjamin aliran granul dan juga keseragaman kandungan granul Distribusi ukuran
granul sebaiknya mengikuti kurva distribusi normal Dari distribusi granul kita bisa melihat jumlah fines
(serbuk) dalam granul yang dihasilkan

(pa budi)

38. Mengapa sediaan dikatakan stabil secara termodinamika?


Menjawab:
Stabil secara termodinamik adalah tidak mengalami perubahan secara spontan. Isotropic sudah pasti
homogen, namun homogen belum tentu isotropic. Seperti halnya air yang homogen namun bila diberi
medan magnet dari luar maka tidak isotropic karena semua kutub berarah yang sama.

(Bu sani )

39. Macam2 tablet


1. Multiple layer (Multilayered tablet) , tablet yg tdd dr 2 lapisan/ lebih, baik berupa lapisan2/ salut.
Tujuan : memisahkan 2 jenis obat / lebih yg inkompatibel satu sm lain, u/ menghantarkan obat dg
kecepatan pelepasan yg berbeda atara lapisan2
2. Tablet salut  tablet yg tdd dr 2 lapisan/ lebih tdd bahan penyalut dan inti tablet co/ gelatin, film, sugar,
enteric
Tujuan :
u/ melindungi obat dari penguraian di lambung (salut enterk)
untuk mencegah obat menimbulkan iritasi pada bagian ttt dr sal. Cerna (co/ iritasi lambung o/ obat gol.
NSAID
u/ menutupi rasa baud an warna dari obat
u/ memberikan perlindungan fisik dan kimia pd obat
u/ memperbaiki penampilan tablet
u/ membuat pelepasan obat yg terkontrol
u/ mentagret obat pd bag. Ttt co/ obat di target di kolon
3. Tablet bukal dan sublingual
Tablet bukal dan sublingual adalah bentuk tablet yang ditempatkan di rongga mulut dan akan terlarut
dengan lambat dan akan diserap melalui mukosa bukal/sublingual untuk memberikan efek sistemik.
Bukal → diantara pipi dan gusi
Sublingual → di bawah lidah Tablet bukal dan sublingual harus melarut dengan lambat dirongga mulut
buka "hancur' dalam jangka waktu 15-30 menit
• Tablet ini harus dapat bertahan pada sisi aplikasi dan tidak boleh mengandung komponen yang bisa
memicu salivasi
Keuntungan : Terjadinya proses absorbsi yang cepat menuju sirkulasi sistemik contoh: nitroglisesin
Terhindar dari efek first pass metabolism Mencegah terjadinya degradasi obat oleh suasana lambung (asam
dan enzim) contoh untuk obat golongan steroid dan hormon Memungkinkannya terjadinya absorpsi obat
secara sistemik pada obat kondisi mual atau pada saat obat memicu terjadinya mual
4. Tablet hisap
Tablet hisap adl Tablet kunyah, yang memiliki disintegrasi halus dan cepat ketika dikunyah atau dibiarkan
larut dalam mulut, memiliki dasar yang krem, biasanya mannitol yang beraroma dan berwarna. • Tablet
kunyah sangat berguna untuk pemberian tablet besar untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami
kesulitan menelan bentuk sediaan padat.
5. Tablet Kunyah
Tablet kunyah adalah tablet yang pada saat penggunaannya harus menggunakan proses dikunyah di rongga
mulut bukan untuk ditelan Obat dengan rasa pahit dan tidak enak bukan kandidat yang baik untuk tablet
jenis ini Tujuan utama pengembangan tablet kunyah adalah:
1. Tablet kunyah, yang memiliki kel disintegrasi cepat ketika dikunyah atau dibiarkan larut dalam mulut,
memiliki dasar yang kental, biasanya manitol yang beraroma dan berwarna.
2. Untuk penggunaan obat pada anak-anak atau orang dewasa yang sulit dikeluarkan obat
3. Tablet antasid yang selain karena ukurannya cukup besar sulit dikunyah juga untuk meningkatkan
efektifitas penetralan asam di lambung karena pengecilan ukuran partikel
6. Efferfescent
Tablet effervescent dibuat dengan mengompresi garam efervesen granular yang melepaskan gas ketika
kontak dengan air. Tablet ini umumnya mengandung zat obat yang larut dengan cepat ketika ditambahkan
ke air. "Aksi gelembung" dapat membantu memecah tablet dan meningkatkan pembubaran obat aktif.
Umumnya reaksi jenuh berlangsung dalam satu menit.

Evaluasi terhadap serbuk/granul/massa kapsul/massa tablet,

meliputi: (WAJIB sistematis/berurutan pengerjaannya)

1. Uji kelembaban/kandungan air (Moisture Analytical Balance)  Tujuan Pengujian Mengontrol kandungan
lembab granul sehingga tidak akan menimbulkan masalah pada proses pencetakan dan produk akhir tablet  jika
lembab dapat mengganggu aliran, menyebabkan penempelan pada mesin, dan meningkatkan resiko pertumbuhan
mikroba sedangkan kadar lembab yang rendah menyebabkan granul rapuh)

2. Uji sifat alir; Laju alir dan Sudut baring (Flow-tester)

3. Uji keseragaman ukuran partikel (Granulometer)

4. Uji bobot jenis/densitas kemampatan (Tapped density tester) 5. Uji kadar zat aktif (sesuai monografi zat aktifnya)

Evaluasi terhadap tablet,

meliputi: (WAJIB sistematis/berurutan pengerjaannya)

1. Uji organoleptis

2. Uji keseragaman ukuran; Diameter dan Tebal (Micrometer scale)

3. Uji kekerasan (Hardness tester)

4. Uji friabilitas/friksibilitas (Friability and Abrasion tester)


5. Uji keseragaman sediaan; Keragaman bobot dan Keseragaman kandungan

6. Uji waktu hancur (Desintegration tester)

7. Uji disolusi (Dissolution tester)

8. Uji higroskopisitas (Desikator)

Bu dina (Pengertian hlb )

 HLB / Hydrophilic Lypophilic Balance adalah ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik dari suatu zat aktif
permukaan
 Semakin tinggi suatu HLB maka semakin hidrofilik zat tersebut

Pak eka Perbedaan emulsi dan gel

Gel

Pengertian : Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.

Formulasi :

1. Zat aktif

2. Basis gel (polimer pembentuk gel), Polimer yang dapat digunakan sebagai basis gel antara lain :

 Polimer alam:
Proteins: Gelatin, Collagen

Polysaccharides: Alginic acid Agar, Tragacanth, Sodium or Potassium carrageenan, Pectin, Gellum Gum,
Xanthin, Cassia Stora, Guar Gum

 Polimer semi sintetik: Cellulose derivatives: Hydroxyethyl cellulose , Methylcellulose , Hydroxypropyl methyl
cellulose , Hydroxypropyl cellulose, Carboxymethyl cellulose
 Polimer sintetik:
Carbomer : Carbopol -941, Carbopol -940. Carbopol -934 o Poloxamer o Polyvinyl alcohol o Polyacrylamide
Polyethylene and its co-polymers

 Senyawa inorganik: o Bentonite, o Aluminium hydroxide


 Surfaktan: Brij-96, Cetostearyl alcohol
1. Bahan tambahan (peningkat penetrasi, peningkat konsistensi, pengawet, pendapar, antioksidan, pengkompleks
Keuntungan

 efek pendinginan pada kulit saat digunakan


 penampilan sediaan yang jernih dan elegan
 pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat
tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu
 mudah dicuci dengan air
 kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
Kekurangan :

Pembuatan
1. Timbang sejumlah gelling agent sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Gelling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing-masing
3. Timbang zat aktif dan zat tambahan lainnya
4. Tambahkan gelling agent yang sudah dikembangkan ke dalam campuran tersebut atau sebaliknya sambil
diaduk terus-menerus hingga homogen (pengadukan jangan terlalu kuat karena akan menjerap udara
sehingga menyebabkan timbulnya gelembung udara dalam sediaan yang nantinya dapat mempengaruhi pH
sediaan).
5. Gel yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi gel dan diisikan ke dalam tube sebanyak yang
dibutuhkan
6. Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah yang dilengkapi brosur dan etiket.

Evaluasi

Evaluasi kimia :

1. pH
2. Stabilita sediaan (kadar)
3. Kadar zat aktif (Monografi zat di Farmakope)
Evaluasi fisika :

1. Organoleptis
2. Viskositas semisolid : Brookfield
3. Homogenitas sediaan
4. Tipe krim atau emulsi
5. Stabilitas fisik sediaan
Evaluasi biologi

1. Efektivitas pengawet
2. Cemaran mikroorganisme
Emulsi

Pengertian : Emulsi adalah suatu dispersi dimana fasa terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang
terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam batasan emulsi, fasa terdispersi dianggap sebagai
fasa dalam dan medium pendispersi dianggap sebagai fasa luar atau fasa kontinu.

Formula :

za (zat padat larut dalam minyak dan zat aktif cair yang larut dalam minyak (c/ minyak/ cairan tdk campur air)

Eksipien : pembawa (minyak / air), emulgator (mencegah penggabungan kembali globul2), pengawet, bahan
pembantu (pemanis, flavor, antioksidan (mencegah ketengikan dari fase minyak))

Syarat : za yg tdk saling bercampur

Cara pembuatan:

Menggunakan emulgator sintesis (surfaktan)


1. Emulgator dan bahan lain yang larut minyak dicampurkan ke dalam minyak dan dipanaskan sampai suhu 60-70
C
2. Emulgator dan bahan lain yang larut air dicampurkan ke dalam air dan dipanaskan sampai suhu 60-70 C
3. Campurkan kedua fase sambil diaduk dengan menggunakan stirer dalam waktu tertentu (5 menit)
4. + bahan pengental yang sudah dikmbangkan ke dalam emulsi yang telah terbentuk sambil diaduk dengan stirer
Menggunakan emulgator alam (metode basah)
1. Kembangkan emulgator alam yang akan digunakan sesuai dengan aturan pengembangan masing-masing
emulgator
2. Campurkan dengan minyak aduk kuat sampai terbentuk korpus emulsi (campuran minyak, air dan emulgator)
3. Tambahkan bahan tambahan (zat pengawet, penstabil, perasa, dl)l dilarutkan dahulu dalam sedikit fase luar
baru dicampur dengan emulsi utama) dan sisa air sambil diaduk cepat sampai mencapai volume sediaan yang
diinginkan
Menggunakan emulgator alam (metode kering)
1. Didihkan air yang akan digunakan kemudian dinginkan sebelum dipakai
2. Campurkan minyak dan emulgator (tanpa mengembangkan emulgator terlebih dahulu) kemudian tambahkan
air sekaligus, aduk sampai homogen
3. Tambahkan bahan tambahan (zat pengawet, penstabil, perasa, dl)l dilarutkan dahulu dalam sedikit fase luar
baru dicampur dengan emulsi utama) dan sisa air sambil diaduk cepat sampai mencapai volume sediaan yang
diinginkan

kelebihan :

 Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Tipe M/A bertujuan untuk:


– Menutupi rasa minyak yang tidak enak.
– Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil.
– Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk terlarut. (mudah diabsorpsi ukuran partikel minyak
kecil).
• Memperbaiki penampilan sediaan karena merupakan campuran yang homogen secara visual.
• Meningkatkan stabilitas obat yang lebih mudah terhidrolisa dalam air.
• Pembuatan sediaan yang depoterapi
• Penetrasi dan absorpsi dapat dikontrol

Kekurangan  Sistem dua fasa membuat emulsi menjadi sediaan yang tidak stabil sehingga diperlukan formulasi
dan teknik pembuatan khusus untuk menjamin stabilitasnya

evaluasi :

• Analisis ukuran globul (peningkatan ukuran globul  tidak stabil)


• Perubahan viskositas
• Uji dipercepat (Freeze thaw, Sentrifugasi)
 Pengamatan makroskopik (creaming, koalesen, breaking)

SALEP
Pengertian: sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut
atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.
Persyaratan Salep
1.Pemerian : tidak boleh berbau tengik
2.Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik, kadar bahan obat
adalah 10%.
3.Homogenitas
4.Penandaan : pada etiket tertera “obat luar”
5.Dasar salep : dipilih tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep.

Pengelompokkan Dasar Salep


1. Dasar salep hidrokarbon
Tidak berair, hidrofob, tidak larut dalam air dan tidak tercuci air.
–Vaselin (soft paraffin) terbagi dalam : vaselin kuning (vas. Flavum), b. Vaselin putih (vas. Album).
–Paraffinum solidum (Hard paraffin)
–Paraffinum liquidum (Liquid paraffin)
–Malam putih (cera album); malam kuning (cera flavum)
2. Dasar salep absorpsi (Salep serap)
Emulsi A/M; tidak larut dalam air dan kebanyakan tidak tercuci air.
–Adeps lanae (lemak bulu domba)
–Unguentum simpleks (cera flava : oleum sasami= 30 : 70)
–hydrophilik petrolatum ( vaselin alba :cera alba : stearyl alkohol : kolesterol = 86 : 8 : 6 : 6)
–Cold cream, lanolin.
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar emulsi, misalnya emulsi minyak dalam air (M/A), vanishing cream
4. Dasar salep yang dapat larut dalam air
Misalnya PEG atau campurannya.

Penggolongan Salep Menurut dasar salepnya


1.Salep hidrofobik : salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar salep berlemak (greasy bases), tidak dapat
dicuci dengan air. Misalnya : campuran lemak-lemak, minyak lemak, malam.
2.Salep hidrofilik : salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya dasar tipe M/A.

Kualitas Dasar Salep


Kualitas dasar salep yang baik adalah :
1.Stabil
2.Lunak, harus halus dan homogen.
3.Mudah dipakai
4.Dasar salep yang cocok
5.Dapat terdistribusi secara merata

- Formula umum: zat aktif, basis dan bahan pengawet, antioksidan, peningkat penetrasi.
A. Metode Pelelehan/Fusion
1. Timbang zat aktif, gerus halus sesuai ukuran partikel yang dikehendaki
2. Timbang basis yang tahan pemanasan, panaskan di atas penangas air hingga di atas suhu leleh (sampai lumer)
3. Masukkan basis ke dalam mortar hangat, aduk sampai dingin dan terbentuk massa semisolida
4. Tambahkan basis yang sudah dingin sedikit demi sedikit (metode pengenceran geometris) ke dalam bahan
aktif, aduk sampai homogen dan tercampur rata. Untuk zat aktif yang tahan panas dapat segera dicampurkan
sedikit demi sedikit dengan basis salep yang masih cair dalam wadah.
5. Salep yang sudah terbentuk ditimbang dengan kertas perkamen sejumlah yang diperlukan, lalu dimasukan
kedalam wadah.
6. Dilakukan evaluasi sediaan jadi
B. Metode Triturasi
1. Timbang zat aktif, gerus halus sesuai ukuran partikel yang dikehendaki
2. Timbang basis, campurkan satu sama lain dengan metode pencampuran geometris (sesuai dengan berat
masing-masing komponen basis sesuai formula), sambil digerus dalam mortar hingga homogen. Timbang
sejumlah basis yang akan dicampurkan dengan bahan aktif.
3. Tambahkan basis yang sudah jadi sedikit demi sedikit ke dalam mortar yang sudah berisi bahan aktif
4. Aduk sampai homogen sampai tercampur rata
5. Ditimbang dan dimasukkan ke dalam kemasan
6. Dilakukan evaluasi sediaan jadi

KRIM
•Bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).
•Krim ada 2 tipe M/A; A/M.
•Diperlukan bahan pengemulsi.
•Cara pembuatan : bagian lemak dilebur di atas tangas air kemudian tambahkan bagian airnya dengan zat
pengemulsi, aduk sampai terjadi suatu campuran yang berbentuk krim.

Penggolongan Krim
•Berdasarkan tipenya
–Tipe M/A atau O/W

Tipe krim yang umum digunakan untuk sediaan kosmetik karena tidak lengket dan mudah dibersihkan
–Tipe A/M atau W/O
Penggunaan krim jenis ini umumnya pada penggunaan dengan waktu kontak yang lebih lama, contoh krim malam
dan pelembab kaki.

Formulasi Krim
•Fase minyak
•Fase Air
•Emulgator
•Antioksidan
•Pengawet
•Humektan
•Peningkat konsistensi

Emulgator Krim
•Golongan anionic surfaktan
–Natrium lauril sulfat (umumnya dikombinasi dengan surfaktan non ionik dengan HLB rendah seperti setil atau
setostearil alkohol)
–Surfaktan insitu hasil reaksi antara asam lemak dengan basa contohnya Asam Stearat dan TEA (trietanolamin),
Asam oleat dan NaOH  _natrium oleat

• _Surfaktan non ionik


Kombinasi Tween dan Span
Tween dan span termasuk surfaktan non ionik. Kombinasi tween dan span selain dapat mencapai nilai HLB butuh
minyak yang dibutuhkan juga kombinasinya mampu menciptakan lapisan antarmuka yang stabil

•Kationik surfaktan (Lebih sering digunakan sebagai pengawet)


•Ampoterik surfaktan (surfaktan yang mengandung muatan positif dan negatif _contoh lesitin)
•Anionic emulsifying wax (kombinasi setostearil alkohol 90 gram, natrium lauryl sulfat 10 gram, dan air 4 gram)
•Nonionic emulsifying wax (kombinasi setostearil alkohol dan setomacrogol 1000)

GEL
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.

Berdasakan pelarut:
•Hidrogel (pelarut air).
•Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik)
•Hidroalkoholik Gel (campuran air + pelarut organik)

Berdasarkan sifat fasa koloid/ gelling agent


•Gel anorganik, contoh : bentonit magma
•Gel organik, pembentuk gel berupa polimer

Gelling Agent
•Polimer (gel organik) co. natrium alginat, karagenan
•Derivat selulosa co. HPMC, HPC
•Polimer sintesis co. karbomer

Jenis gel ada 2 : gel transparan dan tidak. Ini berdasarkan bahan pembentuk gel / pendispersi. Transparan : Karbopol
/karbomer, sedangkan Non transparan : minyak
BAF (Bahan Aktif Farmasi)
Basis (Geling agent)
Polimer alam :Protein (Gelatin, kolagen), Polisakarida (Agar, Tragakan, Na / K – Karagenan, Pektin,
Polimer semisintetik : Derivat selulosa (HEC, MC, HPMC, HPC, CMC)
Polimer sintetik : Carbomer (Carbopol)
Senyawa anorganik : Bentonit, Al(OH)3
Surfaktan : Brij-96, cetostearyl alcohol
Peningkat penetrasi, Peningkat konsistensi, Pengawet, Pendapar, Antioksidan, Pengompleks

Peningkat Penetrasi/Penetrant Enhancer


Fungsi :
Meningkatan penetrasi senyawa aktif untuk masuk ke dalam kulit (melewati stratum korneum) dengan cara
modifikasi permeabilitas stratum korneum
Contoh penetrant enhacer berdasarkan mekanisme kerjanya:
•Denaturasi protein : surfaktan Anionik
•Pelarut organik, melarutkan lemak epidermis (alkohol, etilenglikol, dimetilasetamid, dimetilformamida,
dimetilsulfoksida)
•Surfaktan : menurunkan tegangan permukaan, pembasahan kulit meningkat dan meningkatkan distribusi pada kulit
METODE PEMBUAATAN SEDIAAN SALEP, PASTA, GEL, KRIM
1. Metode pelelehan/peleburan (fusion)
Basis & BAF di lelehkan bersamaan
2. Metode Triturasi
BAF yg tidak larut + Sedikit basis/salah satu eksipien kemudian + sisa basis

PASTA
Pengertian: Merupakan salep yg mengandung zat padat tinggi sampai 50% yg terdispersi dlm basis berlemak
Formula umum: BAF (Bahan Aktif Farmasi), Eksipien (Basis zat pengemulsi o/w, humektan, pengawet,
antioksidan).

EVALUASI SEMI SOLID


Evaluasi fisika :
1.Organoleptis
2.Viskositas semisolid : Brookfield
3.Homogenitas sediaan
4.Tipe krim atau emulsi
5.Stabilitas fisik sediaan

Evaluasi kimia :
1.pH
2.Stabilita sediaan (kadar)
3.Kadar zat aktif (Monografi zat di Farmakope)

Evaluasi biologi
1.Efektivitas pengawet
2.Cemaran mikroorganisme

SUPPOSITORIA BASIS LARUT AIR


Suppositoria adalah sediaan padat, dimana pemberian obat melalui rektal, vagina, uretra yang
meleleh/melunak/melarut pada rektum.
Basis meliputi: basis gelatin tergliserinisasi dan basis polietilenglikol. Basis gelatin tergliserinasi terlalu lunak untuk
dimasukan ke rektal, sehingga hanya digunakan melalui vagina dan uretra. Basis ini melarut dan bercampur dengan
cairan tubuh lebih lambat dibandingkan dengan oleum cacao untuk sediaan lepas lambat. Basis ini menyerap air
karena gliserin yang higroskopis oleh pemakaian suppo harus dibasahi terlebih dahulu dengan air. Contoh PEG,
gelatin
syarat
Syarat basis ideal: melebur pada temperature rektal, tidak toksik, iritasi, sensitivitas, dapat bercampur dengan ZA,
mudah dilepaskan dari cetakan, sifat pembasahan dan emulsifikasi, stabil fisik&kimia, tidak mempengaruhi
efektivitas obat dan mempengaruhi pelepasan ZA
Formula: ZA, basis larut lemak
Basis larut air: Kombinasi PEG, Glyserol-Gelatin
SUPPOSITORIA BASIS LEMAK
Suppositoria adalah sediaan padat, dimana pemberian obat melalui rektal, vagina, uretra yang
meleleh/melunak/melarut pada suhu tubuh.
Bahan dasar oleum cacao/ lemak coklat dapat dibuat dengan mencampuri bahan obat yang dihaluskan ke dalam
minyak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai/dibuat dengan minyak dalam
bentuk lebur dan dibiarkan suspense yang dihasilkan menjadi dingin dalam cetakan.
Contoh: oleum cacao, macam-macam asam lemak yang dihidrogenisasi air minyak nabati seperti minyak palem,
minyak biji kapas.
Formula: ZA+Basis larut air
Basis lemak
• Basis lemak merupakan ester dari asam lemak dan gliserol yang bisa berupa bahan alam ataupun senyawa
sintetik
• Basis lemak alami yang umum digunakan adalah oleum cacao (theobroma oil)
▫ Oleum cacao memiliki titik leleh yang rendah 30-36 oC
▫ Penggabungan oleum cacao dengan senyawa lipofilik dapat menurunkan titik leleh oleum cacao
sehingga akan bermasalah pada stabilitas fisiknya (terlalu lunak untuk dapat digunakan) 
ditambahkan senyawa lain yang bisa meningkatkan titik leleh
▫ Oleum cacao aman, tidak toksik, dan tidak mengiritasi
▫ Masalah utama dari penggunaan oleum cacao adalah masalah polimorfisme
▫ Oleum cacao memiliki 4 bentuk polimorf yakni :
– Alpha (titik leleh 20 oC)  tidak stabil
– Beta metastabil (titik leleh 28-31 oC)  tidak stabil
– Beta (titik leleh 34- 35 o C)  stabil
– Gamma (titik leleh 18 oC)  tidak stabil
• Jika dipanaskan pada suhu sekitar 30 oC akan mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar 34-35 oC.
• Pada suhu di bawah 30 oC berupa semipadat.
• Jika suhu pemanasannya tinggi lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak dan akan kehilangan
semua inti kristal stabil yang berguna untuk memadat.
Pemasan oleum cacao pada suhu di atas 36 oC akan menyebabkan terjadinya perubahan polimorf menjadi polimorf
alpha yang tidak akan membeku pada suhu kamar karena titik lelehnya rendah
• Jika didinginkan di bawah suhu 15 oC, akan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil.

Metode pembuatan:
1. Cetak dengan tangan /manual
Metode ini merupakan metode paling sederhana, praktis dan ekonomis untuk memproduksi sejumlah kecil
supositoria.
Caranya adalah dengan menggerus basis sedikit demi sedikit dengan bahan obat dalam mortir hingga homogen.
Kemudian massa supositoria yang mengandung bahan aktif digulung menjadi bentuk silinder lalu dipotong-potong
sesuai dengan diameter dan panjangnya.
Bahan obat dicampurkan dalam bentuk serbuk halus atau dilarutkan dalam air. Untuk mencegah melekatnya basis
pada tangan maka digunakan talk.
2. Dengan mencetak hasil leburan
Metode ini sering digunakan untuk pembuatan skala industri. Teknik ini juga sering disebut teknik pelelehan.
Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan parafin cair bagi yang memakai bahan dasar gliserin-gelatin, tetapi
untuk ol. Cacao dan PEG tidak dibasahi karena akan mengerut pada proses pendinginan dan mudah lepas dari
cetakan.
3. Dengan kompresi
Proses penuangan, pendinginan dan pelepasan supositoria dilakukan dengan mesin secara otomatis.

Evaluasi:
- Kecepatan pelarutan basis/waktu leleh
- Disolusi
- Uji titik lebur
- Distribusi ZA
- Uji ketersediaan hayati absolut
- Uji ketersediaan hayati relative
SEDIAAN LIQUID

Larutan:

Pengertian: larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu/lebih zat kimia terlarut atau terdispersi secara
molecular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Zat aktif dapat larut sempurna
pada medium pembawanya atau larut dalam air pada kekuatan sediannya

Formula umum: zat aktif dan eksipien (pelarut, pengawet, antioksidan, pengatur pH, pemanis, pemanis sintetik,
pewarna, flavouring agent (pewangi dan pemberi rasa), dan anticaplocking (mencegah kristalisasi gula paa leher
botol).

syarat : harus melarut sempurns dalam pelarut dan pembawanya

Cara pembuatan:
1. Air sebagai pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam kondisi tertutup.
2. Penimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukan.
3. Bila menggunakan pemanis sirupus simplek, lakukan pembuatan sirupus simplek (Sukrosa yang telah
ditimbang dilarutkan dalam sebagian udara, panaskan hingga larut, mulai disaring)
4. Zat aktif dan bahan bantuan siap pakai serbuk dihaluskan dalam mortir.
5. Melarutkan zat aktif dengan cara menambahkan zat aktif sedikit-sedikit ke dalam jumlah volume pelarut,
sambil diaduk sampai larut sempurna.
6. Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang diperlukan, (Semua bahan
padat harus dicampurkan dalam kondisi terlarut)
7. Campurkan bahan-bahan dan aduk sampai homogen.
8. Penambahan rasa dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang bisa bercampur dengan pelarut yang digunakan.
9. Tambahkan sisa pelarut hingga volume sediaan yang dibuat.
10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya

keuntungan :
 Mudah digunakan, Untuk pasien yang sulit menelan obat (bayi, anak2 dan lansia)
 Zat aktif sudah berada dalam bentuk terlarut dalam sediaan sehingga lebih mudah mengalami absorbsi dalam
tubuh
 System yang homogen shg za terdistribusi merata dalam seluruh bagian sediaan
kerugian :
 Tdk sesuai untuk za yg mudah terurai dalam air
 Tdk sesuai untuk za yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air
 Lebih sulit dibawa dan didistribusi karena voluminous
 Mudah ditumbuhi mikr
 oorganisme karena pelarut utamanya adl air

Evaluasi: kejerninhan larutan, penetapan bobot jenis caira, pengukuran pH LARUTAN

Eliksir

pengertian : Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain
obat juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi, untuk
digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol sebagai pengganti gula dapat
ditambahkan sirup simpleks

Formula umum : sama kaya larutan + kosolven

syarat : melarut scr sempurna

Cara pembuatan:
sama dengan pembuatan larutan sejati hanya yang perlu diperhatikan adalah cara melarutkan zat berkhasiat dalam
pelarut campurnya. Melarutkan bahan berkhasiat dalam pelarut campur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

o Bahan bekhasiat dilarutkan pada salah satu pelarut dengan kelarutan bahan berkhasiat yang paling besar,
kemudian tambahkan pelarut lain sekaligus.
o Apabila kelarutan zat berkhasiat dalam masing-masing pelarut tidak tinggi maka zat aktif dilarutkan sedikit-
sedikit dalam pelarut campur.

Emulsi

Pengertian : Emulsi adalah suatu dispersi dimana fasa terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang
terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam batasan emulsi, fasa terdispersi dianggap sebagai
fasa dalam dan medium pendispersi dianggap sebagai fasa luar atau fasa kontinu.

Formula :
za (zat padat larut dalam minyak dan zat aktif cair yang larut dalam minyak (c/ minyak/ cairan tdk campur air)
Eksipien : pembawa (minyak / air), emulgator (mencegah penggabungan kembali globul2), pengawet, bahan
pembantu (pemanis, flavor, antioksidan (mencegah ketengikan dari fase minyak))
Syarat : za yg tdk saling bercampur

Cara pembuatan:

Menggunakan emulgator sintesis (surfaktan)


5. Emulgator dan bahan lain yang larut minyak dicampurkan ke dalam minyak dan dipanaskan sampai suhu 60-70
C
6. Emulgator dan bahan lain yang larut air dicampurkan ke dalam air dan dipanaskan sampai suhu 60-70 C
7. Campurkan kedua fase sambil diaduk dengan menggunakan stirer dalam waktu tertentu (5 menit)
8. + bahan pengental yang sudah dikmbangkan ke dalam emulsi yang telah terbentuk sambil diaduk dengan stirer
Menggunakan emulgator alam (metode basah)
4. Kembangkan emulgator alam yang akan digunakan sesuai dengan aturan pengembangan masing-masing
emulgator
5. Campurkan dengan minyak aduk kuat sampai terbentuk korpus emulsi (campuran minyak, air dan emulgator)
6. Tambahkan bahan tambahan (zat pengawet, penstabil, perasa, dl)l dilarutkan dahulu dalam sedikit fase luar
baru dicampur dengan emulsi utama) dan sisa air sambil diaduk cepat sampai mencapai volume sediaan yang
diinginkan
Menggunakan emulgator alam (metode kering)
4. Didihkan air yang akan digunakan kemudian dinginkan sebelum dipakai
5. Campurkan minyak dan emulgator (tanpa mengembangkan emulgator terlebih dahulu) kemudian tambahkan
air sekaligus, aduk sampai homogen
6. Tambahkan bahan tambahan (zat pengawet, penstabil, perasa, dl)l dilarutkan dahulu dalam sedikit fase luar
baru dicampur dengan emulsi utama) dan sisa air sambil diaduk cepat sampai mencapai volume sediaan yang
diinginkan

kelebihan :
 Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Tipe M/A bertujuan untuk:
– Menutupi rasa minyak yang tidak enak.
– Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil.
– Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk terlarut. (mudah diabsorpsi ukuran partikel minyak
kecil).
• Memperbaiki penampilan sediaan karena merupakan campuran yang homogen secara visual.
• Meningkatkan stabilitas obat yang lebih mudah terhidrolisa dalam air.
• Pembuatan sediaan yang depoterapi
• Penetrasi dan absorpsi dapat dikontrol
Kekurangan  Sistem dua fasa membuat emulsi menjadi sediaan yang tidak stabil sehingga diperlukan formulasi
dan teknik pembuatan khusus untuk menjamin stabilitasnya

evaluasi :

• Analisis ukuran globul (peningkatan ukuran globul  tidak stabil)


• Perubahan viskositas
• Uji dipercepat (Freeze thaw, Sentrifugasi)
 Pengamatan makroskopik (creaming, koalesen, breaking)

Suspense

Pengertian : Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair

Formula :

2. Za
3. Zat tambahan
o Zat pembasah (wetting agent)  u/ partikel yg sifatnya hidrofob
+Surfaktan  menurunkan tegangan permukaan shg mudah terbasahi
+Humektan  menghilangkan lapisan udara
o Zat pensuspensi (suspending agent)  memperlambat proses pengendapan za
Cara : meningkatkan viskositas (kekentalan). Co/
-gol polisakarida = tragakan, gom
Gol selulosa larut air = cmc na
Gol tanah liat = bentonit, alumunium magnesium silikat
Gol. Sintetik = carbomer
o Flokulating agent  membentuk suspense yg terflokulasi. Co/
-surfaktan
-polimer hidrofilik
-clay
-elektrolit
o Pembawa / fasa luar (air/sirup)
o Pengatur ph
o Antioksidan
o Pengawet
o Pemanis
o Flavor

Syarat :

 Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena


 Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba.
 Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
 Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
 Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
 Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali
 Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi
 Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
 Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan
untuk yang lama pada penyimpanan.
Cara pembuatan

1. Aquadest sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
3. Bahan pensuspensi yang digunakan (Contoh: CMC Na) dikembangkan dg cara : menaburkan serbuk CMC Na
secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas aduk dengan cepat.
4. Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah
sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
5. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula
kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan
stirer di dalam matkan.
6. Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah
dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
7. Setelah itu, pemanis (seperti: sirupus simpleks), pewarna, flavour ditambahkan dan adukan dengan air sampai
volume yang diinginkan (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat larutan stok terlebih dahulu
sebelum ditambahkan pada campuran bahan dalam matkan).
8. Suspensi dimasukkan ke dalam botol

Keuntungan

 Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anakanak.
 Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran
cerna meningkat).
 Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
 Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air (karena kondisi tidak larut)

kekurangan

 Kestabilan fisik rendah


 Jika membentuk “caking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.
 Alirannya menyebabkan sukar dituang
 Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan (sistem heterogen)
 Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (caking, flokulasideflokulasi) terutama
jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
 Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

Evaluasi :

- volume sedimentasi
-volume terpindahkan
-kecepatan redispersi
-bj
Sifat alir dan viskositas

KARAKTERISTIK SUSPENSI YANG BAIK

1. Kecepatan pengendapan rendah


2. Endapan yang terbentuk pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali dengan pengocokan.
3. Suspensi harus cukup kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partike, tetapi tidak boleh terlalu
kental sehingga tetap mudah dituang dari wadah.  + suspending agent
4. Ukuran partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan fisik yang baik dan tidak
kasar.
- Flokulasi : mengendap cepat, ikatan antar partikel lemah  mudah didispersikan kembali
- Deflokulasi : mengendap lama, ikatan kuat  sulit didispersikan kembali
Suspense kering

Pengertian : Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan
dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan.

Formulasi : sama dg suspense umum, perbedaan :

+ perlu di + zat pengikat masa granul (pvp), Bila suspense rekons dibuat dlm btk granul
+ bahan pensuspensi harus mudah mengembang dg pengocokan manual selama rekonstitusi, kec zat pensuspensi dg
suhu tinggi/ pengadukan dg kec.tinggi

Alasan pembuatan suspensi kering • Umumnya, suatu sediaan suspensi kering dibuat karena zat aktif tidak stabil
dalam air (mudah terhidrolisis) • Umumnya antibiotik mempunyai stabilitas yang terbatas di dalam pelarut air.

Persyaratan  umumnya antibiotic mempunyai stabilitas yang buruk didalam pelarut air

• Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga konsentrasi/dosis tetap untuk
setiap pemberian obat.
• Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan sempurna dalam medium pembawa.
• Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan dituang oleh pasien untuk
memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.
• Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik.

Cara pembuatan
- .1. suspense tanpa granulasi (campuran serbuk)
- 2. Suspense dg granulasi (+ pengikat)
Keuntungan :

Untuk zat aktif yang tidak stabil dalam pembawa air, kestabilan zat aktif dapat dipertahankan karena kontak zat
padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mendispersikan zat padat dalam medium pendispersi
pada saat akan digunakan.

Kekurangan : Problem pemisahan dan kehilangan obat, Ongkos produksi lebih tinggi karena : adanya enersi panas
dan penambahan larutan penggranul dalam zat aktif dan eksipient

Evaluasi : sama dg suspense biasa +waktu rekosntitusi

Cara menentukan ukuran partikel 

Dengan Uji evaluasi Keseragaman Ukuran Partikel (uji granulometri )

- Granulometri adalah analisis ukuran dan distribusi ukuran-ukuran granul


- Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran dengan mesh
terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil
- Tujuan granulometri Melihat keseragaman dari ukuran granul. Ukuran granul sebaiknya seragam hal ini
sehingga dapat menjamin aliran granul dan juga keseragaman kandungan granul Distribusi ukuran granul
sebaiknya mengikuti kurva distribusi normal Dari distribusi granul kita bisa melihat jumlah fines (serbuk) dalam
granul yang dihasilkan

Mengapa sediaan dikatakan stabil secara termodinamika

Stabil secara dinomika adalah tidak mengalami perubahan secara spantan

Macam2 tablet (bu sani)

7. Multiple layer (Multilayered tablet) , tablet yg tdd dr 2 lapisan/ lebih, baik berupa lapisan2/ salut.
Tujuan : memisahkan 2 jenis obat / lebih yg inkompatibel satu sm lain, u/ menghantarkan obat dg
kecepatan pelepasan yg berbeda atara lapisan2
8. Tablet salut  tablet yg tdd dr 2 lapisan/ lebih tdd bahan penyalut dan inti tablet co/ gelatin, film, sugar,
enteric
Tujuan :
u/ melindungi obat dari penguraian di lambung (salut enterk)
untuk mencegah obat menimbulkan iritasi pada bagian ttt dr sal. Cerna (co/ iritasi lambung o/ obat gol.
NSAID
u/ menutupi rasa baud an warna dari obat
u/ memberikan perlindungan fisik dan kimia pd obat
u/ memperbaiki penampilan tablet
u/ membuat pelepasan obat yg terkontrol
u/ mentagret obat pd bag. Ttt co/ obat di target di kolon
9. Tablet bukal dan sublingual
Tablet bukal dan sublingual adalah bentuk tablet yang ditempatkan di rongga mulut dan akan terlarut
dengan lambat dan akan diserap melalui mukosa bukal/sublingual untuk memberikan efek sistemik.
Bukal → diantara pipi dan gusi
Sublingual → di bawah lidah Tablet bukal dan sublingual harus melarut dengan lambat dirongga mulut
buka "hancur' dalam jangka waktu 15-30 menit
• Tablet ini harus dapat bertahan pada sisi aplikasi dan tidak boleh mengandung komponen yang bisa
memicu salivasi
Keuntungan : Terjadinya proses absorbsi yang cepat menuju sirkulasi sistemik contoh: nitroglisesin
Terhindar dari efek first pass metabolism Mencegah terjadinya degradasi obat oleh suasana lambung (asam
dan enzim) contoh untuk obat golongan steroid dan hormon Memungkinkannya terjadinya absorpsi obat
secara sistemik pada obat kondisi mual atau pada saat obat memicu terjadinya mual
10. Tablet hisap
Tablet hisap adl Tablet kunyah, yang memiliki disintegrasi halus dan cepat ketika dikunyah atau dibiarkan
larut dalam mulut, memiliki dasar yang krem, biasanya mannitol yang beraroma dan berwarna. • Tablet
kunyah sangat berguna untuk pemberian tablet besar untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami
kesulitan menelan bentuk sediaan padat.
11. Tablet Kunyah
Tablet kunyah adalah tablet yang pada saat penggunaannya harus menggunakan proses dikunyah di rongga
mulut bukan untuk ditelan Obat dengan rasa pahit dan tidak enak bukan kandidat yang baik untuk tablet
jenis ini Tujuan utama pengembangan tablet kunyah adalah:
1. Tablet kunyah, yang memiliki kel disintegrasi cepat ketika dikunyah atau dibiarkan larut dalam mulut,
memiliki dasar yang kental, biasanya manitol yang beraroma dan berwarna.
2. Untuk penggunaan obat pada anak-anak atau orang dewasa yang sulit dikeluarkan obat
3. Tablet antasid yang selain karena ukurannya cukup besar sulit dikunyah juga untuk meningkatkan
efektifitas penetralan asam di lambung karena pengecilan ukuran partikel
12. Efferfescent
Tablet effervescent dibuat dengan mengompresi garam efervesen granular yang melepaskan gas ketika
kontak dengan air. Tablet ini umumnya mengandung zat obat yang larut dengan cepat ketika ditambahkan
ke air. "Aksi gelembung" dapat membantu memecah tablet dan meningkatkan pembubaran obat aktif.
Umumnya reaksi jenuh berlangsung dalam satu menit.

Evaluasi terhadap serbuk/granul/massa kapsul/massa tablet,

meliputi: (WAJIB sistematis/berurutan pengerjaannya)


1. Uji kelembaban/kandungan air (Moisture Analytical Balance)  Tujuan Pengujian Mengontrol kandungan
lembab granul sehingga tidak akan menimbulkan masalah pada proses pencetakan dan produk akhir tablet  jika
lembab dapat mengganggu aliran, menyebabkan penempelan pada mesin, dan meningkatkan resiko pertumbuhan
mikroba sedangkan kadar lembab yang rendah menyebabkan granul rapuh)
2. Uji sifat alir; Laju alir dan Sudut baring (Flow-tester)
3. Uji keseragaman ukuran partikel (Granulometer)
4. Uji bobot jenis/densitas kemampatan (Tapped density tester) 5. Uji kadar zat aktif (sesuai monografi zat aktifnya)
Evaluasi terhadap tablet,

meliputi: (WAJIB sistematis/berurutan pengerjaannya)


1. Uji organoleptis
2. Uji keseragaman ukuran; Diameter dan Tebal (Micrometer scale)
3. Uji kekerasan (Hardness tester)
4. Uji friabilitas/friksibilitas (Friability and Abrasion tester)
5. Uji keseragaman sediaan; Keragaman bobot dan Keseragaman kandungan
6. Uji waktu hancur (Desintegration tester)
7. Uji disolusi (Dissolution tester)
8. Uji higroskopisitas (Desikator)
Pengertian hlb (Bu dina) :

 HLB / Hydrophilic Lypophilic Balance adalah ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik dari suatu zat aktif
permukaan
 Semakin tinggi suatu HLB maka semakin hidrofilik zat tersebut

Perbedaan emulsi dan gel (pak eka)

Gel

Pengertian : Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.

Formulasi :

1. Zat aktif

2. Basis gel (polimer pembentuk gel), Polimer yang dapat digunakan sebagai basis gel antara lain :
 Polimer alam:
Proteins: Gelatin, Collagen
Polysaccharides: Alginic acid Agar, Tragacanth, Sodium or Potassium carrageenan, Pectin, Gellum Gum,
Xanthin, Cassia Stora, Guar Gum
 Polimer semi sintetik: Cellulose derivatives: Hydroxyethyl cellulose , Methylcellulose , Hydroxypropyl methyl
cellulose , Hydroxypropyl cellulose, Carboxymethyl cellulose
 Polimer sintetik:
Carbomer : Carbopol -941, Carbopol -940. Carbopol -934 o Poloxamer o Polyvinyl alcohol o Polyacrylamide
Polyethylene and its co-polymers
 Senyawa inorganik: o Bentonite, o Aluminium hydroxide
 Surfaktan: Brij-96, Cetostearyl alcohol
4. Bahan tambahan (peningkat penetrasi, peningkat konsistensi, pengawet, pendapar, antioksidan, pengkompleks
Keuntungan

 efek pendinginan pada kulit saat digunakan


 penampilan sediaan yang jernih dan elegan
 pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat
tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu
 mudah dicuci dengan air
 kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
Kekurangan :

Pembuatan

7. Timbang sejumlah gelling agent sesuai dengan yang dibutuhkan


8. Gelling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing-masing
9. Timbang zat aktif dan zat tambahan lainnya
10. Tambahkan gelling agent yang sudah dikembangkan ke dalam campuran tersebut atau sebaliknya sambil
diaduk terus-menerus hingga homogen (pengadukan jangan terlalu kuat karena akan menjerap udara
sehingga menyebabkan timbulnya gelembung udara dalam sediaan yang nantinya dapat mempengaruhi pH
sediaan).
11. Gel yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi gel dan diisikan ke dalam tube sebanyak yang
dibutuhkan
12. Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah yang dilengkapi brosur dan etiket.

Evaluasi

Evaluasi kimia :
4. pH
5. Stabilita sediaan (kadar)
6. Kadar zat aktif (Monografi zat di Farmakope)
Evaluasi fisika :
6. Organoleptis
7. Viskositas semisolid : Brookfield
8. Homogenitas sediaan
9. Tipe krim atau emulsi
10. Stabilitas fisik sediaan
Evaluasi biologi
3. Efektivitas pengawet
4. Cemaran mikroorganisme

Anda mungkin juga menyukai