Spari 1
ngly 0
solu –
ble 1
0
0
3. Resep, signa, resep narkotika zat yang bersifat eutektik (menthol, kamper)
Resep Narkotik :
Harus ditulis tersendiri (tidak boleh diulang/ iterasi)
Harus ditulis nama pasien (tidak m.i (mihi ipsi)/ pemakaian sendiri)
Alamat pasien dan aturan pakai jelas (tidak u.c (usus cognitus- pemakaian diketahui
Resep yang bersifat darurat:
Diberi tanda ; cito (segera), statim (penting), urgent (sangat penting), P.I.M (periculum in mora-berbahaya bila
ditahan/ tunda) resep ini harus dilayani dulu.
Resep yang tidak boleh diulang tanpa sepengetahuan dokter:
Mengandung narkotika, psikotropika, dan obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah/ MenKes RI.
Ada keterangan N.I (ne iteretur- tidak diulang) dr dokter
Zat eutentik (zat yang mudah menguap): zat yang apabila dicampur akan menurunkan titik lebur
Campora&mentol : dapat dilarutkan didalam minyak lemak, dapat ditetesi etanol 95% dahulu kemudian
dikeringkan SL
Signa : di buku imo hal 181
5. Istilah farmasi, spt higroskopis, serbuk dan serbuk jadi cair apa namanya, kenapa bisa tejadi
higroskopis : zat yang mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik atau zat (bahan kimia) yang dapat
menyerap uap air di udara pada kondisi temperatur dan tekanan ruang/normal
- Serbuk (pulvis dan pulveres) :
- Pulvis : serbuk terbagi
- Pulveres : serbuk tidak terbagi , contoh : serbuk tabur, serbuk gigi, serbuk antasida
- Suspensi rekonstitusi : suatu sediaan suspensi kering yang dibuat karena stabilitas za didalam pelarut
terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik.
6. Eliksir sirup
1. Eliksir: Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai eliksir.
- Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat
tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi, untuk digunakan
sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan
obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol.sebagai pengganti gula dapat ditambahkan sirup
simpleks.
2. Sirup adalah sediaan larutan oral yang mengandung gula dalam konsentrasi yang tinggi yang ke dalamnya
dapat ditambahkan bahan obat
Komponen utama dari sediaan sirup adalah:
- Air
- Gula(sukrosa) atau pengganti gula Sirup tradisional menggandung gula 60-80%. Karena tingginya kadar gula
umumnya sediaan sirup tidak perlu ditambah pengawet dan peningkat viskositas. Kecuali bila kadar sukrosa
diturunkan dan diganti oleh pemanis lain maka tetap perlu ditambahkan pengawet
- Pengawet (jika kadar gula rendah)
- Perisa, pewarna
7. Tablet,
Tablet adalah : Pembuatan fase dalam bertujuan untuk membentuk granul dnegan ukuran yang lebih besar
dibandingkan serbuk dan akan memperbaiki sifat alir dan kompretabilitas
8. Formulasi tablet
- Formula : za, eksipien
- Eksipien : Adalah suatu zat yang ditambahkan dalam suatu formula, bersifat inert terhadap zat aktif dan
faktor yang memegang peranan terpenting dalam menjamin mutu sediaan obat dari proses pembuatannya
sampai digunakan oleh pasien
- Fungsinya:
Memberibentukprodukdarisuatuformulasediaanfarmasi.
Menjamin zat aktif dalam sediaan tetap dalam keadaan stabil dan memberikan efek terapi yang optimal
sesuai tujuan pemberiannya.
Menjamin terpenuhinya semua persyaratan mutu obat yang baik.
9. Fungsi fase dalam dan fase luar dan contohnya
Fungsi fase dalam dan fase luar dan contohnya
Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri atas campuran zat aktif dan eksipien setelah dicampur
dengan baik, lalu digranulasi dengan cara basah atau cara kering. Sedangkan fase luar adalah campuran
beberapa eksipien, yaitu: desintegran, glidan, dan lubrikan yang berfungsi untuk memudahkan pengempaan,
meniadakan pelekatan pada dinding lubang kempa dan pons, serta memperlancar aliran massa kempa dari
corong (hopper) mesin tablet ke dalam lubang kempa
Contoh fase dalam: bahan aktif, pengikat, pengisi
Contoh fase luar: pelican, lubrikan, penghancur, glidan, desintegran
Kempa langsung adalah suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran bahan aktif
dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
- sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah sebagai berikut:
1. alirannya baik
2. kompresibilitasnya baik,
3. bentuknya kristal, dan
4. mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
- keuntungan kempa langsung:
1. lebih ekonomis
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan
untuk menggunakan metode ini lebih singkat. Selain itu, tenaga dan mesin yang dipergunakan
juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung
menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari
granul ke partikel halus terlebih dahulu.
- Kerugian kempa langsung :
1. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat mudah mengalir,
kompresibilitas yang baik, kohesifitas, dan adhesifitas yang baik.
2. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan aktif dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan bahan
aktif di dalam tablet.
Batasan/kondisi terapan :
- Za dosis tinggi, sifat alir baik, kompresibilitas baik, stabil thd tekanan
- Dapat diterapkan pd za dgn sifat alir & kompresibilitas kurang baik asalkan dosis relatif kecil
- Keterbatasan za u/ dikempa diatasi dengan pemilihan eksipien yg punya sifat ali & kompresibilitas
baik serta menjamin homogen sempurna
- Menjamin stabilitas yg baik u/ zat yg tdk tahan panas & lembab karena tdk melibatkan pelarut &
pemanasan/pengeringan
- Evaluasi biofarmasi : uji waktu hancur, uji disolusi, uji ketersediaan hayati
(Bu Efit)
18. sediaan apa saja yg perlu antioksidan (Sediaan yg teroksidasi ditandai dgn?) perubahan pH & warna.
- Jawab: sediaan yg mgd zat yg mdh teroksidasi
19. tujuan pewarna utk apa aja, sediaan apa aja yg butuh pewarna?
- jawab: utk meningkatkan daya tarik konsumen, penampilan lbh menarik, utk mengetahui sediaan
sudah homogen apa blm, membedakan sediaan satu dgn lainnya
(Pa Embit)
- Ekstraksi Cair Padat : ECP adalah proses penarikan komponen linarut dari material padat
- Dasar dari ekstraksi cair padat adalah kelarutan.
- PATOKAN : Like dissolve like : Pelarut Polar akan melarutkan komponen senyawa yang polar Pelarut
Non Polar akan melarutkan komponen senyawa yang non Polar
- MASERASI: Proses ekstraksi pada suhu ruangan meggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan
- Maserasi Kinetik berarti dilakukan dengan pengadukan terus menerus
- Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya
- PERKOLASI: Ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna, umumnya dilakukan pada
suhu ruangan
- REFLUKS: Ekstraksi cara panas menggunakan alat refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didih pelarut selama waktu tertentu, dimana bahan dan pelarut dicampur dalam satu
wadah labu bundar kemudian dipanaskan bersama-sama.
- DESTILASI UAP : Ekstraksi ini digunakan untuk memisahkan senyawa mudah menguap/minyak
atsiri menggunakan uap air yang dialirkan melalui simplisia dan dilanjutkan dengan kondensasi fase
uap campuran menjadi destilat air bersama minyak atsiri yang dapat memisah.
- ECC: Dalam proses ekstraksi terjadi perpindahan solut dari satu fasa ke fasa yang lain.
- Pada ekstraksi cair-cair, fasa yang digunakan adalah dua cairan yang tidak saling bercampur
(immiscible), biasanya digunakan air dan pelarut organik. C:/ air dan dietil eter atau CHCl3
- Prinsip solve dissolve like sangat berperan.
- Artinya adalah suatu senyawa akan lebih larut dalam pelarut yang memiliki sifat mirip, misalnya
senyawa yang memiliki sifat polar akan cenderung lebih larut di pelarut yang memiliki sifat polar juga.
- ROTARY EVAPORATOR :
- Prinsip:
1. Pompa vakum akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan pada sistem
2. Kondensor dialiri oleh air mengalir dengan arah dari bawah menuju ke atas
3. Labu penampung sampel dapat berputar (rotasi) sesuai dengan pengaturan rpm yang dibutuhkan
4. Penangas air akan memberikan panas kepada sampel campuran yang berada dilabu penampung, sehingga
pelarut didalam campuran akan mengalami pemanasan
5. Pelarut yang memiliki titik uap lebih rendah akan menguap terlebih menjadi molekul-molekul uap
6. Molekul uap selanjutnya akan masuk melalui kondensor, dan didalam kondensor terjadi proses pendinginan
7. Proses pendinginan akan mengubah molekul uap menjadi cairan pelarut kembali (pengembunan)
8. Pelarut yang selanjutnya akan tertampung di labu penampung kondensat
Bu Ratih
Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan untuk menghasilkan efek
lokal,
Contoh sediaan topikal
- Salep : sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.
- Krim : Bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).
- Pasta : merupakan salep yg mengandung zat padat tinggi sampai 50% yg terdispersi dlm basis
berlemak
- Bedak : merupakan sediaan yang digunakan secara external atau diluar tubuh
- Lotio : preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada bagian luar kulit.
- Gel : Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.
- Foam merupakan cairan yang dikompresi ke dalam tabung aluminium dan mengandung hydrocarbon
propellant yang akan membentuk busa
- Spray : merupakan sediaan solutio aerosol yang terdiri dari solutio obat di dalam propellant murni.
Basahi kertas saring dengan larutan kobal klorida dan biarkan kering. Untuk emulsi minyak dalam air akan terjadi
perubahan dari biru ke merah muda. Uji ini tidak dapat dipakai pada emulsi yang tidak stabil atau adanya elektrolit.
2. Uji Konduktivitas
Emulsi diuji terhadap penghantaran listrik. Emulsi M/A dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan emulsi A/M
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Uji ini dapat memberikan hasil palsu pada emulsi M/A non ionik.
3. Uji Pengenceran
Hanya dapat digunakan untuk menguji emulsi cair saja. Emulsi M/A dapat diencerkan dengan pelarut aqueous
(dapat terlarut dalam pelarut aqueous), sedangkan emulsi A/M tidak dapat diencerkan dengan pelarut aqueous.
Pengujian ini harus dilakukan dengan hati-hati karena inversi fasa dapat terjadi.
Uji ini dapat dilakukan apabila densiti dari fasa air dan fasa minyak telah diketahui. Emulsi A/M akan terjadi
creaming pada arah ke bawah (karena biasanya minyak mempunyai densitas yang lebih rendah dari air). Emulsi
M/A akan terjadi creaming pada arah ke atas.
5. Uji Pewarnaan
Emulsi M/A : jika dicampur dengan pewarna larut air (mis. Amaranth) lalu dilihat di bawah mikroskop,
maka akan fasa kontinunya (fasa pendispersinya) akan terlihat berwarna.
Emulsi A/M : jika dicampur dengan pewarna larut minyak (mis. Sudan III) lalu dilihat di bawah
mikroskop, maka fasa kontinu/fasa pendispersinya akan terlihat berwarna. Pengujian ini dapat memberikan hasil
palsu jika terdapat emulgator ionik.
M/A : akan menyebar dengan cepat ketika setitik emulsi M/A diletakkan dalam kertas saring. Sebaiknya tidak
digunakan untuk cream yang terlalu kental .
7. Uji Fluoresensi
Setitik sample emulsi yang akan diuji dipaparkan pada sinar UV dan dilihat di bawah mikroskop. Karena
kebanyakan minyak berfluoresensi di bawah lampu UV, maka emulsi A/M menunjukkan fluoresensi pada fase
kontinunya dan emulsi M/A berfluoresensi hanya pada globulnya saja.
25. Resep
RESEP adalah Permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat
kepada pasien.
1. Dokter
2. Dokter gigi, terbatas pengobatan gigi dan mulut
3. Dokter hewan, terbatas untuk hewan
Bidan : tidak diperbolehkan menulis resep tetapi apabila memerlukan obat untuk pasiennya dapat
menuliskannya dalam sehelai kertas yang tidak memuat tanda R/.
Resep lengkap
Ketentuan Resep
Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
Resep yg mengandung narkotika
Harus ditulis tersendiri (tidak boleh diulang/ iterasi)
Harus ditulis nama pasien (tidak m.i (mihi ipsi)/ pemakaian sendiri)
Alamat pasien dan aturan pakai jelas (tidak u.c (usus cognitus- pemakaian diketahui))
Salinan Resep : merupakan salinan dari suatu resep asli yang dibuat oleh apotek, bukan hasil fotocopy
Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli harus memuat pula:
(Bu Dina)
27. komponen2 emulgel selain fase minyak, fase air, emulgator, gelling agent
- Jawab: Komponen2 emulgel selain fase minyak, fase air, emulgator, gelling agen ini mah penelitian di
ga sih? Paling ada HUMEKTAN sebagai pembasah aku liat liat di jurnal mah terus bisa antioksidan
- Viscometer hoppler: menghitung viskositas suatu benda berdasarkan hukum stokes. ada hukum stokes
dinyatakan apabila sebuah bola bergerak di dalam sebuah cairan atau fluida yang bergerak, maka akan
bekerja gaya gesek pada bola tersebut yang berbentuk gaya gesekan yang memiliki arah berlawanan dari
arah gerak bola tersebut.
- Viscometer Brookfield: dapat mengukur viskositas dan rheology
(bu efit)
30. Kalau data tidak sesuai dengan hipotesa sebaiknya ditulis seperti apa? Apa adanya atau bagaimana?
Jawab: Iya, ditulis saja data apa adanya nanti dibahas penyebab tidak sesuainya
31. Tahap pembuatan sediaan, preform isinya apa aja, evaluasi nya kan stabilitas dipercepat kalau CPOB nya
gimana?
Jawab: Preform (pemerian, polimorfisme, ukuran partikel, kelarutan, titik lebur/titik didih, pka/pkb, bobot jenis, pH
larutan, stabilitas (terhadap air, udara, panas, pH,dll) inkompatibilitas (ketidakcampuran).
1. Uji dipercepat
O Didesain untuk meningkatkan derajat degradasi kimiawi atau perubahan fisika dari zat aktif atau produk
dengan menggunakan kondisi penyimpanan “berlebihan” sebagai bagian dari studi stabilitas formal.
O Uji dipercepat dilakukan selama 3-6 bulan dengan kondisi penyimpanan 40°C ± 2°C dan RH 75% ± 5%.
O Uji dipercepat dilakukan pada 3 bets produk skala pilot kemudian diekstrapolasi untuk mengetahui waktu
kadaluarsa/masa edar sebagai syarat untuk mendapatkan nomor registrasi obat.
O Pengujian jangka panjang dilaksanakan setiap 3 bulan selama tahun pertama, setiap 6 bulan selama tahun
ke 2 dan selanjutnya tiap tahun selama masa simpan atau edar pada paling sedikit 3 bets primer pada
produk skala produksi
O Kondisi penyimpanan 30°C ± 2°C dan RH 70%±5% .
O Saat pemasaran tetap dilakukan uji jangka panjang dengan melihat pada bulan keberapa akan mengalami
penurunan sampai waktu yang sebelumnya telah ditentukan. Jika ternyata mengalami penurunan maka
pabrik harus mengkonfirmasi ulang ke Badan POM yang akan ditindak lanjuti dengan penarikan produk
dan dimundurkan waktu kadaluarsanya.
(bu ratih)
(bu netty)
(pa budi)
(Bu sani )
1. Uji kelembaban/kandungan air (Moisture Analytical Balance) Tujuan Pengujian Mengontrol kandungan
lembab granul sehingga tidak akan menimbulkan masalah pada proses pencetakan dan produk akhir tablet jika
lembab dapat mengganggu aliran, menyebabkan penempelan pada mesin, dan meningkatkan resiko pertumbuhan
mikroba sedangkan kadar lembab yang rendah menyebabkan granul rapuh)
4. Uji bobot jenis/densitas kemampatan (Tapped density tester) 5. Uji kadar zat aktif (sesuai monografi zat aktifnya)
1. Uji organoleptis
HLB / Hydrophilic Lypophilic Balance adalah ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik dari suatu zat aktif
permukaan
Semakin tinggi suatu HLB maka semakin hidrofilik zat tersebut
Gel
Pengertian : Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.
Formulasi :
1. Zat aktif
2. Basis gel (polimer pembentuk gel), Polimer yang dapat digunakan sebagai basis gel antara lain :
Polimer alam:
Proteins: Gelatin, Collagen
Polysaccharides: Alginic acid Agar, Tragacanth, Sodium or Potassium carrageenan, Pectin, Gellum Gum,
Xanthin, Cassia Stora, Guar Gum
Polimer semi sintetik: Cellulose derivatives: Hydroxyethyl cellulose , Methylcellulose , Hydroxypropyl methyl
cellulose , Hydroxypropyl cellulose, Carboxymethyl cellulose
Polimer sintetik:
Carbomer : Carbopol -941, Carbopol -940. Carbopol -934 o Poloxamer o Polyvinyl alcohol o Polyacrylamide
Polyethylene and its co-polymers
Pembuatan
1. Timbang sejumlah gelling agent sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Gelling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing-masing
3. Timbang zat aktif dan zat tambahan lainnya
4. Tambahkan gelling agent yang sudah dikembangkan ke dalam campuran tersebut atau sebaliknya sambil
diaduk terus-menerus hingga homogen (pengadukan jangan terlalu kuat karena akan menjerap udara
sehingga menyebabkan timbulnya gelembung udara dalam sediaan yang nantinya dapat mempengaruhi pH
sediaan).
5. Gel yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi gel dan diisikan ke dalam tube sebanyak yang
dibutuhkan
6. Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah yang dilengkapi brosur dan etiket.
Evaluasi
Evaluasi kimia :
1. pH
2. Stabilita sediaan (kadar)
3. Kadar zat aktif (Monografi zat di Farmakope)
Evaluasi fisika :
1. Organoleptis
2. Viskositas semisolid : Brookfield
3. Homogenitas sediaan
4. Tipe krim atau emulsi
5. Stabilitas fisik sediaan
Evaluasi biologi
1. Efektivitas pengawet
2. Cemaran mikroorganisme
Emulsi
Pengertian : Emulsi adalah suatu dispersi dimana fasa terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang
terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam batasan emulsi, fasa terdispersi dianggap sebagai
fasa dalam dan medium pendispersi dianggap sebagai fasa luar atau fasa kontinu.
Formula :
za (zat padat larut dalam minyak dan zat aktif cair yang larut dalam minyak (c/ minyak/ cairan tdk campur air)
Eksipien : pembawa (minyak / air), emulgator (mencegah penggabungan kembali globul2), pengawet, bahan
pembantu (pemanis, flavor, antioksidan (mencegah ketengikan dari fase minyak))
Cara pembuatan:
kelebihan :
Kekurangan Sistem dua fasa membuat emulsi menjadi sediaan yang tidak stabil sehingga diperlukan formulasi
dan teknik pembuatan khusus untuk menjamin stabilitasnya
evaluasi :
SALEP
Pengertian: sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut
atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok.
Persyaratan Salep
1.Pemerian : tidak boleh berbau tengik
2.Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik, kadar bahan obat
adalah 10%.
3.Homogenitas
4.Penandaan : pada etiket tertera “obat luar”
5.Dasar salep : dipilih tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep.
- Formula umum: zat aktif, basis dan bahan pengawet, antioksidan, peningkat penetrasi.
A. Metode Pelelehan/Fusion
1. Timbang zat aktif, gerus halus sesuai ukuran partikel yang dikehendaki
2. Timbang basis yang tahan pemanasan, panaskan di atas penangas air hingga di atas suhu leleh (sampai lumer)
3. Masukkan basis ke dalam mortar hangat, aduk sampai dingin dan terbentuk massa semisolida
4. Tambahkan basis yang sudah dingin sedikit demi sedikit (metode pengenceran geometris) ke dalam bahan
aktif, aduk sampai homogen dan tercampur rata. Untuk zat aktif yang tahan panas dapat segera dicampurkan
sedikit demi sedikit dengan basis salep yang masih cair dalam wadah.
5. Salep yang sudah terbentuk ditimbang dengan kertas perkamen sejumlah yang diperlukan, lalu dimasukan
kedalam wadah.
6. Dilakukan evaluasi sediaan jadi
B. Metode Triturasi
1. Timbang zat aktif, gerus halus sesuai ukuran partikel yang dikehendaki
2. Timbang basis, campurkan satu sama lain dengan metode pencampuran geometris (sesuai dengan berat
masing-masing komponen basis sesuai formula), sambil digerus dalam mortar hingga homogen. Timbang
sejumlah basis yang akan dicampurkan dengan bahan aktif.
3. Tambahkan basis yang sudah jadi sedikit demi sedikit ke dalam mortar yang sudah berisi bahan aktif
4. Aduk sampai homogen sampai tercampur rata
5. Ditimbang dan dimasukkan ke dalam kemasan
6. Dilakukan evaluasi sediaan jadi
KRIM
•Bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).
•Krim ada 2 tipe M/A; A/M.
•Diperlukan bahan pengemulsi.
•Cara pembuatan : bagian lemak dilebur di atas tangas air kemudian tambahkan bagian airnya dengan zat
pengemulsi, aduk sampai terjadi suatu campuran yang berbentuk krim.
Penggolongan Krim
•Berdasarkan tipenya
–Tipe M/A atau O/W
Tipe krim yang umum digunakan untuk sediaan kosmetik karena tidak lengket dan mudah dibersihkan
–Tipe A/M atau W/O
Penggunaan krim jenis ini umumnya pada penggunaan dengan waktu kontak yang lebih lama, contoh krim malam
dan pelembab kaki.
Formulasi Krim
•Fase minyak
•Fase Air
•Emulgator
•Antioksidan
•Pengawet
•Humektan
•Peningkat konsistensi
Emulgator Krim
•Golongan anionic surfaktan
–Natrium lauril sulfat (umumnya dikombinasi dengan surfaktan non ionik dengan HLB rendah seperti setil atau
setostearil alkohol)
–Surfaktan insitu hasil reaksi antara asam lemak dengan basa contohnya Asam Stearat dan TEA (trietanolamin),
Asam oleat dan NaOH _natrium oleat
GEL
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.
Berdasakan pelarut:
•Hidrogel (pelarut air).
•Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik)
•Hidroalkoholik Gel (campuran air + pelarut organik)
Gelling Agent
•Polimer (gel organik) co. natrium alginat, karagenan
•Derivat selulosa co. HPMC, HPC
•Polimer sintesis co. karbomer
Jenis gel ada 2 : gel transparan dan tidak. Ini berdasarkan bahan pembentuk gel / pendispersi. Transparan : Karbopol
/karbomer, sedangkan Non transparan : minyak
BAF (Bahan Aktif Farmasi)
Basis (Geling agent)
Polimer alam :Protein (Gelatin, kolagen), Polisakarida (Agar, Tragakan, Na / K – Karagenan, Pektin,
Polimer semisintetik : Derivat selulosa (HEC, MC, HPMC, HPC, CMC)
Polimer sintetik : Carbomer (Carbopol)
Senyawa anorganik : Bentonit, Al(OH)3
Surfaktan : Brij-96, cetostearyl alcohol
Peningkat penetrasi, Peningkat konsistensi, Pengawet, Pendapar, Antioksidan, Pengompleks
PASTA
Pengertian: Merupakan salep yg mengandung zat padat tinggi sampai 50% yg terdispersi dlm basis berlemak
Formula umum: BAF (Bahan Aktif Farmasi), Eksipien (Basis zat pengemulsi o/w, humektan, pengawet,
antioksidan).
Evaluasi kimia :
1.pH
2.Stabilita sediaan (kadar)
3.Kadar zat aktif (Monografi zat di Farmakope)
Evaluasi biologi
1.Efektivitas pengawet
2.Cemaran mikroorganisme
Metode pembuatan:
1. Cetak dengan tangan /manual
Metode ini merupakan metode paling sederhana, praktis dan ekonomis untuk memproduksi sejumlah kecil
supositoria.
Caranya adalah dengan menggerus basis sedikit demi sedikit dengan bahan obat dalam mortir hingga homogen.
Kemudian massa supositoria yang mengandung bahan aktif digulung menjadi bentuk silinder lalu dipotong-potong
sesuai dengan diameter dan panjangnya.
Bahan obat dicampurkan dalam bentuk serbuk halus atau dilarutkan dalam air. Untuk mencegah melekatnya basis
pada tangan maka digunakan talk.
2. Dengan mencetak hasil leburan
Metode ini sering digunakan untuk pembuatan skala industri. Teknik ini juga sering disebut teknik pelelehan.
Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan parafin cair bagi yang memakai bahan dasar gliserin-gelatin, tetapi
untuk ol. Cacao dan PEG tidak dibasahi karena akan mengerut pada proses pendinginan dan mudah lepas dari
cetakan.
3. Dengan kompresi
Proses penuangan, pendinginan dan pelepasan supositoria dilakukan dengan mesin secara otomatis.
Evaluasi:
- Kecepatan pelarutan basis/waktu leleh
- Disolusi
- Uji titik lebur
- Distribusi ZA
- Uji ketersediaan hayati absolut
- Uji ketersediaan hayati relative
SEDIAAN LIQUID
Larutan:
Pengertian: larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu/lebih zat kimia terlarut atau terdispersi secara
molecular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Zat aktif dapat larut sempurna
pada medium pembawanya atau larut dalam air pada kekuatan sediannya
Formula umum: zat aktif dan eksipien (pelarut, pengawet, antioksidan, pengatur pH, pemanis, pemanis sintetik,
pewarna, flavouring agent (pewangi dan pemberi rasa), dan anticaplocking (mencegah kristalisasi gula paa leher
botol).
Cara pembuatan:
1. Air sebagai pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam kondisi tertutup.
2. Penimbangan zat aktif dan bahan pembantu yang diperlukan.
3. Bila menggunakan pemanis sirupus simplek, lakukan pembuatan sirupus simplek (Sukrosa yang telah
ditimbang dilarutkan dalam sebagian udara, panaskan hingga larut, mulai disaring)
4. Zat aktif dan bahan bantuan siap pakai serbuk dihaluskan dalam mortir.
5. Melarutkan zat aktif dengan cara menambahkan zat aktif sedikit-sedikit ke dalam jumlah volume pelarut,
sambil diaduk sampai larut sempurna.
6. Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang diperlukan, (Semua bahan
padat harus dicampurkan dalam kondisi terlarut)
7. Campurkan bahan-bahan dan aduk sampai homogen.
8. Penambahan rasa dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang bisa bercampur dengan pelarut yang digunakan.
9. Tambahkan sisa pelarut hingga volume sediaan yang dibuat.
10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya
keuntungan :
Mudah digunakan, Untuk pasien yang sulit menelan obat (bayi, anak2 dan lansia)
Zat aktif sudah berada dalam bentuk terlarut dalam sediaan sehingga lebih mudah mengalami absorbsi dalam
tubuh
System yang homogen shg za terdistribusi merata dalam seluruh bagian sediaan
kerugian :
Tdk sesuai untuk za yg mudah terurai dalam air
Tdk sesuai untuk za yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air
Lebih sulit dibawa dan didistribusi karena voluminous
Mudah ditumbuhi mikr
oorganisme karena pelarut utamanya adl air
Eliksir
pengertian : Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain
obat juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi, untuk
digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol sebagai pengganti gula dapat
ditambahkan sirup simpleks
Cara pembuatan:
sama dengan pembuatan larutan sejati hanya yang perlu diperhatikan adalah cara melarutkan zat berkhasiat dalam
pelarut campurnya. Melarutkan bahan berkhasiat dalam pelarut campur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
o Bahan bekhasiat dilarutkan pada salah satu pelarut dengan kelarutan bahan berkhasiat yang paling besar,
kemudian tambahkan pelarut lain sekaligus.
o Apabila kelarutan zat berkhasiat dalam masing-masing pelarut tidak tinggi maka zat aktif dilarutkan sedikit-
sedikit dalam pelarut campur.
Emulsi
Pengertian : Emulsi adalah suatu dispersi dimana fasa terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang
terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Dalam batasan emulsi, fasa terdispersi dianggap sebagai
fasa dalam dan medium pendispersi dianggap sebagai fasa luar atau fasa kontinu.
Formula :
za (zat padat larut dalam minyak dan zat aktif cair yang larut dalam minyak (c/ minyak/ cairan tdk campur air)
Eksipien : pembawa (minyak / air), emulgator (mencegah penggabungan kembali globul2), pengawet, bahan
pembantu (pemanis, flavor, antioksidan (mencegah ketengikan dari fase minyak))
Syarat : za yg tdk saling bercampur
Cara pembuatan:
kelebihan :
Pemakaian oral (biasanya tipe M/A). Tipe M/A bertujuan untuk:
– Menutupi rasa minyak yang tidak enak.
– Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil.
– Ketersediaan hayati lebih baik karena sudah dalam bentuk terlarut. (mudah diabsorpsi ukuran partikel minyak
kecil).
• Memperbaiki penampilan sediaan karena merupakan campuran yang homogen secara visual.
• Meningkatkan stabilitas obat yang lebih mudah terhidrolisa dalam air.
• Pembuatan sediaan yang depoterapi
• Penetrasi dan absorpsi dapat dikontrol
Kekurangan Sistem dua fasa membuat emulsi menjadi sediaan yang tidak stabil sehingga diperlukan formulasi
dan teknik pembuatan khusus untuk menjamin stabilitasnya
evaluasi :
Suspense
Pengertian : Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair
Formula :
2. Za
3. Zat tambahan
o Zat pembasah (wetting agent) u/ partikel yg sifatnya hidrofob
+Surfaktan menurunkan tegangan permukaan shg mudah terbasahi
+Humektan menghilangkan lapisan udara
o Zat pensuspensi (suspending agent) memperlambat proses pengendapan za
Cara : meningkatkan viskositas (kekentalan). Co/
-gol polisakarida = tragakan, gom
Gol selulosa larut air = cmc na
Gol tanah liat = bentonit, alumunium magnesium silikat
Gol. Sintetik = carbomer
o Flokulating agent membentuk suspense yg terflokulasi. Co/
-surfaktan
-polimer hidrofilik
-clay
-elektrolit
o Pembawa / fasa luar (air/sirup)
o Pengatur ph
o Antioksidan
o Pengawet
o Pemanis
o Flavor
Syarat :
1. Aquadest sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
3. Bahan pensuspensi yang digunakan (Contoh: CMC Na) dikembangkan dg cara : menaburkan serbuk CMC Na
secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas aduk dengan cepat.
4. Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah
sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
5. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula
kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan
stirer di dalam matkan.
6. Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah
dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
7. Setelah itu, pemanis (seperti: sirupus simpleks), pewarna, flavour ditambahkan dan adukan dengan air sampai
volume yang diinginkan (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat larutan stok terlebih dahulu
sebelum ditambahkan pada campuran bahan dalam matkan).
8. Suspensi dimasukkan ke dalam botol
Keuntungan
Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anakanak.
Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran
cerna meningkat).
Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air (karena kondisi tidak larut)
kekurangan
Evaluasi :
- volume sedimentasi
-volume terpindahkan
-kecepatan redispersi
-bj
Sifat alir dan viskositas
Pengertian : Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan
dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan.
+ perlu di + zat pengikat masa granul (pvp), Bila suspense rekons dibuat dlm btk granul
+ bahan pensuspensi harus mudah mengembang dg pengocokan manual selama rekonstitusi, kec zat pensuspensi dg
suhu tinggi/ pengadukan dg kec.tinggi
Alasan pembuatan suspensi kering • Umumnya, suatu sediaan suspensi kering dibuat karena zat aktif tidak stabil
dalam air (mudah terhidrolisis) • Umumnya antibiotik mempunyai stabilitas yang terbatas di dalam pelarut air.
Persyaratan umumnya antibiotic mempunyai stabilitas yang buruk didalam pelarut air
• Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga konsentrasi/dosis tetap untuk
setiap pemberian obat.
• Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan sempurna dalam medium pembawa.
• Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan dituang oleh pasien untuk
memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.
• Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik.
Cara pembuatan
- .1. suspense tanpa granulasi (campuran serbuk)
- 2. Suspense dg granulasi (+ pengikat)
Keuntungan :
Untuk zat aktif yang tidak stabil dalam pembawa air, kestabilan zat aktif dapat dipertahankan karena kontak zat
padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mendispersikan zat padat dalam medium pendispersi
pada saat akan digunakan.
Kekurangan : Problem pemisahan dan kehilangan obat, Ongkos produksi lebih tinggi karena : adanya enersi panas
dan penambahan larutan penggranul dalam zat aktif dan eksipient
7. Multiple layer (Multilayered tablet) , tablet yg tdd dr 2 lapisan/ lebih, baik berupa lapisan2/ salut.
Tujuan : memisahkan 2 jenis obat / lebih yg inkompatibel satu sm lain, u/ menghantarkan obat dg
kecepatan pelepasan yg berbeda atara lapisan2
8. Tablet salut tablet yg tdd dr 2 lapisan/ lebih tdd bahan penyalut dan inti tablet co/ gelatin, film, sugar,
enteric
Tujuan :
u/ melindungi obat dari penguraian di lambung (salut enterk)
untuk mencegah obat menimbulkan iritasi pada bagian ttt dr sal. Cerna (co/ iritasi lambung o/ obat gol.
NSAID
u/ menutupi rasa baud an warna dari obat
u/ memberikan perlindungan fisik dan kimia pd obat
u/ memperbaiki penampilan tablet
u/ membuat pelepasan obat yg terkontrol
u/ mentagret obat pd bag. Ttt co/ obat di target di kolon
9. Tablet bukal dan sublingual
Tablet bukal dan sublingual adalah bentuk tablet yang ditempatkan di rongga mulut dan akan terlarut
dengan lambat dan akan diserap melalui mukosa bukal/sublingual untuk memberikan efek sistemik.
Bukal → diantara pipi dan gusi
Sublingual → di bawah lidah Tablet bukal dan sublingual harus melarut dengan lambat dirongga mulut
buka "hancur' dalam jangka waktu 15-30 menit
• Tablet ini harus dapat bertahan pada sisi aplikasi dan tidak boleh mengandung komponen yang bisa
memicu salivasi
Keuntungan : Terjadinya proses absorbsi yang cepat menuju sirkulasi sistemik contoh: nitroglisesin
Terhindar dari efek first pass metabolism Mencegah terjadinya degradasi obat oleh suasana lambung (asam
dan enzim) contoh untuk obat golongan steroid dan hormon Memungkinkannya terjadinya absorpsi obat
secara sistemik pada obat kondisi mual atau pada saat obat memicu terjadinya mual
10. Tablet hisap
Tablet hisap adl Tablet kunyah, yang memiliki disintegrasi halus dan cepat ketika dikunyah atau dibiarkan
larut dalam mulut, memiliki dasar yang krem, biasanya mannitol yang beraroma dan berwarna. • Tablet
kunyah sangat berguna untuk pemberian tablet besar untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami
kesulitan menelan bentuk sediaan padat.
11. Tablet Kunyah
Tablet kunyah adalah tablet yang pada saat penggunaannya harus menggunakan proses dikunyah di rongga
mulut bukan untuk ditelan Obat dengan rasa pahit dan tidak enak bukan kandidat yang baik untuk tablet
jenis ini Tujuan utama pengembangan tablet kunyah adalah:
1. Tablet kunyah, yang memiliki kel disintegrasi cepat ketika dikunyah atau dibiarkan larut dalam mulut,
memiliki dasar yang kental, biasanya manitol yang beraroma dan berwarna.
2. Untuk penggunaan obat pada anak-anak atau orang dewasa yang sulit dikeluarkan obat
3. Tablet antasid yang selain karena ukurannya cukup besar sulit dikunyah juga untuk meningkatkan
efektifitas penetralan asam di lambung karena pengecilan ukuran partikel
12. Efferfescent
Tablet effervescent dibuat dengan mengompresi garam efervesen granular yang melepaskan gas ketika
kontak dengan air. Tablet ini umumnya mengandung zat obat yang larut dengan cepat ketika ditambahkan
ke air. "Aksi gelembung" dapat membantu memecah tablet dan meningkatkan pembubaran obat aktif.
Umumnya reaksi jenuh berlangsung dalam satu menit.
HLB / Hydrophilic Lypophilic Balance adalah ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik dari suatu zat aktif
permukaan
Semakin tinggi suatu HLB maka semakin hidrofilik zat tersebut
Gel
Pengertian : Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.
Formulasi :
1. Zat aktif
2. Basis gel (polimer pembentuk gel), Polimer yang dapat digunakan sebagai basis gel antara lain :
Polimer alam:
Proteins: Gelatin, Collagen
Polysaccharides: Alginic acid Agar, Tragacanth, Sodium or Potassium carrageenan, Pectin, Gellum Gum,
Xanthin, Cassia Stora, Guar Gum
Polimer semi sintetik: Cellulose derivatives: Hydroxyethyl cellulose , Methylcellulose , Hydroxypropyl methyl
cellulose , Hydroxypropyl cellulose, Carboxymethyl cellulose
Polimer sintetik:
Carbomer : Carbopol -941, Carbopol -940. Carbopol -934 o Poloxamer o Polyvinyl alcohol o Polyacrylamide
Polyethylene and its co-polymers
Senyawa inorganik: o Bentonite, o Aluminium hydroxide
Surfaktan: Brij-96, Cetostearyl alcohol
4. Bahan tambahan (peningkat penetrasi, peningkat konsistensi, pengawet, pendapar, antioksidan, pengkompleks
Keuntungan
Pembuatan
Evaluasi
Evaluasi kimia :
4. pH
5. Stabilita sediaan (kadar)
6. Kadar zat aktif (Monografi zat di Farmakope)
Evaluasi fisika :
6. Organoleptis
7. Viskositas semisolid : Brookfield
8. Homogenitas sediaan
9. Tipe krim atau emulsi
10. Stabilitas fisik sediaan
Evaluasi biologi
3. Efektivitas pengawet
4. Cemaran mikroorganisme