Anda di halaman 1dari 31

Anita Lukman

• Emulsi adalah:
sistem dua fasa, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil.

Berdasarkan fasa terdispersinya emulsi terbagi :


• Emulsi minyak dlm air (M/A atau O/W): fasa
minyak terdispersi dlm fasa air.
• Emulsi air dlm minyak (A/M atau W/O): fasa air
terdispersi dlm fasa minyak.
Tipe Emulsi
Berdasarkan fasa terdispersinya emulsi terbagi:
• Emulsi minyak dlm air (M/A atau O/W): fasa
minyak terdispersi dlm fasa air.
• Emulsi air dlm minyak (A/M atau W/O): fasa
air terdispersi dlm fasa minyak.
Ukuran Globul

Emulsi:
• 0,1 mikrometer - 100 mikrometer
• 0,1 – 10 mikrometer;
• meskipun demikian ukuran < 0,01 dan > 100
mikrometer juga ada untuk sediaan tertentu.
Microemulsion:
• 0,1 mikrometer
• 10-200 nm
Lanjutan keuntungan emulsi….

• Memperbaiki penampilan sediaan karena


merupakan campuran yang homogen secara
visual.
• Meningkatkan stabilitas obat yang lebih
mudah terhidrolisa dalam air.
• Pembuatan sediaan yang depoterapi (RPS)
- Penetrasi dan absorpsi dapat dikontrol
- Kerja emulsi lebih lama
Formula
Formula emulsi oral/internal: Formula emulsi topikal/eksternal:
•Zat aktif a. Zat aktif
•Pembawa (air dan minyak) b. Pembawa (air dan minyak)
•Emulgator c. Emulgator
•Pengawet d. Pengawet
•Bahan pembantu: Antioksidan e. Bahan pembantu: Antioksidan
Pemanis Emolient
Flavor Pewangi
Pewarna Pewarna

Formula emulsi parenteral: Formula Mikroemulsi:


•Zat aktif a. Zat aktif
•Pembawa (air dan minyak) b. Surfaktan
•Emulgator c. Co-surfaktan
•Pengawet d. Pembawa (air dan minyak)
•Antioksidan
Permasalahan Yang Dihadapi
Dalam Penyusunan Formula
• Pemilihan emulgator
• Mendapatkan konsistensi yang tepat
Konsistensi suatu sediaan emulsi kadang-kadang tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Untuk meningkatkan konsistensi emulsi cair, yaitu:
1. Meningkatkan kekentalan fasa luar
2. Meningkatkan persentase volume fasa terdispersi.
3. Memperkecil ukuran partikel, meningkatkan homogenitasnya.
4. Menambah jumlah emulgator.
5. Menambah pengental atau emulagator hidrofob.
6. Persiapan mengatasi kemungkinan terjadinya oksidasi atau reaksi
mikrobiologi (pemilihan antioksidan dan pengawet yang cocok)
• Cara pembuatan, termasuk alat yang digunakan.
• Pemilihan wadah
Bahan Tambahan
• Emulgator
Untuk mencegah penggabungan kembali globul-
globul
persyaratan:
 Dapat tercampurkan dengan bahan formulatif lain.
 Tidak mengganggu stabilitas dari zat terapetik.
 Harus stabil.
 Harus tidak toksik pada penggunaan yang dimaksud
jumlahnya.
 Harus berbau, berasa, dan berwarna lemah.
Dasar pemilihan dalam
menggunakan zat pengemulsi

• Toksisitas yang mungkin timbul bila


dipaparkan.
• OTT kimia.
• Harga
• Tipe emulsi yang diinginkan
• Stabilitas (shelf life yang diinginkan)
• Tujuan penggunaan / rute pemberian.
• Emulgator dapat dibedakan :
A. berdasarkan mekanisme kerja

 Golongan surfaktan
mekanisme kerja:
menurunkan tegangan permukaan/antar permukaan minyak-air serta
membentuk lapisan film monomolekuler ada permukaan globul fase
terdispersi
 Golongan koloid hidrofil
Mekanisme Kerja:
membentuk lapisan film multimolekuler disekeliling globul yang
terdispersi. Lapisan film yang dibentuk bersifat rigid dan kuat. Bersifat
mengembang dalam air sehingga dapat meningkatkan viskositas
sediaan yang sekaligus akan meningkatkan kestabilan emulsi.
Contoh : acasia, tragakan, CMC, tylosa.
 Golongan zat terbagi halus
Mekanisme Kerja:
membentuk lapisan film mono dan multimolekuler, oleh adanya
partikel halus yang teradsorpsi pada antar permukaan kedua fasa.
Contoh: bentonit, veegum.
B. berdasarkan sumber
• Bahan alam (Natural Product)
- Polisakarida: acasia (gom arab), tragakan, Na-
alginat, Starch/amilum, caragen, pektin dan agar.
- Senyawa yang mengandung sterol: Beeswax, Wool-
fat.
• Polisakarida Semisintetik
Contoh: Metyl selulosa, Na-Carboxymethylselulosa
(CMC).
• Emulgator sintetik : Surfaktan, sabun &alkali
(kerugian : inkompatibel terhadap asam), alkohol
(cetyl alkohol, glyceril), carbowaxes (PEG), lesitin
(fosfolipid)
• Pengawet
Pengawet diperlukan dalam sediaan emulsi karena:
• Fasa air merupakan media tumbuh yang baik bagi bakteri
/ mikroorganisme
• Pengawet terutama diperlukan pada saat sediaan M/A,
karena air merupakan fasa yang jumlahnya lebih besar
(fasa eksternal).
• Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase
air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme….(FI IV
hal 7)
• Penggunaan emulgator alam yang mudah terurai oleh
mikroorganisme.
• Kontaminasi dari mikroba selama proses, baik dari udara,
peralatan, maupun dari personel.
• Menghindari perubahan yang tidak diinginkan dari sediaan
emulsi (seperti perubahan warna, terbentuknya gas dan
bau, perubahan sifat rheologi, pecah yang disebabkan oleh
organisme
• Bakteri dapat menguraikan emulgator non ionik dan
anionik, gliserin, gum tumbuhan sebagai pengental
• Antioksidan
Antioksidan diperlukan terutama untuk
mencegah terjadinya reaksi oksidasi bahan
berkhasiat dan oksidasi fase minyak yang
menimbulkan ketengikan dari fasa minyak
(konsentrasi 0,01-0,1%).
• Syarat antioksidan:
- Dapat segera terdispersi pada sediaan.
- Syarat lain sama dengan pengawet.
Contoh: BHT (butil hidroksi toluat), BHA (butil
hidroksi anisol), tokoferol/vit E, dodesil galat,
alkil galate, natrium metabisulfit.
Examples of Emulsions
1. Liquid Petrolatum Emulsion - Mineral oil Emulsion;
Liquid Paraffin
Mineral oil………………………………… 500 mL
Acacia …………………………………….. 125 g
Syrup ……………………………………… 100 mL
Vanilla …………………………………….. 40 mg
Alcohol ……………………………………. 60 mL
Purified water, q.s to make 1000 mL
2. Cod liver Oil Emulsion - laxative with empty
stomach
Cod liver oil …………………………….. 500 mL
Acacia ……………………………………. 125 g
Syrup …………………………………….. 100 mL
Methyl salicylate ……………………….. 4 mL
Purified water, q.s to make 1000 mL
PENYIAPAN EMULSI

HOMOGENIZER MECHANICAL STIRRER


COLLOID MILL
• EMULSI MINYAK DALAM AIR
Stabilitas Sediaan Emulsi
Emulsi dikatakan stabil jika:
• Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran
partikel atau distribusi partikel dari globul fasa
dalam selama life time produk.
• Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen.
• Memiliki aliran tiksotropik (mudah mengalir atau
tersebar tetapi memiliki viskositas yang tinggi untuk
meningkatkan stabilitas fisiknya)
• tidak terjadi koalesen fasa internal, creaming dan
perubahan penampilan, bau, warna, serta sifat fisik
yang lain.
Bentuk ketidakstabilan emulsi:

• Flokulasi adalah suatu peristiwa


terbentuknya kelompok-kelompok globul
yang posisinya tidak beraturan.
• Creaming adalah suatu peristiwa terjadinya
lapisan-lapisan dengan konsentrasi yang
berbeda-beda di dalam emulsi.
• Coalesence dan breaking
Coalesence merupakan proses bergabungnya droplet
yang akan diikuti dengan breaking yaitu pemisahan
fasa terdispersi dari fasa kontinu. Prosesnya
irreversibel karena lapisan emulgator yang
mengelilingi cairan sudah tidak ada.

• Inversi fasa adalah proses perubahan, dimana


fasa terdispersi berubah fungsi menjadi medium
pendispersi dan sebaliknya.
Penyebab ketidakstabilan
emulsi
• Adanya perubahan suhu
• Adanya penambahan bahan yang merubah
kelarutan emulgator
• Pembuatan emulsi menggunakan peralatan yang
kotor
• Dibuat dengan prosedur pencampuran yang tidak
sesuai
• Perubahan komposisi fase terdispersi dan fase
pendispersi. Fase terdispersi > 74% dapat
mengakibatkan inversi.
Creaming
• Selama penyimpanan, adanya perbedaan densitas
antara minyak dan air, terdapat kecenderungan fase
minyak untuk terkonsentrasi di atas sistem emulsi
Flocculation
• Flocculation diartikan sebagai proses dimana
dua atau lebih droplet saling menempel tanpa
kehilangan identitas
Coalescence
• Coalescence merupakan proses ketika dua
atau lebih droplet bergabung dan membentuk
droplet yang lebih besar
Flocculation vs Coalescence
Bentuk stabil dan tidak stabil emulsi…
Faktor-faktor yang sedapat mungkin dihindari
dalam upaya mempertahankan kestabilan
emulsi adalah:
• Cahaya.
• Suhu yang ekstrim menyebabkan emulsi
menjadi kasar dan kadang-kadang breaking.
• Oksidasi dan hidrolisis menyebabkan minyak
menjadi tengik.
• Pembekuan dan pengenceran emulsi menjadi
kasar dan kadang-kadang breaking.
EVALUASI EMULSI
• pemeriksaan organoleptik
• penentuan efektivitas pengawet
• penentuan tipe emulsi
• penentuan ukuran globul
• penentuan sifat aliran dan viskositas sediaan
• penentuan berat jenis
• penentuan volume terpindahkan
• penentuan tinggi sendimentasi
• pengujian stabilitas dipercepat
• pengujian lain yang dipersyaratkan pada monografi
bahan aktif
VIDEO TIME…

NANOEMULSIONS

Anda mungkin juga menyukai