Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT

EMULSI & MIKROEMULSI S1 V C

Oleh (Kelompok 4):

1. Nursinta Albasit (1501089)


2. Nurul Fiqriyah (1501090)
3. Putri Melati (1501091)
4. Qiyamulhaq (1501092)
5. Rahma Cintya Faiza
(1501093)

Dosen pembimbing: Anita Lukman, M.Farm.,Apt


Emulsi
menurut FI edisi IV, Emulsi adalah sistem dua fase
yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil (droplet).

Mikroemulsi
suatu sistem dispersi minyak dengan air yang
distabilkan oleh lapisan antarmuka dari molekul
surfaktan
Perbedaan Emulsi Dan Mikroemulsi
No Sifat Emulsi Mikroemulsi
1 penampakan Tidak jernih Jernih/ transparan
2 Isotropi optis Anisotropik Isotropik
3 Tengangan antar muka Tinggi Sangat rendah
4 Ukuran droplet 20-200 nm >500 nm
5 Viskositas Viskositas lebih tinggi Viskositas rendah
6 Stabilitas Secara termodinamika Stabil secara
tidak stabil termodinamika,
waktu penyimpanan
lama
Tipe Emulsi
Minyak dalam Air (M/A atau Air dalam Minyak (A/M atau
O/W) W/O)

• Terdiri dari butiran minyak yang • Terdiri dari butiran air yang
tersebar kedalam air. Minyak tersebar kedalam minyak, air
sebagai fase internal dan air sebagai fase internal dan minyak
sebagai fase eksternal. sebagai fase eksternal.
• Contohnya: PGA, Tragakan, PGS, • Contohnya: Kolesterol, span
Vitellum ovi, Gelatin, Tween
Perbedaan Tipe Emulsi

Minyak dalam Air (M/A atau O/W) Air dalam Minyak (A/M atau W/O)
• Emulgator larut air • Emulgator larut minyak
• Sebagai obat dalam (peroral) • Sebagai obat luar (topikal)
• Dipergunakan sebagai obat
injeksi (parenteral)
• Bau dan rasa dapat ditutupi
• Lebih mudah dicerna disaluran
cerna (minyak dalam butiran-
butiran kecil)
Emulsi
Keuntungan Kerugian

• Dapat membentuk sediaan yang


saling tidak bercampur menjadi • Mudah ditumbuhi oleh mikroba
dapat bersatu membentuk karena adanya air.
sediaan yang homogen dan • Sulit diformulasikan karena
stabil harus mencampur 2 fase yang
• Bagi pasien yang susah menelan tidak tercampurkan.
tablet dapat menggunakan
sediaan emulsi sebagai alternatif • Emulsi merupakan suatu
campuran yang tidak stabil
• Dapat menutupi rasa tidak enak
obat dalam bentuk cair, secara termodinamika.
contohnya minyak ikan
Mikroemulsi

Keuntungan Kerugian

• Stabil secara termodinamika • Menggunakan surfaktan dan


• Dapat melarutkan obat hidrofilik kosurfaktan dalam konsentrasi
dan lipofilik tinggi untuk menstabilkan
nanodroplet
• Diameter rata-rata droplet
mikroemulsi 200 nm sehingga • Stabilitas dipengaruhi oleh
dapat disterilisasi dengan filtrasi parameter lingkungan, seperti
ph dan temperatur.
• Viskositas rendah dibandingkan
emulsi yang lain
• Bersifat reversibel
Formula Emulsi

Formula dasar Formula tambahan


• Fase dispersi/fase internal/fase • Corigen
diskontinyu -> saporis, odoris, coloris
-> zat cair yang terbagi jadi butiran • Preservatif
kecil kedalam zat cair lainnya.
-> metil dan probil paraben, as.
• Fase kontinyu/fase eksternal/fase Benzoat, fenol, kresol, asam sorbat
luar dll
-> zat cair berfungsi sebagai • Antioksidan
pendukung emulsi
-> asam askorbat, asam sitrat, propil
• Emulgator gallat dan asam gallat.
-> menstabilkan emulsi
Formula Mikroemulsi
Fase Eksternal Fase Internal Fase Interfasial
• Fase eksternal atau fase • Fase internal atau fase terdispersi • Fase interfasial terdiri dari
terdiri dari globul-globul cairan surfaktan primer, terkadang
pendispersi umumnya yang terdispersi dalam fase luar. dibantu dengan surfaktan
merupakan bagian cairan dengan sekunder (dapat disebut sebagai
jumlah lebih banyak, sedangkan kosurfaktan). Peranan utama
komponen interfasial ini adalah
cairan yang kedua akan sebagai penstabil mikroemulsi.
terdispersi dalam bentuk globul -
globul halus.
• Misalnya sistem mikroemulsi
tersebut adalah M/A, akan dapat
diubah menjadi A/M atau
sebaliknya mikroemulsi A/M
menjadi M/A, tergantung jumlah
fase terdispersi dan pendispersi.
RESEP EMULSI
R/ minyak ikan 10 Cara kerja:
extr cola 3 1. Botol ditimbang (disetarakan)
syr simplex 7,5 2. Timbang extr cola dalam botol
mf emulsi 100 3. Timbang syr symplex dalam cawan penguap
stddc1 4. Gom arab tambah minyak ikan gerus dilumpang tambah
pro: hari (dws) aqua corpus gerus ad terbentuk corpus emulsi, encerkan
dengan syr simplex
5. masukan botol, bilas lumpang, masukan botol
6. Beri etiket putih dan KDSP
RESEP MIKROEMULSI

R/ Paraffin cair 5%
tween 80 15 %
etanol (70%)6%
propilenglikol 4% R/ Paraffin cair 5%-> fase minyak
vit. E 5% tween 80 15 % -> fase air
mf mikroemulsi etanol (70%) 6% -> co surfaktan
SUE propilenglikol 4% -> fase air
pro: ranu vit. E 5% -> antioksidan
mf mikroemulsi
SUE
pro: ranu
Cara Kerja:
1. setarakan botol
2. tween 80 dilarutkan dalam etanol ad larut + propilenglikol + seluruh
aquadest diaduk homogen dengan alat homogenizer (fase air)
3. (fase minyak) paraffin cair + vitamin e aduk larut dimasukan kedalam fase
air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan alat didalam bekerglass
selama beberapa menit, waktu dihitung setelah seluruh fase minyak masuk,
ditutup dengan aluminium foil lalu biarkan terkocok ad homogen
4. masukan botol, tutup botol dan diberi etiket biru
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini

1. Creaming
-> terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Bersifat reversible.
2. Cracking (breaking)
-> pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir
minyak akan menyatu. Bersifat irreversible.
3. Inversi
-> peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya.
Bersifat irreversible.
Evaluasi Emulsi
• Pemeriksaan Organoleptik
 Evaluasi penampilan/organoleptik emulsi dilakukan dengan mengamati terjadinya pemisahan fasa atau
pecahnya emulsi, bau tengik, dan perubahan warna.
• Penentuan Tipe Emulsi
Penentuan tipe emulsi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji kelarutan zat warna dan uji pengenceran
(Martin, 1990)
1. Uji Kelarutan Zat Warna
Uji kelarutan zat warna dilakukan dengan menggunakan zat warna larut air seperti metilen biru atau biru brillian CFC yang
diteteskan pada permukaan emulsi.
Jika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal yang berupa air, maka tipe emulsi adalah M/A.
Jika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal, maka tipe emulsi adalah A/M. Hal yang terjadi adalah sebaliknya jika
digunakan zat warna larut minyak.

2. Uji Pengenceran
Uji pengenceran (Martin, 1990) dilakukan dengan cara mengencerkan emulsi dengan air.
Jika emulsi tercampur baik dengan air, maka tipe emulsi adalah M/A.
Sebaliknya jika air yang ditambahkan membentuk globul pada emulsi maka tipe emulsi adalah A/M.
Evaluasi Emulsi
• Viskositas Sediaan
Pengukuran viskositas dilakukan dengan viskometer brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).
• Uji Stabilitas dengan metode Freeze-thaw
Stabilitas emulsi dapat dilihat dengan uji stabilitas pada kondisi freeze and thaw.
Emulsi harus tetap stabil tanpa adanya pemisahan pada suhu 45 oC atau 50 oC selama 60 hingga
90 hari, pada suhu 37 oC selama 5 hingga 6 bulan, dan pada suhu kamar selama 12 hingga 18
bulan.
Evaluasi ini dapat juga dilakukan dengan menyimpan sediaan pada dua suhu yang berbeda yaitu 4
oC dan 40 oC selama 6-8 siklus. Satu siklus terdiri dari penyimpanan selama 48 jam pada suhu 4
oC dan 48 jam pada suhu 40 oC.
Evaluasi Sediaan Mikroemulsi
• pemeriksaan organoleptik
• penentuan tipe mikro emulsi
• viskositas sediaan
• pH sediaan
• uji stabilitas

Anda mungkin juga menyukai