Mikroemulsi
suatu sistem dispersi minyak dengan air yang
distabilkan oleh lapisan antarmuka dari molekul
surfaktan
Perbedaan Emulsi Dan Mikroemulsi
No Sifat Emulsi Mikroemulsi
1 penampakan Tidak jernih Jernih/ transparan
2 Isotropi optis Anisotropik Isotropik
3 Tengangan antar muka Tinggi Sangat rendah
4 Ukuran droplet 20-200 nm >500 nm
5 Viskositas Viskositas lebih tinggi Viskositas rendah
6 Stabilitas Secara termodinamika Stabil secara
tidak stabil termodinamika,
waktu penyimpanan
lama
Tipe Emulsi
Minyak dalam Air (M/A atau Air dalam Minyak (A/M atau
O/W) W/O)
• Terdiri dari butiran minyak yang • Terdiri dari butiran air yang
tersebar kedalam air. Minyak tersebar kedalam minyak, air
sebagai fase internal dan air sebagai fase internal dan minyak
sebagai fase eksternal. sebagai fase eksternal.
• Contohnya: PGA, Tragakan, PGS, • Contohnya: Kolesterol, span
Vitellum ovi, Gelatin, Tween
Perbedaan Tipe Emulsi
Minyak dalam Air (M/A atau O/W) Air dalam Minyak (A/M atau W/O)
• Emulgator larut air • Emulgator larut minyak
• Sebagai obat dalam (peroral) • Sebagai obat luar (topikal)
• Dipergunakan sebagai obat
injeksi (parenteral)
• Bau dan rasa dapat ditutupi
• Lebih mudah dicerna disaluran
cerna (minyak dalam butiran-
butiran kecil)
Emulsi
Keuntungan Kerugian
Keuntungan Kerugian
R/ Paraffin cair 5%
tween 80 15 %
etanol (70%)6%
propilenglikol 4% R/ Paraffin cair 5%-> fase minyak
vit. E 5% tween 80 15 % -> fase air
mf mikroemulsi etanol (70%) 6% -> co surfaktan
SUE propilenglikol 4% -> fase air
pro: ranu vit. E 5% -> antioksidan
mf mikroemulsi
SUE
pro: ranu
Cara Kerja:
1. setarakan botol
2. tween 80 dilarutkan dalam etanol ad larut + propilenglikol + seluruh
aquadest diaduk homogen dengan alat homogenizer (fase air)
3. (fase minyak) paraffin cair + vitamin e aduk larut dimasukan kedalam fase
air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan alat didalam bekerglass
selama beberapa menit, waktu dihitung setelah seluruh fase minyak masuk,
ditutup dengan aluminium foil lalu biarkan terkocok ad homogen
4. masukan botol, tutup botol dan diberi etiket biru
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini
1. Creaming
-> terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Bersifat reversible.
2. Cracking (breaking)
-> pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir
minyak akan menyatu. Bersifat irreversible.
3. Inversi
-> peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya.
Bersifat irreversible.
Evaluasi Emulsi
• Pemeriksaan Organoleptik
Evaluasi penampilan/organoleptik emulsi dilakukan dengan mengamati terjadinya pemisahan fasa atau
pecahnya emulsi, bau tengik, dan perubahan warna.
• Penentuan Tipe Emulsi
Penentuan tipe emulsi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji kelarutan zat warna dan uji pengenceran
(Martin, 1990)
1. Uji Kelarutan Zat Warna
Uji kelarutan zat warna dilakukan dengan menggunakan zat warna larut air seperti metilen biru atau biru brillian CFC yang
diteteskan pada permukaan emulsi.
Jika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal yang berupa air, maka tipe emulsi adalah M/A.
Jika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal, maka tipe emulsi adalah A/M. Hal yang terjadi adalah sebaliknya jika
digunakan zat warna larut minyak.
2. Uji Pengenceran
Uji pengenceran (Martin, 1990) dilakukan dengan cara mengencerkan emulsi dengan air.
Jika emulsi tercampur baik dengan air, maka tipe emulsi adalah M/A.
Sebaliknya jika air yang ditambahkan membentuk globul pada emulsi maka tipe emulsi adalah A/M.
Evaluasi Emulsi
• Viskositas Sediaan
Pengukuran viskositas dilakukan dengan viskometer brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).
• Uji Stabilitas dengan metode Freeze-thaw
Stabilitas emulsi dapat dilihat dengan uji stabilitas pada kondisi freeze and thaw.
Emulsi harus tetap stabil tanpa adanya pemisahan pada suhu 45 oC atau 50 oC selama 60 hingga
90 hari, pada suhu 37 oC selama 5 hingga 6 bulan, dan pada suhu kamar selama 12 hingga 18
bulan.
Evaluasi ini dapat juga dilakukan dengan menyimpan sediaan pada dua suhu yang berbeda yaitu 4
oC dan 40 oC selama 6-8 siklus. Satu siklus terdiri dari penyimpanan selama 48 jam pada suhu 4
oC dan 48 jam pada suhu 40 oC.
Evaluasi Sediaan Mikroemulsi
• pemeriksaan organoleptik
• penentuan tipe mikro emulsi
• viskositas sediaan
• pH sediaan
• uji stabilitas