Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN DISPERSI

Dispersi merupakan peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi


komponen-komponennya karena pembiasan. Komponen warna yang terbentuk yakni
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Dispersi juga dapat terjadi karena ada perbedaan deviasi untuk setiap panjang
gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada
saat melewati medium pembias. Gambar 1. menunjukkan dispersi sinar putih yang
melalui sebuah prisma.
SISTEM DISPERSI

Sistem dispersi jika secara sederhana dapat diartikan sebagai larutan atau campuran
dua zat yang berbeda maupun sama wujudnya. Sistem dispersi tersebut ditandai
dengan adanya zat yang terlarut dan zat pelarut.
Contohnya, tiga jenis benda, yaitu pasir, gula dan susu masing-masing dimasukkan ke
dalam suatu wadah yang berisi air, kemudian diaduk dalam wadah terpisah, maka kita
akan memperoleh 3 sistem dispersi. Pasir, gula dan susu disebut fase terdispersi.
Sedangkan air disebut medium pendispersi.
KOLOID

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (2 fase), antara 2 zat atau lebih dimana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar
secara merata didalam zat lain.
Contoh koloid: susu, santan, sabun, selai, mentega dan mayonnaise
TIPE SISTEM KOLOIDAL

Diklasifikasikan menjadi 3 golongan berdasarkan interaksi partikel-partikel, molekul-


molekul/ion-ion dari fase disperse dengan molekul-molekul dari medium disperse.
1. Koloid liofilik (suka solvent)
system yang mengandung partikel-partikel kolidal yang berinteraksi dengan medium
dispersi. Sol koloidal yang bersifat liofilik biasanya diperoleh secara mudah dengan
melarutkan zat dalam solven yang digunakan. Contohnya: melarutkan gom (acasia)
atau gelatin dalam air atau melarutkan celluloid dalam amilasetat menyebabkan
terbentuknya suatu sol.
2. Koloid liofobik (pembenci solvent)
Koloid ini tersusun dari bahan-bahan yang mempunyai gaya Tarik menarik sangat kecil
terhadap medium dispersi. Koloid liofobik umumnya tersusun dari partikel-partikel
anorganik yang terdispersi dalam air. Contohnya: emas, perak, sulfur, dan perak iodide.
Untuk membuat koloid liofobik ini dapat dilakukan dengan metode-metode khusus
seperti:
a. Metode disperse, dimana partikel-partikel yang kasar ukurannya diperkecil
b. Metode kondensasi, dimana bahan-bahan yang berdimensi subkoloida (lebih kecil
daripada partikel koloidal) dibuat beragresasi menjadi partikel-partikel yang
ukurannya terletak dalam jarak ukuran koloidal. Kondisi yang dibutuhkan dalam
pembentukan liobobik dengan metode kondesasi atau agregasi adalah keadaan
lewat jenuh pada waktu permulaan, diikitu dengan pembentukan dan
pertumbuhan inti. Keadaan lewat jenuh dapat diperoleh dengan jalan mengganti
solvent atau menurunkan temperature.
3. Koloid Asosiasi (Ampifilik)
Adanya koloid asosiasi (amfifil/surfaktan) ditandai dengan adanya dua daerah afinitas
larutan yang berbeda yang letaknya berhadapan didalam molekul atau ion yang sama.
Jika, molekul berada pada suatu medium cair pada konsentrasi rendah amfifil-amfifil
tersebut akan terpisah-pisah dan berukuran dibawah ukuran koloidal (subkoloidal). Jika
konsentrasinya dinaikkan, akan terjadi agregasi pada jarak konsentrasi yang sempit.
PROSES TERBENTUKNYA MISEL
Fenomena terbentuknya misel adalah dibawah k.m.k konstrasi amfifil yang mengalami
absobrsi pada antar muka udara sampai air bertambah jika kosentrasi amfifil total
dinaikan. Akhirnya tercapai lah suatu titik dimana baik antar muka maupun di dalam
cairan menjadi jenuh dalam monomer. Ini adalah k.m.k. Jika amfifil terus ditambah lagi
hingga berlebih, maka mereka akan beragregasi membentuk misel dengan cara ini
energy bebas dari sistem berkurang.
PERBEDAAN SIFAT-SIFAT SOL-SOL
KOLOID
Liofilik Asosiasi (amfilik) liofobik

Fase dispers umumnya Fase dispers terdiri dari Fase dispers biasanya terdiri
terdiri dari molekoul organic
agregat agregat (misel) dari dari partikel-partikel
yang besar ukuranya molukel-molekul organic anorganik seperti emas atau
terletak dalam jarak ukuran yang ukurannya masing pearak
koloida. masing berada dibawah
jarak koloidal
Molekul-molekul dari fase Bagian hidrofilik atau lifofilik Jika ada, interaksi atau
dispers mengalami solpasi dari molekul mengalami solvasi antara partikel
nyaitu molekul-molekul solpasi, terga tung pada partikel dan medium
tersebut diasosiasikan medium dispersinya, air atau disperse sangat jarang
dengan molekul molekul dari bukan air terjadi
medium disperse
SIFAT OPTIK KOLOID

1. SIFAT FARADAY TYNDAL


DIHASILKAN BILAMANA SUATU CAHAYA YANG KUAT DISINARKAN MELALUI SUATU SOL
KOLOIDA BERKAS CAHAYA YANG MELALUI SISTEM DISPERSI TERSEBUT MEMBENTYK
SUATU KERUCUT YANG DAPAT DILIHAT. DIHASILKAN DARI PEMANTULAN SINAR OLEH
PARTIKEL-PARTIKEL KOLOIDAL. ULTRAMIKOSKOP YANG DIKEMBANGKAN
MEMUNGKINKAN ORANG UNTUK MELIHAT TITIK CAHAYA YANG MEMBENTYK KERUCUT
TYNDAL.
MIKROSKOP ELEKTRONIK ELEKTRON

MIKROSKOP ELEKTRON YANG MAMPU MENDAPATAKN GAMBAR DARI PARTIKEL-


PARTIKEL MESKIPUN UKURANNYA MENDEKATI DIMENSI MOLEKULAR SEKARANG
TELAH DIGUNAKAN UNTUK MENGAMATI UKURAN. BERKAT KEKUATAN PEMISAHANNYA
YANG TINGGI, YANG DAPAT DIDEFINISIKAN DENGAN ISTILAHNYA (d) JARAK YANG
TERKECIL DIMANA DUA OBJEK TERPISAH NAMUN TETAP MASIH BISA DIBEDAKAN.
SUMBER CAHAYANYA BERTENAGA TINGGI YANG MEMPUNYAI PANJANG GELOMBANG
DALAM DAERAH 0,1 A.
PEMANTULAN SINAR

Sifat ini tergantung pada efek Faraday-Tyndall dan merupakan metode yang banyak
digunakan untuk menentukan bobot molekul koloid. Pemantulan dapat juga digunakan
untuk memperoleh turbiditas, λ, yaitu penurunan fraksional dalam intensitas yang
disebabkan oleh pemantulan jika sinar yang bersangkutan dilalukan melalui 1 cm
larutan. Pada suatu konsentrasi tertentu dari fase dispers, turbiditas berbanding lurus
dengan bobot molekul dari koloid liofilik. Karena turbiditas dari kebanyakan koloid
liofilik sangat rendah, maka lebih baik mengukur sinar yang dipantulkan daripada sinar
yang diteruskan.
Turbiditas dapat dihitung intensitas sinar yang dipantulkan asal dimensi dari partikel
kecil dibandingkan dengan panjang gelombang sinar yang digunakan.
Bilamana molekulnya asimetris, maka intensitas dari sinar yang dipantulkan berubah-
ubah, menurut sudut pengamatan .
Warna dari banyak koloid disebabkan karena absorbs sinar dengan panjang gelombang
tertentu.
SIFAT KINETIK DARI KOLOID

Beberapa sifat system koloidal yang beruhubungan dengan gerakan partikel terhadap
medium dispersi. Gerakan itu dapat ditimbulkan karena pengaruh panas, pengaruh
gravitasi atau pengaruh dari dalam.

Anda mungkin juga menyukai