Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOLOGI II

Dosen Pengampu: Devi Yana Rony, S.Si, M.Farm, Apt

“ANTIJAMU
R”
Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Evi Rossiana (12118013)


2. Herviany Septiandar
(12118015)
3. Nadiya Baldatuz Z
(12118027)
4. Rosfika (12118033)
5. Suci Naluriah (12118036)

Kelas : S1.2-1
PENGERTIAN ANTIJAMUR

Obat anti jamur merupakan obat yang digunakan untuk


menghilangkan organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel,
seperti cendawan dan ragi, atau obat yang digunakan untuk
menghilangkan jamur (Batubara, 2010). Obat-obat antijamur juga
disebut obat-obat antimikotik, dipakai untuk mengobati infeksi
jamur.
INFEKSI JAMUR
INFEKSI JAMUR
1. Arpergilosis
Aspergilosis paru sering terjadi pada penderita penyakit imunosepresi
yang berat dan tidak memberi respon memuaskan terhadap pengobatan
dengan obat jamur. Obat pilihan untuk penyakit ini adalah Amfoterisin B
secara intravena

2. Blastomikosis
• Ketokonazol per oral 400 mg sehari selama 6-12 bulan.
• trakonazol dengan dosis 200-400 mg sehari
• Amfoterisin B sebagai cadangan untuk penderita yang tidak dapat
menerima Ketokonazol.

3. Kandidiasis
Pengobatan: Amfoterisin B. Flusitosin diberikan bersama Amfoterisin B

4. Koksidioidomikosis
Penyakit Adanya kavitis (ruang berongga) tunggal di paru merupakan cirri
khas penyakit kronis Koksidioidomikosis.
Pengobatan : Amfoterisin B secara intravena, Ketokonazol, dan
Itrakonazol.
INFEKSI JAMUR
5. Kriptokokosis
Pengobatan :
• Amfoterisin B dengan dosis 0,4-0,5 mg/kg BB perhari secara intravena.
• Penambahan Flusitosin mengurangi pemakaian
Amfoterisin B (0,3 mg/kg BB).
• Flukonazol bermanfaat untuk terapi supresi pada penderita AIDS.

6. Histoplasmosis (Penderita histoplasmosis paru kronis)


Pengobatan :
• Ketokonazol 400 mg/hari selamaa 6-12 bulan
• Itrakonazol 200-400 mg sekali sehari juga cukup efektif.
• Amfoterisin B secara intravena juga dapat diberikan selama 10 minggu.

7. Mukomikosis
Amfoterisin B merupakan obat pilihan untuk mukornikosis paru kronis.

8. Parakoksidioimikosis
• Ketokonazol 400 mg/hari selama 6-12 bulan
• Pada keadaan yang berat diberikan terapi awal Amfoterisin B.

9. Sporotrikosis
larutan jenuh Kalium Iodida (1 g/ml) dengan dosis 3 sampai 40 tetes sehari yang
dicampur dengan sedikit air
ANTI JAMUR INFEKSI SISTEMIK

4. TERBINAFIN
1.GOL. IMIDAZOL

2.AMFOTERISIN B 5. KALIUM IODIDA

3. KASPOFUNGIN 6. FLUSITOSIN
ANTI JAMUR INFEKSI
SISTEMIK
KETOKONAZOL
Mekanisme kerja obat ini adalah dengan masuk ke
dalam sel jamur kerusakan dinding sel. 1.GOLONGAN IMIDAZOL
Golongan Imidazol
Imidiazol merupakan obat antijamur
spectrum luas dan resistensinya jarang
1. Golongan kelas terapi: antifungi gol. azol timbul. Yang termasuk dalam golongan
2. Dosis: Dewasa satu kali 200-400mg sehari, ini :
anak-anak 3,3-6,6 mg/kgBB/hari. Isokonazol Mikonazol Ekonazol
3. Indikasi: Histoplasmosis paru, tulang, sendi,
dan jaringan lemak. Kriptokokus
nonmeningeal, parakoksidioidomikosis, Triazol Ketokonazol Itrakonazol
dermatomikosis, kandidiasis
( mukokutan, vaginal, oral). Tiokonazol Flukonazol Klotrimazol
4. Kontra indikasi: Penggunaan ketokonazol
dengan terfenadin, astemizol atau sisaprid
Bifonazol
menyebabkan aritmia ventrikel jantung.
5. Efek samping mual dan muntah. sakit kepala,
vertigo, gusi berdarah, Hepatotoksisitas
nekrosis hati pada penggunaan jangka
panjang, ginekomastia pada pasien pria dan
haid tidak teratur bagi wanita.
6. Bentuk dan kekuatan sediaan yang ada
dipasaran: Tablet 200mg, krim 2% dan
shampo 2%.
ANTI JAMUR INFEKSI
SISTEMIK
3. Dosis
Infeksi jamur sistemik (melalui injeksi
intravena). Dosis awal 1 mg selama 20-30
2.AMFOTERISIN B
menit dilanjutkan dengan 250 mikrogram/kg
perhari, dinaikan perlahan sampai 1 mg/kg
perhari, pada infeksi berat dapat dinaikan
sampai 1.5 mg/kg perhari.
Amfoterisin B dihasilkan oleh Sterptomyces
4. Sediaan nodosus.Untuk infeksi jamur sistemik,
• Serbuk lofilik mgn 50 mg, dilarutkan dg amfoterisin B diberikan melalui infuse secara
aquadest 10 ml lalu ditambahkan ke perlahan-lahan.
lardextroa 5% = kadar 0,1 mg/ml 1. Indikasi : pengobatan infeksi jamur
• Lar elektrolit, asam/ mengandung seperti
pengawet tdk boleh digunakan sebagai • koksidioidomikosis
pelarut mengendapkan amfoterisin B • Parakoksidoidomikosis
• Untuk injeksi selalu dibuat baru • Aspergilosis
• kromoblastomikosis dan kandidosis,
5. Efek Samping Blastomikosis
Demam, sakit kepala, mual, turun berat badan,
muntah, lemas, diare, nyeri otot dan sendi, 2. Kontra Indikasi :
kembung, nyeri ulu hati, gangguan ginjal, • Pasien yang memiliki riwayat
kelainan darah, gangguan irama jantung, hipersensitif / alergi
gangguan saraf tepi, gangguan fungsi hati, • Gangguan fungsi ginjal
nyeri dan memar pada tempat suntikan. • Ibu hamil dan menyusui
• Pada pasien yang mengonsumsi obat
antineoplastik
ANTI JAMUR INFEKSI
SISTEMIK

3. KASPOFUNGIN
Adalah anti jamur sistematik dari suatu kelas baru yang
disebut eiknokandin.
1. Indikasi :
• Kandidiasis invasif,termasuk kandidemia pada pasien
neutropenia atau non-neutropenia
• Kandidiasis esofagus
• Kandidiasis orofarings
• Aspergilosis invasif yang sudah refakter terhadap anti
jamur lainnya.
2. Efek samping : Demam, mual, muntah
3. Dosis : Dewasa pada hari pertama dengan dosis
tunggal 70 mg IV dilanjutkan dosis tunggal dengan 50 mg
sehari.
4. TERBINAFIN
terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin.
1. Indikasi : darmofitosis terutama onikomikosis, pada pengobatan kandidiasis kutaneus
dan tinea versikolor,terbinafin dikombinasikan dengan golongan imidazol ataau triazol
Terbinafin bersifat kertofilik dan fungisidal.
2. Efek samping : gangguan saluran cerna, sakit kepala , hepatotoksisitas, sindroma
stevens johnson atau nekrolisis epidermal toksik dapat terjadi,namun sangat jarang.
5. KALIUM IODIDA 6. FLUSITOSIN

Kalium iodida adalah bentuk umum dari


garam. Dikenal juga sebagai potassium
iodide.
• Kalium iodida adalah obat non-resep Flusitosin merupakan antijamur sistemik yang
yang dapat digunakan untuk melindungi dapat diberikan per oral.
kelenjar tiroid dari paparan radiasi. 1. Dosis: Flusitosin tersedia dalam bentuk
• efek samping yang serius termasuk kapsul 250 dan 500 mg. Dosis yang biasanya
irama jantung yang tidak normal, mual, digunakan ialah 50-150 mg/kgBB sehari yang
muntah, kelainan elektrolit dan dibagi dalam 4 dosis.
perdarahan (Jordan, 2011). 2. Indikasi: infeksi sistemik, karena selain
• Gangguan Akibat Kekurangan Yodium kurang toksik obat ini dapat diberikan per
(GAKI) serta meningkatkan warna dan oral. Penggunaannya sebagai obat tunggal
penyusunan rambut, meningkatkan kromoblastomikosis
metabolisme lemak, merangsang reaksi 4. Kontraindikasi: hipersensitif terhadap
metal (Jordan, 2011). flusitosin
5. Efek samping: mual,muntah dan diare,
anemia, leukopenia, dan trombositopenia.

ANTI JAMUR INFEKSI


ANTIJAMUR UNTUK INFEKSI DERMATOFIT DAN MUKOKUTAN
1. GRISEOFULVIN 2. NISTATIN 3. HALOPROGIN 4. KANDISIDIN
adalah antibiotika Nistatin merupakan obat digunakan sebagai krem Kandisidin merupakan
yang bersifat disebut antijamur atau larutan 1% terhadap suatu antibiotik polien
fungistatik. Infeksi (antifungal). Bubuk panu dan kutu air (Tinea yang diperoleh dari
dermatofit pada kering, tablet hisap, dan pedis) dengan golongan aktinomisetes.
kulit, kulit kepala, bentuk cair dari obat ini persentase Dosisnya adalah 2x sehari 1
rambut dan kuku. digunakan untuk penyembuhan lebih tablet atau 2x sehari
mengobati infeksi jamur. kurang 80% dioleskan di vagina.

5. SALEP WHITFIELD 6. NATAMISIN


Salep Whitfield adalah campuran Natasimin merupakan antijamur antibiotic
asam salisilat dengan asam polien yang aktif terhadap banyak jamur
benzoate untuk Tinea pedis dan Sediaan tersedia dalam suspensei 5% dan
kadang-kadang juga untuk tinea salep 1% untuk pemakaian pada mata
kapitis.
PENGGOLONGAN OBAT ANTIJAMUR
1. GOLONGAN POLIEN
2. Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur yang
digunakan untuk mengatasi infeksi
jamur Candida pada rongga mulut,
tenggorokan, usus, dan vagina.
Nystatin tersedia dalam 3 bentuk obat,
1. Amfoterisin B yaitu cairan suspensi, tablet vagina
Amphotericin B adalah obat (ovula), dan salep.
yang umumnya digunakan
untuk menangani infeksi jamur
yang tergolong serius dan fatal.
Selain itu, obat ini juga dapat
diresepkan untuk mengatasi
beberapa infeksi protozoa.
2. GOLONGAN AZOL
3. Fluconazole : obat yang digunakan
untuk mengobati candidiasis. Bagian
1. Itraconazole : obat untuk
tubuh yang bisa terinfeksi oleh jamur ini
mengatasi infeksi jamur
meliputi vagina, mulut, tenggorokan,
dengan cara menghambat
kerongkongan, rongga perut, paru,
pertumbuhan sel jamur.
saluran kemih, dan aliran darah.
Jamur atau fungi bisa
mengakibatkan infeksi di
4. Voriconazole : obat untuk
mulut, kulit, atau vagina.
mengobati beragam infeksi
jamur.
2. Ketoconazole : adalah obat yang
digunakan untuk mengatasi infeksi
jamur pada kulit. Misalnya kurap pada
kaki, badan, atau lipat paha, panu,
dermatitis seboroik, serta ketombe.
3. GOLONGAN ALILAMIN
1. Terbinafine adalah obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi jamur pada kulit tubuh dan kulit kepala,
serta kuku tangan dan kaki. Obat ini bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan jamur yang menyebabkan
infeksi.

2. Naftifine adalah obat untuk mengatasi berbagai


infeksi jamur kulit seperti ringworm, kaki atlet, dan
jock itch. Naftifine adalah antijamur yang bekerja
dengan mencegah perkembangan jamur.

3. Butenafine adalah obat anti jamur yang bekerja


untuk mencegah pertumbuhan jamur di kulit.
• infeksi kulit akibat jamur seperti tinea corporis
(kurap)
• tinea pedis (kutu air)
• tinea cruris (jok itch).
• pityriasis (panu)
4. GOLONGAN EKINOKANDIN

1. Caspofungin adalah salah satu obat antijamur yang termasuk kelas


echinocandins. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan
jamur. Biasanya, obat ini diresepkan jika pasien tidak dapat
menggunakan atau tidak merespon obat antijamur lainnya seperti
amfoterisin B dan itrakonazol.

2. Micafungin umum digunakan untuk mengobati berbagai infeksi


jamur, seperti candidemia dan kandidiasis esofagus. Micafungin juga
digunakan untuk mencegah infeksi jamur jika Anda memiliki cangkok
sumsum tulang atau sel induk, karena orang dengan sistem kekebalan
yang lemah memiliki risiko lebih tinggi dari infeksi jamur.
5. GOLONGAN ANTIJAMUR LAIN
1. Flusitosin 8. Alumunium Chloride
2. Griseofulvin 9. Gentian Violet
3. Asam Undesilenat 10. Potassium Permanganat
4. Salep Whitefield
11. Selenium Sulphide
3. Amorolfin
4. Siklopiroks olamin
12. Zinc Pyrithione
5. Haloprogin 13. Sodium Thiosulfate dan Salicylic Acid
6. Timol 14. Prophylen Glycol
7. Castellani’s paint
THANK YOU. . .

Anda mungkin juga menyukai