Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NITA MELINA WATI

NIM : 2216.13251.474

MITOSIS
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak dengan
jumlah kromosom yang sama seperti sel induknya. Terdapat empat fase (tahap) pembelahan
mitosis, di antaranya profase, metafase, anafase, dan telofase. Tapi, sebelum keempat fase ini
dimulai, ada yang namanya fase pendahuluan atau interfase. Interfase ini juga sering disebut
dengan persiapan pembelahan. Tahap pembelahan mitosis diantaranya :
1. Profase
Pada awal profase, sentrosom mengalami replikasi, sehingga menghasilkan dua
sentrosom. Kemudian, setiap sentrosom akan bergerak ke kutub-kutub inti sel yang
letaknya berlawanan. Di saat yang bersamaan, mikrotubulus mulai terlihat di antara dua
sentrosom. Mikrotubulus ini merupakan serat protein panjang yang memanjang dari
sentriol ke segala arah. Kemudian mikrotubulus akan membentuk seperti gulungan benang
yang bisa kita sebut dengan benang-benang spindel. Di tahap pembelahan sel ini, benang-
benang kromatin mulai mengalami penebalan yang kemudian membentuk kromosom.
kromosom ini terdiri dari dua kromatid identik yang terikat pada sentromer (kepala
kromosom). Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang merupakan formasi protein
dan menjadi tempat melekatnya benang-benang spindel nantinya.

Di akhir tahap profase, nukleus dan memberan inti sel mulai menghilang. Selain
itu, sentrosom telah sampai di kutubnya masing-masing. Benang-benang spindel pun akan
membentang dari kutub satu ke kutub yang lain. Benang spindel ini nantinya akan
berperan untuk menarik kromosom ke bagian tengah inti sel di tahap selanjutnya.   
2. Metafase

Pada tahap ini, nukleus dan membran inti sel sudah tidak terlihat. Masing -masing
kinetokor pada sentromer dihubungkan ke satu sentrosom oleh benang-benang spindel.
Kemudian, pasangan kromatid bergerak ke bagian tengah inti sel dan membentuk lempeng
metafase. Posisi kromosom yang terletak pada bagian tengah inti sel ini membuat jumlah
kromosom dapat dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom juga dapat diamati dengan
jelas.

3. Anafase
Tahap anafase ditandai dengan pemisahan kromatid dari bagian yang kemudian
membentuk kromosom baru.  Masing – masing kromosom ditarik oleh benang-benang
spindel menuju kutub yang berlawanan. Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang
satu akan sama dengan jumlah kromosom yang menuju ke kutub lainnya.
pada tahap akhir anafase, kromosom hampir sampai ke kutubnya masing-masing.
Selain itu, sitokinesis mulai terjadi. Sitokinesis merupakan fase pembelahan atau
pemisahan sitoplasma, organel, dan membran selular. Pembelahan ini dimulai dari pinggir
sel (membran sel) menuju ke bagian tengah sel, sehingga akan menghasilkan dua sel yang
disebut sel anak.  

4. Telofase
Pada tahap telofase kromosom telah sampai di kutubnya masing-masing. Benang-
benang spindel mulai menghilang dan membran inti sel juga mulai terbentuk di antara dua
kelompok kromosom yang terpisah.

Kromosom semakin lama akan menipis dan berubah menjadi benang-benang


kromatin kembali.  

GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang
dihasilkan di ovarium.
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal:
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di
tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk
di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan
sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis.
Di dalam testis hewan terdapat kromosom spermatogonium yang merupakan sel
induk sperma. Proses spermatogenesis diawali dengan pembelahan mitosis yang
menghasilkan spermatogonia. Selanjutnya, spermatogonia mengalami deferensiasi pada
proses meiosis I menghasilkan spermatosit primer. Pada proses anafase, terjadi reduksi
kromosom dari haploid menjadi diploid sehingga menghasilkan dua spermatosit sekunder
yang bersifat haploid. Kemudian, spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II
membentuk dua sel spermatid, sehingga dari dua sel spermatosit sekunder menghasilkan
empat sel spermatid yang bersifat haploid. Empat sel spermatid tersebut mengalami
metamorfosis membentuk spermatozoa.

2. Oogenesis
Pada ovarium terdapat sel-sel primordial. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan
secara mitosis menghasilkan oogonia diploid (2n). Sel oogonia tersebut mengalami
pembelahan meiosis I. Pada profase I, oogonia membentuk oosit primer diploid.
Sementara itu, pada anafase oosit primer mengalami reduksi menjadi oosit primer haploid.
Proses selanjutnya adalah telofase. Pada proses ini terjadi pembagian plasma sel yang
tidak sama banyaknya sehingga pada proses meiosis I menghasilkan satu sel oosit primer
bersifat haploid (n) serta satu sel polosit I haploid (n) yang memiliki plasma lebih sedikit
dari sel oosit primer. Proses selanjutnya, kedua sel tersebut mengalami fase meiosis II
(mitosis). Oosit primer menghasilkan satu ootid dan satu polosit II. Sedangkan, satu sel
polosit I menghasilkan dua sel polosit II. Tiga sel polosit II mengalami degenerasi
sehingga tidak berfungsi. Ootid mengalami pendewasaan membentuk ovum fungsional.
Referensi :
1. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
9b912008b0a188a7e421d9a3 6050a80e.pdf
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Gametogenesis ( Tetty Setiowati, Deswaty Furqonita
(2007). BIOLOGI Interaktif Kls.XII IPA. Jakarta: Ganeca Exact. hlm. 64–65.
ISBN 978-979-1211-25-3. ,R. Gunawan Susilowarno, DKK. Biologi SMA/MA Kls
XII (Diknas). Jakarta: Grasindo. hlm. 99–100. ISBN 978-979-025-021-5.)

Anda mungkin juga menyukai