Anda di halaman 1dari 4

Subunit 3.

2: Membandingkan 2 Karya Seni Rupa Seniman


Indonesia
Apresiasi adalah penghargaan terhadap karya seni rupa dengan
cara menghayati sekaligus memberi evaluasi dan kritik tanpa
kehilangan rasa simpati terhadap karya tersebut.
Sejarah seni rupa Indonesia adalah bentuk pembabagan
perkembangan Seni Rupa Indonesia Modern, yaitu:
1) masa Perintisan (Masa Raden Saleh).
2) periode Indonesia Jelita/Indie Mooi (masa Basuki Abdullah,
dkk).
3) masa Cita Nasional (masa S. Sudjojono dkk).
4) masa Pendudukan Jepang (Keimin Bunka Shidoso).
5) masa Sesudah Kemerdekaan.
6 masa Pendidkan Formal.
7) masa Seni Rupa Baru di Indonesia.
Membandingkan dua karya seni rupa seniman Indonesia dapat
dilakukan dengan berbentuk sederhana, yaitu hanya
membandingkan unsur dan prinsip yang diketahui yang dikemas
dalam bentuk laporan. Berikut adalah contoh form laporan yang
sederhana yang berisi:
1. Tahap Persiapan Perencanaan, yang berisi:
a. jenis karya yang akan dibandingkan,
b. sumber data
c. waktu pengambilan data
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data, berisi:
1) Judul karya
2) Bentuk/jenis karya
3) Nama seniman
4) Tahun penciptaan
5) Gaya/aliran karya
6) Media yang digunakan
7) Pesan yang terkandung
b. Pengolahan Data, berisi perbandingan 2 karya dari unsur-unsur
di atas
3. Tahap Penarikan Kesimpulan. Berisi hasil perbandingan karya
dua seniman Indonesia.

Secara singkat perkembangan (tahapan) seni rupa Indonesia


Modern dan tokoh-tokohnya:
a. Masa Perintisan (masa Raden Saleh Syarif Bustaman)
b. Masa Indie Mooi ( masa kolonial, Basuki Abdullah)
c. Masa Cita Nasional (zaman perjuangan)
d. Masa Pendudukan Jepang
e. Masa Sesudah Kemerdekaan
f. Masa Pendidikan Formal

Periode perintis (1826-1880)


Perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat
pengalamannya belajar menggambar dan melukis di luar negeri
seperti di Belanda, Jerman, Prancis, dia dapat merintis
kemunculan seni rupa modern di Indonesia. Corak lukisannya
beraliran romantis dan naturalis. Aliran romantisnya menampilkan
karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti
tentang perkelahian dengan binatang buas. Gaya naturalisnya
sangat jelas tampak dalam melukis potret. Disebut sebagai zaman
perintis karena merupakan awal dari perkembangan Seni Lukis
modern di indonesia
Periode Hindia Molek
Masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah
vakum beberapa saat karena meninggalnya Raden Saleh.
Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti
oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, dan Trijoto
Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain
seperti Pirngadie, Henk Ngantung, Suyono, Suharyo, dan Wakidi.
Masa ini disebut dengan masa Indonesia jelita karena pelukisnya
melukiskan tentang kemolekan/keindahan objek alam. Pelukis
hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya Abdullah SR.
Periode PERSAGI
Pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan. Bangsa
Indonesia berjuang untuk mendapatkan hak yang sejajar dengan
bangsa-bangsa lain, terutama hak untuk merdeka dari penjajahan
asing. Pergolakan di segala bidang pun terjadi, seperti dalam
bidang kesenian yang berusaha mencari ciri khas Indonesia.
Pelopor masa ini yang dikenal memilki semangat tinggi adalah S.
Sdjojono. Dia tidak puas dengan kehidupan seni rupa jelita yang
serba indah, karena dianggap bertolak belakang dengan kejadian
yang melanda bangsa Indonesia. Sebagai langkah perjuangannya,
S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama kawan-kawannya
mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia).
Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia
dengan mencari corak Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri
adalah semangat dan keberanian, bukan sekadar kecakapan
melukis melainkan melukis dengan tumpahan jiwa. Karya-karya S.
Sudjojono.
Periode pendudukan Jepang
Kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin
Bunka Shidoso. Tujuannya adalah untuk propaganda
pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kelompok ini didirikan
oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia,
Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung,
dll. Untuk kelompok asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat
Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan kelompok ini adalah
tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH.
Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani
bidang seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang
ikut bergabung dalam Putra diantaranya Hendra Gunawan,
Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para seniman memiliki
kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari Basuki
Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, Henk
Ngantung, Otto Jaya, dan lain-lain.
Periode pasca-kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok
seniman lukis Indonesia, diantaranya:

 Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian


diganti nama menjadi SIM (Seniman Indonesia Muda) yang
dipimpin oleh S. Sudjojono;
 Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar
dari SIM dan mendirikan Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi;
 Perkumpulan Prabangkara (1948);
 ASRI (Akademi seni rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ.
Katamsi, S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro,
Kusnadi dan Sindusisworo;
 Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru
Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar
Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna;
 Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong
(perkumpulan pelukis Indonesia keturunan Tionghoa);
 Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh
Gaos Harjasumantri.
 Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh
Nashar.
Periode akademi (1950)
Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga
pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri
tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950 lembaga
tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak
seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada
tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan seni rupa Institut Teknologi
Bandung (ITB), kemudian dibuka pula jurusan seni rupa di
semua Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
diseluruh Indonesia.
Periode seni rupa baru
Pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis.
Kelompok ini menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia
yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa yang telah
ada. Seniman muda yang mempelopori kelompok ini adalah Jim
Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria. Konsep kelompok ini
adalah:

 Tidak membedakan disiplin seni;


 Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan
penciptaan seni;
 Mendambakan kreativitas baru;
 Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;
 Bersifat eksperimental.

Anda mungkin juga menyukai