Anda di halaman 1dari 4

PERIODI

SASI
SENI D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok 4 :
- Luthfi alwahdi salam
- Suci ramadani azwardi
- Rafif pramdito
- Wulan ramadhani
- Wika wulandari
- Stefani
- Rivaldy

1. Periode perintis (1826-1880)


Perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya
belajar menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman,
Prancis, dia dapat merintis kemunculan seni rupa modern di Indonesia. Corak
lukisannya beraliran romantis dan naturalis. Aliran romantisnya menampilkan
karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian
dengan binatang buas. Gaya naturalisnya sangat jelas tampak dalam melukis
potret. Disebut sebagai zaman perintis karena merupakan awal dari perkembangan
Seni Lukis modern di indonesia

2. Periode Hindia Molek


Masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah vakum beberapa saat
karena meninggalnya Raden Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio
Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, dan
Trijoto Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadie, Henk
Ngantung, Suyono, Suharyo, dan Wakidi. Masa ini disebut dengan masa Indonesia
jelita karena pelukisnya melukiskan tentang kemolekan/keindahan objek alam.
Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya Abdullah SR.

3. Periode PERSAGI
Pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan. Bangsa Indonesia
berjuang untuk mendapatkan hak yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain,
terutama hak untuk merdeka dari penjajahan asing. Pergolakan di segala
bidang pun terjadi, seperti dalam bidang kesenian yang berusaha mencari
ciri khas Indonesia. Pelopor masa ini yang dikenal memilki semangat
tinggi adalah S. Sdjojono. Dia tidak puas dengan kehidupan seni rupa jelita
yang serba indah, karena dianggap bertolak belakang dengan kejadian
yang melanda bangsa Indonesia. Sebagai langkah perjuangannya, S.
Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama kawan-kawannya mendirikan
PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia). Persagi bertujuan
untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia dengan mencari corak
Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah semangat dan keberanian,
bukan sekadar kecakapan melukis melainkan melukis dengan tumpahan
jiwa. Karya-karya S. Sudjojono.
4. Periode pendudukan Jepang
Kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka
Shidoso. Tujuannya adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran
Asia Timur Raya. Kelompok ini didirikan oleh tentara Dai Nippon dan
diawasi oleh seniman Indonesia, Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto,
Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok asli Indonesia berdiri
kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan
kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta,
KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang
seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung
dalam Putra diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll.
Pada masa ini para seniman memiliki kesempatan untuk berpameran,
seperti pameran karya dari Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon,
Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya, dan lain-lain.

5. Periode pasca-kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman lukis
Indonesia, diantaranya:

 Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama


menjadi SIM (Seniman Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono;
 Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan
mendirikan Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi;
 Perkumpulan Prabangkara (1948);
 ASRI (Akademi seni rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi,
S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo;
 Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang
dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko,
Edi Karta Subarna;
 Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong ( perkumpulan pelukis
Indonesia keturunan Tionghoa);
 Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos
Harjasumantri.
 Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar.
6. Periode akademi (1950)
Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga pendidikan yang
bernama ASRI yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950
lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-
seniman dan calon guru gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan seni
rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian dibuka pula jurusan seni rupa di
semua Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) diseluruh Indonesia.

7. Periode seni rupa baru


Pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini
menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari
batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Seniman muda yang mempelopori
kelompok ini adalah Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria. Konsep kelompok
ini adalah:

 Tidak membedakan disiplin seni;


 Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;
 Mendambakan kreativitas baru;
 Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;
 Bersifat eksperimental.

[THANK YOU KEL 4]

Anda mungkin juga menyukai