Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 4 ISBD

 HOME
 LEVEL 1
 LEVEL 1
 LEVEL 1

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Filsafat


21.14

Diposkan oleh Ishizawa Ryoichi

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Filsafat


A. Pengertian Filsafat

Menurut bahasa, filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah, filsafat berasal dari bahasa Yunani
philosophia, yaitu Philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebenaran, kebijaksanaan, jadi
dapat diartikan secara harafiah ‘pencinta kebijaksanaan’. Sebagai ilmu pengetahuan dinamis,
filsafat di tangan para ahli memiliki pengertian yang berbeda-beda. Dalam buku Filsafat Ilmu
yang disusun oleh Ismaun pada tahun 2001, terdapat beberapa pengertian filsafat menurut para
ahli, diantaranya:
Menurut Michael V.Berry
Pengertian filsafat menurut Michael V.Berry adalah “The study of the inner logic if scientific
theories, and the reltions betwen experiment and theory, i.e. of scientific methods. Artinya,
penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara
percobaan dan teori, yaitu tentang metode ilmiah.

Menurut May Brodbeck


Pengertian filsafat menurut May Brodbeck adalah “Philosophy of science is ethically and
philosophically neutral analysis, description and clarifications of science”. Artinya, analisis
netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.

Menurut Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.


Pengertian filsafat menurut Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. adalah usaha pemikiran dan renungan
manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang
hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati).

Menurut Aristoteles ( (384 – 322 SM)


Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian
filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh
filsafat dengan ilmu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal secara logis,
sistematis dan universal untuk memahami sebuah masalah. Sedangkan kebudayaan adalah
kebiasaan tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia digerakan oleh akal dan perasaannya.

Menurut Gazalba, “Berfilsafat ialah mencari kebenaran dalam kebenaran untuk kebenaran,
tentang segala sesuatu yang dimasalahkan dengan berfikir secara radikal, sistematik dan
universal”. Berfilsafat adalah berfikir. Tetapi berfikir bukan berfilsafat. Berfikir yang dikatakan
berfilsafat adalah apabila berfikir itu mengandung tiga ciri ; radikal, sistematis dan universal.

Tiga ciri berfikir filsafat:


1. Berfikir radikal
Radikal berasal dari radix (bahasa Yunani), berarti akar. Berpikir radikal, berpikir sampai ke
akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir, berpikir
itu tidak separuh-paruh, tidak berhenti di jalan, tapi terus sampai ke ujungnya. Tidak ada yang
tabu, tidak ada yang suci, tidak ada yang yang terlarang bagi berpikir yang radikal itu.
2. Berfikir sistematis
Sistemik adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Berpikir sistematis ialah berpikir logis, yang bergerak selangkah demi
selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling-hubungan
yang teratur.
3. Berfikir universal
Universal berarti umum, jadi berpikir universal tidak berpikir khusus, terbatas pada bagian-
bagian tertentu, tapi mencakup keseluruhannya. Berpikir tentang hujan misalnya, bukan terbatas
dengan kemarin atau yang hari ini, tapi seluruh hujan. Berpikir tentang manusia tidak hanya
mengenai manusia Indonesia, manusia Afrika, manusia Eropa, tapi manusia sebagai makhluk.
Lawan umum (universal) ialah khusus perkara yang khusus masuk lapangan ilmu.

B. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Filsafat

IBD dan filsafat adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun
historis.Kelahiran IBD tidak terlepas dari filsafat(substansial).Sebaliknya perkembangan IBD
memperkuat keberadaan filsafat. Oleh karena itu, filsafat mencoba mengembalikan roh & nilai
luhur dari IBD dan kemudian filsafat akan mempertegas bahwa IBD adalah instrumen dalam
mencapai kesejahteraan tidak semata2 untuk tujuan tertentu saja.

Apabila dibandingakan definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu dalam hal
berfikir. Kebudayaan adalah cara berfikir, sedangkan filsafat adalah cara berfikir secara logis,
sistematis dan universal. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara
berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan dapat dikembalikan kepada
perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan
membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan
pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman.

Filsafat dan masalah manusia, masalah manusia dalam keseharian dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Immerdiate problems yaitu masalah-masalah praktis sehari-hari, yang berkenaan dengan


keperluan-keperluan pribadi yang mendesak, yang tidak seorang pun dapat mengelakan diri
darinya.
 Ultimate problems yaitu berkenaan dengan hakikat manusia itu sendiri, alam semesta,
dan Tuhan.
Dengan belajar filsafat, diharapkan seseorang untuk:
1. Berusaha untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
2. Berendah hati bahwa tidak semua hal akan pernah diketahuinya dalam alam yang tak terbatas
ini.
3. Mengoreksi diri, berani melihat sejauh mana kebenaran yang di cari telah dijangkaunya.
4. Tidak apatis terhadap lingkungan dan terhadap nilai yang hidup dalam masyarakat.
5. Senantiasa memberikan makna bagi setiap amal perbuatannya.
C. Hubungan Kebudayaan dan Filsafat
Kebudayaan menurut Mukti Ali adalah budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku
manusia di gerakan oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari semua itu adalah ucapan
hatinya. Dan ucapan batin itu merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang
dianggap benar. Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama,
sepanjang tidak diwahyukan adalah ia hasil pemikiran filsafat.
Apabila diperbandingkan definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu
pada hal “berpikir”. Kebudayaan adalah cara berpikir. Sedangkan filsafat ialah cara berpikir
secara radikal, sistematik dan universal. Berpikir demikian berujung pada setiap jiwa atau ucapan
batin. Manifestasinya adalah sikap hidup dan pandangan hidup. Dengan demikian jelaslah,
betapa filsafat itu mengendalikan cara berpikir kebudayaan. Di belakang setiap kebudayaan
selalu kita temukan filsafat. Perbedaan kebudayaan dapat di kembalikan kepada beberapa
filsafat.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah tradisi atau
kebudayaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Beberapa pendapat juga mengatakan bahwa apabila filsafat dibandingkan dengan budaya,
maka akan memiliki satu kesamaan hanya saja ilmu filsafat itu mengkaji sebuah ilmu melalui
dasarnya sedangkan budaya sebuah ilmu yang mempelajari suatu dasar berfikir manusia dari
kegiatan (aktifitas) sehari-hari. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara
berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan dapat dikembalikan kepada
perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan
membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan
pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman.

D. Hubungan Kebudayaan dan Filsafat


Kaitan pengetahuan dasar nilai-nilai manusia dengan filsafat ilmu pengetahuan dapat
dikaji dengan predikat keilmiahannya. Ilmu Budaya Dasar yang hanya merupakan pengertian
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep dan teori-teori budaya yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah budaya, belumlah cukup untuk dikatakan sebagai suatu disiplin
ilmu. Untuk membuktikan hal tersebut dapat dipelajari dari aspek filsafat ilmu yang akan
menentukan berbagai persyaratan apakah suatu pengetahuan itu (dalam hal ini IBD). Sebagai
disiplin ilmu atau bukan. Filsafat ilmu yang dimaksud adalah gejala pengetahuan yang dilihat
sebagai obyek material filsafat adalah gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai salah satu bidang
pengetahuan khas menurut sebab musabab terakhir. Sedangkan ilmu sistematis dan langkah-
langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoretis (Verhaak, 1998:3)
Ilmu pengetahuan mempunyai tiga syarat keilmuan, yaitu:
a. Deduktif (ilmu-ilmu formal), adalah ilmu yang berurusan dengan simbol-simbol yang abstrak-
abstrak.
b. Induktif (ilmu-ilmu empiris), ilmu empiris sering disebut induksi atau disebut cara kerja
“aposteriori”, artinya ilmu itu diperoleh setelah melalui pengalaman-pengalaman.
c. Penggunaan bahasa yang tepat.
E. Penerapan filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari
Peran filsafat ilmu pengetahuan adalah memeriksa sebab akibat dengan bertitik tolak pada
gejala ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari menggali tentang kebenaran, kepastian,
objektivitas dan abstraksi. Intuisi serta darimana asal dan kemana arah pengetahuan. Pemetaan
wilayah filsafat ilmu dalam lingkungan manusia, meliputi tiga jawaban dari pertanyaan :

a. Apa yang dapat saya ketahui (epistemologi)


b. Apa yang dapat saya lakukan (axiologi)
c. Apa yang dapat saya harapkan (antologi)

 Epistemologi artinya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar untuk menjawab
permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan
mengontrol gejala empiris (Suriasumantri, 1987:106).
Sifat pengetahuan ilmiah harus memiliki dasar fundamental antologis, yaitu menjelaskan
tentang bagaimana hakikat obyek dari IBD tersebut. Apakah hakikat obyek ilmu pengetahuan
tersebut bersifat material, metafisik atau bersifat abstrak seperti nilai, norma, ideologi. Demikian
pula hakikat obyek IBD tersebut apakah bersifat empiris atau nonempiris, parsial atau ganda, dan
kualitatif atau kuantitatif.
Ilmu budaya dasar sisi epistemologinya adalah untuk mengungkapkan kebenaran makna
sebagaimanan terkandung dalam karya budaya manusia memiliki sifat yang khas dengan caranya
masing-masing baik sebagai karya filsafat, seni maupun karya budaya lainnya.
Dari segi aksiologisnya IBD memiliki sifat aplikatif dan prgmatis, artinya untuk kepentingan
pengkajian dan penyelesaian masalah-masalah budaya dan kemanusiaannya.
Ada beberapa hal yang terjadi dalam kehidupan yang menyangkut dengan ilmu Filsafat yaitu
hubungan antara orangtua dan anak dalam berprilaku dan dalam merespon tindakan yang
dirasakan dalam perasaan.
 8 hal yang biasanya dipikirkan oleh anak :
1. orang tuanya pilih kasih terhadap saudaranya
2. merasa terkekang oleh orang tuanya
3. merasa lebih pintar dan membantah nasihat org tua
4. merasa bahwa dirinya tidak di sayang
5. memperhitungkan segala sesuatu yang telah ia lakukan untuk orang tuanya
6. Anak terkadang membingungkan harta warisan
7. menganggap remeh pekerjaan yang telah diberikan
8. terkadang membentak orang tuanya saat berbicara

 8 hal yang biasanya diketahui oleh anak :


1. Anak sering tidak mengerti jika dibalik sepengetahuannya orang tuanya selalu memuji anak di
depan saudaranya
2. yang di lakukan orang tuanya untuk kebaikan masa depan anak
3. Anak tidak mengerti bahwa orang tuanya telah menjalani kehidupan yang lebih keras dibanding
anak.
4. Anak sering tidak mengerti bahwa di setiap doa dan harapan orang tua nama anak selalu di ingat
dan disebut
5. Orang tua jarang sekali memberitahukan mengenai pengorbanannya selama melahirkan anda
6. Orang tua telah mempersiapkan warisan terbaik (tidak selalu harta) untuk anaknya,
7. Orang tua tidak rela melihat anaknya hidup bersusah - susah di tempat orang lain.
8. Anak tidak mengerti setiap kali ia membentak, hati orang tua akan bergetar dan menyebabkan
umurnya lebih pendek

Sebagian contoh diatas merupakan penerapan ilmu filsafat dalam kehidupan yg dimana dapat
dirasakan oleh hati yang didasari oleh perbuatan.

F. Aliran dalam Filsafat


Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu:
 Aliran Naturalisme:
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada
Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak ada.
 Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia
berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan
kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan
dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia
itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang
diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat
diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan
akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan
perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap
individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu
yang berpikir rendah (bodoh).

 Aliran Gabungan:
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang
berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar
kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika
berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat
didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari
Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut
sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun
sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif
panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan

DAFTAR PUSTAKA

Mustopo, M. Habib. (1930). Ilmu Budaya Dasar (Kumpulan Essay-Manusia Budaya). Surabaya:
Usaha Nasional.

Rufaidah, M.Si, Dr. Erlina. Konsepsi IBD dalam Filsafat.ppt. Sistematika Filsafat (Sidi
Gazalba).

Evie Padri. 20122. Ilmu Budaya Dasar. http://eviepaddri89.files.wordpress.com. Diakses pada


tanggal 22 Desember 2012 pukul 08.00.

Muhlis. 2010. Ilmu Budaya Mandiri. http://muhlis.files.wordpress.com. Diakses pada tanggal 22


Desember 2012 pukul 08.00.

Suprihati. 2012. Ilmu Budaya Dasar. http://suprihatiku.files.wordpress.com. Diakses pada


tanggal 22 Desember 2012 pukul 08.00.
Donna. 2011. IBD. http://donna.staff.gunadarma.ac.id. Diakses pada tanggal 22 Desember pukul
08.00.

http://www.anneahira.com/pengertian-filsafat.htm. Diakses tanggal 22 Desember 2012 pukul


08.00.

http://van88.wordpress.com/dasar-tujuan-dan-peranan-filsafat/ Diakses tanggal 22 Desember


2012 pukul 08.00.

http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html#top Diakses
tanggal 22 Desember 2012 pukul 08.00.

http://pgmi-iain.blogspot.com/2011/10/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-agama.html Diakses
tanggal 22 Desember 2012 pukul 08.00.

Download File

This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under . Follow any responses to this post
through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.

 0 KOMENTAR:

Poskan Komentar
Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Search

 FOLLOWERS
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Erlina Rufaidah.M,Si
DOSEN PEMBIMBING

Diska Arga Surya.SPd


ANGGOTA KELOMPOK
Ahmad Amirudin
1017032066
Ahmad Ghozi Akbar
1117032004
Ardhika Praseda A.P
1117032009
Basir Efendi
1117032016
Dea Trisna Ananda
1117032021
Fitriana Rahmawati
1117032027
Ika Arthalia Wulandari
1117032032
M. Albion Buchari
1117032039
Pandya Panditatwa
1117032044
Rian Oseady Prahastito
1117032050
Robi Nuzzaman
1117032055

UNILA

Universitas Lampung
Diberdayakan oleh Blogger.
ENTRI POPULER
o Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Filsafat
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar d alam Filsafat A. Pengertian Filsafat Menurut bahasa,
filsafat berasal dari bahasa Arab falsafa...
Tweet

Anda mungkin juga menyukai