Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmiu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin “Scientia” yang
berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik
ilmu pengetahuan sosial (Social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama
kelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau
dalam bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA. sedangkan IPA sendiri
terdiri dari ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang natara lain kimia, fisika, astronomi dan geofisika,
serta ilmu-ilmu biologi (life science).

Matematika mempunyai sumbangan yang penting bagi perkembangan IPA. Matematika antara lain
berperan sebagai penunjang untuk memahami gejala-gejala alam dan untuk memperhitungkan
secara logis sesuatu yang tidak dapat diperoleh dari observasi dan eksperimen. Perkembangan IPA
bukan hanya karena proses induksi dan deduksi tetapi juga peranan matematika. Pengetahuan yang
diperoleh dengan metoda ilmiah yang disertai perhitungan matematika melahirkan IPA kuantitatif
yang dipandang merupakan IPA modern.

Ciri MIPA :

• pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
terjalin hubungan fungsional yang erat.
• Karena itu konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika
disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas.
• Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah
alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika
sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai
deskripsi permasalahan yang ada.
• Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis
yang indah dan ampuh.
Kesadaran ini akan menimbulkan dedikasi yang tinggi terhadap pemahaman ataupun
pengembangan ilmu sebagai suatu kebutuham hidup. Suatu proses untuk membantu manusia
mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan
dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya.

2. Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
1) Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik,
tetapi harus pula dipandang
2) Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk
perwujudan manusia Indonesia yang utuh.

Implikasi dari Ciri MIPA

1. Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan – pendekatan tertentu dan metode – metode


tertentu yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA
pada anak didik,
 membuat mereka mampu berpikir kritis,
 menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien.
 menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja
berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.

3.HAKEKAT TUGAS GURU DAN TUGAS GURU MIPA

Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang selalu dikemukakan,
seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.
• Misi utama guru sebagai pengajar ialah mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional
mata pelajaran yang diajarkannya, sedangkan misi utama guru
• Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik
dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran (sumbangan) nyata bagi pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar
• Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan
peserta didik.
• Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya
pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta didik
dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan,
serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu.
Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA
• Hendaknya tidak sekedar menyampaikan informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik
tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai –
nilai yang terkandung dalam MIPA.
Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya
• Dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan
pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.
Masih berkaitan dengan sifat dikemukakan di atas, seorang guru MIPA hendaknya
• Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA.
Disamping itu, seorang guru MIPA
• Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan
pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan
tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang
diajukan.

4. MENGENAL IPA

Manusia dan Perkembangan Tubuh serta Alam Pikirannya


Manusia sebagai Makhluk yang Unik
(Sifat – sifat Unik Manusia : Jasmani dan Naluri Kehidupannya)
Menurut klasifikasi (Biosistematik), manusia tergolong dalam Dunia Hewan. Kalau tubuh manusia
dibedah, maka pada bagian dalam tubuhnya ditemui alat – alat (organ) tubuh, seperti : jantung,
hati, paru – paru, usus dan lain – lain yang tidak banyak berbeda dengan yang dimiliki hewan lain
(misalnya: kucing, kera, dll). Demikian pula kalau kita mempelajari sistem pernafasan, pencernaan
makanan, peredaran darah, persarafan dan fisiologis organ – organ lainnya, pada prinsipnya sama
seperti yang terdapat pada hewan.

Manusia digolongkan dalam Vetebrata, Kelas Mamalia, karena mempunyai ciri – ciri: mempunyai
tulang belakang, tubuhnya mempunyai rambut, menyusui anaknya, mempunyai empat anggota
gerak. Bagian – bagian anatomi manusia dengan kera sangat serupa, oleh karena itu mereka
dimasukkan kedalam satu golongan yaitu Ordo Primates (Primata).

Meskipun terdapat banyak persamaan struktur dan fungsi organ tubuh manusia dengan hewan ini,
namun dalam banyak hal manusia sangat berbeda dengan hewan, sehingga kita dapat mengatakan
bahwa manusia sebenarnya tidak dapat disebut hewan, tetapi suatu makhluk jenis baru. Tetapi
kalau diteliti lebih lanjut, ternyata perbedaan – perbedaan itu tidaklah dalam anatomi atau fisiologi
melainkan terutama dalam tingkah laku dan prestasi. Jadi perbedaanya terletak pada cara hidup
manusia yaitu disebut kebudayaan. Sebagaimana pula oleh Daryono Sutoyo dikemukakan bahwa
perbedaan antara manusia dengan hewan itu terletak pada beberapa hal, antara lain berikut ini :
- kelakuan atau tingkah laku manusia dapat berubah – ubah
- kemampuan untuk mempengaruhi atau mengubah lingkungan pada manusia adalah lebih besar
- manusia membentuk kebudayaan, sedangkan pada hewan boleh dikatakan tidak mengenal
kebudayaan (Daryono Sutoyo:3).
Jelas disini bahwa bagi manusia terdapat lingkungan abiotik dan lingkungan biotik, juga terdapat
lingkunngan kebudayaan (agama, adat – istiadat, hasil – hasil teknolgi).

Atas dasar ini maka dalam mempelajari biologi manusia dianggap sebagai hewan, tidaklah mudah
untuk memisahkan manusia sebagai hewan dengan manusia budaya. Contoh : manusia
membutuhkan makanan seperti halnya hewan, tetapi apa yang dimakan (nasi, roti, ikan, daging dan
sebagainya) bergantung kepada sikap budayanya dan tidak begitu banyak bergantung kepada nilai
gizi makanan tersebut. Dalam mempelajari manusia terdapat daerah perpautan yang luas antara
biologi dan ilmu pengetahuan sosial.

Setiap species mempunyai ciri – ciri khas yang meliputi:


- Ciri – ciri struktur;
- Ciri – ciri fisiologis;
- Ciri – ciri tingkah laku.

Walaupun diantara individu dalam species manusia banyak terdapat keanekaragaman, species
manusia dapat dibedakan dengan jenis dari hewan yang paling menyerupai yaitu dari Primates
besar bedanya.

Jadi dilihat dari ketiga ciri khas yaitu struktur tubuh, fisiologis dan tingkah lakunya manusia
mencapai berbagai kemampuan dan kecakapan yang melebihi hewan mamalia lainnya terutama
Primates. Manusia telah mengalami modifikasi struktur tubuh sehingga dapat memberikan ciri
fisiologi atau fungsi dan kemampuan jasmani maupun ciri tingkah lakunnya tersendiri, yang dapat
mengatasi masalah serta penyesuaian dalam hidupnya.

Dengan kekurangannya itu manusia dapat mengatasinya dan mengimbangi dengan kecakapan yang
lebih tinggi diberbagai lapangan dibanding dengan hewan-hewan tadi. Oleh karena kecakapannya
yang tinggi ini, manusia dapat menggunakan alat inderanya yang paling sempurna, yaitu alat
penglihat dengan sebaik-baiknya. Manusia dapat menafsirkan rangsang yang diterimanya dan ia
mempunyai pilihannya yang tak terhingga banyaknya dalam mengadakan reaksi yang tepat serta
prestasi yang tinggi terhadap apa yang dilihatnya. Dapat membuat alat/perkakas dan
menggunakannya.

Dari ciri struktur maupun ciri fisiologinya memungkinkan timbulnya ciri-ciri tingkah laku yang khas
bagi manusia sebagai Mamalia yang paling utama. Ciri-ciri tingkah lakunya itu nampak pada sifat-
sifat manusia umumnya.
Adapun sifat-sifat manusia itu sebagai berikut :
1) Berfikir :
a. Manusia itu pada umumnya berfikir egosentris.
Artinya pikirannya senantiasa berfikir kepada kepentingan manusia.
Contoh : Menebang hutan, membuat jalan, membuat industri semuanya demi kepentingan
manusia.
b. Berbudaya: Akibat berfikir, manusia mempunyai kebudayaan. Kebudayaan berpengaruh
terhadap manusianya sendiri.
c. Senang belajar : karena senang belajar, mengakibatkan adanya pendidikan. Pendidikan
berpengaruh besar terhadap manusianya sendiri.
d. Bermasyarakat : berbeda dengan masyarakat hewan yang merupakan tingkah laku bawaan,
masyarakat manusia berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajarinya. Bentuk
masyarakat mempengaruhi manusiaya sendiri secara timbal balik.
Contoh: Pendidikan mempengaruhi kedudukan dalam masyarakat, mempengaruhi penghasilan,
mempengaruhi pandangan masyarakat, jadi mempengaruhi manusianya sendiri.
Cara berkomunikasi antara sesama dan kemampuan manusia berbahasa, menyebabkan manusia
menjadi mahluk utama di dunia.
2) Manusia mempunyai kebutuhan makan :
Untuk keperluan hidupnya manusia memerlukan makanan. Makanan berpengaruh terhadap :
pertumbuhan, perkembangan dan pembiakan. Gizi makanan mempengaruhi kesehatan,
kecerdasan, cara kerja, kebudayaan, manusia, keluarga, ras, bangsa dan lain-lain.
3) Ingin panjang umur :
Akibat sifat ini, manusia itu selalu ingin sehat, mengatasi penyakit, membatasi kerja terlalu keras,
mencegah kelaparan.
4) Suka berteduh :
Akibatnya manusia memakai pakaian. Macam pakaian dipengaruhi oleh iklim, selera masyarakat
dan bahan yang tersedia. Sedangkan cara berpakaian berpengaruh terhadap kesehatan.
5) Suka mencari kesenangan hidup atau kebahagiaan :
Contoh : rekreasi, kesenian, kosmetika, dan sebagainya.
6) Ingin mempunyai keturunan.

Bagaimana naluri kehidupan manusia ?

Dibanding dengan hewan yang juga banyak yang hidup bermasyarakat, misalnya: serangga, maka
masyarakat manusia itu berlandaskan tingkah laku yang kebanyakan telah dipelajari. Sedangakn
masyarakat serangga atau hewan lain itu berlandaskan tingkah laku yang bersifat bawaan, yang
terulang secara turun temurun dan ini disebut naluri. Menurut Wildan Yatim (1974:333) dikatakan
bahwa: naluri (instinct) adalah sikap yang dibawa turun temurun, tak berubah-ubah dan berperan
untuk memlihara kelangsungan hidup sesuatu individu di alam.

Segala macam ciri kehidupan dijalani secara naluri. Makan, bernafas, bergerak, berlindung dan
berbiak adalah naluri. Setiap mahluk termasuk manusia sebenarnya memiliki naluri. Mahluk yang
mempunyai kecerdasan yakni yang bisa belajar, memikirkan, memecahkan masalah dan
memperbaiki sikap-sikap meniru (stereotip) seperti manusia, akan dapat menekan sikap asli (naluri)
nya sampai batas-batas tertentu yang mungkin lebih menguntungkan. Sampai batas-batas tertentu,
karena setiap mahluk tak akan mungkin dapat meninggalkan sama sekali pembawaan naluri.

Rasa Ingin Tahu

Ilmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini merupakan ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang alam sekitarnya, benda-benda di
sekelilingnya, gunung, awan, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya dari jauh, bahkan ia
ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu untuk memenuhi kebutuhan fisik,
mempertahankan kelestarian hidupnya, dan untuk kebutuhan nonfisik, kebutuhan alam pikirannya.

Tumbuh-tumbuhan menunjukkan tanda-tanda kehidupan, bertumbuh dan bergerak namun gerakan


itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya: daun-daun
yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung mencari
air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Hal ini berlangsung sepanjang zaman.

Hewan menunjukkan adanya kehendak berpindah dari satu tempat ke tenpat lain. Contoh : urung-
burung bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain di dorong oleh suatu keinginan yaitu rasa
ingin tahu apakah disana ada cukup makanan atau ingin tahu apakah di suatu tempat cukup aman
untuk membuat sarang. Setelah mengadakan peninjauan (eksplorasi), burung itu menjadi tahu.
Itulah “pengetahuan” dari burung itu. Burung juga memiliki “pengetahuan” bagaimana caranya
membuat sarang di atas pohon. Tetapi pengetahuan itu ternyata tidak berubah dari zaman ke
zaman. Burung pipit dari dulu hingga sekarang membuat sarang yang sama tak pernah berubah.
Rasa ingin tahu dan pengetahuan dari hewan yang tetap sepanjang zaman itu disebut naluri
(insting). Naluri ini brpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.
Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.Manusia memiliki naluri
seperti yang dimiliki hewan. Tetapi manusia memiliki kelebihan yaitu kemampuan “berfikir” dengan
kata lain ingin tahu tentang “apa”, juga ia ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia
mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikaitkan/ dikombinasikan dengan
pengetahuannya yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru. Hal yang demikian ini
berlangsung terus berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan.

ada yang sangat tajam penglihatannya ada yang tidak. Demikian pula ada yang tajam penciumannya
ada yang lemah. akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi,
salah tafsir dan salah pemikiran.
Untuk meningkatkan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, tapi tetap
sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah menciptakan alat, meskipun alat yang diciptakan ini masih
mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi
kesalahan pengamatan tersebut.
Jadi mitos ini dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :
a) Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung
maupun dengan alat.
b) Keterbatasan penalaran.
c) Hasrat ingin tahunya terpenuhi.

Hasrat ingin tahunya berkembang terus dan mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan
pada masa itu. Puncak hasil pemikiran seperti itu yaitu pada zaman Babylonia ±700-600 SM. Alam
semesta menurut pendapat mereka waktu itu adalah berupa suatu ruangan atau selungkup. Bumi
datar sebagai lantainya dan langit-langit melengkung di atas sebagai atapnya. Bintang-bintang,
matahari dan bulan menempel dan bergerak pada permukaan dalam langit. Pada atap ada
semacam jendela dimana air hujan dapat sampai ke bumi.

Tetapi yang menakjubkan adalah bahwa mereka telah mengenal ekliptika atau bidang edar
matahari, dan telah menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar kembali
ke tempat semula, sama dengan 362,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan juga berasal dari zaman Babylonia
ini. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa kini, dapat menerimanya.
Pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat
digunakan untuk memecahkan masalah hidup sehari-hari yang mereka hadapi.

Contoh :

Suatu saat hasil pertanian mereka tidak memuaskan namun pada saat yang lain baik sekali. Mereka
sendiri tidak memahami mengapa demikian. Pengetahuan mereka belum dapat menjawab
mengapa hal itu terjadi maka mereka percaya pada mitos, dan dikaitkan nasib itu pada bulan,
matahari, dan bintang-bintang.
Pengetahuan perbintangan pada masa itu memang sedang berkembang. Kelompok bintang atau
rasi scorpio, virgo, pisces, leo, dan sebagainya yang masih kita kenal pada zaman sekarang ini,
berasal dari zaman Babylonia. Pengetahuan ajaran orang-orang Babylonia itu setengahnya memang
berasal dari hasil pengamatan maupun pengalaman namun setengahnya berupa dugaan, imajinasi,
kepercayaan atau mitos. Pengetahuan seperti ini dapat disebut sebagai “pseudo science” artinya
mirip sains tapi bukan sains. Suatu pola berfikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos
ataupun pseudo science tersebut di atas ialah penggabungan antara pengamatan, pengalaman, dan
akal sehat atau rasional.

KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbil dari rasa ingin tahu manusia, sekarang telah
berkembang pesat dan telah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat . Penmuan-penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan kemudahan dan
peningkatan kehidupan masyarakat. Misalnya peningkatan penyediaan sandang dan pangan,
kualitas kesehatan individu dan masyarakat.
Kecuali itu, penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi merupakan
dasar pembuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam selanjutnya. Semua penemuan-
penemuan ilmu pengetahuan alam masa kini, bukanlah hasil penemuan secara serentak, melainkan
merupakan jalinan penemuan-penemuan sebelumnya. Suatu penemuan memungkinkan
terdapatnya masalah baru yang mendorong manusia untuk bereksperimen selanjutnya. Dengan
demikian terjadi proses berantai yang dinamis dan menyebabkan ilmu pengetahuan alam
berkembang pesat.

Contoh :

Penemuan tentang peranan kromosom dan gen dalam menurunkan sifat-sifat mahluk hidup dari
generasi terdahulu pada generasi berikutnya, telah ditetapkan untuk memperoleh bibit unggul.
Dengan jalan perkawinan silang dan mutasi buatan, diperoleh tanaman baru yang mempunyai
produksi lebih tinggi dan tahan hama. Ini berarti dapat meningkatkan penyediaan pangan
masyarakat.
Contoh lain misalnya dengan diketemukannya mikroskop sederhana, terbuka jalan untuk
mempelajari organisme-organisme kecil yang semula tidak dapat dilihat. Pengetahuan tentang
mikroorganisme itu makin berkembang dan melahirkan ilmi mikrobiologi. Selain itu, penemuan
mikroskop juga membuka jalan bagi pengembangan dan penemuan berbagai jenis mikroskop yang
memiliki kemampuan lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai