MELAKSANAKAN
PENGURUSAN
KELOMPOK 3 XI-IPS 2
JENAZAH
Kematian merupakan sesuatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia. Dalam
Islam, kematian menjadi awal perpindahan dari alam dunia ke alam barzah, roh manusia yang
wafat akan tinggal di alam barzah hingga kebangkitan manusia dari kuburnya saat kiamat
kelak.ajal merupakan waktu atau masa yang telah digariskan Allah SWT untuk berapa lama
seseorang atau sesuatu berada. "Setiap umat memiliki ajal, bila tiba ajal mereka, maka tidak bisa
minta mundur dan tidak bisa minta maju.
إن الروح: ثم قال، فأغمضه، وقد شقـ بصره، على أبي سلمة- صلى اهلل عليه وسلم
" إذا قُ ِبض تبعه البصرSesungguhnya pandangan mata
akan mengikuti ruh saat keluar." (HR Muslim). .
Memandikan Jenazah
Tata cara mengurus jenazah yang pertama adalah memandikan jenazah. Hal ini sebaga
tindakan untuk memuliakan dan membersihkan tubuh orang yang sudah meninggal
dunia. Adapun tata cara memandikan jenzah dalam Islam yang benar adalah sebagai
berikut:
1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan. Pastikan
orang yang memandikan jenazah memakai sarung tangan.
2. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar
auratnya tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah
ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.
3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan
maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan
agar apa yang ada di dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh anggota
tubuh jenazah dengan air sabun.
4. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin
jenazah.
Niat memandikan jenazah laki-laki:
7. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di
atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang
najis tersebut.
8. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan
dibiarkan terurai ke belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu
dikeringkan dengan handuk dan dikepang. Keringkan tubuh
jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
sumber dari
9. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air
kapur barus.
Sementara menunda pengurusan jenazah, merupakan perbuatan yang
bertentangan dengan perintah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW
bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA:
عوا ِبــالـْجِ نَاـ َز ِة َفــِإ ْن ُ ال َأ ْس ِرـ
: َ يه َريْ َرـ َة رـضياـهللعنهـ َعْناـلن َّ ِّ ِبيصـلىاـهللعليهـ وـسلم َقـ ُ َعْنَأ ِبـ
َتــ ُك َصـال ِـ َحـ ًة َفــ َخيْـ ٌرـ ُتــقَـ ِ ّدـ ُمونـ َ َهـا َوِإ ْنيَـ ُك ِسـ َوـى َذل ِـ َك َفــ َشـ ّ ٌرـ َتــ َض ُعـون َ ُهـ َعْن ِرـقَا ِبـك ُ ْم
"Segeralah mengurus jenazah. Karena jika jenazah itu adalah orang
shalih, berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika
jenazah tersebut selain orang shalih, berarti kalian telah meletakkan
kejelekan di pundak kalian." (HR Bukhari no 1315 dan Muslim no 944).
• Ada tubuhnya,
• Kematiannya bukan kategori mati syahid,
• Bukan bayi yang meninggal karena keguguran,
• Siapa saja yang jenazahnya tidak boleh dimandikan?
• Selain itu, ada dua jenazah yang tidak boleh dimandikan. Yaitu orang yang mati syahid atau gugur saat berperang melawan orang kafir dalam rangka membela agama Islam, dan bayi yang meninggal
keguguran saat di dalam kandungan.
• Kedua jenazah ini tidak boleh dimandikan dan juga tidak boleh disalati, melainkan cukup dikafankan dan dikuburkan. Ini sesuai dengan ketentuan syar’i yang mendapatkan contoh langsung dari
Rasulullah SAW.
• Orang muslim
• Berakal,
• Baligh,
• Jujur,
• Shalih,
• Terpercaya,
• Tahu tata cara memandikan jenazah, dan
• Mampu menutupi aib jenazah.
• Karena hukum memandikan jenazah adalah fardhu kifayah, jadi siapa pun berhak memandikannya selama memenuhi syarat. Walau demikian, terdapat urutan mengenai siapa yang paling berhak dalam
memandikan jenazah. Penjelasan tentang urutan tersebut adalah sebagai berikut:
• Laki-laki yang masih ada hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orang tua, atau kakek.
• Istri.
• Laki-laki lain yang tidak ada hubungan kekerabatan.
• Perempuan yang masih mahram (haram dinikahi oleh si jenazah semasa masih hidup).
• Jika jenazahnya perempuan, maka urutannya:
• Suami. Seorang suami paling berhak memandikan istrinya, karena suami diperbolehkan melihat semua anggota tubuh istrinya tanpa terkecuali.
• Perempuan yang masih ada hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orang tua atau nenek.
• Perempuan yang tidak ada hubungan keluarga.
• Laki-laki yang masih mahram (haram menikah dengan si jenazah semasa masih hidup).