Anda di halaman 1dari 31

BAB 3

MELAKSANAKAN
PENGURUSAN
KELOMPOK 3 XI-IPS 2
JENAZAH
Kematian merupakan sesuatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia. Dalam
Islam, kematian menjadi awal perpindahan dari alam dunia ke alam barzah, roh manusia yang
wafat akan tinggal di alam barzah hingga kebangkitan manusia dari kuburnya saat kiamat
kelak.ajal merupakan waktu atau masa yang telah digariskan Allah SWT untuk berapa lama
seseorang atau sesuatu berada. "Setiap umat memiliki ajal, bila tiba ajal mereka, maka tidak bisa
minta mundur dan tidak bisa minta maju.

Jenazah atau mayat adalah badan atau tubuh yang


sudah mati atau tidak bernyawa. 

sumber dari https://m.republika.co.id


Pertama, seseorang dapat menutup mata mayit, karena Rasulullah
SAW menutup kedua mata Abu Salamah ketika wafat. Beliau SAW
bersabda:

‫ إن الروح‬:‫ ثم قال‬،‫ فأغمضه‬،‫ وقد شقـ بصره‬،‫ على أبي سلمة‬- ‫صلى اهلل عليه وسلم‬
‫" إذا قُ ِبض تبعه البصر‬Sesungguhnya pandangan mata
akan mengikuti ruh saat keluar." (HR Muslim). .

Kedua, melemaskan seluruh persendian si mayit agar tidak mengeras,


serta meletakkan sesuatu di atas perutnya agar tidak mengembung.

Ketiga, menutup sekujur jasad si mayit dengan kain. Berdasarkan


hadits Aisyah RA, dia berkata, "Ketika Rasulullah SAW wafat, jenazah,
beliau ditutupi dengan kain yang bercorak." (muttafaqun alaihi).
sumber dari republika.cod.id
Keempat, menyegerakan penyelenggaraan jenazahnya, penyalatan,
dan penguburannya. Berdasarkan sabda Nabi SAW di atas.
"Segerakanlah (penguburan) jenazah." (muttafaqun alaihi).

Kelima, menguburkan jenazah di kota tempatnya meninggal dunia.


Sebab pada saat peperangan Uhud, Rasulullah SAW memerintahkan
para sahabat agar menguburkan para syuhada yang gugur, di
tempatnya masing-masing, tidak perlu dipindah ke tempat lain.

sumber dari republika cod.id


Tata Cara Mengurus Jenazah
Seperti yang sudah diketahui, ajal bisa menimpa kapan dan kepada siapa saja setiap
aat. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengurus
enazah, jika ada orang yang meninggal dunia. Seperti dikutip dari Liputan6.com,
berikut ini tata cara mengurus jenazah dalam Isalam:

Memandikan Jenazah

Tata cara mengurus jenazah yang pertama adalah memandikan jenazah. Hal ini sebaga
tindakan untuk memuliakan dan membersihkan tubuh orang yang sudah meninggal
dunia. Adapun tata cara memandikan jenzah dalam Islam yang benar adalah sebagai
berikut:
1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan. Pastikan
orang yang memandikan jenazah memakai sarung tangan.
2. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar
auratnya tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah
ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.

3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan
maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan
agar apa yang ada di dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh anggota
tubuh jenazah dengan air sabun.

4. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin
jenazah.
Niat memandikan jenazah laki-laki:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa


Artinya:"Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari
jenazah (wanita) ini karena Allah Ta'ala."

5. Setelah membaca niat, miringkan jenazah ke kanan, basuh bagian


lambung kirinya sebelah belakang. Setalah itu, siram dengan air bersih dari
kepala hingga ujung kaki dan siram lagi dengan air kapur barus.

6. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum


sholat. Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok
anggota tubuhnya.

7. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di
atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang
najis tersebut.
8. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan
dibiarkan terurai ke belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu
dikeringkan dengan handuk dan dikepang. Keringkan tubuh
jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
sumber dari
9. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air
kapur barus.
Sementara menunda pengurusan jenazah, merupakan perbuatan yang
bertentangan dengan perintah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW
bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA:
‫عوا ِبــالـْجِ نَاـ َز ِة َفــِإ ْن‬ ُ ‫ال َأ ْس ِرـ‬
: َ ‫يه َريْ َرـ َة رـضياـهللعنهـ َعْناـلن َّ ِّ ِبيصـلىاـهللعليهـ وـسلم َقـ‬ ُ ‫َعْنَأ ِبـ‬
‫َتــ ُك َصـال ِـ َحـ ًة َفــ َخيْـ ٌرـ ُتــقَـ ِ ّدـ ُمونـ َ َهـا َوِإ ْنيَـ ُك ِسـ َوـى َذل ِـ َك َفــ َشـ ّ ٌرـ َتــ َض ُعـون َ ُهـ َعْن ِرـقَا ِبـك ُ ْم‬
"Segeralah mengurus jenazah. Karena jika jenazah itu adalah orang
shalih, berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika
jenazah tersebut selain orang shalih, berarti kalian telah meletakkan
kejelekan di pundak kalian." (HR Bukhari no 1315 dan Muslim no 944).

sumber dari republika .co.id


1. Menghadapkan Orang Tersebut ke Arah Kiblat
Miringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Bila hal ini susah dilakukan, telentangkan dia dengan posisi kepala sedikit
diangkat sehingga wajahnya menghadap ke arah kiblat. Demikian pula kedua ujung kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.
ADVERTISEMENT
2. Membacakan Talqin
Ketika seseorang sedang mengalamai sakaratul maut maka kita disunahkan untuk menalqinnya. Bacakan ia kalimat syahadat “la ilaha illa Allah” dengan suara yang lembut.
Menurut pendapat para ulama Ahli Fiqh kita dianjurkan untuk membacakan kalimat syahadat di telinganya saja tanpa harus memintanya untuk melafazkan hal yang sama. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
ُ ‫لَقِّنُوا َم ْوتَاك ُْم ل َا ِإ ل ََه ِإ لَّا‬
‫الله‬
Artinya: “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat la ilaha illa Allah.”
3. Membacakan Surat Yasin
Disunahkan untuk membacakan surat Yasin di dekat orang yang sedang sakaratul maut. Ini berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban:
‫اقرؤوا َعل َى َم ْو َتاك ُْم يس‬
Artinya: “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.”
ADVERTISEMENT
4. Mengajaknya Berbaik Sangka Kepada Allah
Orang yang tengah dalam keadaan sakit dan sudah merasakan tanda-tanda kematian dianjurkan untuk berbaik sangka (husnul dhan) kepada Allah SWT. Dalam keadaan seperti ini
hal terbaik yang perlu dilakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah diperbuat selama di dunia. Justru dianjurkan untuk membayangkan bahwa
Allah SWT akan menerima dan mengampuni semua dosa-dosanya.
Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Allah berfirman:
‫َأنَا ِعن ْ َد َظ ِّن َعبْ ِدي ِبي‬
Artinya: “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.”
Dengan melakukan keempat hal ini diharapkan orang yang sedang mengalami sakaratul maut bisa menjadi orang yang husnul khotimah. Dan semoga semua umat Muslim termasuk
sumber dari laduni.com orang yang husnul khotimah. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.
• 2. Jenazah yang Harus dan Tidak Boleh Dimandikan
• Ada beberapa syarat dari jenazah yang wajib dimandikan, yakni:
• Jenazah seorang muslim atau Muslimah

• Ada tubuhnya,
• Kematiannya bukan kategori mati syahid,
• Bukan bayi yang meninggal karena keguguran,
• Siapa saja yang jenazahnya tidak boleh dimandikan?
• Selain itu, ada dua jenazah yang tidak boleh dimandikan. Yaitu orang yang mati syahid atau gugur saat berperang melawan orang kafir dalam rangka membela agama Islam, dan bayi yang meninggal
keguguran saat di dalam kandungan.
• Kedua jenazah ini tidak boleh dimandikan dan juga tidak boleh disalati, melainkan cukup dikafankan dan dikuburkan. Ini sesuai dengan ketentuan syar’i yang mendapatkan contoh langsung dari
Rasulullah SAW.

• 3. Syarat Orang yang Memandikan Jenazah


• Orang yang bertugas memandikan jenazah tidak boleh sembarangan karena harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syaratnya adalah:

• Orang muslim
• Berakal,
• Baligh,
• Jujur,
• Shalih,
• Terpercaya,
• Tahu tata cara memandikan jenazah, dan
• Mampu menutupi aib jenazah.
• Karena hukum memandikan jenazah adalah fardhu kifayah, jadi siapa pun berhak memandikannya selama memenuhi syarat. Walau demikian, terdapat urutan mengenai siapa yang paling berhak dalam
memandikan jenazah. Penjelasan tentang urutan tersebut adalah sebagai berikut:

• Jika jenazahnya laki-laki, maka urutannya:

• Laki-laki yang masih ada hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orang tua, atau kakek.
• Istri.
• Laki-laki lain yang tidak ada hubungan kekerabatan.
• Perempuan yang masih mahram (haram dinikahi oleh si jenazah semasa masih hidup).
• Jika jenazahnya perempuan, maka urutannya:
• Suami. Seorang suami paling berhak memandikan istrinya, karena suami diperbolehkan melihat semua anggota tubuh istrinya tanpa terkecuali.
• Perempuan yang masih ada hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orang tua atau nenek.
• Perempuan yang tidak ada hubungan keluarga.
• Laki-laki yang masih mahram (haram menikah dengan si jenazah semasa masih hidup).

sumber dari detik.com


Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu tentang orang yang meninggal karena jatuh dari untanya, di
dalam hadits tersebut Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‫ و َك ِفّنُو ُه في ث َْو َبيْ ِن‬، ‫وس ْد ٍر‬
ِ ‫اغ ِسلو ُه بما ٍء‬
ْ
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain” (HR. Bukhari
no. 1849, Muslim no. 1206).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َ ‫ح ُد ُك ْم َأ‬
‫خا ُه َفل ْيُ َح ِ ّس ْن َكفَن َ ُه‬ َ ‫ِإذَا َكفَّ َن َأ‬
“Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, maka hendaklah memperbagus
kafannya” (HR. Muslim no. 943).
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‫البياض وك ِفّنوا فيها موتاكم فإنَّها ِمن خي ِر ثيا ِبكم‬
َ ‫البَسوا ِمن ثيا ِبكم‬
“Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain warna putih. Karena itu
adalah sebaik-baik pakaian kalian” (HR. Abu Daud no. 3878, Tirmidzi no. 994, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Al Jami no.1236

sumber dari https://news.detik.com


Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha ia berkata:
‫قميص وال عمام ٌة‬
ٌ ٍ
‫ ليس فيها‬. ‫ من ُك ْر ُس َف‬، ‫سحولية‬ ‫بيض‬
ٍ ‫أثواب‬
ٍ ِ
‫ثالث‬ ‫رسول اهللِ صلَّى اهللُ علي ِه وسل َّ َم في‬
ُ ‫ُك ِفّ َن‬
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dikafankan dengan 3 helai kain putih sahuliyah dari Kursuf, tanpa
gamis dan tanpa imamah” (HR. Muslim no. 941).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:
‫ إن‬: ‫ ولهذا قال بعض العلماء‬، ً ‫ إال أن في إسناده نظرا ً ؛ ألن فيهراويا ً مجـهوال‬، ‫وقد جاء في جعل كفن المرأة خمسة أثواب حديث مرفوع‬
‫ في ثالثة أثواب يلف بعضها على بعض‬: ‫ أي‬، ‫المرأة تكفن فيما يكفن به الرجل‬
“Dalam hal ini telah ada hadits marfu’ (kafan seorang wanita adalah lima helai kain, Pen). Akan tetapi, di
dalamnya ada seorang rawi yang majhul (tidak dikenal). Oleh karena itu, sebagian ulama berkata: “Seorang
wanita dikafani seperti seorang lelaki. Yaitu tiga helai kain, satu kain diikatkan di atas yang lain.” (Asy
Syarhul Mumti’, 5/393).
Disunnahkan menambahkan sarung, jilbab dan gamis bagi mayit wanita. Al Lajnah Ad Daimah mengatakan:
‫ ثم تلف بلفافتين‬, ‫ ثم القناع على الرأس وما حوله‬, ‫ ثم قميص على الجسد‬, ‫والمرأة يبدأ تكفينها باإلزار على العورة وما حولها‬
“Mayit wanita dimulai pengkafananannya dengan membuatkan sarung yang menutupi auratnya dan sekitar
aurat, kemudian gamis yang menutupi badan, kemudian kerudung yang menutupi kepala kemudian ditutup
dengan dua lapis” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah. 3/363
Rukun Salat Jenazah
Niat.
Berdiri bagi yang mampu.
Melakukan 4 kali takbir.
Mengangkat tangan pada takbir pertama.
Membaca surat Al-Fatihah.
Membaca salawat.
Berdoa untuk jenazah.
Salam.

sumber dari https://www.orami.co.id


orang yang berhak disholati adalah orang yang meninggalkan dunia dalam
keadaan beriman kepada Allah SWT.Adapun orang yang telah murtad
dilarang untuk disholati
. Menshalatkan jenazah
Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan untuk mendoakan jenazah
(mayat) seorang Muslim. Dalam berbagai haditsnya Nabi Muhammad Saw.
memerintahkan kepada kita agar melakukan shalat jenazah ini jika di antara
saudara kita yang Muslim meninggal dunia. Dari hadits-hadits itu jelaslah
bahwa shalat jenazah itu sangat dianjurkan, meskipun anjuran untuk shalat
jenazah ini tidak sampai wajib atau fardlu ‘ain. Hukum menshalatkan jenazah
hanyalah fardlu kifayah.
Adapun yang diwajibkan untuk dishalatkan adalah jenazah orang Islam
yang tidak mati syahid (mati dalam peperangan melawan musuh Islam). Terkait
dengan hal ini Nabi bersabda: “Shalatkanlah olehmu orang yang
mengucapkan ”la Ilaha illallah’ (Muslim)” (HR. ad-Daruquthni). Dalam hadits
Dalam hadits
yang diriwayatkan dari Jabir, ia berkata: “Bahwa Nabi Saw. telah
memerintahkan kepada para shahabat sehubungan dengan orang-orang yang
mati dalam peperangan Uhud, supaya mereka dikuburkan beserta darah mereka,
tidak perlu dimandikan dan tidak pula dishalatkan”. (HR. al-Bukhari).
Hukum menshalatkan mayat adalah fardlu kifayah sebagaimana
memandikan dan mengkafaninya. Menshalatkan mayat memiliki keutamaan
yang besar, baik bagi yang menshalatkan maupun bagi mayat yang dishalatkan.
Keutamaan bagi yang menshalatkan mayat dinyatakan oleh Nabi Saw. dalam
salah satu haditsnya:“Barang siapa menyaksikan jenazah sehingga dishalatkan,
maka ia memperoleh pahala satu qirath. Dan barang siapa menyaksikannya
sampai dikubur, maka ia memperoleh pahala dua qirath. Ditanyakan: “Berapakah
dua qirath itu?” Jawab Nabi: “Seperti dua bukit yang besar” (HR. al-Bukhari dan
Muslim, dari Abu Hurairah).
Untuk shalat jenazah, perlu diperhatikan syarat-syarat tertentu. Syarat ini
Untuk shalat jenazah, perlu diperhatikan syarat-syarat tertentu.
Syarat ini
berlaku di luar pelaksanaan shalat. Syarat-syaratnya seperti berikut:
a. Syarat-syarat yang berlaku untuk shalat berlaku untuk shalat
jenazah.
b. Mayat terlebih dahulu harus dimandikan dan dikafani.
c. Menaruh mayat hadir di muka orang yang menshalatkannya.
Adapun rukun shalat jenazah (yang berlangsung selama pelaksanaan
shalat jenazah) adalah sebagai berikut:
a. Niat melakukan shalat jenazah semata-mata karena Allah.
b. Berdiri bagi orang yang mampu.
c. Takbir (membaca Allahu Akbar) empat kali.
d. Membaca surat al-Fatihah setelah takbir pertama.
e. Membaca doa shalawat atas Nabi setelah takbir kedua.
f. Berdoa untuk mayat dua kali setelah takbir ketiga dan keempat.
g. Salam.
e. Membaca doa shalawat atas Nabi setelah takbir
kedua.
f. Berdoa untuk mayat dua kali setelah takbir ketiga dan
keempat.
g. Salam.
Dari rukun shalat jenazah di atas, maka cara melakukan
shalat jenazah
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Setelah memenuhi semua persyaratan untuk shalat,
maka segeralah berdiri
dan berniat untuk shalat jenazah dengan ikhlas semata-
mata karena Allah.

sumber dari staff.uny.ac.id


contoh lafadz niat sholat jenazah

sumber dari paket agama xi ips 2/hal/39


sumber dari staff.uny.ac.id
MACAM-MACAM LIANG KUBUR
1. Lubang kubur jenis lahad
Lubang lahad ini secara sederhana hanya terdiri dari satu lubang dengan kedalaman sekitar tingginya orang
dewasa ditambah dengan satu lambaian tangan ke atas. Adapun lebarnya sekiranya dapat memuat jenazah
yang dikebumikan atau kurang lebih satu meter.
Peletakkan jenazah pada model lahad ini adalah dengan memosisikan jenazah di sisi sebelah barat lubang,
kemudian dihadapkan ke arah kiblat. Setelah itu jenazah ditutup menggunakan papan kayu dengan posisi
miring yang bertujuan agar tanah yang runtuh tidak mengenai jenazah tersebut.
2. Lubang kubur jenis syaq
Sederhananya, liang kubur jenis ini terdiri dari dua lubang. Satu lubang berukuran besar, dan satu lubangnya
berukuran lebih kecil yang berada di tengah-tengah bagian bawah dari lubang yang lebih besar.
Lubang kecil digunakan untuk meletakkan jenazah yang kemudian ditutup dengan papan di atasnya secara
horizontal (tidak miring) yang bertujuan agar tanah yang runtuh tidak mengenai jenazah.
sumber
Kedua model ini sama-sama boleh digunakan sebagaimana yang dikatakan dalam dari acurat
kitab Ahkamul Janaiz,com
Boleh.
Kedua model ini sama-sama boleh digunakan sebagaimana yang dikatakan dalam kitab Ahkamul Janaiz,
Boleh membuat kuburan dengan model lahad maupun syaq, karena keduanya sudah banyak
dipraktikkan di masa Nabi saw.

sumber dari acurat com.


UKURAN LIANG KUBUR

ukuran kedalaman galian lubang kubur disunnahkan mencapai tinggi orang


dewasa yang melambaikan tangan atau sekitar 3,5-4,5 dzira' (1 dzira' sekitar 46,2
cm). Hal ini didasarkan pada salah satu riwayat hadits Rasulullah SAW.

sumber dari www.detik.com


TATA CARA MENGUBUR JENAZAH

1.Disunnahkan membawa jenazah dengan tarbi (dibawa empat orang laki-


laki)
2.Kuburan harus digali dalam,luas dan bagus
3.Arah masuk jenazah sebaiknya dari arah kaki kemudian terus maju kearah
kepalanya
4.Membaca doa saat memasukkan jenazah ke liang lahat
5.Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap kiblat dan menyandarkan
tubuh sebelah kiri ke dinding kubur
6.Dianjurkan untuk menaruh tanah dibawah pipi jenazah sebelah kanan
7.Mengumandangkan adzan

sumber dari inews.id


8.Khusus jenazah perempuan ada anjuran untuk membentangkan kain
diatas kubur pada saat proses penguburan
9.Membacakan talqin
10.Memohonkan ampun kepada si mayit

sumber dari inews.id


hal hal yang wajib setelah penguburan jenazah yaitu di sunahkan untuk
Berwudhu Setelah Mengangkat Jenazah

Bagi yang telah mengangkat jenazah untuk dikuburkan, maka


dianjurkan untuk berwudhu setelahnya. Salah satu manfaat berwudhu
dalam Islam ialah untuk membersihkan diri dari hadats. “Barangsiapa
yang memandikan mayit, maka hendaklah dia mandi.

sumber dari umma.id


blematika umat
ah problematika bukanlah berasal dari
asa Indonesia melainkan berasal dari bahasa
ris yaitu "problematic" yang artinya persoalan
masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,
blematika berarti hal yang belum dapat
cahkan; yang menimbulkan permasalahan, soal,
kara sulit, dan persoalan. Dan secara leksikal
mpunyai arti berbagai problem (Kamus Besar
asa Indonesia, 2002: 276).
angkan pendapat lain mengatakan bahwa
blematika adalah suatu kesenjangan antara
pan dan kenyataan yang diharapkan dapat
nyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan
lain dapat mengurangi kesenjangan itu (Sanjaya,
m Syukur, 1983: 276). sumber dari ejournal.ia
Penurut penulis problemtika merupakan
kesulitan yang dihadapi oleh umat baik secara
individu atau kelompak dalam mengggarungi
kehidupan.Adapun faktor yang menimbulkan
problematika ada dua, yaitu faktor intern dan exstern
Faktor Intern meliputi:
1) Banyaknya paham atau aliran yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat
2) Pengaruh adat istiadat yang sudah mendarah
daging
3) Tingkat pengetahuan jama‟ah yang tidak sama
dalam suatu forum pengajian atau manjelis
taklim.
4) Banyaknya orang-orang munafik yang
berselimutkan Islam. Bicaranya Islam,
membicarakan perjuangan tapi hati dan
membicarakan perjuangan tapi hati dan
tingkahlakunya tidak berbeda dengan orang
kafir, kalau tidak dikatakan lebih jelek lagi

sumber dari ejournal.iainbengkulu.ac.id


b. Faktor Exteren meliputi.1) Pengaruh budaya asing baik itu melalui film,
video, maupun dengan perantara orang asing itu
sendiri yang datang sebagai turis
2) Pengaruh Ideologi yang menjurus kepada
mendiskreditkan Islam.
3) Aparat atau penegak hukum yang sudah terlanjur
alergi terhadap Islam
4) Peraturan dan undang-undang yang kurang
mendukung terhadap kegiatan tersebut.

sumber dari ejournal.iainbengkulu.ac.id


Diantara bentuk- bentuk yang menjadi akar
permasalahan yang dihadapi oleh umat dalam
mengarungi kehidupan adalah,
a. Malas.
b. Meremehkan ajaran Islam.
c. Meremehkan Kebaikan.. Al Hafizh Ibnu Hajar
menyatakan bahwa hadits ini shahih).”

sumber dari ejournal.iainbengkulu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai