Anda di halaman 1dari 24

presentation template

FIQIH JENAZAH
DRA. FADHLIAH SYAMSUDDIN
Kematian adalah bagian dari rahasia Allah SWT yang datang secara tiba-tiba dan
tanpa disangka-sangka.

Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan kita akan kembali kepada-Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah As-Sajdah ayat 11 sebagai
berikut:

‫ُق ْل َيَت َو َّف ٰى ُكم َّم َلُك ٱْلَم ْو ِت ٱَّلِذى ُو ِّكَل ِبُكْم ُثَّم ِإٰىَل َر ِّبُكْم ُتْر َجُع وَن‬

Artinya: Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu


akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan". (QS. As-Sajdah: 11)

Page 01
Kematian adalah sebuah keniscayaan.

Setiap orang dianjurkan untuk memperbanyak mengingat mati dan menyiapkan


diri untuk menyambutnya dengan bertobat dan istiqamah dalam beribadah
kepada Allah subhanahu wata‘ala.

Kematian adalah sebuah keniscayaan.

Ia bisa menemui siapa saja baik orang yang masih muda ataupun mereka yang
sudah tua, semuanya bisa saja menemui kematiannya tanpa dapat diduga-
duga.

Page 02
Orang yang dalam keadaan sakit dianjuran untuk mengingat kematian dan
menyiapkan diri untuknya menjadi lebih kuat.

Sedangkan bagi keluarga atau orang yang berada di sekeliling orang yang telah
terlihat adanya tanda-tanda datangnya ajal ada beberapa hal yang mesti
dilakukan.

ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnu dhan) kepada Allah, membuang jauh-
jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat.

Sebaliknya ia dianjurkan untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya


dan mengampuni semua dosa-dosanya.

Page 03
HAL-HAL YANG DILAKUKAN SAAT
MENGHADAPI ORANG SAKARATUL MAUT

Page 04
PERTAMA, menidur miringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk
menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
Bila hal ini dirasa susah maka menelentangkannya dengan posisi kepala sedikit
diangkat sehingga wajahnya menghadap ke kiblat.
Demikian pula kedua ujung kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah
kiblat.

KEDUA, disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat


tauhid yakni "lâ ilâha illallâh" dengan cara yang halus dan tidak memaksanya
untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut.
Cukuplah mentalqin dengan mengulang-ulang memperdengarkan kalimat "lâ
ilâha illallâh" di telinganya tanpa menyuruh untuk mengucapkannya

Page 05
Bedasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
‫َلِّق ُنوا َم ْو َتاُكْم اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا‬
Artinya: Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ
ilâha illallâh
Pembacaan kalimat tauhid ini dimaksudkan agar seorang muslim hanya
mengucapkan kalimat pujian kepada Allah SWT di akhir hidupnya, niscaya
kalimat tersebut akan membawanya pada ampunan Allah SWT.

KETIGA, disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang


sekarat. Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban
‫اقرؤوا َع ىَل َم ْو َتاُكْم يس‬
Artinya: Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara
kalian

Page 06
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN SAAT
MENGHADAPI ORANG BARU MENINGGAL

Page 07
Bila seorang muslim baru meninggal, wajib bagi muslim yang masih hidup untuk
mengurus janazahnya (fardu kifayah).
Ada beberapa tata cara yang harus dilakukan saat mengurus orang yang baru
meninggal.

Berikut tahap-tahapnya:
1. Memejamkan kedua matanya **
2. Menutup mulutnya dengan mengikat dagu dengan kepalanya (dianjurkan
menggunakan kain putih yang bersih)
3. Membuka pakaiaannya
4. Menyelimuti janazah dengan kain yang ringan dan menutupi tubuhnya
5. Menyelesaikan utang-utang yang dimiliki janazah
6. Mempercepat kuburnya (pemakamannya)

Page 08
** Doa Ketika Memejamkan Mata Mayit

‫ َو اْغ ِف ْر َلَن ا َو َلُه َيا َر َّب‬، ‫ َو اْخ ُلْف ُه ِف ْي َع ِق ِب ِه ِف ي اْلَغ اِبِرْي َن‬، ‫َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر ِلُف َال ٍن (ِباْس ِم ِه ) َو اْر َف ْع َد َر َجَت ُه ِف ي اْلَم ْه ِدِّيْي َن‬
‫ َو اْف َس ْح َلُه ِف ْي َق ْب ِرِه َو َنِّوْر َلُه ِف ْي ِه‬، ‫اْلَع اَلِم ْي َن‬

Artinya: "Ya Allah, ampunilah (Sebut nama mayit tersebut) Ya Allah angkatlah
derajatnya beserta orang-orang yang mendapat petunjuk dari-Mu, berilah
penggantinya bagi orang-orang yang ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah
kami dan ampunilah dia, wahai Tuhan sekalian alam semesta. Lebarkan
kuburannya dan berikanlah cahaya dialam kuburnya." (H.R. Muslim)

Page 09
Kewajiban selanjutnya yang harus dilakukan terhadap janazah ada 4, yakni:

A. MEMANDIKAN JENAZAH
Memandikan janazah hanya boleh dilakukan oleh keluarga dan mahramnya.
Orang yang memandikan tidak boleh menceritakan kepada orang lain aib
janazah yang dilihat saat memandikan. Adapun cara memandikan janazah
terdapat beberapa tahapan:

1. Meletakkan janazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan.


Pastikan orang yang memandikan janazah memakai sarung tangan.
2. Setelah itu, ambil kain penutup dari janazah dan ganti dengan kain basahan
agar auratnya tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga,
celah ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.

Page 10
3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran janazah baik yang keluar dari depan
maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan
agar apa yang ada di dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh
anggota tubuh janazah dengan air sabun.

4. Setelah itu, siram dengan air sambil berniat sesuai jenis kelamin janazah.
Niat memandikan janazah laki-laki atau perempuan:
Nawaitul ghusla adaa 'an (hadzal mayyiti/hadzihil mayyitati) lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah
(pria/wanita) ini karena Allah Ta'ala."

Page 11
5. Setelah membaca niat, miringkan janazah ke kanan, basuh bagian lambung
kirinya sebelah belakang. Setalah itu, siram dengan air bersih dari kepala hingga
ujung kaki dan siram lagi dengan air kapur barus.

6. Janazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.


Perlakukan janazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota
tubuhnya.

7. Jika keluar dari janazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya,
wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak
perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.

Page 12
8. Bagi janazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke
belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang. Keringkan tubuh janazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga
tidak membasahi kain kafannya.

9. Selesai memandikan janazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung


alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.

Page 13
B. MENGAFANI JANAZAH
Setelah dimandikan, janazah dibungkus (dikafani) dengan kain yang dapat
menutupi seluruh tubuhnya.
Disunahkan bagi janazah laki-laki 3 helai kain dan bagi perempuan 5 helai lain.
Disunahkan pula kain berwarna putih dan baru, serta memberikan wangi-
wangian kepada jenazah.

Cara Mengafani Janazah Perempuan


1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong
sesuai ukuran janazah. Letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan
kedua lututnya. Setelah itu, persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.

Page 14
2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
Sediakan juga kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya
diletakkan pada anggota badan tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat dan
baringkan janazah di atas kain kafan.
3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota
tubuh seperti halnya pada janazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain sarung
pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis
berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang menjadi
2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang
lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali
yang tadi telah disediakan.

Page 15
C. MENSHALATKAN JENAZAH
Ketika telah meninggal, setiap muslim harus disalatkan untuk mengantarkan
janazah kepada Sang Pencipta.
Adapun dalam pelaksanaannya, janazah diletakkan di hadapan imam dengan
posisi kepala di sebelah kanan imam.
Salat ini berbeda dengan salat wajib, salat janazah hanya ada 1 rakaat, tidak
memakai ruku dan sujud.
Adapun tata cara shalat janazah adalah:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.

Page 16
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah ***
7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:
‫الَّلُه َّم َال َتْح ِرْم َن ا َأْج َر ُه َو َال َتْف ِت َّن َبْع َد ُه َو اْغ ِف ْر َلنَا َو َلُه‬
Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa
la-hu
Artinya: "Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya
dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia".
Untuk janazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
8. Salam

Page 17
*** Doa untuk janazah setelah takbir ketiga:

‫ َو َنِّق ِه ِم َن اْلَخَط اَيا‬، ‫ َو اْغ ِس ْل ُه ِباْلَم اِء َو الَّث ْل ِج َو اْلَب َر ِد‬، ‫ َوَوِّس ْع َم ْد َخَلُه‬، ‫ َو َأْكِرْم ُنُز َلُه‬، ‫َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر َلُه َو اْر َحْم ُه َو َع اِفِه َو اْع ُف َع ْنُه‬
‫ َو َأْد ِخ ْل ُه‬، ‫ َو َز ْو ًجا َخْي ًر ا ِم ْن َز ْو ِج ِه‬، ‫ َو َأْه ًال َخْي ًر ا ِم ْن َأْه ِلِه‬،‫ َو َأْبِد ْلُه َد اًر ا َخْي ًر ا ِم ْن َد اِر ِه‬، ‫َكَم ا َنَّق ْي َت الَّث ْو َب ْاَألْبَي َض ِم َن الَّد َنِس‬
‫ا‬ ‫َّن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫َع‬ ‫َق‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫َع‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬ ‫ُه‬ ‫ْذ‬ ‫ِع‬‫ َأ‬، ‫اْلَجَّن َة‬
‫ِر‬ ‫ْب ِر َو ِب‬ ‫ِب‬ ‫َو‬

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah
dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di
tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air
es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju
yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia),
berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia),
istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia
ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka." (HR. Muslim)

Page 18
D. MEMAKAMKAN JANAZAH
Dalam Islam, cara membumikan janazah adalah dengan menguburnya dalam tanah,
bukan dibakar. Allah SWT berfirman dalam Surah Thaha ayat 55 sebagai berikut:
‫ْخ‬‫ِم ْن َه ا َخَلْق َٰن ُكْم ِفيَه ا ُنِع يُد ُكْم ِم ْن َه ا ُنْخ ُجُكْم َتا ًة ُأ‬
‫َر ٰى‬ ‫َر‬ ‫ِر‬ ‫َو‬ ‫َو‬
Artinya: Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali
yang lain. (QS. Thaha: 55)

Lubang kubur harus dibuat dalam, untuk menghindari bau janazah dan kemungkinan
dibongkar oleh binatang. Sunah digalikan di tepi lubang sebagai liang lahat.

Dalam kubur, janazah dihadapkan pada kiblat dengan membuka ikatan kain pada
wajah sampai pipi sebelah kanan menyentuh tanah. Kemudian ditutup dengan papan
dan ditimbuh perlahan dengan tanah.

Page 19
BEBERAPA ETIKA MEMPERLAKUKAN
JANAZAH

Page 20
Sebagai umat muslim, ketika ada kerabat atau tetangga yang meninggal dunia,
terdapat sunah-sunah atau etika yang patut kita lakukan sebagai berikut:

1. Memberi kabar kematian kepada sanak saudara dan teman sejawat, agar lebih
banyak yang mendoakan dan menyalatkannya.
2. Memperlakukan janazah dengan halus dan hormat, tidak boleh melukainya layaknya
kepada orang yang hidup.
3. Tidak menangis secara berlebihan hingga merugikan janazah
4. Ta’ziah, yaitu menemui orang yang telah meninggal dunia dengan maksud ikut
berduka cita.
5. Tidak mencela dan mencaci orang yang telah meningga dunia.

Page 21
6. Mengiring atau mengantarkan janazah ke tempat penguburan.
7. Apabila sedang berjalan atau duduk, kemudian melihat janazah hendak atau sedang
dikubur, maka berhenti dan berdiri sejenak sampai itu berlalu.
8. Tidak memandikan dan mengafani orang yang mati Syahid dalam peperangan
melawan kafir, hanya cukup dikubur dengan pakaian yang ada padanya.
9. Jika anak yang meninggal karena keguguran dan belum sempurna kejadiannya,
maka tidak diwajibkan memperlakukannya sebagai jenazah.
10. Jika yang meninggal anak kecil yang baru dilahirkan, tidak menangis dan tidak
bergerak tapi telah sempurna kejadiannya, tidak wajib disalatkan tapi wajib
dimandikan, dibungkus kain kafan dan dikuburkan.
11. Jika yang meninggal anak kecil yang baru dilahirkan, dapat bersuara dan bergerak,
wajib ditangani seperti menangani jenazah orang dewasa.

Page 22
wallahu'alam bisshawab

Anda mungkin juga menyukai