JENAZAH
Oleh :
MURTADHO, M.Ag
MUNAWAROH, S.Ag.
2022
Muqoddimah
Bismillahirrahmanirrahim
Penyusun
Merawat Muhtadlir
(Orang sekarat pati)
BAB II
Sesaat Setelah Ajal Tiba
BAB III
Tajhizul Jenazah (Merawat Mayit)
A. Memandikan
1. Tempat Memandikan
2. Etika Memandikan
3. Tata-cara Memandikan
1. Batas Minimal
Memandikan mayit sudah dianggap cukup apabila sudah
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a) Menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayit.
b) Menyiramkan air secara merata pada anggota tubuh
mayit, termasuk juga bagian farji tsayyib (kemaluan
wanita yang sudah tidak perawan) yang tampak saat
duduk, atau bagian dalam alat kelamin laki-laki yang
belum dikhitan.
Catatan:
Bila terdapat najis yang sulit dihilangkan, semisal najis di
bawah kuncup, maka menurut Imam Romli, setelah mayit
tersebut dimandikan, maka langsung dikafani dan
dimakamkan tanpa dishalati. Namun, menurut Ibnu Hajar,
C. Menshalati
1. Pelepasan Mayit
Setelah selesai shalat, keranda mayit diangkat, setelah
itu salah satu wakil dari keluarga memberikan kata
sambutan pelepasan mayit, yang isinya meliputi:
a) Permintaan maaf kepada para hadirin dan teman
keseharian atas kesalahan dan kekhilafan yang pernah
dilakukan mayit.
b) Pemberitahuan tentang pengalihan urusan hutang piutang
kepada ahli waris.
c) Penyaksian atas baik dan buruknya mayit.
Sambutan-sambutan di atas hendaknya tidak terlalu
panjang, sebab sunah sesegara mungkin membawa mayit ke
pemakaman.
E. Pemakaman Mayit
1. Persiapan
Prosesi Pemakaman
Dalam praktek pemakaman mayit dalam dapat dilakukan
prosesi sebagai berikut:
1. Sesampainya mayit di tempat pemakaman, keranda
diletakkan pada arah posisi peletakkan kaki mayit.
2. Jenazah dikeluarkan dari keranda, dimulai dari kepalanya,
lalu diangkat dengan posisi agak miring dan wajah jenazah
menghadap qiblat secara pelan-pelan.
3. Jenazah diserahkan pada orang yang yang sudah bersiap-
siap dalam liang untuk menguburnya. Hal ini dilakukan oleh
tiga orang, orang pertama menerima bagian kepala, orang
kedua bagian lambung, dan orang ketiga bagian kaki.
4. Bagi orang yang menerima mayit disunahkan membaca
do’a:
َو َو ِّس ْع لَ هُ فِ ْي،ُ َوَأ ْك ِر ْم َم ْن ِزلَ ه،الس َم ِاء لِ ُر ْو ِح ِه
َّ اب
َ اللّٰـ ُه َّم ا ْفتَ ْح َْأب َو
.َق ْب ِر ِه
5. Dan bagi orang yang meletakkan disunahkan membaca:
ِ اهلل و َع ٰلى ِملَّ ِة رسو ِل
.اهلل ِ اس ِم
ْ ِب
ُْ َ َ
6. Kemudian mayit diletakkan di liang kubur dan dihadapkan
ke arah qiblat dengan posisi miring pada lambung sebelah
kanan.
7. Menyandarkan wajah dan kaki pada dinding bagian dalam
liang.
ك ُم ِق ْي ٌم بِ َه َذا الَْب ْر َز ِخ اِلَى ْح َّج ِة يَا ........بِ ْن َ ........وا ْعلَ ْم اَنَّ َ ِِ
ك بِ َه ذه ال ُ س ْ تَ َم َّ
ُل الَّ ِذ ْي بُِعثَِف ْي ُك ْم َوفِى الْ َخ ْل ِق ِ
الرج ُِو ُل فِ ْي َه َذا ُّ َك َما َتق ْ ُو َن .فَ ِإ ذَا قِ ْي َل ل َ َي ْوم ُي ْب َعث ْ
اَجم ِعينَ .فقُل هُو مح َّم ٌد ص لَّى اللَّه علَي ِه وس لَّم جاءنَا بِالْبِّين ِ ِ
ات م ْن َربِِّه فَ َّاتَب ْعنَ اهُ ُ َْ ََ َ َ َ ََ َ ْ َ َُ َْ َْ
ِ ِ
بُو َر ُّ ْت َوه َ ُو َعلَْي ِه َت َو َّكل ُ ِ
ُل َح ْس ب َي اللَّهُ الَ الَ هَ االَّ ه َ
َّ َو َ ِ ِ ِإ
آمنَّا ب ه .فَ ْن َت َول ْوا َفق ْ
ال ُم ْن َك ٍر ُز ْو َل الْ َق ْب ِر َح ٌّق َو اَ َّن ُس َؤ َ ت َح ٌّق َواَ َّن ن ُ ش ال َْع ِظ ْي ِمَ .وا ْعلَ ْم اَ َّن ال َْم ْو َ ال َْع ْر ِ
MODEL 2
Pola 2