Dosen Pengampu
Zul Herawan, S.Sos., M.Soc. Sc
Disusun Oleh
Kelas Kriminologi
PRODI KRIMINOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A. 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Cinta Produk Dalam Ngeri ”
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
Tertanda
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
C. Tujuan ............................................................................................................ 3
A. Kesimpulan ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sejak dulu memang merupakan sesuatu yang amat penting bagi
luas dan rumit, pengertian bela negara mulai berkembang sebagai upaya untuk
Rangkuti ,2007)
bangsa dan negara dalam upaya menjamin kelangsungan hidupnya, semakin sulit
dideteksi dan dianalisa dalam segala bidang. Sehingga perlu rasanya masyarakat
pengembangan kesadaran bela negara. Karena upaya bela negara bukan hanya
sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara, akan tetapi juga merupakan
Oleh karena gangguan terhadap bangsa tidak hanya dari segi keamanan saja
maka perhatian kita juga tidak boleh terpusat hanya pada satu permasalahan saja.
Namun untuk saat ini yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan adalah ancaman
terhadap aset negara berupa budaya dan produk lokal yang telah menghadapi
perdagangan bebas ASEAN-CHINA yang dikenal dengan ACFTA. Oleh sebab itu
kami akan mencoba menyoroti dampak perdagangan bebas pada pasar Indonesia
1
dan kaitannya dengan rasa cinta pada tanah air yang diwujudkan dengan “Cinta
Cinta produk Indonesia dapat menjadi gambaran betapa besarnya rasa cinta
masyarakat pada bangsa ini. Bayangkan, ketika seluruh rakyat Indonesia dengan
arus barang impor dari luar negeri. Secara tak langsung, konsumsi yang begitu
nasional. Diharapkan pula dengan keuntungan tersebut pelaku usaha akan terus
publik dalam negeri. Selain itu, permintaan produk lokal yang tinggi tentu
pekerjaan baru bagi jutaan rakyat Indonesia. Beberapa hal di atas mungkin hanya
sebagian kecil dari pentingnya rasa cinta tanah air yang diwujudkan dengan
Agaknya kita perlu belajar dari masyarakat Jepang yang sangat loyal
terhadap barang-barang buatan negaranya meskipun tidak sedikit barang dari luar
negeri yang masuk. Karena mereka percaya dengan membeli produk dalam negeri
adalah suatu cara membantu negaranya untuk menjadi bangsa yang besar.
memahami keinginan masyarakat kita yang tidak mau “ditipu” dengan dijualnya
suatu barang yang harganya tidak sebanding dengan mutunya. Maka perlu bagi
para pelaku usaha untuk senantiasa meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap
konsumen dalam negeri, sehingga masyarakat tidak akan ragu memilih untuk
menggunakan produk-produknya.
Pemerintah juga tidak boleh lepas tangan, dalam hal ini peran pemerintah
2
diminta untuk mencintai produk dalam negeri kalau pejabat pemerintahan sendiri
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa masyarakat Indonesia lebih memilih produk luar negeri dari pada
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Produk dalam negeri atau produk lokal berarti setiap barang yang
berwujud, yang ditanam, dipanen, dibuat, diproduksi, atau dirakit secara lokal
Untuk bisa disebut sebagai produk lokal, suatu produk harus memenuhi
Barang dibuat oleh perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh pemilik modal
Keunggulan dan keunikan produk lokal ada pada ciri khas atau identitas lokal
Namun dalam hal ini, peran dan kesadaran konsumen sangat dibutuhkan dalam
mendukung kemajuan produk lokal. Pembelian produk bisa menjadi efek positif
dilihat secara eksplisit. Dan berikut ini adalah manfaat jika Anda memakai produk
lokal.
Jika banyak produk lokal yang dibeli, maka permintaan terhadap produk juga
turut meningkat. Hal ini pun akan berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga
4
Untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut, para pebisnis akan membuka
lowongan pekerjaan untuk mendapatkan tenaga kerja. Dari situlah lapangan kerja
Manfaat mencintai produk dalam negeri adalah perekonomian dalam negeri yang
ikut meningkat.
dikeluarkan di dalam negeri seperti saat masyarakat membeli produk lokal, maka
Dapat disimpulkan bahwa dengan membeli produk lokal, kita dapat meningkatkan
Manfaat cinta produk Indonesia, juga bisa berkaitan dengan rasa peduli terhadap
Ketika permintaan pasar dan penjualan produk lokal semakin tinggi, tentu
Dengan manfaat mencintai produk dalam negeri, akan ada peluang bisnis dan
5
4. Mengurangi Angka Kriminalitas
Selain itu, manfaat membeli produk dalam negeri sama dengan mensejahterakan
kriminalitas.
Semakin tumbuh suatu perekonomian suatu negara, maka semakin sedikit angka
Produk dalam negeri cenderung memiliki harga yang lebih murah dibandingkan
dengan produk luar negeri yang dikenai oleh tarif bea cukai, pajak impor, dan
dipengaruhi oleh kurs mata uang asing yang bisa lebih tinggi dari rupiah sesuai
perkembangan.
Namun ada juga produk dalam negeri yang mahal, kemudian jangan menjadikan
negeri.Karena semua itu kembali pada bahan baku dan biaya operasional dalam
kualitas produk dalam negeri. Kualitas produk yang bagus serta regulasi ekonomi
yang baik akan memberikan peluang terbukanya ekspor ke luar negeri atau pasar
internasional.
6
menunjang perkembangan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur demi
Selain itu, manfaat cinta produk Indonesia dan penggunaannya juga dapat
dan kesejahteraan, pendidikan lebih terjangkau sehingga kualitas SDM akan terus
mandiri.
Selain itu, untuk bersiap menghadapi krisis ekonomi global dengan produk lokal
produk dalam negeri, memperkuat rasa bangga akan produk dalam negeri, dan
negeri yang lebih luas bisa berkaitan dengan hal-hal ilmiah dan pengembangan
kreativitas?
Sehingga, salah satu manfaat memakai produk dalam negeri adalah untuk
7
10. Dampak Pariwisata & Pembangunan Infrastruktur
Lebih luas lagi, Anda bisa membayangkan jika eksistensi produk lokal semakin
diakui dan banyak digunakan dalam negeri, manfaat yang lebih besar mungkin
Industri produk lokal juga memberikan kontribusi melalui pajak dan pendapatan
layanan publik.
Keamanan dan kualitas produk lokal juga dapat lebih mudah untuk dipantau dan
baik, mungkin minat Anda terhadap produk lokal pun semakin meningkat.
Berbicara tentang produk lokal dalam negeri, maka kita berbicara tentang
Alih-alih kita yang menggunakan produk impor, justru beberapa produk lokal
berikut ini begitu fenomenal bahkan berhasil merambah pasar internasional, lho!
Ada banyak contoh produk dalam negeri yang tidak hanya sebatas kerajinan saja,
namun juga berupa pakaian, tas, sepatu, produk pangan dan masih banyak lagi.
Sebut saja diantaranya Tomskins, Eiger, Erigo, Lea Jeans, Terry Palmer, Bagteria,
8
Apalagi dilansir dari sumber kanal YouTube Daftar Populer, ada beberapa nama
produk atau brand lokal yang mendunia yang karenanya, kita sebagai warga lokal
atau pengguna pun bisa turut bangga. Produk yang menginspirasi tersebut adalah:
Filipina
nama Goviet
Impor
jika saja benar-benar mau belajar. Hal ini terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh
dan cendikiawan yang berasal dari negara kepulauan terbesar di dunia ini. Namun
9
kemauan saja tidak cukup, fasilitas pendukungnya pun harus mumpuni. Hal inilah
informasi dari masyarakat di pedalaman. Serta yang tidak boleh dilupakan juga
adalah asupan gizi sebagian besar masyarakat yang jauh dari pemenuhannya
Kualitas masyarakat yang rendah juga berakibat pada rendahnya mutu atau
kualitas produk (barang maupun jasa) yang dihasilkan. Hal ini karena belum
Masyarakat lebih memilih produk luar negeri dari pada produk dalam negeri
karena kurangnya mutu produk dalam negeri dibandingkan dengan produk impor.
Hal ini disebabkan oleh kualitas masyarakat yang rendah karena kurangnya
kondisi sekolah dan kelengkapannya yang tidak layak pakai. Yang tidak boleh
dilupakan juga adalah asupan gizi masyarakatnya yang jauh dari pemenuhannya.
anak negeri. Mereka beralasan bahwa dengan menggunakan produk luar negeri
10
akan membuat mereka terlihat lebih elit, berkelas serta memiliki gengsi tersendiri.
Selain itu, mereka juga menganggap bahwa produk dalam negeri memiliki
kualitas yang tidak sebanding dengan harga yang dipatok oleh produsen.
telah dikeluarkan. Hal ini terlihat dari sikap pejabat pemerintahan yang justru
lebih senang memakai produk luar negeri, sehingga secara otomatis rakyat akan
tak acuh dengan himbauan tersebut. Alhasil produksi dalam negeri menurun dan
secara langsung devisa dalam negeri pun menurun. Selain itu, pemerintah sangat
tidak sigap dalam hal mematenkan produk dalam negeri. Sikap tersebut mmbuat
rakyat menjadi kecewa karena seolah-olah tidak ada dukungan untuk mencintai
telah memberikan bantuan dengan mengucurkan dana usaha bagi pengusaha kecil
dan menengah. Namun, yang harus disoroti adalah bahwa bantuan-bantuan yang
tersebut banyak yang salah sasaran. Sehingga wajar saja bila pengusaha kecil dan
menengah tidak dapat berbuat banyak untuk menyikapi masalah pedanaan ini.
Secara tidak langsung keadaan ini mengganggu proses produksi yang membuat
mereka lebih memilih untuk menekan biaya produksi hingga seminimal mungkin.
11
standar yang seharusnya serta penggunaan teknologi konvensional yang membuat
maju. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi pelaku usaha nasional karena
produk luar yang masuk ke Indonesia sehingga dapat tetap menjadi tuan rumah di
negeri sendiri.
Dalam Negeri
umumnya telah melakukan pengaturan pada pola pikir mereka bahwa produk asal
luar negeri selalu atau bahkan selamanya akan memiliki kualitas yang lebih bagus
produk luar negeri, mereka rela merogoh saku dalam-dalam untuk sebuah produk
luar negeri. Hal tersebut bertolak belakang dengan produk dalam negeri yang
permukaan saku pun sepertinya masyarakat enggan kalau uang itu hanya untuk
membeli sebuah barang produksi dalam negeri. Tidak sedikit dari mereka yang
bahkan berpikir bahwa membeli barang produksi dalam negeri sama saja dengan
membuang uang.
12
Ada beberapa alasan yang menjadi faktor utama masyarakat Indonesia lebih
memlilih produk luar negeri. Sebagian dari mereka berasumsi bahwa produk luar
negeri memiliki kualitas yang lebih bagus. Mungkin pengibaratan kualitas produk
luar negeri dan produk dalam negeri bagaikan langit dan bumi. Sangat signifikan!
Sebagian lagi berdalih bahwa produk luar negeri itu lebih elit dan berkelas
yang diukur dari segi kualitas atau mungkin juga dari negara asal produk tersebut.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa produk yang berasal dari negara-negara di
kawasan Asia.
Menurut para pecandu produk luar negeri, yang membuat produk dalam
negeri terpuruk adalah tidak sebandingnya harga dengan kualitas produk dalam
negeri. Alasan mereka bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas rendah tetapi
dipatok dengan harga yang cukup tinggi. Berbeda dengan produk luar negeri yang
mereka anggap sebanding antara kualitas dan harganya. Walaupun memiliki harga
yang relatif lebih mahal, tetapi mereka tidak segan mengorbankan uang yang lebih
lebih memilih produk dalam negeri. Pertama, membeli produk dalam negeri
secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan para pekerja
lokal. Mengapa? Karena semakin banyak permintaan akan produk dalam negeri
akan semakin meningkatkan beban pekerja dan itu berarti akan meningkatkan
pula upah yang mereka terima. Kedua, membeli produk dalam negeri dapat
13
Alasan terakhir adalah dengan membeli produk dalam negeri akan menentukan
jati diri bangsa. Hal itu merupakan salah satu wujud cinta kita kepada Indonesia,
Mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa tidak semua produk dalam
membeli buah lokal itu memberikan lebih banyak manfaat. Cita rasa buah lokal
yang lebih enak dan nutrisinya lebih optimal karena dijual dalam keadaan segar.
Harganya pun lebih terjangkau. Selain itu kita ikut mencegah pemanasan global
Indonesia untuk membuat produk mereka. Seperti tas dan sepatu, banyak orang
Indonesia yang bekerja sama dengan produsen luar negeri. Mereka membuat
sepatu atau tas kemudian dikirimkan ke luar negeri, lalu di sana diberikan label
dengan “judul” barang produksi luar negeri. Padahal barang tersebut dibuat di
rendah. Produsen luar negeri saja mengakui kualitas barang buatan orang
Tidak banyak pula dari masyarakat kita yang menyadari betapa bangsa ini
telah kecanduan produk luar negeri. Saat ini barang-barang kebutuan sehari-hari
sampai korek api pun merupakan barang impor. Apalagi setelah diberlakukannya
sistem perdagangan bebas. Produsen dalam negeri seakan tertimbun oleh barang
14
impor hingga tak mampu lagi berproduksi karena kalah bersaing dengan produk
luar negeri.
produk yang mereka tawarkan, produk-produk impor telah masuk dan memporak-
mereka memiliki waktu untuk memperbaiki produksi mereka, pasti akan mereka
lebih besar bagi mereka. Tetapi sebelum hal itu terjadi, produsen raksasa luar
Lihatlah yang terjadi pada Korea Selatan yang 40-an tahun lalu tidak ada
berada jauh di atas Indonesia. Mereka mampu menjadi produsen barang raksasa
yang cukup berpengaruh di Asia. Hal itu tentu saja tidak terlepas dari peranan
masyarakat Korea Selatan sendiri. Mereka lebih bangga dan meras lebih elit bila
Hal yang sama juga terjadi pada Jepang. Negara yang terpuruk, bahkan
dapat dikatakan mati ketika dibombardir oleh tentara sekutu pada tahun 1945.
Masyarakat Jepang hampir anti dengan produk impor. Mereka akan tetap
mengonsumsi produk dari negara mereka sendiri walaupun harganya lebih mahal
dan kualitas lebih rendah. Tetapi dengan tindakan seperti itu justru
baik bagi para konsumen mereka. Hal ini merupakan apresiasi atas kesetiaan
mereka untuk tetap menggunakan produk dalam negeri. Sehingga Jepang berhasil
15
bahkan dunia. Barang-barang mereka yang bermerk Sony, Honda, Suzuki, dan
Kawasaki menjadi barang kelas elit di Indonesia. Dan sekarang Jepang muncul
negara berada di level keelitan yang sama. Tapi pada kenyataannya, Indonesia
hanya bisa „gigit jari‟ atas prestasi yang mampu diraih Jepang dan Korea Selatan.
Padahal jika Indonesia mau dan berusaha untuk mencari titik cerah seperti
ketika Korea Selatan masih berada di masa suram atau ketika Jepang berusaha
bangkit dari keterpurukan, pasti bisa. Khususnya dalam menghargai produk hasil
karya anak negeri. Korea Selatan dan Jepang bisa seperti sekarang karena
negara mereka. Mereka bangga berdiri di atas kaki mereka sendiri, dengan
malah merasa elit dan berkelas ketika menggunakan produk luar negeri.
Jangankan bangga, memiliki rasa cinta dan menghargai produk dari negara
negeri. Mereka merasa lebih elit ketika mereka menggunakan sepatu bermerk
Adidas atau Puma ketimbang hanya mengalaskan kaki mereka dengan bungkusan
kaki berlabel Cibaduyut. Mereka merasa lebih berkelas ketika laptop yang mereka
tidak sedikit dari mereka merasa berlevel lebih tinggi ketika membayar dengan
16
Kapan negara ini bisa maju kalau masyarakatnya saja justru merasa lebih
bangga, lebih elit, lebih berkelas, dan berlevel tinggi ketika mereka dibalut produk
bermerk luar negeri? Kapan produsen dalam negeri bisa maju dan melakukan
revolusi terhadap produk mereka kalau tidak ada yang mau membeli produk
mereka? jawaban untuk kedua pertanyaan di atas adalah „tidak kan pernah
menggunakan produk dalam negeri. Sebuah negara tidak akan pernah maju ketika
Negara kita tidak akan dipandang masyarakat dunia kalau kita sendiri
enggan untuk memandang negara kita. Produk dari negara kita tidak akan sama
derajatnya dengan produk Korea Selatan dan Jepang apalagi Eropa, kalau kita
tidak memulai untuk mencintai produk itu apa adanya. Karena suatu hal yang luar
biasa selalu dimulai dengan hal biasa. Dengan bangga dan cinta menggunakan
produk Indonesia suatu saat bukan tidak mungkin industri Indonesia akan
merangkak naik seperti yang terjadi pada Jepang dan Korea Selatan.
Peran pemerintah dalam hal memajukan produk dalam negeri sudah pasti
lebih memilih produk buatan dalam negeri dan mendorong pelaku bisnis (ritel)
untuk lebih mengutamakan menjual produk dalam negeri. Namun, jangan sampai
itu hanya jargon belaka. Rakyat diminta mencintai produk dalam negeri sementara
para pejabat sendiri justru lebih suka menggunakan produk dari luar negeri.
Jika pejabat publik, yang seharusnya jadi panutan, justru lebih suka
produk negeri sendiri? Demikian pula produsen, jika mereka sendiri lebih
17
mencintai produk luar negeri, bagaimana mungkin mengharapkan konsumen
kualitas tertentu. Standar kualitas produk untuk pasar dalam negeri dengan produk
untuk ekspor haruslah sama. Artinya, mereka harus memberi nilai atau
penghargaan yang sama bagi konsumen di tanah air dengan konsumen di luar
negeri. Jangan karena hanya untuk kebutuhan lokal, lantas menganggap remeh
soal kualitas. Seolah-olah kualitas pas-pasan sudah cukup untuk konsumen lokal.
Apalagi di era pasar bebas, produk dari berbagai belahan dunia sudah
dipaksa membeli produk dalam negeri atau bahkan dianggap “berdosa” karena
tidak mencintai produk dalam negeri. Sebab, tak ada yang mau dirugikan dengan
Demikian pula para pegawai negeri sipil (PNS). Mereka juga manusia
normal yang memiliki selera sendiri. Tentu pemerintah tidak bisa memaksa
rakyat , contohnya pada tahun 2008 diadakan acara buka puasa bersama di istana
negara . Sangat disayangkan sekali hampir semua menteri yang menghadiri acara
18
kampanye “cinta produk Indonesia” justru pejabat negara memberikan contoh
berpartisipasi dalam menilai produk dalam negeri. Konsumen akan loyal terhadap
produk dalam negeri bila mereka merasa produk itu benar-benar sesuai dengan
kebutuhan mereka dari segi kualitas, harga, dan inovasi. Supaya pasar kita yang
sangat besar ini tidak justru lebih dinikmati para produsen dari luar negeri.
Selain itu pemerintah saat ini merasa sudah cukup puas dengan segala
sesuatu yang sudah kita milki, sehingga pemerintah tidak sigap dalam
mematenkan produk tersebut . Dengan sikap pemerintah yang seperti itu, dewasa
ini banyak sekali produk-produk dalam negeri yang tanpa kita sadari sudah
dipatenkan oleh negara lain. Alhasil produk-produk dalam negeri tersebut menjadi
Dengan sikap pemerintah yang seperti itu sudah pasti rakyat sangatlah
kecewa, terkesan pemerintah tidak menjaga aset yang sudah lama dimiliki oleh
negara ini . Inilah salah satu sikap pemerintah yang justru bertentangan dengan
melestarikan aset yang ada tetapi pemerintah tidak memberikan contoh yang
sesuai dengan apa yang di galakan. Bagaimana rakyat bisa menjalankan apa yang
dampak yang buruk bagi negara kita. Antara lain menurunnya omset pengusaha
hilangnya aset negara karena pemerintah tidak tegas dalam hal mematenkan aset
yang telah dimiliki sehingga negara lain dengan mudah mengambilnya. Dampak
19
lainnya yaitu adanya ketergantungan dengan produk luar negeri, berkurangnya
pengangguran meningkat.
Masalah ini bukan mutlak kesalahan pemerintah saja, tapi kita pun
sebaiknya introspeksi diri dalam hal ini. Masih banyak masyarakat yang gengsi
kebanyakan produk luar negeri mempunyai mutu yang lebih baik dari produk
mempunyai kesadaran sendiri untuk melestarikan aset yang sudah ada. Mungkin
dengan sikap rakyat seperti itu pemerintah dapat bercermin pada sikap rakyatnya
sendiri.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk dalam negeri atau produk lokal berarti setiap barang yang
berwujud, yang ditanam, dipanen, dibuat, diproduksi, atau dirakit secara lokal
Untuk bisa disebut sebagai produk lokal, suatu produk harus memenuhi
Barang dibuat oleh perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh pemilik modal
21
Masyarakat lebih memilih produk luar negeri dari pada produk dalam negeri
karena kurangnya mutu produk dalam negeri dibandingkan dengan produk impor.
Hal ini disebabkan oleh kualitas masyarakat yang rendah karena kurangnya
kondisi sekolah dan kelengkapannya yang tidak layak pakai. Yang tidak boleh
22
DAFTAR PUSTAKA
Negara.Bogor:IPB Press.
berkala] http://frestialdi.wordpress.com/2009/03/16/adakah-yang-cinta-
berkala] http://fhoto6666.blogspot.com/2009/10/bangga-produk-dalam-
berkala]http://mekanika7.blogspot.com/2009/10/esai-cinta-produk-dalam-
berkala] http://bagusweda.wordpress.com/2008/11/25/aku-cinta-produk-
23