organisasional
yang
dipahami,
dijiwai
dan
dipraktikkan
oleh
Unsur-Unsur Budaya
Menurut Schein, unsur-unsur budaya perusahaan meliputi :
ilmu
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat,
perilaku/kebiasaan
(norma) masyarakat, asumsi dasar, sistem nilai, pembelajaran/pewarisan,
dan masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Lapisan/Tingkatan Budaya :
Menurut Schein, budaya terdiri dari tiga lapisan atau tingkatan, yaitu:
a.
yang dihasilkan.
b. Espoused Values : nilai-nilai yang didukung, terdiri dari strategi, tujuan,
dan filosofi organisasi. Tingkat ini mempunyai arti penting dalam
kepemimpinan, nilai-nilai ini harus ditanamkan pada tiap-tiap anggota
organisasi.
c. Underlying Assumption: suatu keyakinan yang dianggap sudah harus ada
dalam diri tiap-tiap anggota mengenai organisasi yang meliputi aspek
keyakinan, pemikiran dan keterikatan perasaan terhadap organisasi.
Source : changingminds.org
Pada budaya Keluarga, karakteristik budaya ini berfokus pada hirarki dan
orientasi pada manusia. Karyawan dianggap sebagai anggota keluarga, sehingga
masing-masing anggota bukan hanya menghormati individu yang berwenang,
tetapi
juga
meminta
bimbingan.
Pada
tipe
ini,
jalur
pemikiran
dan
pembelajarannya lebih bersifat intuitif, holistik, lateral dan juga pembenaran bila
terjadi kesalahan.
Pada budaya menara eiffel, karakteristik lebih menekankan pada hierarki
dan beorientasi pada tugas. Pada budaya perusahaan ini, tugas dan pekerjaan
diatur secara baik, karyawan paham mengenai apa yang harus mereka lakukan
dan terdapat koordinasi dari tingkatan atas. Budaya ini juga memiliki pola
pemikiran
dan
pembelajaran
yang
logis,
analitis
dan
vertikal.
Hal
ini
yang
terakhir
adalah
budaya
inkubator,
yang
berfokus
apda
negara. Kesuksesan IKEA ini sendiri disebabkan karena budaya perusahaan yang
berhasil ditanamkan oleh pendirinya, Kamprad.
IKEA memiliki visi "Menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi
banyak orang dan memiliki misi untuk "menawarkan berbagai rancangan yang
didesain dengan baik, produk perabotan rumah yang fungsional dengan harga
yang
sangat
rendah
sehingga
sebanyak
mungkin
orang
akan
mampu
membelinya".
Source : http://www.ikea.com/
Source : wikipedia.org
Yang kedua, artefak yang mencolok yang dimiliki oleh IKEA terlihat pada
kota Almhult, kota di Smaland yang terkenal dengan nama IKEA Town. Pendiri
IKEA, Kampard berasal dari provinsi Smaland. Seperti yang tertera dalam artikel
Pelajaran dari Sebuah Desa Sepi di Almhult, Kamprad dan IKEA menjadi ikon,
simbol kebanggaan dan juga gantungan ekonomi bagi masyarakat Swedia. Hal
ini disebabkan karena IKEA memutuskan menjadikan kota Almhult sebagai
markas dan kantor pusat IKE. Seluruh pusat kota tersebut dipenuhi aset
bangunan IKEA. Mulai dari gedung kantor, gudang, pusat distribusi dan logistik,
hingga pabrik IKEA itu sendiri. Bahkan IKEA membangun mueseum IKEA di
Almhult. Hal ini sebagai bukti bahwa IKEA tidak meninggalkan kota tempat IKEA
bertumbuh dan berkembang, dan sebagai bukti bahwa bisnis besar seperti IKEA
dapat tercipta dari sebuah desa di Almhult.
Yang ketiga, budaya perusahaan juga dapat terlihat di Visi dan Misi IKEA.
Visi IKEA adalah "menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak
orang dan memiliki misi untuk "menawarkan berbagai rancangan yang didesain
dengan baik, produk perabotan rumah yang fungsional dengan harga yang
sangat rendah sehingga sebanyak mungkin orang akan mampu membelinya".
Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keseluruhan aktivitas IKEA.
Lalu berikutnya terlihat dalam proses pembuatan desain produk. IKEA
memiliki tim inhouse designer yang beranggotakan kurang lebih 15 orang.
Namun IKEA tetap mengizinkan dua orang designer untuk mendesain secara
manual
dengan
menggunakan
keterampilan
tangan,
tidak
menggunakan
6
bantuan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa IKEA memiliki rasa apresiasi yang
besar pada setiap kemampuan karyawannya asalkan benar-benar sesuai dengan
standar IKEA.
Source : Youtube.com
Visi Misi IKEA juga mempengaruhi produk-produk yang dihasilkan. Produkproduk yang dihasilkan memiliki bentuk yang menarik, inovatif dan seringkali
ekslusif (hanya terdapat di IKEA). Salah satu keunikan lainnya adalah produk
yang didesain sehingga konsumen dapat menyusun sendiri furnitur IKEA. IKEA
menyatakan bahwa hal ini dapat membantu mengurangi biaya pengiriman dan
ruangan dalam pengiriman sehingga dapat dijangkau oleh lebih banyak
masyarakat. Dari sini dapat terlihat bahwa baik perusahaan dan juga pelanggan
sama-sama menghemat biaya, perusahaan untuk biaya pemasangan dan
pelanggan untuk biaya pengiriman.
Source : http://www.ikea.com/
tersebut
menjadi
pagar
pembatas
pekarangan
yang
rapi.
Budaya
membuat design
furnitur menggunakan
tangan.
Source : http://www.ikea.com/
Sesuai dengan konsep democratic design, produk diupayakan memiliki
harga yang terjangkau. Salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan
sistem pengadaan bahan baku yang kuat, harga beli kompetitif, dan harus
mampu menemukan berbagai alternatif bahan baku.
IKEA mempunyai rantai pasok yang baik dengan sistem multisourcing,
dimana memiliki supplier yang banyak. Untuk menjamin agar democratic design
dapat berjalan dengan baik, maka IKEA menetapkan standarisasi kualitas untuk
memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan mitra pemasok sesuai
10
dengan kriteria IKEA. IKEA mendirikan berbagai labotarium dan GM Lab Uji IKEA
selain Lab Uji Modern di kantor pusatnya. Uji tes ini dilakukan sebelum sebuah
produk dipasarkan.
IKEA juga memiliki konsep Kami mengerjakan bagian kami, Anda
mengerjakan bagian Anda, bersama-sama kita menghemat uang. Hal ini terlihat
dalam produk yang didesain sehingga konsumen dapat menyusun sendiri
furnitur IKEA. IKEA menyatakan bahwa hal ini dapat membantu mengurangi
biaya pengiriman dan ruangan dalam pengiriman sehingga dapat dijangkau oleh
lebih banyak masyarakat. Dari sini dapat terlihat bahwa baik perusahaan dan
juga
pelanggan
sama-sama
menghemat
biaya,
perusahaan
untuk
biaya
11
Source : http://www.ikea.com/
Kesimpulan
Budaya perusahaan dapat terlihat melalui Artefacts, Espoused Values dan
Underlying Assumption yang ada di perusahaan tersebut. Hal ini juga terlihat di
perusahaan IKEA. Artefak perusahaan IKEA terlihat dari logo, warna bangunan
toko IKEA, desain produk secara manual, katalog produk hingga produk IKEA itu
sendiri. Sedangkan Espoused Values IKEA terlihat pada fondasi budaya IKEA
yaitu tillsammans yang diaplikasikan dalam konsep democratic design. Dan
Underlying Assumption IKEA terlihat dalam keyakinan masing-masing karyawan
IKEA yang mengaplikasikan nilai tillsammans dalam sikap seperti memimpin
dengan memberikan contoh, selalu menginginkan pembaharuan, berfokus pada
penciptaan produk dengan harga yang terjangkau, rendah hati dan penuh tekad,
dan masih banyak lagi.
Berdasarkan Trompenaars' Four Diversity Cultures, sangat terlihat bahwa
IKEA cenderung berada di tipe keluarga. Hal ini terlihat jelas dengan adanya
pendiri organisasi, Kampard sebagai role-figure dari semua karyawan IKEA.
Selain itu juga didukung dengan adanya nilai dasar tillsammans yang dalam
bahasa swedia sendiri berarti kerjasama dan gotong royong. Karyawan dianggap
12
Daftar Pustaka
Davis, S. M. (1984). Managing Corporate Culture. Cambridge, MA: Ballinger
Publishing Company.
Prahalad, C. K., & Hamel, G. (1990). The core competence of the corporation. Boston (MA), halaman
235-256.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2012). Organizational Behavior 15th Edition. Prentice Hall.
Sudarmadi. 2014. Pelajaran dari Sebuah Desa Sepi di Almhult. SWA edisi 30 Oktober- 12
November 2014 , 86-91
Trompenaars, F., & Hampden-Turner, C. (1998). Riding the waves of culture (p. 162). New
York: McGraw-Hill.
http://www.ikea.com/ms/in_ID/ diakses 24/11/2014
http://en.wikipedia.org/wiki/IKEA diakses 24/11/2014
13