Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI

TENTANG KEPEMIMPINAN, PENGAWASAN, MOTIVASI, DAN KEPUASAN KERJA


Dosen Pengampu: Hermin Nainggolan, SE.MM

Disusun oleh:
Gladys Adelia Putri Kushary (2021610015)
Linda Trisnawati (2021610129)
Aulia Hafifah Nada Mayanti (2021610250)
Rahmawati Dwi Amri (2021610255)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN


Alamat Jln.Mayor Pol.Zainal Arifin No.166 RT 48 Sumber Rejo Balikpapan 76124
Email info@stiebalikpapan.ac.id, Phone (0542)8514883
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar belakang...........................................................................................................

1.2 Rumusan masalah......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
.

2.1 Definisi kepemimpinan, pengawasan, motivasi, dan kepuasan kerja……………..

2.2 Tipe dan nilai-nilai kepemimpinan………………………………………………..

2.3 Pengaruh kepemimpinan terhadap kualitas kerja………………………………….

2.4 Solusi dalam menyelesaikan masalah dalam bidang kepemimpinan……………..

2.5 Pemimpin dan pengawasan organisasi……………………………………………

2.6 Bentuk-bentuk motivasi…………………………………………………………..

2.7 Motivasi dan produktivitas……………………………………………………….

2.8 Solusi-solusi dalam mengatasi masalah dibidang motivasi ……………………..

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................

3.2 Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Kepemimpinan dan pengawasan adalah dua sisi yang saling mengisi. Seorang pemimpin
organisasi dianggap sukses dalam mengolah organisasinya jika diikuti oleh semangat
pengawasan yang tinggi, termasuk pengawasan dalam konteks yang detail. Salah satu bentuk
pengawasan yang paling baik jika seorang pemimpin mau turun langsung ke lapangan dan
menyapa para pegawainya disana. Di sisi lain pegawai juga lebih menyenagi sikap seperti itu
dari pada hanya menerima informasi dari belakang meja. Dalam konteks bahasa Joko Widodo
menyebutnya dengan “blusukan”.

Salah satu kunci sukses bisnis yang terbesar adalah pada pengawasan. Dan begitu juga salah
satu faktor kegagalan dalam bisnis juga ada pada pengawasan. Sehingga wajar jika ada pepatah
yang menyebutkan bahwa pemimpin dan pengawasan adalah ibarat kail dan ikan, yaitu aplikasi
dari kepemimpinan pada pengawasan dan pengawasan menghasilkan pembentukan
kepemimpinan.

Saat ini ada banyak kata-kata motivasi yang sering ditemui namun seperti kata pepatah
seratus kali kita mendengar lebih baik sekali ucapan itu berasal dari diri kita sendiri. Sudah sifat
alamiah manusia memiliki kehidupan dan perasaan senang, sedih, gembira, berduka, susah, dan
lain sebagainya. Semua itu dilihat sebagai bahagian dari romantisme kehidupan.

Maka dalam konteks ini motivasi memiliki pengaruh besar dalam mendorong seseorang untuk
mengejar cita-cita hidupnya. Hidup memang harus diisi jika tidak maka kepuasan itu sulit untuk
ditemukan termasuk menemukannya dalam kenangan. Dalam konteks ini dunia kerja setiap
mereka yang memulai kerja diharuskan selalu mengisi perjalanan rutinitasnya tersebut dengan
penuh motivasi. Kemudian motivasi itu mendorong tumbuhnya semangat kerja yang maksimal
lebih jauh hasil maksimal juga menjadi bagian dari pencapaian tersebut.

3
1.2 Rumusan Masalah.

Dari latar belakang masalah tersebut penulis merumuskan masalah yaitu:

a) Definisi kepemimpinan, pengawasan, motivasi, dan kepuasan kerja


b) Tipe dan nilai-nilai kepemimpinan
c) Pengaruh kepemimpinan terhadap kualitas kerja
d) Solusi dalam menyelesaikan masalah dalam bidang kepemimpinan
e) Pemimpin dan pengawasan organisasi
f) Bentuk-bentuk motivasi
g) Motivasi dan produktivitas
h) Solusi-solusi dalam mengatasi masalah dibidang motivasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi kepemimpinan, pengawasan, motivasi, dan kepuasan kerja.

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang


bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas
sesuai dengan perintah yang direncanakan. Ilmu kepemimpinan telah semakin berkembang
seiring dengan dinamika perkembangan hidup manusia. Untuk memahami definisi
kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh
para ahli, yaitu:

● Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.

● Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang

yang mengarah kepada pencapaian tujuan.

● G. R. Terry memberikan definisi Leadership is the activity of influencing people to strive

willingly for mutual objectives.

● Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi

perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan. Pemimpin adalah individu yang
diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

● Wahjosumidjo (1987:11) mengatakan, kepemimpinan adalah suatu hal yang melekat

pada seorang pemimpin yang memiliki sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan,
dan kesanggupan.

● Fiedler mengatakan, kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu

yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja
sama demi tercapainya tujuan organisasi.

5
Pengawasan secara umum dapat diartikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja
yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi. Untuk
memahami lebih dalam pengertian dari pengawasan, ada beberapa pendapat dari para ahli, yaitu:

● Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweing mengatakan, pengawasan adalah tahap

proses manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi dalam batas-batas yang


diizinkan yang diukur dari harapan-harapan. Lebih jauh Fremont E. Kast dan James E.
Rosenzwing mengatakan bahwa, teori pengawasan itu seperti halnya teori umum lainnya,
lebih banyak merupakan keadaan pikiran daripada gabungan spesifik dari metode
matematis, ilmiah, atau teknologis.

● G. R. Terry mengatakan, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa

yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan
sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

● T. Hani Handoko mengatakan, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk

“menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

● Hadibroto mengatakan, bahwa pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap

organisasi/kegiatan dengan tujuan agar organisasi/kegiatan tersebut melaksanakan


fungsinya dengan baik dan dapat memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan.

● Brantas mengatakan, pengawasan ialah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan

rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna
penyempurnaan lebih lanjut.

Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan. Untuk memahami lebih dalam definisi motivasi, ada beberapa
pendapat menurut ahli, yaitu:

● Chung dan Meggison mengatakan, motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang

ditunjukkan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh

6
seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasaan dan
performansi pekerjaan.

● Santoso Soroso mengatakan, motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang

memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan
kepada tujuan spesifik tertentu.

● Hamalik (1992:173) mengatakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri atau

pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan.

● Victor H. Vroom mengatakan, motivasi adalah sebuah akibat dari suatu hasil yang ingin

diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah perkiraan bahwa apa yang dilakukannya
akan mengarah pada hasil yang diinginkannya.

● Robbins dan Judge mengatakan, motivasi ialah suatu proses yang menjelaskan intensitas,

arah, dan ketekunan individu agar dapat mencapai tujuannya.

● Mc. Donald mengatakan, motivasi ialah sebuah perubahan energi yang ada dalam diri

seseorang ditandakan dengan adanya rasa dan didahului dengan respon adanya sebuah
tujuan.

Kepuasan kerja adalah perasaan puas atau rasa pencapaian yang diperoleh seorang karyawan
dari pekerjaannya. Kepuasan kerja ini merupakan hasil dari penilaian yang menyebabkan
seseorang mencapai nilai pekerjaannya atau memenuhi kebutuhan dasarnya serta membantu
dalam menentukan, sejauh mana seseorang menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya. Untuk
memahami lebih dalam definisi kepuasaan kerja, ada beberapa pendapat menurut ahli, yaitu:

● Hasibuan (2001:202) mengatakan, kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenangkan dan mencintai pekerjannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar
pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

● Susilo Martoyo (1992:115) mengatakan, kepuasan kerja adalah salah satu aspek

psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, ia akan

7
merasa puas dengan kesesuaian antara kemampuan, keterampilan, dan harapannya
dengan pekerjaan yang ia hadapi.

● Luthans (2006:243) mengatakan, kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan

mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting.

● Handoko (2001:193) mengatakan, kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang


pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya.

● Robbins (1996:179) mengatakan, kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang

individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan,
peraturan, dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja, dan sebagainya.
Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap
pekerjaan itu, sebaliknya seorang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap
negatif terhadap pekerjaannya itu.

● Stephen P. Robbins (1996:26) mengatakan, kepuasan kerja adalah suatu sikap umum

terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang
pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima.

2.2 Tipe dan nilai-nilai kepemimpinan.

Tipe-tipe kepemimpinan terdiri dari:

● Tipe pemimpin demokratis, memiliki pemimpin yang demokratis dengan gaya

kepemimpinan efektif akan melahirkan karyawan inovativ dengan ide brilian dan gagasan
yang dapat membawa perubahan bagi perusahaan. Tipe pemimpin demokratis sangat
disukai banyak orang karena pendapat pegawai dihargai, dan juga tidak otorites dalam
memberikan pressure lewat beban kerja berlebihan dengan deadline ketat dan hasil yang
sempurna. Pemimpin demokratis betul-betul bisa memberikan arahan kerja yang
proporsional kepada karyawannya.

8
● Tipe pemimpin otoriter, seperti namanya pemimpin otoriter sisi baiknya adalah

memastikan pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu dan efektif tanpa banyak alasan,
karena pemimpin memiliki matriks time balance dan tahu cara meningkatkan
produktivitas kerja yang efektif. Maka mau tidak mau, karyawan jadi terlatih untuk
disiplin dalam hal waktu dan ritme kerja.

● Tipe kepemimpinan karismatik, adalah bawahan atau karyawan akan dengan senang hati

melakukan apapun yang dibutuhkan pemimpin, mulai dari membantu project yang harus
ditangani, diminta melakukan revisi pekerjaan sesuai dengan permintaan klien dan
sebagainya. Karena pemimpin perusahaan berkharisma tinggi, karyawan akan merevisi
pekerjaannya kembali dengan senang hati.

● Tipe pemimpin militeristik, tipe pemimpin ini sangat mementingkan disiplin tingkat

tinggi. Baginya, seorang pemimpin harus memiliki keahlian pemimpin yang


sesungguhnya. Apabila karyawan memiliki sifat yang selaras dengan sang pemimpin,
maka kolaborasi kerja yang efektif bisa tercipta.

● Tipe pemimpin paternalistik, tipe pemimpin ini akan selalu memperlakukan bawahannya

seperti pemula yang segalanya harus diajarkan, dipandu, dan dikontrol sesuai keinginan
atasan. Bisa jadi, tipe pemimpin ini memiliki perfeksionis dalam kerja yang juga
diinginkannya bisa dilakukan karyawannya.

Menurut Brantas kepemimpinan tidak terlepas dari nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin
seperti diungkapkan oleh Guth dan Taguiri (dalam Salusu, 2000) yaitu:

● Teoritik, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan

mencari pembenaran secara rasional.

● Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan,

kenikmatan, menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.

● Sosial, yaitu menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak mementingkan diri

sendiri.

9
● Religius, yaitu selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan sang pencipta.

Nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin tersebut pada prinsipnya bisa bertambah lebih
banyak lagi dari pada itu. Seperti kita dapat menambahkan beberapa lagi yang bisa kita jadikan
bahan renungan dalam melihat nilai-nilai pemimpin, yaitu:

● Sikap bijaksana, sikap bijaksana ini menyangkut dengan kemampuan dalam pengambilan

keputusan yang tidak berat sebelah, namun keputusan yang diambil adalah memikirkan
banyak segi dan seimbang.

● Kesetiakawanan yang tinggi, nilai kesetiakawanan yang tinggi menunjukkan pemimpin

tersebut memiliki loyalitas tinggi pada sesama rekan kerja bahkan para karyawannya.
Kadang kala kita menemukan ada pemimpin yang egonya tinggi dan lebih mementingkan
dirinya tanpa menghiraukan bahwa keputusannya telah memiliki muatan khianat pada
yang lainnya.

2.3 Pengaruh kepemimpinan terhadap kualitas kerja.

Dalam suatu organisasi fungsi dan peran pemimpin dalam mendorong pembentukan
organisasi yang diharapkan menjadi dominan. Pada era globalisasi kepemimpinan yang
dibutuhkan adalah yang memiliki nilai kompetensi yang tinggi, dan kompetensi itu bisa
diperoleh jika pemimpin tersebut telah memiliki pengalaman, dan ilmu pengetahuan yang
maksimal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai antara lain kepemimpinan, lingkungan


kerja, kepuasan kerja dan lain-lain. Gaya kepemimpinan pun berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberika
pengarahan kepada karyawan apalagi pada saat sekarang ini dimana semua serba terbuka, maka
kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa memberdayakan karyawannya.
Pemimpin dengan kemampuan yan otoriter, partisipatif, delegatif, karismatik dan demokrasi
yang baik mampu mendorong karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya.

Kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas kerja, yang maknanya adalah
semakin baik kepemimpinan maka kualitas kerja karyawan akan meningkat. Hasil ini

10
memperkuat pernyataan Kuswandi (2004) bahwa pemimpin harus senantiasa dapat merasakan
apa yang dibutuhkan karyawan sehingga karyawan akan merasa puas. Pendapat tersebut
dipertegas oleh Suhendi dan Anggara (2010:269) yang menyatakan bahwa peran para pemimpin
dapat mempengaruhi moral dan kualitas kerja. Menurut Sasongko (2008) apabila pimpinan
mampu menerapkan kepemimpinan yang tepat, maka karyawan akan merasa puas dengan
kualitas kerjanya yang pada akhirnya mampu memperbaiki kinerja mereka kearah lebih
produktif.

Maka kita tarik satu pemahaman bahwa seorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam
mendorong peningkatakan kinerja para karyawan. Peningkatan kualitas kinerja bawahan
memiliki pengaruh pada penciptaan kualitas kerja sesuai dengan pengharapan. Artinya para mitra
bisnis dan konsumen akan menyukai hasil produk yang dihasilkan, dan ini berdampak pada
kondisi peningkatan perolehan keuntungan perusahaan khususnya. Perolehan keuntungan artinya
kinerja keuangan yang dihasilkan adalah telah tercapai sesuai harapan.

2.4 Solusi dalam menyelesaikan masalah dalam bidang kepemimpinan.

Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah
dalam bidang kepemimpinan, yaitu:

● Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan di kalangan para karyawan .

Karena dengan memiliki karyawan yang rajin memungkinkan pimpinan untuk


menggerakkan organisasi mencapai tujuan visi dan misi yang diharapkan.

● Bagi para pemimpin agar selalu melakukan up grade pada ilmu yang dimiliki. Dengan

tujuan agar perkembangan ilmu yang terjadi di setiap waktu dapat terus diterapkan
diperusahaan. Dan dengan memiliki ilmu yang maksimal memungkinkan bagi pihak
pimpinan perusahaan untuk memiliki wibawa yang tinggi di mata para karyawannya.

● Mendefinisikan masalah. Pemimpin perlu fokus pada apa yang menjadi masalah inti dan

mencari tahu segalanya secara rinci. Seringkali hanya menganalisa permasalahan saja,
sehingga tidak bisa mengetahui penyebab suatu permasalahan yang benar. Untuk
mendefinisikan permasalahan secara tepat, pemimpin perlu membedakan antara fakta dan

11
pendapat logikanya pemimpin tidak akan mendapatkan penyebab permasalahan yang
valid jika tidak bisa membedakan keduanya.

● Mengembangkan alternatif solusi. Berbagi pendapat merupakan cara yang paling populer

untuk memunculkan beragam gagasan. Semakin banyak kemungkinan dapat anda


munculkan, semakin baik peluang pemimpin untuk mendapatkan solusi yang bagus.
Dalam hal ini sangat penting untuk mengajak semua individu yang terlibat dalam
menentukan solusi alternatif yang terbaik.

● Evaluasi dan pilih solusi alternatif yang ada . Dalam mengevaluasi pilihan solusi

alternatif, pemimpin juga perlu melakukannya secara berhati-hati. Maksudnya, jangan


sampai pemimpin mempertimbangkannya secara biasa, sehingga solusi alternatif yang
dihasilkan bisa saja sebenarnya tidak cocok dengan permasalahan yang ada. Untuk itu
pemimpin dapat mengevaluasi solusi alternatif yang relatif terhadap standar target yang
ada.

● Pengambilan keputusan melalui persetujuan. Pengambilan keputusan melalui persetujuan

bukan berarti setiap orang harus senang dengan keputusan yang diambil. Bukan berarti
bahwa setiap orang juga harus dapat menerimanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana sikap kelompok. Mungkin ada satu atau dua pilihan solusi terbaik sehingga
dapat mempercepat pengambilan keputusan

● Melakukan tindakan. Kini saatnya pemimpin menerapkan solusi yang sudah terpilih

untuk memecahkan permasalahan yang ada. Akan tetapi bukan berarti menerapkan solusi
telah menandakan bahwa permasalahan dapat selesai begitu saja. Perlu adanya tindak
lanjut yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat agar mereka bisa meninjau bersama,
apakah permasalahan yang ada sudah benar-benar terselesaikan atau belum. Pemimpin
perlu merencanakan dan mengimplementasikan solusi alternatif yang telah dipilih dan
diuji coba. Selain itu juga perlu mengumpulkan segala umpan balik dari semua pihak
yang mungkin akan terkena dampak dari solusi alternatif tersebut. Jangan lupa untuk
mencari persetujuan dari semua pihak yang terkena dampaknya.

2.5 Pemimpin dan pengawasan organisasi.

12
Dalam pelaksanaannya sering seorang pemimpin menemukan tindakan pada bentuk
penolakan terhadap suatu kebijakan yang dijalankan, dan tindakan yang berbentuk penolakan
pada kebijakan tersebut dapat dianggap sebagai sebuah hambatan. Dan lebih jauh pimpinan
harus melihat sebab musabab penolakan itu bisa terjadi, karena jika dibiarkan tanpa ada
penanganan serius maka ini bisa merusak sistem yang ada bahkan bisa berdampak pada sistem
yang lainnya.

Lawyer menyimpulkan bahwa penolakan terhadap sistem pengawasan itu lebih besar
kemungkinannya terjadi di bawah salah satu atau lebih dari keadaan berikut.

● Sistem pengawasan itu mengukur prestasi dalam suatu daerah baru.

● Sistem pengawasan itu menggantikan suatu sistem dimana orang mempunyai investasi

besar dalam pemeliharaannya.

● Standar-standar ditetapkan tanpa partisipasi.

● Hasil-hasil dari sistem pengawasan itu disampaikan ke level yang lebih tinggi dalam

organisasi dan dipakai dengan sistem imbalan.

● Hasil-hasil dari sistem pengawasan itu tidak diumpanbalik kepada mereka yang

prestasinya diukur.

● Orang yang terkena oleh sistem itu relatif puas dengan hal-hal sebagaimana adanya dan

mereka melihat diri mereka sendiri terikat pada organisasi.

Untuk mengatasi agar terciptanya pengawasan yang berlangsung secara baik, maka setiap
hambatan dalam bidang pengawasan harus dicarikan solusi. Adapun bentuk solusi tersebut
adalah:

● Menciptakan hubungan antara tingkat atas dan bawah agar terbentuknya suatu kontrol

yang maksimal sampai dengan tingkat sub sistem.

● Memahami konsep efektivitas. Konsep efektivitas melihat dari segi waktu dan sebaliknya

pengawasan yang dilakukan melihat pada konsep time schedule.

13
● Perusahaan perlu mengembangkan suatu standar acuan kerja yang modern.

● Menerapkan konsep “the right man and the right place”. Konsep the right man and the

rught place artinya menempatkan seseorang sesuai dengan posisinya. Dengan begitu
diharapkan setiap pekerjaan ditangani oleh mereka yang benar-benar mampu untuk
menyelesaikannya.

Dalam konteks pengawasan lebih jauh seorang pemimpin perusahaan bukan hanya bertugas
mengawasi jalannya usaha perusahaan dan karyawannya. Namun ia juga harus mengawasi
dirinya sendiri untuk selalu hidup sesuai dengan konsep. Sehingga ia selalu dapat memberi
contoh tauladan kepada karyawannya.

Dalam konteks ilmu perilaku organisasi artinya dapat kita pahami jika perilaku dan sikap
pimpinan mempengaruhi terbentuknya pola perilaku organisasi. Dengan kata lain perilaku
organisasi adalah bagian dari cerminan perilaku pimpinan. Pendapat ini sering menjadi pendapat
umum yang berlaku di masyarakat Indonesia.

2.6 Bentuk-bentuk motivasi.

Bagi setiap individu sebenarnya memiliki motivasi yang mampu menjadi spirit dalam
memacu dan menumbuhkan semangat kerja dalam bekerja. Spirit yang dimiliki oleh seseorang
tersebut dapat bersumber dari dirinya maupun dari luar, dimana kedua bentuk tersebut akan lebih
baik jika dua-duanya bersama-sama ikut menjadi pendorong motivasi seseorang. Motivasi
muncul dalam dua bentuk dasar yaitu:

● Motivasi ekstrinsik (dari luar). Motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri seseorang,

kemudian selanjutnya mendorong orang tersebut untuk membangun dan menumbuhkan


semangat motivasi pada diri orang tersebut untuk mengubah seluruh sikap yang dimiliki
olehnya saat ini ke arah yang lebih baik.
Contohnya adalah: perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

● Motivasi intrinsik (dari dalam diri seseorang/kelompok) . Motivasi intrinsik adalah

motivasi yang muncul dan tumbuh serta berkembang dalam diri orang tersebut, yang

14
selanjutnya kemudian mempengaruhi dia dalam melakukan sesuatu secara bernilai dan
berarti.
Contohnya adalah: menghabiskan waktu bersama orang lain karena ingin menikmati
waktu kebersamaan dengan mereka.

2.7 Motivasi dan produktivitas.

Motivasi dan produktivitas adalah suatu bagian yang saling terkait satu sama lainnya.
Peningkatan motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan produktivitas, dan begitu pula
sebaliknya. Peningkatan dalam Kohler’s Dictionary for Accountat 1983 (dikutip Mulyono, 1993)
didefinisikan sebagai hasil yang didapat dari proses produksi dengan menggunakan satu atau
lebih faktor produksi. Secara umum, pengertian produktivitas dikemukakan orang dengan
menunjukkan kepada rasio output terhadap input.

Dapat diketahui bahwa motivasi kerja adalah faktor yang sangat penting dalam peningkatan
kinerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan hasil perkalian atau fungsi dari motivasi kerja.
Karyawan yang termotivasi dalam bekerja akan mampu mencapai kinerja yang optimal. Kinerja
yang baik merupakan suatu langkah untuk tercapainya tujuan organisasi (Mangkunegara, 2007).
Seseorang akan terdorong motivasinya apabila seseorang tersebut ingin mencapai tujuan demi
memuaskan kebutuhannya. Pada dasarnya manusia berperilaku berdasarkan motivasinya.
Apabila seseorang melihat kinerja yang tinggi untuk memuaskan kebutuhannya, maka akan
termotivasi untuk mencapai tujuan dan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Tegasnya peningkatan produktivitas adalah penting dan motivasi memegang peranan penting
dalam mendorong peningkatan produktivitas tersebut. Namun semua itu tidak boleh dilakukan
dengan konsep manajemen yang bersifat menekan atau memaksa, tetapi harus dilakukan dengan
konsep manajemen yang terukur dan terkendali serta bersifat representatif (dapat mewakili)
sesuai dengan keinginan para pemegang saham dan aspiratif jika dilihat dari segi perspektif
manajemen perusahaan.

2.8 Solusi-solusi dalam mengatasi masalah dibidang motivasi.

15
Secara umum ada beberapa solusi yang layak diterapkan untuk mengatasi masalah di bidang
motivasi, yaitu:

● Pimpinan menciptakan suasana yang mendukung ke arah pembentukan situasi dan

kondisi kerja yang nyaman, saling menghargai, dan menempatkan rasa simpati pada
mereka-mereka yang menjalankan pekerjaan secara baik. Termasuk pimpinan harus
menghargai para karyawan yang telah berusaha bekerja namun belum berhasil
menunjukkan kualitas kerjanya.

● Seorang pimpinan yang bijaksana menghindari bahasa-bahasa dan perintah yang bersifat

atau memungkinkan untuk timbulnya konflik. Kalau tujuan dari konflik untuk
membangung produktivitas kerja mungkin tidak ada masalah, namun kalau konfliknya
hanya akan membuat timbulnya masalah baru ini akan membawa persoalan yang jauh
lebih parah. Termasuk memungkinkan lambatnya hasil kerja yang akan dihasilkan.

● Para pimpinan dan karyawan selalu menempatkan berfikir secara positif . Artinya jika ada

pimpinan yang menegur bawahan secara keras anggaplah itu sebagai masukan yang
berarti dalam memotivasi para bawahan agar semakin baik di kemudian hari. Begitu juga
pimpinan jika ada bawahan yang memberi saran, maka sebaiknya jangan tersinggung
namun jadikan itu sebagai motivasi bagi pimpinan untuk melakukan perbaikan secara
lebih baik, dan biasanya karyawan yang memberi masukan tentunya artinya karyawan
tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi kepada perusahaan. Namun ada baiknya juga
memfilter setiap masukan itu jangan menerima mentah-mentah begitu saja, harus bisa
membedakan yang mana masukan dan yang mana fitnah.

● Jika pimpinan atau karyawan memiliki prestasi, maka sebaiknya berikan ucapan atau juga

hadiah karena itu akan membangkitkan semangat dan menempatkan dirinya sebagai
orang yang dihargai atas kerja keras yang telah dilakukan. Memberi hadiah kadang kala
tidak perlu mahal namun yang terpenting adalah menunjukkan perhatian.

16
17

Anda mungkin juga menyukai