PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajer atau pemimpin adalah orang-orang yang mencapai hasil
melaluiorang lain.Orang lain itu adalah para bawahan. Berhubung dengan itu
menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para bawahannya berprestasi.
Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu: kemampuan dan daya
dorong. Kemampuan dan sifat-sifat pribadi, sedang daya dorong dipengaruhi oleh
sesuautu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal lain di luar dirinya. Daya
dorong yang ada dalam diri seseorang, sering disebut motivasi. Daya dorong di
luar diri seseorang, harus ditimbulkan pemimpin dan agar hal-hal di luar diri
seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih berbagai sarana
atau alat yang sesuai dengan orang itu. Sejak adanya hubungan atasan-bawahan,
manusia telah berusaha meneliti daya dorong yang menyebabkan bawahan
bertindak. Sejarah menunjukkan bahwa daya dorong itu berbeda dari masa ke
masa. Dengan kata lain teori motivasi yang berlaku umum tidak akan pernah ada.
Dalam sejarahnya teori motivasi berkembang di era tahun 1950-an. Mula-mula
orang menganggap bahwadaya dorong itu adalah ketakutan, pada akhirnya
ternyata bukan demikian. Diadakan percobaan dengan penerapan perbaikan cara
kerja sebagai hasil penelitian time and motion studies, ternyata bahwa hal ini
bukan sepenuhnya benar. Pengertian yang mendalam kepada manusia ternyata
menjadi kunci ditemukannya daya pendorong manusia untuk bertindak.
1
yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau
mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan
lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen
adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan. Merchant
(1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan
pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem
pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan, memotivasi
manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sistem
pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi yang saling
berhubungan yang mengklasifikasikan proses informasi yang dapat membantu
manajer dalam mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku dalam
pencapaian tujuan organisasi yang diharapkan pada dasar yang berkesinambungan
(Maciarriello dan Kirby, 1994). Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik
jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur- unsur yang ada di dalam
organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian
dan kenyamanan dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah:
a. Apa pengertian motivasi?
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja?
c. Apa saja prinsip-prinsip motivasi kerja karyawan?
d. Bagaimana proses motivasi?
e. Apa tujuan motivasi?
f. Apa saja asas-asas motivasi?
g. Apa itu teori kepuasan?
h. Apa itu teori keadilan
i. Apa itu teori proses?
j. Apa itu teori penguatan?
2
k. Apa itu teori ekspektansi?
l. Bagaimana peran komunikasi dalam organisasi?
m. Bagaimana proses komunikasi?
n. Apa saja fungsi komunikasi dalam organisasi?
o. Bagaimana proses terjadinya komunikasi?
p. Apa saja model komunikasi?
q. Bagaimana efektivitas komunikasi?
C. Tujuan Penulisan:
a. Mengetahui pengertian motivasi?
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja?
c. Mengetahui prinsip-prinsip motivasi kerja karyawan?
d. Mengetahui proses motivasi?
e. Mengetahui tujuan motivasi?
f. Mengetahui asas-asas motivasi?
g. Mengetahui teori kepuasan?
h. Mengetahui teori keadilan
i. Mengetahui teori proses?
j. Mengetahui teori penguatan?
k. Mengetahui teori ekspektansi?
l. Mengetahui peran komunikasi dalam organisasi?
m. Mengetahui proses komunikasi?
n. Mengetahui fungsi komunikasi dalam organisasi?
o. Mengetahui proses terjadinya komunikasi?
p. Mengetahui model komunikasi?
q. Mengetahui efektivitas komunikasi?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dara kata latin movere yang berati dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada
sumber daya mausia umumya dan bawahan khususnya.1
1
Sunarji Harahap, Pengantar Manajemen, (Medan: FEBI UIN-SU Press, 2016) h.216.
2
Ernie Tisnawati Sule, dkk, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2005) h.235.
4
Menurut Robbins, S. (2001), motivasi adalah proses yang memperhitungkan
intensity (intensitas), direction (arahan), dan persistence (kegigihan) dalam upaya
meraih tujuan3, yaitu:
3
Dian Wjiayanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)
h.174.
4
Sunarji Harahap, Pengantar Manajemen, (Medan: FEBI UIN-SU Press, 2016) h.216-217
5
Kebutuhan sosial, teman afiliasi, interaksi, dicinta, dan mencintai, serta
diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya. Pada
dasarnya manusia normal tidak mau hidup meyendiri seorang diri di tempat
terpencil, ia selalu membutuhkan kehidupan berkelompk.
d. Kebutuhan yang mencerminkan harga diri (Esteem or Status Needs)
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan
prestise dari karyawan dan masyrakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul
karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu juga
diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam
masyarakat atau posisi seseorang dalam organisasi semakin tinggi pula
prestisenya. Prsetise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan
sebagai simbol status itu.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,
keterampilan dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat
memuaskan. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara
penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat
berbeda satu dengan yang lainnya, pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan
pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
6
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil didalam
usaha pencapaian tujuan. Dengan pengauan tersebut, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan
yang dilakukannya, akan membuat pegawai bersangkutan menjadi termotivasi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
e. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai
atau karyawan sehingga dapat memotivasi para pegawai bekerja sesuai dengan
yang diharapkan oleh pemimpin.
D. Proses Motivasi
Proses dari suatu motivasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
7
e. Jika upaya mencari jalan keluar yang diambil berhasil, berarti
kebutuhan terpuaskan.
f. Kebutuhan yang berhasil dipuaskan akan menunrunkan ketegangan,
akan tetapi tidak menghilangkan sama sekali. Alasannya adalah
bahwa kebutuhan yang sama cepat atau lambat akan timbul kemudian,
mungkin dalam bentuk yang baru dan mungkin pula dengan intensitas
yang berbeda.
E. Tujuan Motivasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) tujuan-tujuan motivasi yaitu:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya.
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
F. Asas-asas Motivasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146), asas-asas motivasi adalah sebagai
berikut:
a. Asas mengikutsertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka
mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
8
b. Asas Komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang
tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya, dan kendala-
kendala yang dihadapi.
c. Asas pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pujian dan
pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja
yng dicapainya.
d. Asas wewenang yang didelegasikan, artinya memberikan kewenangan
dan kepercayaan diri pada bawahan, bahwa dengan kemampuan dan
kreativitasnya mereka mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan
baik.
e. Asas adil dan layak, artinya alat dan jenis motivasi yang memberikan
harus berdasarkan atas asas keadilan dan kelayakan terhadap semua
karyawan. Misalnya pemberian hadiah atau hukuman terhadap semua
karyawan harus adil dan layak kalau masalahnya sama.
f. Asas perhatian timbal-balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai
tujuan dengan baik maka pimpinan harus bersedia memberikan alat
dan jenis motivasi. Tegasnya kerja sama yang saling menguntungkan
kedua belah pihak.
9
H. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai
persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat
terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan suatu persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya
menggunakan empat macam hal sebagai pembanding, hal itu antara lain :
Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima
berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat
pekerjaan dan pengalamannya;
Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang
kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang
bersangkutan sendiri;
Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan
yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan
jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak dari para pegawai
yang bersangkutan.
Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi
perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam
hal ini teori motivasi proses yang dikenal seperti :
10
Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan
diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya.
Teori Pengukuhan (Reinfocement Theory), hal ini didasarkan pada
hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi.
11
expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan
bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
2. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini
disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu
hasil yang diharapkan.
3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit
mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy)
sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang
akan termotivasi bila ia percaya bahwa :
1. Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu
2. Hasil tersebut punya nilai positif baginya
3. Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang
Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk
mencurahkan usaha.
L. Pengertian Komunikasi
Secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu cum, sebuah kata
depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communion,
yang dalam bahasa inggris disebut communion, yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-
communio diperlukan usaha dan kerja, kata itu dibuat kata kerja communicate
yang berarti membagi sesuatu denagn seseorang, tukar-menukar, membicarakan
sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-
cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti
pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran, pikiran atau hubungan
(Hardjana, 2003). 5
5
Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) h. 157
12
M. Peran Komunikasi Dalam Organisasi
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang
berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai
anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan
melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena
komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat
sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi, atau
sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat
di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas
Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman
yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua
tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk
membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas organisasi.
N. Proses Komunikasi
Sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan, di dalam
pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan atau stimulasi. Rangsangan
itu terjadi karena faktor di luar dirinya (menyampaikan pesan karena ada
peristiwa di luar dirinya), atau karena adanya faktor dari dalam dirinya
(menyampaikan pesan dari dirinya sendiri), yaitu hasil olahan pikiran yang ada
di benaknya.
Komunikator, sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu
mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta
dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut encoding.
Encoding secara harfiah berarti memasukkan dalam kode. Dengan encoding,
komunikator memasukkan atau mengungkapkan perasaannya ke dalam kode
atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, misalnya aut wajah atau
gerak-gerik tubuh.
13
Setelah pesan sampai pada komunikan, apabila ada feedback komunikan
akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukkan kode yang disebut
sebagai decoding untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
Proses komunikasi mempunyai dua model, yaitu model linier dan model
sirkuler.
1. Model Linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas
dua garis lurus, bahwa proses komunikasi berawal dari
komunikator dan berakhir pada komunikan.
2. Model Srikuler
Model ini ditandai dengan adanya unsure feedback. Dengan
demikian proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan
berakhir pada titik yang lain. Jadi, proses komunikasi srikuler itu
berbalik satu lingkaran penuh.
14
P. Proses Terjadinya Komunikasi
Bagaimana sesungguhnya komunikasi terjadi? Gambar berikut ini
menjelaskan megenai proses komunikasi.
Q. Model Komunikasi
Model adalah penyajian abstrak dari beberapa aspek teori dan sistem
klasifikasi yang memungkinkan seseorang untuk mengambil serta mengategorikan
bagian-bagian yang potensial menjadi relevan dari suatu proses. Model-model
tersebut membantu menetapkan batasan terhadap pertanyaan, Apa saja yang
menjadi bagian dari komunikasi? dan memberikam struktur nagi komponen-
komponen dari proses tersebut.
1. Model Lasswell
2. Model Shannon-Weaver
3. Model SMCR Berlo
4. Model Westly-MacLean
5. Model Pemusatan Komunikasi.
15
R. Evektivitas Komunkasi
Komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh
komunikan (receiver) sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau
komunikator, kemudian receiver atau komunikan memberikan respons positif
sesuai dengan yang diharapkan.
1. Aspek-aspek komunikasi yang efektif
Ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif, yaitu:
a. Kejelasan (calrity): bahasa ataupun informasi yang disampaikan
harus jelas.
b. Ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan
harus betul-betul akurat alias tepat.
c. Konteks (contex): bahasa dan informasi yang disampaikan harus
sesuai dengan keadan dan lingkungan tempat komunikasi
terjadi.
d. Alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat
berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif.
e. Budaya (culture): aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan
informasi, teapi juga tata karma dan etika.
16
c. Mengetahui tujuan. Tujuan kita berkomunkasi sangat
menentukan cara kita menyampaikan informasi sehingga
komunikasi bersifat pengumuman.
d. Memerhatikan konteks. Konteks disini bisa berarti keadaan atau
lingkungan pada saat berkomunikasi.
e. Mempelajari kultur. Kultur (budaya) atau kebiasaan orang atau
masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.
f. Memahami bahasa. Bahasa menunjukkan bangsa artinya
bahasa dapat menjadi ciri atau identitas suatu bangsa.
17
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan
yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat meyebabkan
seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendaki.
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang
berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai
anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan
melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena
komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat
sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi, atau
sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat
di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas
Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman
yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua
tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk
membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas organisasi.
B. Saran
Demikinalah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya. Apabila ada kesalahan dari segi isi maupun dalam
penulisan, itu merupakan kelemahan serta kekurangan kami sebagai insan
biasa.
18
DAFTAR PUSTAKA
19