Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

“KONSUMSI SULAWESI SELATAN”

Dosen Pengampu :

Ayu Pradaning Ratri SE.,MSE

Disusun Oleh :
3F Manajemen :

1) Muh Amrullah Amar Hady (2021610133)


2) Nurmaya Safariyani (2021610140)
3) Reni Puspita Sari (2021610145)
4) Rika Amelia Ishak (2021610146)
5) Riris Saremben (2021610147)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN
TAHUN 2022/2023
PEMBAHASAN

Kinerja ekonomi Sulawesi Selatan pada keseluruhan tahun 2021 menunjukkan adanya
pemulihan dengan tumbuh di angka 4,65% (yoy). Peningkatan kinerja ekonomi terutama terlihat
pada triwulan IV yang tercatat tumbuh 7,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya di angka 3,25% (yoy), serta kembali tumbuh diatas nasional. Dari sisi pengeluaran,
pertumbuhan ditopang oleh seluruh komponen, terutama berlanjutnya pemulihan konsumsi
masyarakat dan perbaikan kinerja dunia usaha, seiring dengan peningkatan produksi komoditas
pertanian serta berlanjutnya pembangunan proyek pemerintah dan swasta. Sejalan dengan sisi
permintaan, sebagian besar Lapangan Usaha (LU) tercatat tumbuh terakselerasi pada triwulan
laporan. Perbaikan utamanya didorong oleh kinerja LU utama Sulawesi Selatan, yaitu LU
Perdagangan, Pertanian, Industri Pengolahan, Konstruksi, dan Pertambangan. Perbaikan LU
Perdagangan dan Industri Pengolahan terjadi seiring dengan pembatalan rencana pelaksanaan
PPKM level 3 pada periode HBKN Nataru merespon terkendalinya penyebaran pandemi dan
baiknya tingkat vaksinasi. Ke depan, momentum pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan perlu
dipertahankan dan dioptimalkan untuk mencapai sasaran pembangunan jangka menengah-
panjang meskipun akan sedikit tertahan seiring peningkatan risiko varian Omicron COVID-19.

 Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan


Salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengamati hasilhasil pembangunan
terutama pembangunan ekonomi di suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini
digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian. Selain itu,
indikator ini sesungguhnya juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas
perekonomian selama periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi
masyarakat. Indikasi tersebut tersirat dalam rangka pertumbuhan output, karena pada dasarnya
aktivitas ekonomi adalah suatu proses penggunaan faktorfaktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa (output). Pada gilirannya, proses ini tentunya juga akan menghasilkan aliran
balas jasa faktor-faktor produksi yang dikuasai masyarakat. Dengan demikian, adanya
pertumbuhan ekonomi diharapkan pendapatan masyarakat yang menguasai faktor-faktor
produksi juga akan meningkat.
Pertumbuhan ekonomi pada keseluruhan tahun 2021 mulai menunjukkan pemulihan.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan juga masih konsisten berada di atas nasional (Grafik
1.1). Peningkatan kinerja ekonomi yang signifikan terutama terlihat pada triwulan IV. Ekonomi
tercatat tumbuh 7,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh di angka 3,25% (yoy). Capaian pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi, setidaknya
dalam 5 tahun terakhir. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan laporan
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nasional (5,02% ; yoy), setelah pada triwulan
sebelumnya pertumbuhan Sulawesi Selatan berada di bawah nasional. Dengan perkembangan
tersebut, secara keseluruhan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tercatat
tumbuh 4,65% (yoy).
 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Komponen Pengeluaran (%yoy)

Berdasarkan komponen pengeluaran, berlanjutnya pertumbuhan ekonomi disumbang oleh


hampir seluruh komponen yang menunjukkan peningkatan dalam keseluruhan tahun maupun
pada triwulan laporan. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2021 mengalami pertumbuhan
sebesar 4,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang
sebesar 2,73% (yoy) dengan demikian secara keseluruhan tahun, konsumsi rumah tangga tumbuh
sebesar 2,56% (yoy). Pandemi COVID-19 yang terkendali dan relaksasi pembatasan kegiatan
masyarakat mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga. Sejalan dengan hal tersebut,
pertumbuhan ekonomi di dari sisi pengeluaran juga didorong oleh peningkatan konsumsi
pemerintah. Pada triwulan IV 2021, konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar
0,05% (yoy). Secara keseluruhan tahun, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 3,80% (yoy).
Peningkatan terjadi di hampir seluruh komponen belanja operasional dan belanja modal (BAB
2). Selanjutnya, pada triwulan laporan, komponen investasi PMTB tumbuh positif 10,25% (yoy)
atau 5,06% (yoy) secara keseluruhan tahun.
Peningkatan ini sejalan dengan impor barang modal dan kredit investasi yang meningkat,
didukung oleh meningkatnya keyakinan konsumen sehingga mendorong masuknya aktivitas
investasi. Sejalan dengan hal tersebut, aktivitas perdagangan pada triwulan laporan tercatat
mengalami peningkatan, ekspor dan impor tercatat tumbuh positif masing-masing senilai 31,73%
(yoy) dan 11,21% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, secara
keseluruhan tahun, komponen impor mengalami perlambatan di angka 5,21% (yoy), dari tahun
2020 yang berada di angka 5,29% (yoy). Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga
(LNPRT) merupakan satu-satunya komponen sisi pengeluaran yang terkontraksi pada triwulan
laporan, yaitu sebesar 0,05% (yoy). Secara keseluruhan tahun komponen LNPRT tercatat
terkontraksi sebesar 0,21% (yoy).
 Konsumsi
1) Konsumsi Rumah Tangga.

Konsumsi rumah tangga kembali mengalami peningkatan seiring kasus COVID-19 yang
terkendali pada triwulan IV. Relatif lebih terkendalinya lonjakan kasus harian COVID-19
berdampak pada relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Sulawesi
Selatan. Relaksasi pembatasan mobilitas masyarakat meningkatkan keyakinan konsumen. Hasil
survei konsumen Bank Indonesia menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 123,67,
lebih tinggi dibandingkan triwulan III di angka 74,72. Peningkatan ini dikontribusikan oleh
kenaikan pada komponen ekspektasi dan kondisi ekonomi terkini.
Seiring dengan keyakinan konsumen yang menunjukkan perbaikan, pangsa pengeluaran
rumah tangga untuk konsumsi pada triwulan IV tercatat sebesar 74,9% , meningkat dibandingkan
dengan triwulan III yang sebesar 70,0% . Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan pangsa
pinjaman dan tabungan. Kondisi ini mencerminkan pemulihan ekonomi yang disebabkan oleh
terkendalinya pandemi dan peningkatan mobilitas (Grafik 1.10). Lebih lanjut, meningkatnya
konsumsi rumah tangga turut mendorong pertumbuhan kredit konsumsi.

Konsumsi rumah tangga yang meningkat juga tercermin dari indikator penjualan ritel. Indeks
Penjualan Riil (IPR) Sulawesi Selatan tercatat terkontraksi 8,04% (yoy), menunjukkan perbaikan
dibandingkan dengan kontraksi triwulan sebelumnya yang sebesar 11,92% (yoy) (Grafik 1.12).
Kontraksi penjualan riil terutama dikontribusikan oleh bahan bakar kendaraan, perlengkapan
rumah tangga, serta makanan, minuman, dan tembakau. IPR yang membaik berdampak pada
pendapatan dan laba dunia usaha, sejalan dengan pelonggaran PPKM dan pembatalan PPKM
level 3 pada akhir tahun 2021 sehingga mendorong daya beli masyarakat.

Pelonggaran pembatasan aktivitas yang bertepatan dengan periode HBKN Ramadhan dan
Idulfitri memicu peningkatan mobilitas masyarakat yang turut mendorong aktivitas konsumsi.
Hal ini tercermin dari tren peningkatan indeks mobilitas masyarakat yang terkait dengan
konsumsi (indeks mobilitas di lokasi perbelanjaan ritel, grosir, dan farmasi) pada April hingga
Juni 2022, yang berlanjut hingga Agustus 2022. Konsumsi Rumah tangga, swasta dan LNPRT
merupakan komponen dari konsumsi domestik. Ketiganya mengalami kenaikan andil
pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

2) Konsumsi Pemerintah
Secara keseluruhan tahun, konsumsi pemerintah pada 2021 tumbuh lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya. Konsumsi pemerintah tumbuh 3,80% (yoy) pada tahun 2021, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2020 yang terkontraksi 2,73% (yoy). Pertumbuhan konsumsi
pemerintah daerah dikontribusikan oleh komponen belanja operasional, yaitu belanja pegawai,
belanja barang, belanja bunga, dan belanja bantuan sosial. Hal ini sejalan dengan prioritas
pemerintah daerah dalam optimalisasi belanja operasional untuk mendukung pemulihan ekonomi
yang dalam hal ini ditandai dengan peningkatan realisasi belanja bantuan social. Pada triwulan I
2022, konsumsi pemerintah diprakirakan tumbuh lebih moderat karena lebih terbatasnya
kegiatan kedinasan seiring dengan penyebaran COVID-19 varian omicron yang meningkat

Kontraksi konsumsi pemerintah juga tercermin dari simpanan Pemda di bank di Sulsel yang
tumbuh 27,9% (yoy) pada triwulan II 2022, lebih tinggi dibandingkan 16,47% (yoy) pada
triwulan I 2022. Peningkatan pertumbuhan simpanan Pemda di bank mengindikasikan bahwa
laju realisasi konsumsi atau pengeluaran Pemda tidak setinggi laju tambahan pendapatan Pemda
yang disimpan di bank. Pada triwulan III 2022, konsumsi pemerintah diprakirakan tumbuh
positif secara tahunan, meningkat dari kontraksi yang terjadi pada triwulan II 2022. Peningkatan
tersebut utamanya dikontribusi oleh konsumsi pemerintah untuk belanja pegawai, yakni gaji ke-
13 ASN yang akan dilakukan pada triwulan III 2022. Penyaluran gaji ke-13 ini tidak terdapat
pada periode yang sama tahun lalu karena sudah dilakukan lebih cepat di triwulan II 2021.
Penyaluran tambahan penghasilan ASN ini diharapkan dapat mendorong konsumsi di tengah
kebijakan relaksasi pembatasan yang dilakukan untuk akselerasi pemulihan ekonomi.

Sinergi dan inovasi pengendalian inflasi secara berkesinambungan terus dilakukan untuk
menjaga momentum pemulihan ekonomi Sulsel. Legislator dapil Sulsel I itu menilai, ekonomi
Sulsel pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 dengan
rentang 4,9-5,7 persen (yoy). Konsumsi rumah tangga diprakirakan meningkat sejalan dengan
peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat, seiring dengan upaya percepatan vaksinasi,
pencegahan, dan penanganan dampak Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah serta penerapan
disiplin dan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang lebih baik oleh masyarakat serta dunia usaha.
Kesimpulan

Peningkatkan aktivitas konsumsi dalam negeri dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi


bangsa. Peningkatan konsumsi nasional secara tidak langsung akan membuat industri
ekonomi dalam negeri akan tumbuh dengan baik. Pengeluaran konsumsi masyarakat/rumah
tangga merupakan salah satu variabel makro ekonomi. Pandemi Covid -19 sangat berpengaruh
terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2020. Komponen produk domestik bruto (PDB)
yang mengalami penurunan bahkan kontraksi disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang
masuk ke Indonesia sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia termasuk dalam kategori
krisis termasuk wilayah Sulawesi Selatan.

Konsumsi di Indonesia tidak terkendali karena situasi yang terjadi dan menyebabkan
perekonomian pada konsumsi Rumah Tangga (RT) mengalami penurunan dari 5,04 persen
menjadi -2,63 persen dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga
(LNPRT) mengalami penurunan dari 10,62 persen menjadi -4,29 persen . Konsumsi Pemerintah
mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94 persen. Hal ini karena Pemerintah
mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun 2020 sedangkan anggaran untuk
kesehatan lebih ditingkatkan pemerintah sesuai dengan fokus Pemerintah untuk penanggulangan
pandemi di Indonesia.

Dapat disimpulkan ekonomi di Indonesia berdasarkan fakta saat ini semakin membaik karena
adanya rancangan kebijakan dari Pemerintah. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi
(PDB) sebesar 3,69 persen sepanjang tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang
sempat mengalami kontraksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/Documents/Laporan%20Perekonomian%20Provin
si%20Sulawesi%20Selatan%20Februari%202021.pdf

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/Documents/Laporan-Perekonomian-Provinsi-
Sulawesi-Selatan-Agustus-2022.pdf

https://sulsel.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ODVmN2M0YTNmY2NiMTM1O
WFlODQ4MTEz&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdWxzZWwuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9
uLzIwMTkvMDMvMjYvODVmN2M0YTNmY2NiMTM1OWFlODQ4MTEzL3BlbmdlbHVhc
mFuLXVudHVrLWtvbnN1bXNpLXBlbmR1ZHVrLXByb3ZpbnNpLXN1bGF3ZXNpLXNlbG
F0YW4tbWVudXJ1dC1rYWJ1cGF0ZW4ta290YS1tYXJldC0yMDE4Lmh0bWw%3D&twoadf
noarfeauf=MjAyMi0xMC0yNCAyMTo1Mzo1MQ%3D%3D

https://sulsel.bps.go.id/publication/2019/03/26/85f7c4a3fccb1359ae848113/pengeluaran-untuk-
konsumsi-penduduk-provinsi-sulawesi-selatan-menurut-kabupaten-kota-maret-2018.html

Anda mungkin juga menyukai