Daftar Isi...................................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 LKPJ..........................................................................................................3
2.2 Tahapan pembuatan laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah..........5
2.3 DPD...........................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala
daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. Upaya konkret dalam
mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan pemerintah
mengharuskan setiap pengelola keuangan negara untuk menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan
tepat waktu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Laporan Keterangan Pertanggungjawaban?
2. Bagaimana Pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam pelaksanaan
APBD?
1.3 Tujuan
Dari Rumusan Masalah diatas, didapatkan Tujuan dari penulisan makalah
ini diantaranya:
1. Mengetahui tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
2. Mengetahui bagaimana Pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam
pelaksanaan APBD
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LKPJ
Laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) adalah laporan berupa
informasi penyelenggara pemerintahan selama satu tahun anggaran atau akhir
masa jabatan yang disampaikan kepala daerah kepada DPRD. Terdapat hal yang
perlu diketahui terkait LKPJ.
1. Jenis LKPJ
LKPJ akhir tahun anggaran, disampaikan kepada DPRD paling lambat 3
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
LKPJ akhir masa jabatan, disampaikan kepada DPRD paling lambat 30
hari setelah pemberitahuan DPRD perihal berakhirnya masa jabatan
Kepala Daerah.
2. Muatan LKPJ
Arah kebijakan umum pemerintah daerah, memuat: visi, misi, strategi,
kebijakan, prioritas daerah.
Pengelolaan keuangan daerah secara makro, termasuk pendapatan dan
belanja daerah, memuat: pengelolaan pendapatan daerah.
Penyelenggaraan urusan desentralisasi, memuat penyelenggaraan urusan
wajib dan urusan pilihan.
Pasal 18 PP No.3/2010.
Penyelenggaraan tugas pembantuan, memuat tugas pembantuan yang
diterima dari pemerintah dan provinsi beserta permasalahan dan solusi:
tugas pembantuan yang diberikan kepada desa.
Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
3. Penilaian LKPJ
Pelaksanaan penggunaan hak-hak DPRD diakhiri dengan Keputusan
DPRD untuk menerima dan menolak usul pernyataan pendapat DPRD.
3
Bila DPRD menerima usul pernyataan pendapat, maka penerimaan
ditetapkan dengan Keputusan DPRD berikut saran dan penyelesaiannya.
Apabila ada indikasi pidana, saran penyelesaian dapat diproses secara
hukum.
Sambil menunggu keputusan hukum yang berkekuatan tetap, Kepala
Daerah tetap menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.
Kepala Daerah yang telah menyampaikan LKPJ Akhir Masa Jabatan dapat
dicalonkan kembali, sepanjang ada parpol atau gabungan parpol yang
mencalonkannya.
4. Tolak Ukur Penilaian LKPJ
RPJPD
RPJMD
RKPD
KUA/PPAS
RKA/DPA SKPD
Indikator kinerja program & kegiatan
Perda APBD & Perda APBD Perubahan
5. Langkah Pengukuran Kinerja
Penetapan indikator kinerja: identifikasi dan uraian ukuran kinerja pada
setiap indikator kinerja.
Penetapan target kinerja: identifikasi target kinerja pada setiap indikator
kinerja.
Penetapan capaian/realisasi kinerja: identifikasi realisasi pencapaian
kinerja.
Evaluasi kinerja: membandingkan antara target dengan
pencapaian/realisasi kinerja pada setiap indikator kinerja, dan hitung
persen capaian indikator kinerja.
6. Evaluasi Kinerja LKPJ
Evaluasi kinerja keuangan daerah, ditujukan kepada pencapaian kinerja
perolehan pendapatan, pencapaian kinerja, pengalokasian belanja, dan
kinerja pembiayaan (dengan menggunakan laporan pengawasan internal
4
DPRD dan hasil audit BPK, DPRD melihat dan mencermati berbagai
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pengelolaan
keuangan daerah.
Evaluasi aspek politik, lebih ditujukan kepada peningkatan pengelolaan
kepemerintahan yang baik, seperti indikator-indikator partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum dan lain-lainnya.
Evaluasi pelayanan publik, melihat sejauhmana penyelenggaraan program
dan kegiatan secara efektif mampu memenuhi sasaran dan tujuan yang
telah digariskan dalam perencanaan stratejik daerah yang bersifat tahunan
(penilaian kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik)
5
e. Apabila sampai batas waktu itu BPK belum menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan, Ranperda diajukan kepada DPRD. (Pasal 102, Ayat 3)
f. Kepala daerah berikan tanggapan dan lakukan penyesuaian terhadap
Laporan Keuangan berdasar hasil pemeriksaan BPK atas Laporan
Keuangan Pemda. (Pasal 103)
2.3 DPD
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia. Anggotanya merupakan perwakilan dari setiap
provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum serta merupakan majelis tinggi
dalam lembaga legislatif. Adapun anggota DPD RI biasa disebut senator. DPD
6
dibentuk pada 9 November 2001 melalui perubahan (amendemen) ketiga Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945.
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (disingkat DPD RI atau
DPD), sebelum tahun 2002 dikenal sebagai Perwakilan Daerah, adalah organisasi
negara tingkat tinggi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia dengan anggota
adalah perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih secara umum. pemilu dan
dipilih oleh majelis tinggi legislatif. Sedangkan anggota DPD RI sering disebut
sebagai senator. Dewan Perwakilan Daerah atau DPD adalah organisasi negara
yang diakui oleh konstitusi. DPD dibentuk untuk mewakili aspirasi daerah.
Aspirasi di tingkat daerah akan mempengaruhi perumusan kebijakan atau
pengambilan keputusan politik di tingkat pusat. DPD merupakan wakil dari DPD
terpilih dalam pemilu di setiap provinsi di Indonesia. DPD merupakan salah satu
lembaga negara yang terbentuk setelah Amandemen UUD atau UUD 1945. DPD
menjalankan fungsi dan wewenang yang diatur dalam UUD 1945 dan undang-
undang.
Mengacu pada ketentuan Pasal 22D UUD 1945 dan Tata Tertib DPD RI
bahwa sebagai lembaga legislatif DPD RI mempunyai fungsi legislasi,
pengawasan dan penganggaran yang dijalankan dalam kerangka fungsi
representasi.
Tugas dan Wewenang DPD, diantaranya:
1. Pengajuan Usul Rancangan Undang Undang Mengajukan kepada DPR
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
2. Pembahasan Rancangan Undang Undang Ikut membahas rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan
sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
7
3. Pertimbangan Atas Rancangan Undang-Undang dan Pemilihan Anggota
BPK Pertimbangan atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan
dan belanja negara dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan dan agama. Serta memberikan pertimbangan kepada DPR
dalam pemilihan anggota BPK.
4. Pengawasan Atas Pelaksanaan Undang - Undang Pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan
agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai
bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
5. Penyusunan Prolegnas Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
6. Pemantauan dan Evaluasi Ranperda dan Perda Melakukan pemantauan dan
evaluasi atas rancangan Peraturan daerah (Raperda) dan Peraturan daerah
(Perda).
Struktur jabatan yang ada di DPD terdiri atas: Pimpinan,Komite, Badan
Kehormatan dan Pengurus-pengurus lain yang diperlukan.
Pimpinan Sementara
Sebelum pimpinan tetap dilantik, DPD mengangkat pimpinan sementara
untuk memimpin sidang paripurna DPD dan pemilihan ketua dan wakil ketua
DPD. Pimpinan sementara terdiri dari ketua dan wakil ketua sementara DPD,
dimana ketua sementara merupakan anggota DPD tertua, sedangkan wakil ketua
sementara merupakan anggota DPD termuda.
Jika anggota tertua dan termuda berhalangan untuk hadir, maka posisi
tersebut bisa digantikan oleh anggota tertua dan termuda berikutnya.
Pimpinan Tetap
8
Pimpinan tetap DPD terdiri dari seorang ketua dan beberapa wakil ketua.
Komite I
Tanggung Jawab:
Komite I DPD RI merupakan pelengkap tetap DPD RI yang domainnya
didistribusikan dalam otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; serta
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah.
Beberapa tugas atau tanggung jawab dari komite I dengan memperhatikan
masalah daerah dan masyarakat, sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah;
2. Hubungan antara pusat dan daerah serta antar daerah;
3. Pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;
4. Pendirian dan tempat tinggal;
5. Perencanaan wilayah dan tata ruang;
6. Politik, hukum, hak asasi manusia dan ketertiban umum; dan
7. Urusan Daerah di Perbatasan Nasional.
Komite II
Tugas
Komite II DPD RI merupakan pelengkap tetap DPD RI yang mandatnya
terkait dengan pengelolaan sumber daya alam; dan mengelola sumber daya
ekonomi lainnya.
Lingkup kerja Komisi II yang diharapkan dapat dilaksanakan terkait dengan isu-
isu regional dan kemasyarakatan adalah sebagai berikut:
1. Pertanian dan Penghijauan;
2. Transportasi;
3. Kelautan dan Perikanan;
4. Energi dan sumber daya mineral;
5. Kehutanan dan lingkungan hidup;
6. Pemberdayaan ekonomi rakyat dan daerah tertinggal;
7. Perindustrian dan Perdagangan;
8. Investasi; dan
9. Pekerjaan Umum
9
Komisi III
Tugas dan tanggung jawab
Komite III DPD RI adalah badan pelengkap tetap DPD RI yang tugasnya di
bidang pendidikan dan agama.
Usulan lingkup Komisi III dilaksanakan dengan mempertimbangkan masalah
daerah dan masyarakat, sebagai berikut:
1. Pendidikan;
2. Agama;
3. Kebudayaan;
4. Kesehatan;
5. Pariwisata;
6. Pemuda dan olahraga;
7. Kesejahteraan sosial;
8. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
9. Tenaga Kerja dan Migrasi;
10. Ekonomi Kreatif;
11. Manajemen Kependudukan / Pencatatan Sipil;
12. Pengendalian Penduduk / Keluarga Berencana; dan
13. perpustakaan.
Tanggung Jawab Komite IV
Komite IV DPD RI merupakan tambahan tetap DPD RI yang memiliki
pembagian wilayah dalam RUU yang berkaitan dengan APBN; perimbangan
keuangan pusat dan daerah; memperhatikan hasil pemeriksaan keuangan negara
dan pemilihan anggota BPK; Pajak; dan usaha mikro, kecil dan menengah.
Wilayah kerja Komisi IV yang direncanakan dilaksanakan dengan memperhatikan
masalah daerah dan masyarakat, sebagai berikut:
1. Pendapat negara dan anggaran belanja;
2. Pajak dan bea lainnya;
3. Perimbangan keuangan pusat dan daerah;
4. Memeriksa hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan anggota BPK;
5. Lembaga keuangan; dan
10
6. Koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.
Sekretariat Jenderal
Untuk membantu terlaksananya fungsi DPD dengan baik, dibentuk
Sekretariat Bersama DPD yang diatur dengan Keputusan Presiden, dan stafnya
terdiri dari pegawai negeri sipil. Sekretaris Jenderal DPD dipimpin oleh Sekretaris
Jenderal yang diangkat dan diberhentikan dengan keputusan presiden atas usul
pengurus DPD.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara singkat LKPJ meliputi Laporan Pengelolaan Keuangan
Kepala Daerah.
RPJMD.
3.2 Saran
Agenda penyampaian LKPJ diharapkan mampu menjadi sarana sinergitas
bagi pihak eksekutif dan legislatif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
serta menjadi media evaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
12
Daftar Pustaka
Dadang Solihin, Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index, Final
Workshop CGI, Jakarta, 2008
Faisal Akbar Nasution, Pemerintah Daerah dan sumber-Sumber Pendapatan Asli
Daerah, (Jakarta: PT. Sofmedia, 2009).
13