Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MATA KULIAH HUKUM AGRARIA

-PEMBENTUKAN UUPA DAN PEMBANGUNAN HUKUM TANAH NASIONAL-

Oleh :

RESA

NPM : 20190101055

Semester : VI

UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas perkenanan dan
berkatNya lah sehingga penyusunan makalah “MATA KULIAH HUKUM AGRARIA -PEMBENTUKAN
UUPA DAN PEMBANGUNAN HUKUM TANAH NASIONAL-“ ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Tak lupa, kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan karya
kami selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mempelajari
hukum agraria.

Mamasa, 28 JULI 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................................
a. Latar Belakang..........................................................................................................................
b. Rumusan Masalah.....................................................................................................................
Bab II PEMBAHASAN...............................................................................................................................
a. Pembentukan UUPA Dan Perkembangan Hukum Tanah...........................................................
b. Tujuan UUPA..............................................................................................................................
c. Hubungan UUPA (Sebagai Hukum Tanah Nasional) Dengan Hukum Adat................................
Bab III PENUTUP......................................................................................................................................
a. Kesimpulan.................................................................................................................................
b. Saran..........................................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UUPA merupakan produk hukum pada era orde lama yang menghendaki adanya perubahan dan
pembaharuan di bidang agraria dan pertahanan serta menghendaki terwujudnya pembangunan
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kebijakan pemerintah pada saat itu lebih diupayakan untuk mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat sebagaimana telah di janjikan dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945.
Tujuan dan pemanfaatan tanah haruslah di giatkan kembali guna untuk mengetahui perkembangan
dari Vanderpron ini, penulis akan membahas aspek historis yaitu peraturan dan pelaksanaan dari
masing-masing orde.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembentukan UUPA dan perkembangan hukum tanah?
2. Bagaimana tujuan UUPA?
3. Bagaimana hubungan UUPA sebagai hukum tanah nasional dengan hukum adat?
Bab II PEMBAHASAN
A. Pembentukan UUPA dan Perkembangan Hukum Tanah
Hukum tanah yang baru atau hukum tanah nasional mulai berlaku sejak 24 September 1960 dimuat
dalam undang-undang Republik Indonesia no. 5 tahun 1960 dengan judul resmi Peraturan Dasar
Pokok pokok Agraria atau yang lebih dikenal dengan sebutan UUD Pokok Agraria atau UUPA
UUPA mengakhiri berlakunya peraturan-peraturan hukum tanah kolonial dan sekaligus mengakhiri
dualisme atau pluralisme hukum tanah di Indonesia serta menciptakan dasar-dasar dari
pembangunan hukum tanah nasional yang tunggal berdasarkan hukum adat sebagai hukum nasional
Indonesia yang asli.
Sebelum lahirnya UUPA no. 5 tahun 1960 telah ada aturan-aturan pertahanan yang mengatur
mengenai hak milik tanah pada masa pendudukan Jepang.
Hal ini disebabkan karena kebijakan pemerintahan pada saat itu lebih diupayakan untuk
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana telah digariskan dalam pasal 33
ayat 3 UUD 1945 bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
B. Tujuan UUPA
Adapun tujuan UUPA antara lain sebagai berikut
1. Menciptakan univikasi hukum agraria dengan cara menyatakan tidak berlaku lagi
atau mencabut produk peraturan hukum tanah yang lama, menyatakan berlakunya
hukum tanah nasional berdasarkan hukum tanah adat yang tidak tertulis sebagai
bahan penyusunan hukum tanah nasional.
2. Menciptakan univikasi hak penguasaan atas tanah melalui ketentuan konversi tanah
hak barat maupun tanah hak Indonesia sebagai hubungan konkret menjadi hak-hak
atas tanah menurut UUPA secara serentak dan demi hukum terhitung mulai tanggal
24 September 1960
Hak di jamin atas tanah yaitu hipotik diubah demi hukum terhitung mulai 24
September 1960 menjadi hak tanggungan pasal 51 UUPA dan pasal 4 ketentuan
konversi UUPA tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda yang berkaitan
dengan tanah.

C. Hubungan UUPA Dengan Hukum Adat


Hubungan fungsional tersebut dapat kita temukan di dalam ketentuan UUPA sendiri yaitu
konsiderans berpendapat huruf ”a” bahwa perlu adanya hukum agama nasional yang berdasarkan
hukum adat tentang tanah. Pasal 5 bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air, dan ruang
angkasa iyalah hukum adat.
Penjelasan umum III/I : bahwa hukum agraria yang baru didasarkan pada ketentuan hukum adat
sebagai hukum yang asli yang disempurnakan dan disesuaikan dengan kepentingan masyarakat
dalam negara yang modern dan dalam hubungannya dengan dunia internasional dan seterusnya.
Bab III PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak atas tanah bersumber dari hak menguasai dari negara atas tanah dapat diberikan kepada
perseorangan baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing, sekelompok orang secara
bersama-sama dan badan hukum baik badan privat maupun hukum publik.
Adapun HGU adalah hak yang harus dan khusus untuk mengarahkan tanah dengan kata lain hak
diberikan kepada negara oleh perusahaan.
HGU terjadi karena penetapan pemerintah melalui pemberian keputusan hak oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
Pemberian HGU wajib di daftarkan di kantor pertanahan dan terjadi sejak di daftarkan. Demikian
juga setiap peralihan dan penghapusan hak tersebut harus di daftarkan menurut ketentuan yang
dimaksud dalam pasal 19 dan pasal 32 UUPA.
Pada umumnya HGU meliputi tanah yang luas di dalam tanah HGU sering kali terdapat sumber air
atau sumber daya alam lainnya.
B. Saran
Kebijakan pengharmonisan berdasarkan kepres no 188 tahun 1988 kemudian diubah dengan
undang-undang nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan.
Pengaturan terkait pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsepsi peraturan perundang-
undangan dalam UU no 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan lebih
lengkap pengaruhnya dibanding kebijakan sebelumnya, sebagai mana yang terjadi dalam
pengaturan HGU di Indonesia bahwa dalam beberapa peraturan tentang HGU terjadi perbedaan,
sehingga mengakibatkan konflik norma, agar kedepannya pemerintah dapat mengatur dengan lebih
baik terhadap HGU di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai