Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3. Tujuan Makalah...................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................
1. Tinjauan historis kelahiran UUD pokok agrarian?....................................................
2. Tujuan UUD pokok agrarian?...................................................................................
3. Kelemahan UUD pokok agrarian?............................................................................
4. Macam macam hak atsa tanah?.............................................................................
5. Konflik pertanahan..................................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................
3.2. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakan
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup baik manusia, hewan,
karena dapat menghasilkan sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi orang
banyak maka perlu diatur oleh pemerintah. Tanah merupakan modal dasar
kehidupannya pada manfaat tanah dan memiliki hubungan yang bersifat abadi
dengan negara dan rakyat. Oleh karena itu hukum keagrariaan di Indonesia secara
umum telah diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
UUD 1945 yang menyatakan bahwa ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang
Sejak zaman dahulu tanah telah menjadi sumber sengketa bagi manusia.
terhadap hak atas tanah yang dapat memicu terjadinya sengketa tanah yang
Mochammad Tauhid : “Soal agrarian (soal tanah) adalah soal hidup dan
penghidupan manusia, karena tanah adalah asal dan sumber makanan bagi
B. Rumusan maslah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakan alat untuk membawakan
kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi Negara dan rakyat, terutama rakyat tani,
dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur. KPA: RUU Sumber Daya Agraria Dinilai
Memiliki Empat Kelemahan RUU SDA dinilai tidak berpihak kepada rakyat dan memiliki
Menurut KPA, pengakuan hak masyarakat adat dalam RUU SDA tidak boleh
masyarakat adat sudah diatur secara jelas dalam amandemen UUD 1945 khususnya
pasal 18 B (2) dan 28 (i). Kedua, RUU SDA menonjolkan sektoralisme dalam pengelolaan
sumber daya agraria. Dalam RUU SDA, baik pembatasan pemilikan, penguasaan tanah,
instansi pengelola. Ketentuan ini dinilai justru akan memperumit peraturan bidang
berdasarkan kajian KPA, potensi tumpang tindih antara satu peraturan dengan lainnya
akan makin terbuka. Ketiga, RUU SDA dinilai membuka peluang monopoli dalam
penguasaan sumber-sumber agraria. Selama ini, monopoli sendiri sudah terlihat dengan
adanya hak-hak seperti hak pengelolaan hutan, hak guna usaha dan lainnya. Sehingga
hak dalam RUU SDA justru mengacaukan sistem hukum dari hak yang sudah dikenal
selama ini. Dalam RUU SDA yang diusulkan BPN, hak atas tanah disederhanakan menjadi
dua jenis hak saja yaitu hak milik dan hak pakai.
10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional yang antara lain, mengatakan
masalah, sengketa, dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi, dan
Konflik tanah yang sekarang ini masih sering terjadi diantaranya kasus
sertifikat hak atas tanah yang berbeda datanya, ini menimbulkan konflik diantara
kedua belah pihak yang masing masing memegang sertifikat hak atas tanah
tersebut. Untuk itu Badan Pertanahan Nasional yang akan menyelesaikan sengketa
tanah yang terindikasi Overlapping (sertifikat yang tumpang tindih), sesuai dalam
diperlukan penyelesaian sengketa secara damai yaitu dengan cara mediasi oleh
yang ada, badan pertanahan nasional merupakan salah satu lembaga mediasi
menghormati hak dan kepentingan para pihak yang bersengketa yang prinsip
dasarnya adalah solusi sama-sama menang atau dikenal dengan istilah “win-
Sengketa. Aturan inilah yang menjadi tolok ukur untuk mengetahui seberapa