Anda di halaman 1dari 52

Masakan Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nigirizushi

Masakan Jepang (日本料理 nihon ryōri, nippon ryōri?) adalah makanan yang dimasak dengan cara memasak


yang berkembang secara unik diJepang dan menggunakan bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang
dan sekitarnya. Dalam bahasa Jepang, makanan Jepang disebutnihonshoku atau washoku.

Sushi, tempura, shabu-shabu, dan sukiyaki adalah makanan Jepang yang populer di luar Jepang, termasuk di


Indonesia.

Daftar isi
  [sembunyikan] 

1 Definisi

2 Ciri khas

o 2.1 Bahan makanan

o 2.2 Bumbu

o 2.3 Penyajian makanan

3 Sejarah

o 3.1 Awal sejarah tertulis

o 3.2 Asal usul masakan

o 3.3 Masakan zaman Nara

o 3.4 Masakan zaman Heian

o 3.5 Masakan zaman Kamakura

o 3.6 Masakan zaman Muromachi

o 3.7 Masakan zaman Edo

o 3.8 Masakan Kanto

o 3.9 Masakan Kansai

o 3.10 Pengaruh masakan Barat


4 Bahan dan bumbu

o 4.1 Bahan makanan sejak zaman kuno

o 4.2 Bumbu sejak zaman kuno

o 4.3 Bahan makanan sejak zaman Meiji

o 4.4 Bumbu dan rempah-rempah dari luar negeri

5 Kategori

o 5.1 Masakan tradisional

o 5.2 Makanan sehari-hari

o 5.3 Masakan asal luar Jepang

6 Pranala luar

[sunting]Definisi

Yakitori

Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus berupa "makanan yang sudah dimakan orang Jepang
secara turun temurun." Makanan orang Jepang berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah
tempat tinggal. Cara memasak masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia
Timur dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang
dimakan orang Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain.

Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai berbagai jenis makanan yang khas Jepang.
Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang, tapi tidak khas Jepang
tidak bisa disebut makanan Jepang. Makanan seperti gyudon atau nikujaga merupakan contoh makanan
Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti shōyu, dashi dan mirin. Makanan yang dijual rumah
makan Jepang seperti penjual soba dan warung makan kappō juga disebut makanan Jepang. Makanan yang
mengandung daging sapi sering dianggap bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru
dimulai sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang, berbagai masakan dari
daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk makanan Jepang. Dalam arti luas, bila masakan yang
dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan sebagai makanan Jepang, maka
definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan bumbu khas Jepang.

Masakan Jepang sering merupakan perpaduan dari berbagai bahan makanan dan masakan dari berbagai
negara. Parutan lobak yang dicampur saus sewaktu memakan bistik atau hamburg steak, dan salad dengan
dressing parutan lobak merupakan contoh perpaduan makanan Barat dengan penyedap khas Jepang.
Saus spaghetti yang dicampur mentaiko, tarako, natto, daun shiso atau umeboshi merupakan contoh makanan
Barat yang dinikmati bersama bahan makanan yang memiliki rasa yang sudah akrab dengan lidah orang
Jepang. Bistik dengan parutan lobak sebenarnya tidak dapat disebut sebagai makanan Jepang melainkan
bistik ala Jepang (wafū steak). Berdasarkan aturan ini, istilah wafū (和風 ala Jepang?) digunakan untuk
menyebut makanan yang lazim ditemukan dan dimakan di Jepang, tapi dimasak dengan cara memasak dari
luar Jepang.

Berdasarkan aturan wafū, beberapa jenis makanan sulit digolongkan sebagai makanan Jepang karena
merupakan campuran antara makanan Jepang dan makanan asing:

 Makanan Barat yang dicampur bahan makanan yang unik Jepang, seperti sarada udon (salad adalah
makanan Barat tapi dicampur udon yang khas Jepang), kari, dan anpan (roti berasal dari Barat
berisi ogura yang khas Jepang).

 Makanan khas Jepang yang berasal dari luar negeri tapi dibuat dengan resep yang sudah diubah sesuai
selera lokal, seperti ramen dan gyōza.

 Makanan yang berdasarkan bahan dan cara memasak sulit diputuskan harus dimasukkan ke dalam
kategori makanan Barat atau makanan Jepang, misalnya pork ginger dan butashōgayakikeduanya
menunjuk pada makanan yang sama.

Sebagian besar ahli kuliner berpendapat masakan Jepang mudah sekali dibedakan dari masakan negara
tetangga seperti masakan Korea dan masakan Cina. Walaupun demikian, sejumlah makanan Korea juga
mendapat pengaruh dari masakan Jepang. Di Korea juga dikenal kimbab (futomakizushi), sup miso,
dan takuan (asinan lobak) yang merupakan makanan khas Jepang.

[sunting]Ciri khas
Hidangan kaiseki untuk sarapan pagi

[sunting]Bahan makanan
Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian (sayuran dan kacang-
kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupadashi yang dibuat dari konbu, ikan dan shiitake,
ditambah miso dan shōyu. Berbeda dengan masakan negara-negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak
menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji
(seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang
berbau tajam seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap
biasanya berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang
umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang tinggi.

[sunting]Bumbu

Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan sesuai urutan sa-shi-
su-se-so yang merupakan singkatan dari:

 gula pasir (satō)

 garam (shio)

 cuka (su)

 shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu untuk shōyu)

 miso (miso).

Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan pertama kali, diikuti
garam, cuka, kecap asin, dan miso.

[sunting]Penyajian makanan
Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari
masakan Cina atau masakan Eropa, masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam penyajian.
Dalam budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan secara bertahap, mulai dari hidangan
pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan hidangan penutup. Masakan Jepang dihidangkan
semuanya secara sekaligus. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak dikenal perbedaan
antara tata cara penyajian di rumah dengan tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki
merupakan pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.

Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari masakan Eropa atau
masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di dalam mulut. Asinan sayur-sayuran
mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan
nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus
mempunyai rasa asli bahan makanan tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan
menampilkan rasa asli dari bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak dengan bumbu yang
berbau tajam. Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan
kesegaran bahan makanan.

Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang. Mereka dituntut memiliki keahlian
dalam pengolahan bahan makanan, pengetahuan tentang alat-alat makan, serta pemilihan suasana yang tepat
untuk menikmati makanan. Masakan Jepang sangat berbeda dari masakan Perancis yang sangat maju dalam
pembagian keahlian di dapur dan pelayanan terhadap tamu di ruang makan.

Peralatan makan untuk masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau kayu yang dipernis
dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga memiliki mangkuknasi dan sumpit sendiri,
dan tidak saling dipertukarkan dengan milik anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai bisa berupa
sumpit kayu, sumpit bambu, atau sumpit sekali pakai. Sebelum teknik pembuatan keramik dikenal di Jepang,
sebagian besar alat makan dibuat dari kayu yang dipernis. Alat makan dari porselen umumnya diberi hiasan
gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias hidangan.

Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan dari keramik. Piring bisa
saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat mencolok dibandingkan piring makanan
Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk
masakan Cina atau Korea. Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan
sederhana, sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.

[sunting]Sejarah

[sunting]Awal sejarah tertulis


Nihon Shoki adalah literatur klasik yang memuat sejarah tertua tentang masakan Jepang. Di dalamnya
dikisahkan tentang nenek moyang klan Takahashi bernama Iwakamutsukari-no-mikoto. Makanan yang
dihidangkannya berupa namasu ikan cakalang dan potongan kerang (hamaguri) yang diacar dengan cuka.
Hidangan istimewa tersebut dibuatnya untuk Kaisar Keiko yang sedang mengunjungi Provinsi Awa ketika
bersedih atas kematian Yamato Takeru. Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan
kemudian dimuliakan sebagai dewa masakan.
[sunting]Asal usul masakan
Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Lauknya berupa bahan makanan yang direbus (nimono),
dipanggang, atau dikukus. Cara mengolah makanan dengan menggoreng mulai dikenal sejak zaman Asuka,
dan berasal dari Semenanjung Korea dan Cina. Teh dan masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan
dengan masuknya agama Buddha, namun hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan biksu
adalah masakan vegetarian yang disebut shōjin ryōri. Hewan peliharaan dan binatang buas
seperti monyet dilarang untuk dijadikan bahan makanan. Di dalam literatur klasik Engishiki juga diceritakan
tentang ikan hasil fermentasi yang disebut narezushi yang dipakai sebagai persembahan di Jepang bagian
barat.

[sunting]Masakan zaman Nara


Pengaruh kuat kebudayaan Cina pada zaman Nara ikut memengaruhi masakan Jepang pada zaman Nara.
Makanan dimasak sebagai hidangan upacara dan ketika ada perayaan yang berkaitan dengan musim.
Sepanjang tahunnya selalu ada perayaan dan pesta makan. Teknik memasak dari Cina mulai dipakai untuk
mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Cina dengan keadaan alam di Jepang
akhirnya melahirkan masakan yang khas Jepang.

[sunting]Masakan zaman Heian


Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan Cina. Orang Jepang
waktu itu mulai mengenal makanan seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti Tang (tōgashi), dan natto. Aliran
memasak dan etiket makan berkembang di kalangan bangsawan. Atas perintah kaisar Kōkō, Fujiwara no
Yamakage menyunting buku memasak aliran Shijō yang berjudul Shijōryū Hōchōshiki. Sampai saat ini, rumah
makan tradisional Jepang masih sering memiliki altar pemujaan untuk Fujiwara no Yamakage dan
Iwakamutsukari-no-mikoto.

[sunting]Masakan zaman Kamakura


Makanan olahan dari tahu yang disebut ganmodoki mulai dikenal bersamaan dengan makin populernya tradisi
minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman Kamakura, makanan dalam porsi kecil untuk biksu yang menjalani
latihan disebut kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai memperkenalkan teh yang dibawanya dari Cina untuk
dinikmati dengan hidangan kaiseki. Masakan ini nantinya berkembang menjadi makanan resepsi yang juga
disebut kaiseki, tapi ditulis dengan aksara kanji yang berbeda.

[sunting]Masakan zaman Muromachi


Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai ikut dalam urusan masak-memasak di istana kaisar. Tata
krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Aliran etiket Ogasawara yang masih dikenal sekarang
bermula dari etiket kalangan samurai dan bangsawan zaman Muromachi.
Chūnagon bernama Yamakage no Masatomo mendirikan aliran memasak Shijōryū. Aliran ini menerbitkan buku
memasak berjudul Shijōryū Hōchōsho (Buku Memasak Aliran Shijō). Sementara itu, klan Ashikaga mendirikan
aliran memasak Ōkusaryū. Orang mulai menjadi cerewet soal cara memasak dan menghidangkan makanan.
Makanan gaya honzen (honzen no seishiki) dan gaya kaiseki merupakan dua aliran utama masakan Jepang
zaman Muromachi. Dalam gaya honzen, makanan dihidangkan secara individu di atas meja pendek yang
disebut ozen. Porsi yang dihidangkan cukup untuk dimakan satu orang. Dalam gaya kaiseki, makanan
dihidangkan dalam porsi kecil seperti makanan yang dihidangkan dalam upacara minum teh.

Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk "luar negeri", khususnya Portugal dan Asia Tenggara.
Dari kata namban dikenal istilah nambansen (kapal dari luar negeri). Kedatangan kapal-kapal dari luar negeri
dari zaman Muromachi hingga zaman Sengoku membawa serta berbagai jenis masakan yang disebut namban
ryōri (masakan luar negeri) dan nambangashi (kue luar negeri). Kue kastela yang menggunakan resep dari
Portugal adalah salah satu contoh dari nambangashi.

[sunting]Masakan zaman Edo


Kebudayaan orang kota berkembang pesat pada zaman Edo. Makanan penduduk kota seperti tempura dan
teh gandum (mugicha) banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu, di Edo mulai banyak dijumpai
rumah makan khusus soba dan nigirizushi. Ōrusuichaya adalah sebutan untuk rumah makan tradisional
(ryōtei) yang digunakan samurai sewaktu menjamu tamu dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara
santai sambil meminum sake, dan tidak mengikuti tata cara makan formal seperti masakan kaiseki atau
masakan Honzen. Masakan Ōrusuichaya disebut masakan kaiseki (会席料理 kaiseki ryōri?, masakan jamuan
makan), dan ditulis dengan aksara kanji yang berbeda dari "kaiseki" untuk upacara minum teh.

Teknik pembuatan kue-kue tradisional Jepang (wagashi) berkembang pesat berkat tersedianya gula yang
sudah menjadi barang yang lumrah. Alat makan dari keramik dan porselen mulai banyak digunakan dan diberi
hiasan berupa gambar-gambar artistik yang dikerjakan secara serius. Daging ternak mulai dikonsumsi orang
Jepang dan daging sapi dimakan sebagai obat. Sejak pertengahan zaman Edo mulai dikenalnya teknik seni
ukir sayur, dan makanan mulai dihias dengan hiasan dari lobak (wachigai daikon). Pada waktu itu juga mulai
dikenal telur rebus aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih telur di dalam (kimigaeshi tamago).

[sunting]Masakan Kanto
Masakan Jepang zaman modern adalah hasil penyempurnaan masakan zaman Edo. Daimyo dari seluruh
penjuru Jepang mengenal kewajiban sankin kōtai. Mereka wajib datang ke Edo untuk menjalankan tugas
pemerintahan bersama shogun. Kedatangan daimyo dari seluruh pelosok negeri membawa serta cara
memasak dan bahan makanan khas dari daerah masing-masing. Bahan makanan yang dibawa rombongan
daimyo dari seluruh pelosok Jepang menambah keanekaragaman masakan Jepang di Edo. Semuanya
ditambah dengan makanan laut segar dan enak dariTeluk Edo yang disebut Edomae. Hasil laut dari Samudera
Pasifik seperti ikan tongkol sudah dijadikan menu tetap sewaktu membuat sashimi.
Ikan dari familia Sparidae yang dikenal di Jepang sebagai ikan tai merupakan lambang kemakmuran di
Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh tanpa dipotong-potong merupakan hidangan istimewa pada
kesempatan khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta makan terdiri dari dua jenis: makanan untuk
dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi sebagai hiasan. Panggang ikan tai termasuk dalam
makanan hiasan yang boleh saja dimakan di tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih
merupakan hiasan karena dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai oleh-oleh. Tradisi
membawa pulang makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah berasal dari zaman Edo dan
terus berlanjut hingga sekarang. Selain ikan panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa
pulang kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.

Masakan yang lahir dari berbagai keanekaragaman di daerah Kanto disebut masakan Edo atau masakan
Kanto. Sebutan masakan Kanto digunakan untuk membedakannya dari masakan Kansai yang sudah dikenal
orang lebih dulu. Ciri khas masakan Kanto adalah penggunaan kecap asin (shōyu) sebagai penentu rasa,
termasuk untuk makanan berkuah (shirumono) dan nimono. Tradisi membawa pulang makanan pesta
merupakan alasan penggunaan kecap asin dalam jumlah banyak dalam masakan Kanto, maksudnya agar rasa
tetap enak walaupun sudah dingin. Berbeda dengan masakan Kanto, masakan Kansai justru tidak terlalu asin
walaupun mengandalkan garam dapur sebagai penentu rasa.

[sunting]Masakan Kansai
Masakan Kansai adalah sebutan untuk masakan Osaka dan masakan Kyoto. Berbeda dari budaya Edo yang
gemerlap, masakan Kyoto mencerminkan budaya Kyoto yang elegan. Masakan Kyoto dipengaruhi masakan
kuil Buddha. Ciri khasnya adalah penggunaan banyak sayur-sayuran, tahu, kembang tahu, namun
sedikit makanan laut karena letak geografis Kyoto yang jauh dari laut. Masakan Kyoto melahirkan cara
memasak dengan bumbu seminimal mungkin agar rasa asli tahu atau kembang tahu (yang memang sudah
"tipis") tidak hilang. Kepandaian mengolah ikan kering seperti bodara (ikan cod kering)
dan migakinishin (ikan hering kering) menjadi hidangan yang enak merupakan keistimewaan masakan Kyoto.

Osaka adalah kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah. Oleh karena itu, masakan Osaka mengenal
berbagai cara pengolahan hasil laut. Makanan laut diolah agar enak untuk langsung dimakan di tempat dan
tidak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka tidak mementingkan rasa makanan kalau sudah
dingin karena pada prinsipnya "makanan yang habis dimakan". Prinsip masakan Osaka bertolak belakang
dengan prinsip masakan Kanto yang memikirkan rasa makanan kalau sudah dingin.

[sunting]Pengaruh masakan Barat


Pada awal zaman Meiji, masakan Eropa mulai dikenal orang Jepang yang melakukan kontak sehari-hari
dengan orang asing. Di kalangan rakyat tercipta makanan gaya Barat (yōshoku) yang merupakan adaptasi
masakan Eropa. Berbagai aliran memasak mengalami kemunduran, dan aliran Hōchōshiki merupakan satu-
satunya aliran yang terus bertahan. Pelarangan makan daging dihapus sesuai kebijakan Pemerintah Meiji
tentang Haibutsu Kishaku dan Shinbutsu Bunri sehingga tercipta sukiyaki. Sementara itu, honzen ryōri yang
merupakan aliran utama masakan Jepang mulai ditinggalkan orang. Hidangan kaiseki telah menjadi makanan
standar di rumah makan tradisional (ryōtei) dan penginapan tradisional (ryokan).

Masakan vegetarian (shōjinryōri) berlanjut sebagai tradisi kuil agama Buddha. Hidangan porsi kecil yang
disebut kaiseki ryōri (懐石料理?) bertahan hingga kini sebagai hidangan upacara minum teh. Di bidang
pertanian, sawi dan spinacia mulai ditanam secara besar-besaran. Di kota-kota mulai banyak dijumpai rumah
yang memiliki meja pendek yang disebut chabudai sebagai penggantinampan berkaki yang disebut ozen.
Keberadaan chabudai yang bisa dipakai sebagai meja makan untuk empat orang mengubah acara makan
yang dulunya dilakukan sendiri-sendiri denganozen pribadi menjadi acara berkumpul keluarga.

Akibat gempa bumi besar Kanto yang memakan korban jiwa besar-besaran, juru masak pewaris tradisi
masakan Edo ikut menjadi berkurang, dan tradisi masakan honzen mulai memudar. Etiket makan mulai
longgar, dan orang Jepang semakin menyukai suasana santai sewaktu makan. Setelah Perang Dunia II,
kemudahan transportasi dan kemajuan bidang komunikasi menyebabkan tipisnya perbedaan antardaerah soal
bahan makanan dan cara memasak untuk makanan yang sama. Walaupun demikian, perbedaan mendasar
dalam soal bumbu dan selera masih tersisa.

[sunting]Bahan dan bumbu


[sunting]Bahan makanan sejak zaman kuno

 Palawija, sayuran, kacang-kacangan (kedelai), soba, buah-buahan, dan umbi.

 Tanaman liar, jamur, rumput laut

 Telur ayam, makanan laut


[sunting]Bumbu sejak zaman kuno

 Garam

 Cuka

 Miso

 Shōyu

 Wasabi

 Jahe

 Andaliman (sanshō)

 Daun bawang (jenis daun bawang dengan lebih banyak bagian batang berwarna hijau (aonegi) digunakan
di daerah Kansai, sementara daun bawang dengan lebih banyak bagian batang berwarna putih
(nebukanegi) disenangi di daerah Kanto)

 Daun shiso sebagai penyedap


 Cabai merah dalam jumlah sangat sedikit, terutama untuk campuran bubuk shichimi

 Dashi
[sunting]Bahan makanan sejak zaman Meiji

 Daging hewan ternak

 Sawi

 Bawang bombay
[sunting]Bumbu dan rempah-rempah dari luar negeri

 Merica (dari Cina)

 Saus uster

 Mayones

 Bubuk kari
[sunting]Kategori

[sunting]Masakan tradisional

 Honzenryōri (本膳料理?)

Masakan yang mulai dikenal pada zaman Edo, dan mendapat pengaruh dari masakan
kalangan samurai tapi akhirnya menghilang pada zaman Meiji.

 Shōjinryōri (精進料理?)

Masakan tanpa daging di kuil agama Buddha.

 Kaisekiryōri (懐石料理?, masakan Kaiseki)

Masakan yang dihidangkan dalam tahap-tahap penyajian dalam porsi kecil.

 Kaisekiryōri (会席料理?, masakan jamuan makan)

Makanan jamuan pesta di rumah makan tradisional Jepang (ryōtei) yang dinikmati sambil minum sake.
Penyajian dilakukan secara bertahap seperti masakan kaiseki.
[sunting]Makanan sehari-hari

 Masakan nasi

 Nasi

 Nasi putih, nasi merah (sekihan), kowameshi

 Nasi dari beras yang belum disosoh


 Nasi bercampur gandum (mugimeshi)

 Onigiri

 Nasi berbumbu cuka

 Sushi

 Oshizushi

 Bubur (okayu), bubur dari nasi (zōsui atau ojiya)

 Ochazuke

 Takikomigohan (nasi yang ditanak dengan sedikit lauk)

 Donburi

 Kakegohan (nasi yang dituangi sesuatu): mugitoro (gandum yang ditanak dan


dituangi parutan umbi yamaimo atau nagaimo).

 Mochi dan dango

 Makanan berkuah (shirumono)

 Sup miso

 Sumashijiru (suimono)

 Sashimi

 Tessa (sashimi ikan fugu)

 Tataki (potongan besar ikan yang digarang dengan api besar, matang di bagian
luar, mentah di bagian dalam)

 Tsuke (sashimi yang direndam dengan kecap asin)

 Tsukemono (sayuran yang diasin): takuan, umeboshi, shibazuke, misozuke (fermentasi


dengan miso), kasuzuke (fermentasi dengan ampas sake), nukazuke (fermentasi
dengan kulit ari beras), wasabizuke (campuran sayuran dengan pasta wasabi)

 Mi: udon, soba, sōmen

 Nabe: oden, mizudaki, shabu-shabu, sukiyaki,

 Makanan goreng: tempura, satsuma-age, kakiage, karaage

 Makanan panggang: ikan panggang, teriyaki, yakitori, kabayaki

 Nimono: nikujaga, kinpira

 Makanan kukus: chawanmushi, sakamushi (tumis dengan sake)


 Nerimono: bentuk goreng-gorengan dari daging ikan yang dihaluskan dan ditambah
tepung.

 Aemono: sayur yang direndam saus berbahan cuka atau miso.

 Ohitasi: sayur rebus yang dibumbui dashi.


[sunting]Masakan asal luar Jepang

 Nasi kari (curry rice)

 Furai: goreng-gorengan dengan tepung panir seperti ebi furai, tonkatsu, dan kroket

 Hayashi rice: nasi berkuah daging yang dimasak dengan saus tomat dan saus
demiglace.

 Napolitan: spaghetti bumbu saus tomat

 Yakiniku: Daging panggang yang diciptakan orang Korea yang tinggal di Jepang. Di
Korea disebut sebagai daging panggang ala Jepang.

 Yakisoba

 Ramen
Udon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Udon kuah sederhana (Su-udon atau Kakeudon)

Udon (うどん,饂飩?) adalah salah satu jenis mi yang sudah dikenal di Jepang sejak dulu, dibuat dari tepung
terigu dan berbentuk tebal serta agak lebar.

Daftar isi
  [sembunyikan] 

1 Definisi

2 Sejarah

3 Udon di berbagai daerah

o 3.1 Kuah

4 Jenis-jenis udon

o 4.1 Berdasarkan bentuk

o 4.2 Berdasarkan cara pembuatan

o 4.3 Berdasarkan bentuk fisik

5 Berdasarkan cara masak

o 5.1 Udon yang disajikan panas-panas

o 5.2 Udon yang disajikan dingin

o 5.3 Cara makan yang lain

6 Berdasarkan lauk

o 6.1 Su-udon (Kakeudon)

o 6.2 Kayaku udon

o 6.3 Kitsune udon
o 6.4 Tsukimi udon

o 6.5 Tempura udon

o 6.6 Tanuki udon dan Haikara udon

o 6.7 Kare udon

o 6.8 Niku udon

o 6.9 Chikara udon

o 6.10 Shippoku udon

o 6.11 Ankake udon

7 Penyedap

8 Masakan udon berbagai daerah

9 Pranala luar

[sunting]Definisi

Sesuai standar JAS, udon berbentuk bulat seperti pipa harus berdiameter di atas 1,7 mm, sedangkan udon
berbentuk pipih harus memiliki lebar di atas 1,7 mm. Hiyamugi terlihat mirip dengan udon namun lebih
langsing. Hiyamugi mempunyai diameter 1,2-1,7 mm dan ketebalan 1,0-2,0 mm. Selain disebut Hiyamugi,
udon yang langsing juga disebut Hosoudon.

Tepung terigu berprotein sedang atau rendah diulen dengan air dan sedikit garam untuk membuat adonan
udon. Setelah adonan dipotong-potong, udon bisa langsung direbus. Udon rebus biasanya dimakan bersama
kuah yang dibuat dari dashi dengan tambahan kecap asin yang disebut tsuyu. Di Jepang bagian barat, kuah
udon berwarna coklat muda hampir bening karena memakai kecap asin encer (usukuchi shōyu). Sedangkan di
Jepang bagian timur, kuah udon berwarna gelap hampir hitam karena memakai kecap asin kental (koikuchi
shōyu).

Di Jepang, udon merupakan makanan rakyat, berharga murah dan banyak dimakan sebagai pengganti nasi.
Orang Jepang sejak dulu sudah akrab dengan udon dan sering dimakan beramai-ramai sewaktu ada
keramaian atau perayaan. Variasi cara memasak dan jenis lauk yang digunakan berbeda-beda bergantung
pada daerahnya di Jepang.

[sunting]Sejarah

Di zaman kuno, udon dilafalkan sebagai "undon". Konon orang Jepang mengenalnya di abad pertengahan
sebagai makanan asal Tiongkok. Sampai sekarang, pangsit (wonton) dalam dialek Wuditulis sebagai 餛飩 dan
dibaca sebagai undon.
Dalam kitab Engishiki, "undon" diperkenalkan sebagai salah satu jenis makanan dari dinasti Tang. Tapi
"undon" zaman itu mungkin lebih dekat dengan pangsit, karena berupa daging dibungkus lembaran tepung
yang digilas tipis.

Udon yang dikenal sekarang ini dulunya disebut Kirimugi, dan baru disebut "udon" sejak zaman Edo. Pada
waktu itu, "udon" adalah nama untuk sejenis masakan berupa kirimugi yang dimakan dengan kuah hangat,
atau didinginkan dengan air es setelah direbus.

[sunting]Udon di berbagai daerah

Menurut pembagian yang dibuat orang awam, udon identik dengan Jepang bagian
barat sedangkan soba identik dengan Jepang bagian timur. Pembagian model ini tidak sepenuhnya benar,
banyak wilayah di Jepang bagian timur yang sekaligus mengenal soba dan udon.

Udon sudah dikenal luas penduduk Edo sejak zaman Edo. Di paruh pertama zaman Edo, soba berbentuk mi
belum dikenal. Ketika orang masih menikmati tepung soba dalam bentuk Sobagaki, udon sudah merupakan mi
yang populer. Tapi setelah dikenal mi dari soba yang kepopulerannya diangkat rumah makan khusus soba
(sobaya), udon tidak lagi merupakan makanan populer di Edo.

Di Tokyo dan sekitarnya, rumah makan khusus udon memang tidak banyak dijumpai dibandingkan di
daerah Kansai. Sebaliknya di daerah Kansai hampir sulit ditemui rumah makan khusus soba. Di dalam menu
penjual udon di daerah Kansai biasanya juga tersedia soba. Selain itu, rumah makan yang menyediakan soba
sering menyebut dirinya rumah makan udon.

Kepopuleran Sanuki udon di tahun 2000 sempat membuka peluang bagi ekspansi restoran udon model
waralaba di wilayah Kanto. Sayangnya, sejak tahun 2004 minat orang terhadap Sanuki udon terlihat cenderung
menurun. Di daerah asal Sanuki udon di Prefektur Kagawa, hanya ada sedikit penjual udon yang mau
memasukkan soba ke dalam menu.

[sunting]Kuah

Kuah udon di daerah Kanto berbeda dengan kuah udon di daerah Kansai. Di daerah Kanto, kuah berwarna
gelap dan terasa lebih asin. Sedangkan di daerah Kansai, kuah nyaris bening dan tidak asin.

Di daerah Kanto, kuah udon secara umum dibuat berdasarkan takaran untuk membuat kuah soba. Kuah udon
ala Kanto dibuat dari campuran dashi dan kaeshi (mirin dan gula yang dimasak bersama kecap asin). Di
daerah Kansai, kuah udon berupa dashi yang dibuat dari campuran berbagai bahan
seperti: kombu, sababushi, katsuobushi, shiitake, dan niboshi yang sudah sedikit digongseng. Ditambah kecap
asin encer yang warnanya tidak terlalu gelap, kuah udon yang dihasilkan berwarna hampir bening.

Kuah udon di daerah Kanto sering dianggap terlalu asin bagi orang Kansai, bahkan dari cuma melihatnya saja.
Orang asal Kansai sering tidak mau makan udon ala Kanto yang kuahnya berwarna gelap hingga dasar
mangkok menjadi tidak kelihatan. Asin atau tidak asin sebenarnya tidak bisa ditentukan dari warna kuah.
Kecap asin kental yang digunakan di daerah Kanto hanya memiliki aroma dan warna yang lebih pekat.
Sedangkan kadar garam yang dikandung kira-kira hampir sama dengan kecap asin encer di daerah Kansai.

Sebagai jalan tengah, rumah makan udon di daerah Kanto perlu menuliskan udon yang dijualnya sebagai ala
Kansai atau ala Kanto. Prefektur Shiga, Prefektur Gifu, Prefektur Aichi, danPrefektur Shizuoka sering dipakai
orang sebagai garis batas yang memisahkan udon ala Kansai dan udon ala Kanto. Di tempat-tempat tersebut
bisa ditemui udon dalam dua versi.

Pembagian udon ala Kanto dan ala Kansai bisa juga ditemui di kios-kios penjual mi soba yang ada di dalam
stasiun JR sepanjang jalur utama Tokaido. Kuah yang digunakan penjual soba di stasiun kereta api JR mulai
dari stasiun Sekigahara ke arah timur, seperti Nagoya dan Gifu adalah kuah kental ala Kanto. Sebaliknya,
penjual soba dari stasiun Sekigahara ke arah barat semuanya menggunakan kuah encer ala Kansai.

[sunting]Jenis-jenis udon
[sunting]Berdasarkan bentuk

 Udon tebal (futo udon)

 Udon tipis (hoso udon)

 Udon kecil-kecil (himokawa udon)


[sunting]Berdasarkan cara pembuatan

 Teuchi (udon buatan tangan)

Adonan udon digilas tipis dan dipotong memakai pisau secara manual. Disebut juga Teuchi Udon, dan
banyak ditawarkan rumah makan udon kelas menengah hingga kelas atas.

 Kikaiuchi (udon buatan mesin)

Dibuat di pabrik dengan mesin otomatis sehingga harganya murah. Sebagian besar udon yang dijual
di Jepang merupakan produksi pabrik.

 Tenobe (udon yang dilebarkan dengan tangan)

Udon jenis ini termasuk langka, dibuat dengan cara menarik-narik adonan dan melipatnya berkali-kali
dengan menggunakan dua batang kayu atau sumpit panjang. Cara ini mirip dengan teknik
pembuatan somen atau mi tradisional Tiongkok.
[sunting]Berdasarkan bentuk fisik

 Tama udon (udon bundar)


Udon mentah yang baru jadi direbus dengan air mendidih selama 1 menit. Setelah itu udon diangkat
dan dibundarkan. Sebelum dimakan, udon masih harus direbus kembali dan ditiriskan. Udon jenis ini
masih banyak mengandung air dan tidak tahan lama disimpan. Tama udon yang dimasukkan ke
dalam kantong plastik disebut Yude udon (udon rebus) dan banyak dijual di pasar-pasar swalayan di
Jepang.

 Nama udon (udon segar)

Udon yang baru jadi, ditaburi tepung dan dibungkus. Udon segar biasanya lebih enak dari jenis udon
lainnya, tapi tidak tahan lama disimpan. Selama belum direbus, tepung terigu yang dikandung udon
terus mengalami proses pematangan. Udon segar harus segera dimasak karena cuma tahan
beberapa hari saja. Sebelum dihidangkan, udon segar harus direbus dan ditiriskan airnya.

 Hoshi udon (udon kering)

Udon yang dijadikan udon kering biasanya adalah hoso udon (udon tipis). Setelah jadi, udon dilipat
sama panjang, berbentuk persegi empat dengan panjang sekitar 20 cm dan dikeringkan. Udon kering
bisa tahan lama disimpan dan sebelum dimakan harus direbus terlebih dulu. Dibandingkan dengan
udon segar, udon yang sudah dikeringkan rasanya tidak begitu enak. Udon jenis ini sering digunakan
untuk membuat udon goreng yang disebut Yakiudon.

 Reitō udon (udon beku)

Setelah direbus dengan air mendidih, udon langsung dibekukan. Jenis udon segar yang dibekukan
tanpa direbus lebih dulu disebut Reitonama udon (udon segar beku). Air yang terkandung di dalam
berbagai jenis mi akan mengembang bila dibekukan. Susunan molekul tepung terpecah-pecah
sehingga rasa mi menjadi kurang enak. Agar udon beku yang sudah direbus bisa kenyal kembali,
produsen udon sering menambahkan tapioka atau zat tepung yang lain.

 Udon instan

Udon instan yang dijual dalam kemasan mangkok biasanya sudah digoreng dengan minyak atau
mengalami proses freeze drying. Udon instan tahan lama dan bisa langsung dimakan setelah diseduh
air panas. Udon instan yang tidak digoreng tapi dikeringkan dengan hembusan udara panas sering
dianggap lebih enak.
[sunting]Berdasarkan cara masak
[sunting]Udon yang disajikan panas-panas
Nabeyaki udon

Misonikomi udon

 Udon rebus

Setelah direbus dan ditiriskan, udon diletakkan di dalam mangkok dan diberi kuah yang panas. Di
atasnya lalu diberi berbagai macam lauk. Di daerah Kanto, udon rebus yang di atasnya tidak diberi
apa-apa disebut Kakeudon, sedangkan di daerah Kansai disebut Su-udon.

Udon kuah yang tidak diberi apa-apa merupakan cara menikmati udon yang paling umum di daerah
Kansai. Udon yang lebih lunak lebih disukai di daerah Kansai, karena bisa menyerap kuah lebih
banyak. Tapi di daerah Kansai juga terdapat banyak rumah makan Sanuki udon yang menyajikan
udon yang lebih kenyal.

 Kama-age udon

Udon yang sudah direbus tidak ditiriskan dulu dan langsung disajikan di dalam pancinya yang disebut
"kama". Udon dimakan sesuap demi sesuap dengan sumpit setelah sebelumnya dicelupkan dalam
kuah yang ada di mangkok terpisah.

 Bukkake udon

Setelah direbus, udon dicuci sekali dengan air dingin untuk menghilangkan lendir yang tersisa.
Disajikan sewaktu masih hangat atau didinginkan lebih dulu. Udon disajikan di dalam mangkok
dengan sedikit kuah kental yang dibuat dari dashi kombu dan kecap asin. Sebelum dimakan, udon
perlu diaduk-aduk lebih dulu. Di atasnya sering dihias dengan telur puyuh mentah dan katsuobushi.

 Nikomi udon

Udon yang dihidangkan di hotpot (mangkuk tanah liat) merupakan makanan musim dingin. Secara
umum di Jepang dikenal sebagai Nabeyaki udon. Prefektur Aichi terkenal masakan udon
bernama Misonikomi udon. Udon yang sudah direbus, digodok kembali di dalam kuah miso (hatchō
miso) yang kental hingga rasa miso menyerap ke dalam udon dan dihidangkan panas-panas.
[sunting]Udon yang disajikan dingin

 Hiyashi udon

Udon yang sudah direbus, didinginkan dulu dengan air es. Udon disajikan di dalam mangkok dan
dituangi saus (tsuyu) yang juga dingin. Hiyashi udon merupakan makanan di musim panas.
Dihidangkan bersama penyedap seperti daun bawang, parutan jahe, wijen, atau myōga.

 Zaru udon

Udon yang sudah direbus, didinginkan dengan air es dan ditiriskan. Udon disajikan di atas nampan
kecil dari bambu (zaru), sama seperti menghidangkan makanan yang disebut zarusoba. Sama seperti
Hiyashi udon yang dinikmati di musim panas, zaru udon dimakan sesuap demi sesuap dengan sumpit
setelah dicelupkan ke dalam kuah yang ada di mangkok terpisah.

 Bukkake udon

Udon yang sudah didinginkan dengan air es dihidangkan di dalam mangkuk bersama saus (tsuyu)
yang juga dingin. Di atasnya diletakkan berbagai macam gorengan (tempura) atau dimakan bersama
parutan lobak.

 Sarada udon (selada udon)

Udon dingin diletakkan di atas berbagai macam sayur-sayuran seperti ketimun, daun selada, dan
tomat. Saus untuk selada (dressing) bisa berupa mayones atau campuran cuka dan kecap asin
dengan rasa wijen.
[sunting]Cara makan
yang lain

 Yakiudon

Sebagai pengganti mi, udon dimasak seperti Yakisoba. Cara masak udon seperti ini baru dikenal
sejak tahun 1970-an.
 Age udon

Udon segar dipotong-potong sama panjang dan digoreng seperti french fries. Dimakan
sebagai makanan ringan dengan taburan garam sewaktu minum bir.
[sunting]Berdasarkan lauk

Kitsune udon

[sunting]Su-udon (Kakeudon)
Udon setelah direbus diberi kuah dan dimakan tanpa lauk selain irisan daun bawang. Su-udon
merupakan cara menikmati udon yang paling sederhana. Warna kuah Su-udon berbeda antara
versi Kansai dan Kanto.

[sunting]Kayaku udon
Kayaku udon adalah udon dengan berbagai macam lauk yang diletakkan di atasnya. Di daerah
Kansai, "kayaku" berarti lauk tapi istilah ini mungkin tidak dimengerti orang di daerah Kanto yang
menyebut lauk sebagai "tanemono". Di beberapa tempat di Jepang bagian barat, udon jenis ini
dikenal sebagai "Okame udon," dengan lauk seperti naruto (irisan bakso ikan dengan sedikit
warna merah jambu), spinacia dan daging ayam.

[sunting]Kitsune udon
Aburage yang dimasak manis dengan kecap asin dan gula diletakkan di atas udon kuah. Kitsune
udon merupakan makanan populer di daerah Kansai. Di beberapa daerah, udon kuah dengan
aburage dikenal juga sebagai Tanuki udon.

[sunting]Tsukimi udon
Udon diletakkan di dalam mangkuk, di atasnya diletakkan telur mentah dan disirim dengan kuah
dashi yang panas. Dalam bahasa Jepang, "tsukimi" berarti "melihat bulan", putih telur yang
terkena kuah panas terlihat seperti awan dan kuning telur pada udon terlihat bulat seperti bulan.

[sunting]Tempura udon
Udon kuah yang di atasnya diberi tempura (udang atau cumi-cumi) dan kakiage.

[sunting]Tanuki udon dan Haikara udon


Di daerah Kanto, udon kuah dengan taburan tenkasu disebut Tanuki udon. Di daerah Kansai,
hidangan yang sama disebut Haikara udon, sedangkan di Kyoto, Tanuki udon berarti udon kuah
yang diatasnya diberi irisan aburage.

[sunting]Kare udon
Kuah dibuat dari dashi ditambah bubuk kare dan sedikit dikentalkan dengan tambahan tepung.
Daging yang digunakan adalah daging sapi.

Kare udon baru dikenal pada zaman Meiji, mulanya dianggap orang sebagai makanan luar biasa
aneh. Tapi sekarang hampir semua penjual udon di Jepang menyediakan kare udon.

Kare udon sering tidak disukai orang karena mengotori baju sewaktu dimakan. Udon yang licin
sulit diangkat dengan sumpit dan udon yang jatuh mencipratkan kuah kare ke
baju. Celemeksering disediakan rumah makan udon untuk tamu yang takut bajunya kotor akibat
makan kare udon.

[sunting]Niku udon
Udon kuah dengan lauk daging sapi yang dimasak dengan kecap asin. Di daerah Kanto, daging
yang dipakai adalah daging babi.

[sunting]Chikara udon
Chikara udon berarti "udon tenaga," berupa udon kuah dengan tambahan mochi di atasnya.

[sunting]Shippoku udon
Udon kuah khas Kyoto dengan jamur shiitake yang sudah dimasak dengan kecap
asin, kamaboko, dan fu.

[sunting]Ankake udon
Udon dengan kuah yang dikentalkan dengan tepung. Udon jenis ini sering dijumpai di Kyoto dan
dimakan bersama penyedap irisan daun bawang dan parutan jahe.

[sunting]Penyedap

Udon biasanya dimakan bersama irisan daun bawang. Jenis daun bawang yang digunakan juga
berbeda antara daerah Kansai dan daerah Kanto.
Sampai pertengahan zaman Edo, udon juga sering dimakan dengan merica. Selain itu, udon
sering diberi taburan bubuk cabai (ichimi togarashi), bubuk cabai bercampur berbagai rempah
(hichimi togarashi), dan parutan jahe.

[sunting]Masakan udon berbagai daerah

Di berbagai daerah di Jepang terdapat banyak sekali variasi masakan udon, dan beberapa di
antaranya yang terkenal:

 Bei kare udon dari kota Bei di Hokkaido

 Inaniwa udon dari Prefektur Akita.

 Ise udon dengan kuah kental berwarna gelap dari Prefektur Mie

 Kishimen udon dengan udon berbentuk pipih dari daerah Nagoya

 Sanuki udon yang tebal dan kenyal dari Prefektur Kagawa

 Hoto udon yang pipih dan lebar dari Prefektur Yamanashi

 Dangojiru dari Prefektur Ōita, mirip dengan Hoto udon


Bantuan Pemula
Untuk Anda yang masih ingin memulai belajar membuat bento, jangan khawatir, saya akan berusaha
membantu Anda. ^^

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul seputar bento :

         Apa sih Bento itu?


         Apa yang dimaksud dengan bento tools? Dan Apa sajakah bento tools itu?
         Bagaimana cara saya memulai membuat bento?
         Saya ingin membeli bento tools, tapi tidak tahu yang mana yang diperlukan?
         Apakah ada paket pemula?
         Apa perbedaan bento dengan kyaraben? Apa itu kyaraben?
         Bagaimana cara membuat kyaraben?
         Apa itu nori?
         Apa itu egg sheet? Bagaimana cara membuatnya?
         Bahan dasar apa lagi yang digunakan untuk membuat bento?

Apa sih Bento itu?

Bento adalah istilah yang digunakan orang Jepang untuk menyebut kotak bekal makan siang.Biasanya
orang Jepang menata dan menghias makanan di dalamnya dengan cantik dan indah.

 
picture taken from here
 

Apa yang dimaksud dengan bento tools? Dan Apa sajakah bento tools itu?

Bento tools adalah peralatan yang digunakan untuk mempermudah membuat bento. Di Forbento, kami
membagi bento tools ke dalam beberapa kategori, seperti rice mould, egg mould, bento cutter, dsb.
Kategori ini dibuat oleh Forbento, hanya untuk mempermudah pencarian barang. Berikut ini akan
dijabarkan sedikit mengenai bento tools.

 
 

   Bento cutter :

   digunakan untuk memotong sayuran, ham, atau cheese. Umumnya bento cutter terbuat dari stainless
steel (seperti cookie cutter) atau plastik. 

   Egg mold / egg shaper :

   digunakan untuk mencetak dan membentuk telur rebus / telur goreng sesuai dengan bentuk cetakan.

   Rice mold :

   cetakan nasi. Alat ini memadatkan nasi menjadi sesuai bentuk cetakan.

   Sandwich mold / sandwich cutter :

   pemotong roti menjadi bentuk tertentu. 

   Divider cup :

   pemisah lauk atau makanan, agar tidak bersentuhan satu sama lain. Divider cup ini berbentuk cup,
makanan dapat diletakkan di dalamnya.

   Food divider :

   pemisah lauk atau makanan, agar tidak bersentuhan, dan juga berfungsi sebagai pemanis karena
bentuknya yg menarik. Food divider berupa lembaran plastik, yang diletakkan berdiri di samping
makanan.

   Lunch Pick :

   adalah tusukan makanan yg digunakan untuk memperindah bento. Lunch pick berukuran mini / kecil,
bukan sebagai garpu.

   Sauce cup :

   tempat wadah saus atau kecap atau mayonaise, dengan bentuk yang menarik dan lucu.

   Mini Fry Pan :

   penggorengan atau wajan yang digunakan untuk membuat telur atau pancake dengan bentuk tertentu.

   Nori Dried Laver :

   bahan makanan yg sering digunakan dlm membuat bento,terbuat dari rumput laut kering. Rasanya
seperti makanan laut / ikan.

   Nori Puncher :

   alat yang digunakan untuk melubangi nori menjadi bentuk tertentu. Alat ini berbentuk seperti alat plong
kertas, dengan ukuran kecil, dan bentuk bervariasi.

   Oil Absorbing Paper :

   kertas minyak, berguna untuk mengurangi kadar minyak pada makanan yang digoreng.

   Cutlery :
   peralatan makan, sumpit, sendok, garpu.

   Sushi mat :

   alat penggulung sushi, terbuat dari bambu ataupun plastik.

   Bento book :

   buku tips atau tutorial atau resep membuat bento atau kyaraben

   Jelly Mould :

   cetakan jelly berbentuk lucu

Bagaimana cara saya memulai membuat bento?

Untuk bento-ers pemula, saya menyarankan untuk mencari terlebih dahulu contoh bento yang ingin ditiru,
kemudian lakukan seperti pada contoh gambar.

Salah satu contoh tutorial kyaraben sheep oleh forbento sebagai berikut : 

Saya ingin membeli bento tools, tapi tidak tahu yang mana yang diperlukan?

Sebaiknya Anda melakukan survey contoh gambar bento terlebih dahulu, kemudian cari peralatan yang
tepat untuk membuat bento tersebut. Tidak semua peralatan bento digunakan dalam membuat sebuah
bento, bisa jadi di dalam sebuah bento hanya menggunakan 1 alat bento tool saja. Atau bahkan bisa jadi
membuat sebuah bento menggunakan 3-4 alat. Hal ini tergantung dari model bento yang ingin dibuat.

Untuk inspirasi model bento yang telah dibuat Forbento, dapat dilihat di Gallery , atau Anda juga dapat
mencarinya sendiri lewat Search Engine. ^_^

Apakah ada paket pemula?

Saat ini Forbento belum menyediakan paket pemula. Namun kami memberikan berbagai diskon menarik
yang dapat Anda manfaatkan, cek selalu promo dan diskon kami di menu Promo ya ^__^

Apa perbedaan bento dengan kyaraben? Apa itu kyaraben?

Kyaraben adalah bento dengan karakter tertentu. Sebuah bento, belum tentu memiliki karakter,
contohnya, jika Anda membuat makanan yg ditata dengan rapi dan manis di sebuah kotak bekal, hal ini
sudah dapat dinamakan bento. Namun, jika Anda menambahkan unsur sebuah karakter, misalnya
mickey mouse, atau panda, beruang, dll, maka bento tersebut dinamanakan kyaraben.

Bagaimana cara membuat kyaraben?

Umumnya kyaraben dibentuk dengan menggabungkan beberapa jenis makanan menjadi satu dengan
bentuk tertentu. Misalnya, Anda ingin membuat kyaraben panda, bahan dasarnya menggunakan nasi
yang ditata dengan bentuk bulat, kemudian untuk telinga, Anda dapat menambahkan telur yg dibentuk
setengah lingkaran, ditambah hiasan untuk mata dari tomat, dan seterusnya. Hal ini tergantung daya
imajinasi dan kreasi Anda.

Untuk menggabungkan beberapa makanan, ada yang menggunakan mie stik spaghetti, yang digoreng
terlebih dahulu beberapa saat. Kemudian stik tersebut ditusukkan pada sosis, atau makanan lain,
sehingga menempel menjadi bentuk tertentu.
Untuk menghias nasi, ada yang menggunakan nori, yang dibentuk dengan nori puncher, maupun
digunting menggunakan gunting secara manual.

Untuk membentuk karakter, ada yang menggunakan egg sheet, yaitu semacam lapisan lembaran telur,
yang kemudian dipotong-potong membentuk bentuk tertentu. Egg sheet dapat dicampur dengan
pewarna, sehingga menghasilkan warna-warni yang menarik.

Apa itu nori?

Nori adalah bahan makanan yg sering digunakan dlm membuat bento,terbuat dari rumput laut kering.
Nori berbentuk lembaran, sehingga sangat mudah untuk dipotong atau digunting. Rasa nori seperti
aroma laut, karena bahannya adalah rumput laut.

picture taken from here

Apa itu egg sheet? Bagaimana cara membuatnya?

Egg sheet adalah lembaran telur. Cara membuatnya adalah campuran telur, sedikit tepung maizena, dan
sedikitair. Egg sheet menggunakan maizena agar warna nya lebih lembut. Setelah dicampur, saring
terlebih dahulu agar campuran terlihat merata.

Bahan dasar apa lagi yang digunakan untuk membuat bento?

Untuk sayuran, biasanya menggunakan ketimun, wortel, yg dapat dibentuk menjadi bentuk yg lucu
seperti bunga, bintang, dsb. Kemudian ham, cheese, sosis juga bisa dihias menjadi berbagai bentuk
menarik. Tomat cherry, jagung manis rebus, bisa ditambahkan untuk menambah warna bento menjadi
cerah. Banyak sekali bahan yang bisa dipakai untuk menghias bento Anda.
picture taken from here , here , and here
Resep Masakan Jepang -
Mie Ayam Ramen
Written by Administrator   

Thursday, 15 March 2012 13:30

Ramen adalah masakan yang bahan utamanya adalah mie serta memiliki rasa yang pedas, Ramen ini berasal dari
Negeri Cina, ciri khas dari ramen adalah bentuk dari mienya yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan mie
lainnya, serta kuahnya terasa gurih dan berwarna kemerahan yang menimbulkan rasa cukup pedas. Mie Ramen
memiliki beberapa pilihan untuk kuahnya seperti mie ramen dengan kuah rasa kecap asin, kuah rasa tonkotsu, kuah
rasa shio (garam), kuah rasa miso.berikut cara membuatnya ;

Bahan :
*250 g ramen yang sudah direbus, tiriskan

Kuah :
* 1 sdm minyak sayur
* 2 siung bawang putih, cincang
* 1 sdm daun bawang iris halus

* 150 g daging ayam cincang halus


* 600 ml kaldu ayam/air
* 1 sdm miso kuning
* 1 sdm kecap asin
* 1/2 sdt cabai merah bubuk
* 1/2 sdt merica bubuk
* 1 sdt garam
* 50 g paprika merah, iris memanjang kecil
* 50 g mentimun, iris memanjang kecil
* 1 sdt tepung kanji, larutkan dengan sedikit air

Cara membuat:
# Kuah : Tumis bawang putih dan daun bawang hingga layu.
# Masukkan daging ayam, aduk hingga matang.

# Tambahkan kaldu, bumbu, dan didihkan.

# Masukkan paprika dan mentimun, aduk hingga layu.

# Tuangi larutan tepung kanji, aduk hingga agak kental.

# Masukkan ramen, aduk hingga rata. Angkat.

# Tuang ke piring saji.

# Sajikan hangat dengan pelengkapnya 

Untuk 2 orang

Sudah banyak diketahui masyarakat luas bahwa Ramen adalah makanan rakyat Jepang sejak jaman dahulu kala.
Namun berbagai macam jenis kuah yang digunakan pun memiliki racikan dan resep yang berbeda-beda. Racikan
kuahnya terdiri dari bumbu, lauk, dan jenis kaldu yang dimasukkan ke dalam kuah ramen. Rakyat Jepang biasa
menggunakan bahan makanan yang mereka sukai dan terasa familiardengan lidah masing-masing. Kali ini,
OpenRicers akan mengetahui lebih banyak mengenai kuah ramen, kaldu, bumbu serta bahan utamanya agar bisa
dicoba sendiri di rumah.
Kuah kaldu yang bisa digunakan untuk melengkapi sajian ramen yang lezat merupakan bahan dasar yang
dihasilkan dari campuran tulang sapi, tulang ayam, bawang bombay, daun bawang, jamur shiitake, kacang kedelai
gongseng, dan bahan-bahan dasar lainnya. Jenis kuah untuk ramen pun kemudian dapat dibagi menjadi beberapa
golongan, seperti kuah dengan rasa kecap asin, kuah rasa tonkotsu (kaldu tulang), rasa shio (garam), serta rasa
miso. Kuah yang paling banyak digemari masyarakat adalah kuah dengan sedikit rasa asin. Rasa asinnya tercipta
dari rebusan tulang ayam dan sayur-sayuran. Biasanya ditambahkan dengan merica dan sedikit minyak wijen.

Kuah ramen yang dihasilkan dari kaldu tulang biasanya tidak terlalu
asin. Warnanya sedikit putih kecoklatan dan dipadukan dengan saus kecap asin yang bisa ditambahkan dengan
kuah tulang kental. Berbeda dengan kuah rasa shio (garam) justru berwarna hampir bening, bisa OpenRicers cicipi
rasanya pada Ramen Hakodate. Juga banyak digemari salah satunya adalah ramen dengan kuah rasa miso yang
harum karena berasal dari kaldu tulang ayam. Biasanya OpenRicers juga bisa menemukan sup miso secara
terpisah.

Jadi, apakah anda penasaran kuah ramen manakah yang paling tepat untuk Anda?
selamat mencoba!!!
 

Sumber : mbakevi.blogspot.com
Pak Tua Jiro dan Sushi Ter-enak Sedunia
Posted on July 20, 2012
3

Pak Tua Jiro (tengah) dalam Film Jiro Dream of Sushi / photo: Jiro Dream of Sushi

Buat teman-teman yang sempat mampir di Tokyo dan pernah saya ajak mencicipi sushi di pasar ikan
Tsukiji, saya harus mohon maaf karena pernah meng-klaim sushi itu sebagai sushi ter-enak sedunia. 
Rupanya betul apa kata pepatah, “di atas langit masih ada langit”, karena baru-baru ini saya
menemukan lagi satu warung sushi legendaris, dan menurut saya masuk dalam kategori “die die must
try” di Tokyo. Kalau yang kemarin itu ter-enak sedunia, mungkin sushi ini bisa di-klaim sebagai
sushi ter-enak sejagat.

Sayangnya, tak mudah untuk bisa makan di situ. Selain soal harganya yang selangit, atau hampir 300
dolar AS untuk satu set sajian (sekitar 15 potong sushi), kita juga harus melakukan reservasi,
minimal tiga bulan sebelumnya. Kalau langsung go-show, jangan harap bisa mendapat tempat duduk.

Warung itu bernama Sukiyabashi Jiro, yang dimiliki oleh seorang tua bernama Jiro Ono. Usianya 85
tahun. Warung, yang terletak di basement gedung daerah Ginza,  berukuran kecil dan hanya bisa
memuat 10 orang saja. Meski kecil dan letaknya terpencil, warung itu sangat istimewa. Apa yang
membuatnya istimewa?
Bukan semata soal rasa dari sushi, tapi juga soal kecintaan Jiro-san pada sushi. “Jiro terlahir untuk
Sushi” dan “Sushi terlahir untuk Jiro”. Selama 75 tahun, Jiro-san mendedikasikan hidupnya untuk
membuat Sushi. Ia adalah seorang Master Sushi Tingkat Dewa. Bukan hanya sekedar membuat
sushi, tapi ia membuat sushi terenak sedunia.

Karena dedikasinya itu juga, pemerintah Jepang kemudian menobatkan pak Tua Jiro sebagai
“National Treasure” Jepang untuk dunia sushi. Ia juga adalah satu-satunya chef di Jepang yang
menerima tiga bintang dari Michelin Guide. Itu adalah penghargaan tertinggi di dunia kuliner yang
diberikan oleh pihak Michelin Guide dari Perancis. Tak banyak chef yang mampu meraih
penghargaan setinggi itu, apalagi untuk seorang chef asing.

Saya beruntung bisa bertemu dengan Yoshikazu-san, anak tertua dari Pak Tua Jiro, saat mengunjungi
Sukiyabashi Jiro suatu hari. Wajah Yoshikazu mirip ayahnya, tegang, dingin, dan serius. Ia akan
mewarisi warung Jiro, sepeninggal Jiro nanti. Yoshikazu-san bercerita bahwa selain warung kecil ini,
adiknya mengelola satu warung lagi di daerah Roppongi. Katanya, antrian di Roppongi  tak
sepanjang di Ginza. Kita bisa reservasi minimal satu bulan sebelumnya (lah itu sih lama juga
menurut saya hehehe).

Kehebatan Pak Tua Jiro ini mengguncang dunia kuliner internasional. Tak kurang dari David Gelb,
seorang sutradara film, membuat film dokumentasi tentang Jiro-san. Film, yang berjudul “Jiro
Dreams of Sushi” dirilis tahun ini di Jepang. Selama satu tahun, David Gelb merekam kehidupan
Jiro-san dari bangun tidur hingga tidur lagi. Film itu bercerita tentang dunia sushi Jiro-san, dan
bagaimana ia mendedikasikan hidupnya pada sushi. Film ini juga membawa pesan tentang sebuah
visi masa depan berdasarkan kecintaan dan keseriusan pada pekerjaan.

Jiro adalah seorang perfectionist, yang tak pernah puas. Ia pergi sendiri setiap pagi ke pasar ikan
tsukiji untuk memilih ikan yang akan disajikan di warungnya.  Hanya ikan yang sempurna yang
layak disajikan di warung sushinya. Meski usianya sudah 85 tahun, sudah terkenal, dan meraih
banyak penghargaan, Jiro tak pernah puas dengan pencapaiannya. Di film itu, pak tua Jiro berkata
bahwa ia tak mau berhenti memperbaiki diri. Setiap hari baginya adalah upaya memperbaiki diri. Ia
merasa masih memiliki banyak kekurangan dan belum mencapai kesempurnaan. Hal itulah yang
membuat  Jiro tak pernah berhenti dan tak pernah puas.
Tuna (Maguro) Sushi / photo Jiro Dream of Sushi

Sushi di warung Jiro disajikan bak sebuah “konser klasik”, penuh ritual dan penghayatan. Kita cukup
datang dengan perut kosong, dan Jiro-san akan memilihkannya untuk kita. Jiro mencermati setiap
pelanggannya, ia tahu secara detail sejarah dari semua sushi yang ia buat. Ia bahkan memijat tentakel
gurita selama 45 menit, persis 45 menit dan bukan 30 menit, sebelum dibuat menjadi “tako-sushi”
yang lembut. Itu dilakukan dari hari ke hari tanpa bosan.

Bagi saya, film dokumenter ini wajib ditonton, bukan hanya para penggemar sushi, tapi juga untuk
kita semua (saya tidak tahu apakah film ini diputar atau dijual DVD-nya di Indonesia). Film ini
mengajarkan kisah tentang kedisipilinan, proses ritual, dan obsesi pada pekerjaan, yang juga menjadi
ciri orang Jepang.

Melihat bagaimana Jiro mendedikasikan diri pada pekerjaannya, kita bisa bercermin. Di tengah
ketatnya persaingan warung sushi di Jepang, di tengah ambisi orang lain pada karir dan kesuksesan,
Jiro seolah tak peduli. Baginya, ia hanya ingin melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Kiranya filosofi Jiro ini menarik untuk kita renungkan bersama. Kadang kita, dan saya sendiri
tentunya, kerap mengeluh soal pekerjaan, soal karir, dan banyak keluhan lainnya. Keluhan itu,
menurut Jiro-san, hanya berakhir pada kegagalan dan pekerjaan yang setengah-setengah. Kita jadi
kehilangan esensi “bersenang-senang” dalam pekerjaan.
Sayapun jadi teringat pesan dari Confusius, “Find a job you love, and you will never have to work a
day in your life”. Jiro memilih hidupnya untuk sushi, dan itu ia lakukan dengan sepenuh hati.
Bekerja, pada akhirnya menjadi bagian dari bersenang-senang dan merayakan kehidupan.
Semoga kita semua bisa belajar dari Pak Tua Jiro, bekerja dengan senang, penuh cinta, dan hanya
“sedikit” mengeluh  … Sebagaimana pesan Jiro-san di ujung film, “You have to love your job. You
must fall in love with your work”. Saya sih optimis, kalau semangat itu menyebar pada setiap insan di
negeri ini, apapun yang terjadi pada bangsa, kita tetap bisa berdiri tegak dan bermanfaat.
Dan semoga semangat bekerja itu juga semakin meningkat di bulan puasa. Selamat menjalankan
ibadah puasa, mohon maaf lahir bathin. Selamat Merayakan Kehidupan!

Posted in Catatan Kuliner 2010 - now, Jepang-siana, Ruang Baca Buku | Tagged Sukiyabashi Jiro, Sushi Pak Tua

Jiro, Sushi Terenak Sedunia | 3 Replies

Sushi Terenak Sedunia


Posted on January 3, 2012
1

Set Sushi Maguro dan Anago / photo Junanto


Makanan Jepang yang paling populer adalah sushi dan sashimi. Tapi tak semua orang suka, karena
elemen utamanya adalah ikan mentah. Orang Jepang memang suka sekali makan ikan mentah.

Dulu, saya paling tidak suka makan ikan mentah. Gimana gitu rasanya, mentah kok dimakan. Tapi
rupanya itu hanya soal paradigma. Sejak kecil kita terbiasa makan masakan yang diproses hingga
matang. Jadi, hambatan terbesar dalam makan sushi bukan di makananya, namun lebih pada pikiran
kita yang melihat bahwa ikan mentah itu amis dan geli.

Karena masalahnya di pikiran, dan bukan di lidah, maka membenahi pikiran adalah jalan utama
untuk bisa mencicipi ikan mentah. Dan ketika hal itu diatasi, saya jamin, anda akan tergila-gila
mencicipi sushi dan sashimi.

Beberapa teman kerap rancu antara istilah sashimi dan ragam sushi. Sashimi adalah irisan ikan
mentah. Sementara sushi adalah nasi sekepal yang diberi seiris ikan mentah di atasnya. Sushi jenis ini
dikenal dengan nama Nigiri-Zushi. Jenis sushi Nigiri inilah yang populer di Jepang.

Sementara, jenis sushi lain yang sering kita lihat adalah Maki-Zushi, atau sushi roll, yang disajikan
berbentuk roll atau silinder. Ada lagi jenis Temaki-zushi, yaitu sushi yang dibuat berbentuk cone.
Dan satu lagi jenis sushi lain yang baru saya cicipi akhir-akhir ini. Namanya Chirashi-Zushi. Ini
adalah irisan ikan mentah (biasanya tuna), telur ikan salmon, irisan telur dadar, nori dan wasabi, yang
disebar dan dijadikan topping di atas nasi hangat dalam sebuah bowl. Hidangan chirashi zushi aneka
ragam toppingnya, sehingga kerap juga disebut sushi bowl.
Sushi sendiri memiliki sejarah yang panjang. Tapi siapa sangka bahwa awal pembuatan sushi justru
berawal dari Asia Tenggara. Dulu, sushi dibuat sebagai salah satu cara untuk mengawetkan ikan.
Ikan diletakkan di antara nasi, sehingga asam dari nasi terfermentasi pada daging ikan. Selanjutnya
ikan tersebut dimakan, namun nasinya dibuang.

Namun kemudian orang berpikir untuk sayang apabila nasinya dibuang. Di tahun 1824, Hanaya
Yohei, menjadi orang yang memperkenalkan sushi menjadi makanan seperti sekarang. Awalnya
dulu, Hanaya Yohei menyajikan sushi di gerobak-gerobak kaki lima.

Kini, sushi telah menjadi makanan Jepang yang mengglobal. Bukan hanya di warung, tapi juga
sampai hotel berbintang lima. Tapi kalau ingin mencicipi sushi terenak sedunia, saya paling suka
pergi ke pasar ikan Tsukiji di Tokyo. Di sana ada banyak warung sushi yang ramai dikunjungi
penggila sushi.
Pertanyaan yang kerap muncul adalah, sushi jenis apa yang paling enak dimakan? Lupakan dulu ikan
salmon, karena hampir sebagian besar dari kita selalu memilih ikan salmon sebagai pilihan sushi. Di
Jepang, justru ikan salmon kurang populer. Harganya juga relatif lebih murah dibandingkan jenis
ikan lainnya. Ikan yang populer dan happening di jajaran sushi Jepang adalah ikan tuna atau Maguro.

Set Tuna Sushi / photo Junanto

Maguro atau ikan tuna, adalah ikan yang paling pupuler untuk dijadikan sushi di Jepang. Maguro
berasal dari jenis ikan bluefin tuna yang mulai langka dan dibatasi penangkapannya. Tak heran
harganya bisa sangat mahal. Kalau di restoran top kota Tokyo, satu biji maguro sushi bisa dihargai
2000 yen atau sekitar Rp200.000. Tapi di Tsukiji, harganya jauh lebih murah dan kadang sering di-
Sale dengan discount yang lumayan.

Daging di bagian perut tuna, disebut dengan toro. Ini adalah bagian dari tuna yang paling lezat dan
berlemak. Kalau kita memesan set maguro, maka akan disajikan urutan maguro toro berdasarkan
kasta-kastanya, mulai dari yang uenak, sangat uenaaak, dan mak nyoosss. Bagian pertama yang
disajikan adalah Akami. Ini adalah daging dari tuna. Kalau kita memesan maguro di restoran sushi,
hampir dipastikan kita mendapatkan akami. Rasa akami ini sungguh enak dan lembut.

Setelah akami, beranjaklah mencicipi Toro. Nah, inilah bagian yang berlemak dari ikan tuna,
diperoleh dari bagian perutnya. Toro dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah, chutoro,
yang merupakan bagian perut antara daging dan sisi terdalam perut (otoro). Rasa chutoro ini begitu
ueendang gulindang, lembut, dan berlemak.

Dari chutoro, sekarang cicipi otoro atau O-toro. Inilah bagian yang paling berlemak dan lembut dari
tuna, yang terdapat di sisi paling bawah dari ikan tuna. Cicipi O-toro, anda akan merasakan puncak
kenikmatan. Rasanya begitu lembut tak tepermanai, meleleh di atap langit-langit mulut anda.
Mencicipi toro ini, anda seolah dibawa melayang bersama ikan tuna menyelami debur lautan
samudra atlantik.

Pengetahuan tentang ikan menjadi sangat penting dalam menikmati sushi. Oleh sebab itu, menjadi
sushi chef adalah sebuah pekerjaan yang bergengsi di Jepang. Untuk bisa menyajikan sushi yang
sempurna, mereka perlu belajar sampai sekitar 10 tahun. Selama 2 tahun pertama, mereka hanya
belajar mengenai beras. Sementara tiga tahun selanjutnya, belajar mengenai jenis ikan.

Ya, pengetahuan tentang ikan memang paling mendasar untuk diketahui. Bukan saja oleh Chef,
namun juga kita sebagai penikmat sushi. Selain Maguro, yang populer juga adalah saba (mackerel)
yang agak berlemak dan amis. Udang (ebi), kerang (hotategai),scalop (hotate), kepiting (kani), cumi
(ika), octopus (tako), juga biasa disajikan sebagai sashimi atau sushi. Oh ya, ada lagi anago (belut
laut) dan unagi (belut air tawar) yang lezat. Yang menarik juga untuk dicoba adalah uni (bulu babi).
Rasanya segar dan lezat.

Bulu babi? yup, cobalah. Bagi umat musli, mungkin inilah satu-satunya babi yang halal untuk
dimakan hehehe… Selamat mencicipi Sushi.

Salam sushi..
Cara Makan Makanan Jepang

      Saya pernah makan makanan Jepang sekali.


Waktu itu ke Hachi Hachi Bistro di MX Mall, Malang. Saya pesan Sup Miso, adik saya
pesan Vegetarian Roll, lalu teman kami pesan apaaaa ya. Bisa dikatakan cuma menyicip
bagaimana sih rasanya makanan ini ini. Dan celakanya, rasa SupMiso nggak bangetbagiku.Akhirnya
saya makantofu dan wakame di dalamnya, tidak pakai kuah. Ketika saya sudah memakan semua itu,
teman saya mencampurkan shoyu dan rasa kuahnya menjadi enak. Batin hati, sialan. Rasa yang
enak yaitu Vegetarian Roll lalu milik teman kami Tori Bon Bon kalau tidak salah namanya.  Tapi
kami tidak tahan dengan rasa telur ikan. Kami juga mencoba apa yang di hidangkan di atas piring.
Seperti selada, lobak (mungkin. Benar tidak?), jahe, dan wasabi. Rasa jahe dan wasabi sangat
menyengat di kerongkongan dan mulut kami. Sejak saat itu saya berpikir, kalau asal makan begini
mana mungkin kami dapat menikmati makanan Jepang, pasti ada caranya.

Akhir-akhir ini di acara televisi sering membahas tentang masakan Jepang. Ternyata, sajian di atas
piring selain makanan utama di atas piring sebaiknya dimakan seperti wasabi, jahe, lobak, selada,
dan lain sebagainya, membunuh kuman atau bakteri yang terkandung dalam makanan Jepang yang
biasanya mentahan. Orang-orang lebih memilih mayones daripada wasabi ketika makan sushi,
padahal itu salah. Biasanya wasabidicampur dengan kecap. Pembahasan di televisi itu mencetuskan
pikiranku, oh jadi begitu cara makannya.

Saya baru saja membaca Tata Cara Makan Sushi. Sushi jenis Nigiri caranya membalik dan
mencelupkan daging ikannya ke kecap. Tak perlu ditambahkan wasabi karena sudah adawasabi di
dalam Nigiri. Sushi jenis Gunkan, cukup tuangkan kecap di atasnya, tak perlu dicelupkan.
Memakan sushi dengan sekali suap. Meminum kuah sup dengan memegangnya seperti minum di
cangkir.

Bagi penikmat kuliner, masakan Jepang pasatinya pernah menajdi salah satu menu yang

"nyangkut" di lidah. Maklum, walaupun terkadang cara pengolahannya tergolong cukup

ekstrem lantaran ada beberapa jenis yang disajikan mentah, makanan Jepang tetap mampu

menarik minat dan cita rasa banyak orang.

Teriyaki adalah satu dari beberapa jenis yang menjadi favorit banyak orang. Teknik
memasaknya pun tergolong praktis dan mudah, hanya dengan cara dipanggang di atas

wajan atau kisi-kisi dari besi dengan menggunakan saus teriyaki (tare). Saus teriyaki ini

dibuat dari kecap asin (shoyu), sake untuk memasak, dan gula pasir dengan perbandingan

1:1:1.

Asal kata teriyaki sendiri berasal dari kata teri yang artinya bersinar atau mengkilat

(karena mengandung gula) dan kata yaki yang artinya dibakar atau dipanggang. Sewaktu

sedang membuat teriyaki , bahan-bahan makan yang akan dipanggang dicelupkan dan

diolesi dengan saus teriyaki sampai beberapa kali hingga betul-betul masak.

Di Jepang sendiri, bahan yang banyak dipakai pada masakan teriyaki  adalah ikan (salem,

tongkol, makarel, trout, marlin). Sementara di luar Jepang termasuk Indonesia, Jenis bahan

pokok yang digunakan jauh lebih beragam, mulai daging ayam, sapi atau cumi-cumi hingga

bahan dari ubi konyaku.

Jika anda tertarik mencoba aneka menu siap saji ala jepang dengan harga yang relatif

murah meriah, cobalah sesekali menyambangi jalan Fatmawati Jakarta. Setidaknya ada

lebih dari satu kaki lima yang menawarkan menu ala jepang. Salah satunya Japanese Food

Warto yang letaknya tak jauh dari Pasar Blok A Jakarta Selatan.

Nama Warto yang dimaksud di sini adalah kependekan dari warung tokyo . Maklum di

tempat yang sudah berdiri sejak tahun 1986 ini, tersedia varian menu ala jepang yang

cukup lengkap dengan harga yang relatif terjangkau.


Buka di sore hingga menjelang tengah malam, Anda bisa menikmati varian menu yang

cukup beragam, mulai dari tempura, beef teriyaki, beef yakiniku, chicken teriyaki, chicken

yakiniku, chicken katsu, dan lain sebagainya. Tertarik??

Masakan Jepang Akan Lebih Nikmat Jika


Tahu Cara Menyantapnya

08
POSTED BY KANGIKANG IN UNCATEGORIZED
SaturdaySEP 2012
≈ LEAVE A COMMENT

Menyantap masakan Jepang itu akan lebih


nikmat jika disantap dengan cara yang tepat. Di Bogor, tersebar puluhan restoran Jepang,
sering kali cita rasa original dari masakan Jepang itu terlupakan. Akibatnya, pelanggan
hanya merasakan kenyang saja, tanpa merasakan bagaimana sebenarnya rasa khas dari
masakan Jepang itu seharusnya.
Chef Ridwan dari resto Jepang yang saya kunjungi mengatakan, sering kali pelanggan salah
dalam menikmati masakan Jepang. Misal sederhana dalam menyantap Sushi, kebanyakan
pelanggan merendam nasi gulungnya ke dalam saos kecap asin.

“Seharusnya yang dikenakan saos soyu itu hanya topping saja, bukan nasinya”, ujar chef
Ridwan.
Dalam kuliner Jepang, kecap asin itu hanya tepat untuk menguatkan rasa dari irisan ikan,
udang, atau cumi yang ada di atas gulungan nasi.

“Sebenarnya yang utama itu adalah rasa ikan itu sendiri. Kecap asin itu hanya di cocol
sedikit saja karena fungsinya hanya berguna untuk menguatjan, bukan mendominasi rasa”,
jelas chef Ridwan.

Kesalahan umum lainnya adalah menggunakan kecap manis dalam menyantap Sushi dan
Sashimi.

“Tidak ada orang Jepang menyantap Sushi atau Sashimi dengan kecap manis. Tetapi
memang ada beberapa restoran di sini (Bogor) yang menyajikannya dengan kecap manis di
meja. Ya, mungkin itu permintaan pelanggan”, ujarnya.

Selain itu, ada juga pelanggan yang menyantap Sushi dengan bubuk cabai. Menurutnya,
bubuk cabai itu hanya untuk menyantap masakan yang di masak. Sedangkan masakan
mentah disantap dengan wasabi, yang rasanya juga pedas serta menyengat.

“Kalau menyantap Sushi dengan bubuk cabai ibarat makan ketupat sayur dengan saos
botol”, ucapnya.

Setelah saya selesai menyantap dan berbincang – bincang dengan chef  Ridwan, saya
sempatkan bertanya kepadanya tentang cara mengetahui resto Jepang yang menyajikan
rasa asli dari masakan Jepang.

“Cari saja restoran yang banyak didatangi oleh warga Jepang”, katanya.

Menurut chef Ridwan, orang Jepang tidak akan menyantap masakan yang terlalu banyak
kreasi. Mereka cenderung mencintai apa yang biasa mereka temui seperti di Jepang.

“Orang Jepang itu mencintai rasa asli dari masakannya. Jadi mereka tidak akan datang ke
restoran Jepang yang terlalu banyak rasa lokalnya”, jelas dia.

Jadi, jangan asal cocol, karena mungkin kita tidak akan mendapatkan cita rasa original dari
masakan Jepang.
Resep Sushi (Jepang)
Sunday, November 11, 2012 | Resep Sushi (Jepang)

resep masakan jepang sushi


Sushi makanan/jajanan yang berasal dari jepang, makanan ini mengandung banyak sekali protein yang sangat di
perluka bagi tubuh dan kesehatan. Dengan memodifikasi (sesuai selera andaa) sedikit cara akan terasa beda
dengan Sushi yang diperjual belikan. Resep cara membuat Sushi ini tidak terlalu sulit yang pasti anda akan
mengeluarkan biaya mahal dalam pembuatannya.

Bahan Sushi

 Nasi secukupnya
 1 lembar nori atau rumput laut kering yang berbentuk lembaran besar
 ¼ bagian ketimun yang dipotong memanjang
 1 buah sosis rasa ayam atau daging sapi
 1butir telur, kocok lepas dan buat dadar bulat lebar yang tidak terlalu tebal

Cara membuat Sushi

1. Ambil dan siapkan penggulung sushi yang bersih, lalu ratakan nasi menggunakan gulungan sushi hingga
nasi padat betul.
2. Jika suda rata, berikan nori di atas nasi, sisihkan.
3. Siapkan telur dadar yang sudah dilebarkan, lalu susun sosis dan timun di atas telur dadar.
4. Gulung isi yang berupa telur dadar dan sosis tadi dengan nasi menggunakan penggulung sushi hingga nasi
menjadi padat
5. Iris sushi dengan ketebalan yang anda inginkan.
6. Agar lebih mudah, Anda bisa juga menyusun nori terlebih dahulu, baru beri nasi dan isian lain di atasnya.
7. Agar semakin lezat, nikmati Sushi Sederhana dengan wasabi atau mayonaise.
8. Sushi sedarhana buatan anda sudah siap dihidangkan.
Sebagai nama menyarankan, Jepang Fusion, hal ini berbeda dari makanan Jepang tradisional.
Restoran masih melayani makanan Jepang tradisional dengan twist Barat. Dan twist
menyenangkan. Kami memesan all-you-can-eat Sushi dan Sashimi untuk $35 per orang dan kami
bisa hampir tidak berjalan keluar dari restoran setelah makan.

Ada 13 berbeda sushi gulung, 4 sashimi dan 6 apertizers untuk memilih dari dan 4 kita berusaha
untuk mencoba segala sesuatu pada menu tetapi gagal. 

Suasana restoran modern dan trendi. Menunggu staf ramah dan efisien.

Itu adalah pengalaman bersantap yang bagus dan kami akan kembali untuk mencoba hidangan
lainnya yang kami tidak bisa merasakan
Ahayou gozaimasu…

Kali ini kita akan membicarakan asal-usul dari masakan Jepang. Bagi Anda yang suka makan, mungkin
masakan Jepang tidak asing lagi bagi lidah Anda. Rasanya yang enak dan manis membuat Anda
ketagihan . Tidak hanya rasanya tetapi bahan-bahan dan bumbu yang digunakanpun menyehatkan
ditambah dengan penampilannya yang menarik. Apalagi sekarang ini restoran-restoran yang
menyediakan masakan Jepang tersebar di mana-mana. Sukiyaki, nigirizushi, dan tempura adalah salah
satu contoh masakan yang sangat populer di Indonesia, tetapi tahukah Anda sejarahnya? yu..k mari kita
simak sejarahnya berikut ini.

Sejarah

Awal sejarah tertulis

Nihon Shoki merupakan literatur klasik yang memuat sejarah tertulis paling tua tentang masakan
Jepang. Nihon Shoki mengisahkan tentang Iwakamutsukari-no-mikoto yang merupakan nenek moyang
klan Takahashi. Iwakamutsukari-no-mikoto menghidangkan Namasu dari ikan cakalang dan
kerang Hamaguri yang dipotong-potong dan diacar dengan cuka. Hidangan ini dibuat untuk Kaisar
Keiko yang sedang mengunjungi provinsi Awa karena bersedih atas kematian Yamato Takeru.
Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan kemudian dijadikan dewa masakan.

Asal-usul masakan

Nasi mulai dimakan orang Jepang sejak zaman Jomon dengan lauk dari bahan makanan yang
dibuat nimono, dipanggang, dan dikukus. Cara mengolah makanan dengan menggoreng dikenal
di zaman Asuka dan berasal dari semenanjung Koreadan Tiongkok. Teh dan masakan khas pendeta
diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan masuknya agama Buddha, tapi hanya berkembang di
kalangan kuil. Makanan khas pendeta dikenal sebagai makanan Buddhis (Shōjin ryōri) yang melarang
keras hewan peliharaan dan binatang buas seperti monyet dijadikan bahan makanan.

Menurut literatur klasik Engishiki, di berbagai tempat di Jepang barat terdapat upacara yang
menggunakan ikan hasil fermentasi yang disebut Narezushi sebagai persembahan.

Masakan zaman Nara

Pengaruh kebudayaan Tiongkok yang kuat di zaman Nara berpengaruh pada masakan di zaman Nara.
Makanan dimasak sebagai hidangan pada ritual dan perayaan yang berkaitan dengan musim. Di
sepanjang tahun selalu ada perayaan dan pesta makan-makan. Cara memasak dari Tiongkok mulai
digunakan untuk mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Tiongkok dengan
keadaan alam di Jepang akhirnya melahirkan masakan yang khas Jepang.
Masakan zaman Heian

Di zaman Heian, masakan Jepang makin berkembang sambil terus menerima pengaruh dari daratan
Tiongkok. Pada masa itu mulai dikenal makanan sepertiKaraage, Karani, kue-kue asal Tiongkok (Tōgashi),
dan Natto ala Tiongkok. Sementara itu, aliran masak-memasak dan etiket makan juga berkembang di
kalangan bangsawan. Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak aliran Shijō berjudul Shijōryū
Hōchōshiki atas perintah kaisar Kōkō. Sampai saat ini, rumah makan tradisional Jepang sering memiliki
altar pemujaan (kamidana) untuk Fujiwara no Yamakage dan Iwakamutsukari-no-mikoto.

Masakan zaman Kamakura

Makanan olahan dari tahu yang disebut Ganmodoki mulai dikenal bersamaan dengan makin populernya


tradisi minum teh dan meluasnya ajaran Zen. Di zaman Kamakura, makanan dalam porsi kecil
untuk biksu yang menjalani latihan dikenal sebagai masakan Kaiseki. Pendeta Buddha
bernama Eisai kembali ke Jepang membawa teh dari Tiongkok yang dinikmati dengan masakan Kaiseki.
Masakan ini nantinya berkembang menjadi makanan untuk resepsi atau jamuan makan yang juga
disebutKaiseki, tapi ditulis dengan aksara kanji yang berbeda.

Masakan zaman Muromachi

Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai juga ikut dalam urusan masak-memasak di dalam


istana kekaisaran dan tata krama sewaktu makan semakin berkembang. Aliran etiket Ogasawara berasal
dari etiket kalangan samurai dan bangsawan di zaman Muromachi dan masih dikenal hingga sekarang.

Pejabat Chūnagon bernama Yamakage no Masatomo mendirikan aliran masak-memasak yang disebut


aliran Shijōryū. Aliran ini menerbitkan buku memasak berjudul Shijōryū Hōchōsho (buku memasak aliran
Shijō). Sementara itu, aliran memasak bernama Ōkusaryū juga didirikan klan Ashikaga, dan sejak itu
orang mulai cerewet mengenai cara memasak dan menghidangkan makanan. Makanan gaya Honzen
(Honzen no seishiki) dan gaya Kaiseki merupakan dua aliran utama masakan Jepang di zaman
Muromachi. Pada gaya Honzen, makanan dalam porsi cukup untuk satu orang dihidangkan secara
individu di atas meja pendek yang disebut Ozen. Sementara itu sebagai tandingan gaya Honzen
diciptakan makanan gaya Kaiseki yang berkembang dari tradisi menghidangkan makanan dalam porsi
kecil seperti dalamupacara minum teh.

Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk “luar negeri”, khususnyaPortugal dan Asia
Tenggara), dan Nambansen adalah sebutan untuk kapal dari luar negeri. Kedatangan kapal-kapal dari
Namban sejak zaman Muromachi hingga zaman Sengoku membawa serta berbagai jenis masakan yang
disebut Nambanryōri(masakan luar negeri) dan Nambangashi (kue luar negeri). Kue Kastela yang
menggunakan resep dari Portugal termasuk salah satu contoh Nambangashi.

Masakan zaman Edo

Kebudayaan orang kota berkembang pesat di zaman Edo dan makanan penduduk kota
seperti Tempura dan minuman Mugicha mulai banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu
mulai banyak dijumpai rumah makan yang khusus menyediakanNigirizushi dan Soba. Ōrusuichaya
adalah sebutan untuk rumah makan tradisional (ryōtei) yang digunakan kalangan samurai sewaktu
menjamu tamu dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara santai sambil meminum sake, dan tidak
mengikuti tata cara makan formal seperti masakan gaya Kaiseki atau masakan gaya Honzen. Masakan
yang berkembang di Ōrusuichaya disebut Kaisekiryōri (会席料理 masakan jamuan makan?) yang ditulis
memakai aksara kanji yang berbeda dengan masakan Kaiseki untuk upacara minum teh.

Sementara itu, teknik pembuatan kue-kue tradisional Jepang (Wagashi) menjadi berkembang berkat
tersedianya gula yang sudah menjadi barang yang lumrah di zaman Edo. Alat makan
dari keramik dan porselen mulai banyak digunakan orang dan diberi hiasan berupa gambar-gambar
artistik yang dikerjakan secara serius. Daging ternak mulai dikonsumsi orang Jepang dan daging
sapi dimakan sebagai obat. Di pertengahan zaman Edo, makanan mulai dihias dengan Wachigai
daikon (hiasan darilobak) sejalan dengan mulai dikenalnya teknik seni ukir sayur. Di zaman yang sama
mulai dikenal telur rebus aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih telur di dalam (Kimigaeshi
tamago).

Masakan Kanto

Masakan Jepang yang dikenal sekarang merupakan hasil penyempurnaan masakan dizaman Edo. Di
masa itu dikenal kewajiban Sankin Kōtai bagi daimyo dari seluruh penjuru Jepang. Daimyo harus datang
ke Edo untuk melakukan tugas pemerintahan secara bergiliran sebagai pendamping shogun. Kedatangan
daimyo dari seluruh pelosok negeri membawa serta cara memasak dan bahan makanan yang khas dari
daerah masing-masing. Bahan makanan yang dibawa dari seluruh penjuru Jepang menambah
keanekaragaman masakan Jepang di Edo, apalagi ditambah dengan makanan laut dari Teluk
Edo (disebut Edomae) yang segar dan enak. Hasil laut dariSamudra Pasifik seperti ikan tongkol sudah
dijadikan menu tetap dalam sashimi.

Ikan kakap merupakan lambang kemakmuran dan ikan kakap yang dipanggang utuh tanpa dipotong-
potong merupakan hidangan istimewa pada kesempatan khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta
makan terdiri dari dua jenis: makanan untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi
sebagai hiasan. Panggang ikan kakap termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja dimakan di
tempat pesta, tapi lebih merupakan hiasan yang dinanti-nanti para tamu untuk dibawa pulang. Tradisi
membawa pulang makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga yang menanti di rumah berasal dari
zaman Edo dan terus berlanjut hingga sekarang. Selain ikan kakap, tamu biasanya dipersilakan
membawa pulang kinton (biji berangan danubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.

Masakan yang lahir dari berbagai keanekaragaman di daerah Kanto disebut masakan Edo atau masakan
Kanto. Sebutan masakan Kanto digunakan untuk menandingi masakan Kansai yang telah lebih dulu
dikenal. Ciri khas masakan Kanto adalah penggunaan kecap asin (shōyu) sebagai penentu rasa, termasuk
pada berbagai makanan berkuah (shirumono) dan nimono. Tradisi membawa pulang makanan pesta
merupakan alasan kecap asin digunakan dalam jumlah banyak pada masakan Kanto, agar rasa makanan
tetap enak walaupun sudah dingin. Berbeda dengan masakan Kanto, masakan Kansai justru tidak terlalu
asin walaupun mengandalkan garam dapursebagai penentu rasa.

Masakan Kansai
Masakan Kansai adalah sebutan untuk masakan Osaka dan masakan Kyoto. Berbeda dengan budaya Edo
yang gemerlap, masakan Kyoto mencerminkan budaya Kyoto yang elegan. Masakan kuil agama Buddha
banyak mempengaruhi masakan Kyoto yang banyak menggunakan sayur-sayuran, tahu, kembang tahu,
dan sedikit makanan laut karena letak Kyoto yang jauh dari laut. Masakan Kyoto melahirkan cara
memasak dengan bumbu seminimal mungkin agar rasa asli tahu atau kembang tahu yang memang
sudah “tipis” tidak hilang. Kepandaian mengolah ikan hasil awetan seperti Bodara (ikan Cod kering)
dan Migakinishin (ikan Hering kering) hingga menjadi hidangan yang enak merupakan keistimewaan
masakan Kyoto.

Sebagai kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah, masakan Osaka mengenal berbagai cara
pengolahan hasil laut. Makanan laut diolah agar enak untuk langsung dimakan di tempat dan tidak
untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka tidak mementingkan rasa makanan kalau sudah
dingin karena menganut prinsip “makanan yang habis dimakan”. Prinsip ini bertolak belakang dengan
masakan Kanto yang memikirkan rasa makanan kalau sudah dingin. Seiring dengan perkembangan
zaman, perbedaan antara masakan Kansai dan masakan Kanto menjadi semakin kecil berkat saling
belajar dari kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Pengaruh masakan Barat

Di awal zaman Meiji, masakan Eropa menjadi mulai dikenal orang Jepang yang melakukan kontak sehari-
hari dengan orang asing. Sementara itu, di kalangan rakyat tercipta makanan gaya Barat (Yōshoku) yang
merupakan adaptasi masakan Eropa. Berbagai aliran masak memasak mengalami kemunduran dan
aliran Hōchōshiki merupakan satu-satunya aliran yang terus bertahan. Larangan makan daging dihapus
sesuai kebijakan pemerintah Meiji mengenai Haibutsu kishaku dan Shinbutsu bunrisehingga tercipta
masakan Sukiyaki. Sementara itu, Honzen ryōri yang merupakan aliran utama masakan Jepang mulai
ditinggalkan orang. Masakan tradisional berupa Kaisekiryōri (会席料理 masakan jamuan
makan?) beralih menjadi makanan standar yang dihidangkan rumah makan tradisional (ryōtei) dan
penginapan tradisional (ryōkan).

Masakan vegetarian Shōjinryōri berlanjut sebagai tradisi di kuil agama Buddha dan makanan porsi kecil
Kaisekiryōri (懐石料理?) bertahan hingga sekarang sebagai hidangan upacara minum teh. Di bidang
pertanian, tanaman sawi dan spinacia mulai ditanam secara besar-besaran. Di kota-kota mulai banyak
dijumpai rumah yang memiliki meja pendek yang disebut Chabudai sebagai pengganti nampan berkaki
yang disebut Ozen. Keberadaan Chabudai yang bisa dipakai sebagai meja makan untuk empat orang
mengubah acara makan yang dulunya dilakukan sendiri-sendiri dengan Ozen pribadi menjadi acara
berkumpul keluarga.

Juru masak pewaris tradisi masakan Edo menjadi berkurang karena menjadi korbanGempa bumi besar
Kanto dan tradisi masakan Honzen ryōri mulai memudar. Etiket makan mulai menjadi longgar dan orang
Jepang semakin menyukai suasana santai sewaktu makan. Setelah Perang Dunia II, kemudahan
transportasi dan kemajuan bidang komunikasi menyebabkan tipisnya perbedaan antardaerah dalam
soal bahan makanan dan cara memasak untuk makanan yang sama, walaupun masih tersisa perbedaan
mendasar dalam soal bumbu dan selera. http://subpokbhsjepang.wordpress.com/2008/06/06/sejarah-
masakan-jepang/
2. Makanan Yang Sehat

Tidak Ada makanan rekayasa genetika, tanpa bahan kimia, tidak ada pertanian intensif, tidak perlu label
“organik”.

Ini hanya empat dari banyak alasan bahwa makanan abad pertengahan lebih baik dari apa yang kita
miliki saat ini. Tapi, mungkin yang paling penting, tidak ada makanan yang dihias yang rasanya seakan-
akan dibesar-besarkan karena tampilannya ,dalam rangka untuk membuatnya terlihat menarik untuk
massa belanja supermarket.

Dan, bertentangan dengan kepercayaan populer, orang-orang di abad pertengahan makan dengan
sangat baik. Berikut adalah apa yang BBC katakan: “Para petani rata-rata abad pertengahan,
bagaimanapun, mau makan hampir dua potong roti setiap hari, dan 8 oz daging atau ikan, ukuran rata-
rata sebuah steak.

Ini akan disertai dengan jumlah sayuran, termasuk kacang, lobak dan wortel, dan tiga pint bir “Itu setara
dengan sekitar 3.500 sampai 4.000 kalori per hari (padahal rata-rata orang makan 2.700 kalori hari ini)..

http://wong168.wordpress.com/2011/02/20/beberapa-perbedaan-jaman-dulu-dan-sekarang/
perbedaan ramen & udon
mie ramen memang menjadi makanan yang cukup booming di indonesia setidaknya dalam 1-2 tahun
terakhir, dapat kita lihat banyak sekali bermunculan rumah makan baru yang menjual ramen, banyak
juga rumah makan yang sudah lama berdiri mendadak menambahkan mie ramen dalam menu yang
disajikannya.

jika kita lihat, rumah makan yang menyediakan mie ramen biasanya juga menyediakan mie udon si
daftar menunya, bahkan biasanya harganya sama persis, lalu, apa bedanya ramen & udon?

1. Ramen

banyak sekali terjadi kesalahpahaman tentang ramen, banyak yang mengatakan bahwa ramen adalah
makanan asli jepang. memang, ramen merupakan makanan yang sangat populer di jepang, tetapi
hidangan mie ramen merupakan hidangan yang berasal dari china. 

ciri khas dari ramen adalah bentuk mienya yang tipis dan berwarna kuning, sekilas jika dilihat memang
mirip mie instan yang ada di indonesia, hanya saja diameter mie ramen sedikit lebih kecil.
ramen biasanya dilengkapi dengan telur rebus, daun bawang, dan potongan daging (di jepang biasanya
menggunakan daging babi)

mie yang terbuat dari tepung terigu ini memiliki berbagai pilihan kuah, dan beberapa pilihan kuah ada
2 yang cukup populer yaitu rasa kecap asin dan rasa miso.

2. Udon
ada hal yang menarik tentang udon, di jepang, udon telah dibuat standar pembuatannya sendiri, jika
udon tersebut berbentuk pipa, maka diameternya harus lebih dari 1,7 mm. selain itu jika udon tersebut
berbentuk pipih, maka lebarnya harus lebih dari 1,7 mm.
jika kurang dari itu maka mie tersebut sudah tidak bisa lagi disebut udon, melainkan disebut hiyamugi.

di beberapa rumah makan di indonesia, kuah ramen dan udon seringkali dibuat sama, padahal di jepang
keduanya memiliki kuah yang relatif berbeda. di jepang udon memiliki 2 jenis kuah yang umum, yaitu
kuah gelap(asin), dan kuah bening(tidak asin). udon sering kali dimakan dengan berbagai macam lauk
kering seperti tempura

selain dihidangkan dalam keadaan panas, udon juga dapat dihidangkan dalam keadaan dingin, jadi
rebusan udon terbut biasanya disiram dengan air es,  umunya udon dingin ini dimakan saat musim
panas tiba.

*sumber gambar:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fc/Soy_ramen.jpg/300px-Soy_ramen.jpg
http://www.japan-guide.com/r/p/105_01.jpg
http://saatnyamakan.blogspot.com/2012/06/perbedaan-ramen-udon.html

Anda mungkin juga menyukai