1. Jepang
A. Sejarah
Nihon Shoki adalah literatur klasik yang memuat sejarah tertua tentang masakan Jepang.
Di dalamnya dikisahkan tentang nenek moyang klan Takahashi bernama Iwakamutsukari-no-
mikoto. Makanan yang dihidangkannya berupa namasu ikan cakalang dan potongan kerang
(hamaguri) yang diacar dengan cuka. Hidangan istimewa tersebut dibuatnya untuk Kaisar
Keiko yang sedang mengunjungi Provinsi Awa ketika bersedih atas kematian Yamato Takeru.
Iwakamutsukari-no-mikoto bertugas sebagai juru masak istana dan kemudian dimuliakan sebagai
dewa masakan
Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Lauknya berupa bahan makanan
yang direbus (nimono), dipanggang, atau dikukus. Cara mengolah makanan dengan menggoreng
mulai dikenal sejak zaman Asuka, dan berasal dari Semenanjung Korea dan Cina. Teh dan
masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan masuknya agama Buddha, namun
hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan biksu adalah masakan vegetarian yang
disebut shōjin ryōri. Hewan peliharaan dan binatang buas seperti monyet dilarang untuk
dijadikan bahan makanan. Di dalam literatur klasik Engishiki juga diceritakan tentang ikan hasil
fermentasi yang disebut narezushi yang dipakai sebagai persembahan di Jepang bagian barat.
Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan
Cina. Orang Jepang waktu itu mulai mengenal makanan seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti
Tang (tōgashi), dan natto. Aliran memasak dan etiket makan berkembang di kalangan
bangsawan. Atas perintah kaisar Kōkō, Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak
aliran Shijō yang berjudul Shijōryū Hōchōshiki. Sampai saat ini, rumah makan tradisional
Jepang masih sering memiliki altar pemujaan untuk Fujiwara no Yamakage dan Iwakamutsukari-
no-mikoto.
Kebudayaan orang kota berkembang pesat pada zaman Edo. Makanan penduduk kota
seperti tempura dan teh gandum (mugicha) banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu,
di Edo mulai banyak dijumpai rumah makan khusus soba dan nigirizushi. Ōrusuichaya adalah
sebutan untuk rumah makan tradisional (ryōtei) yang digunakan samurai sewaktu menjamu tamu
dengan pesta makan. Makanan dinikmati secara santai sambil meminum sake, dan tidak
mengikuti tata cara makan formal seperti masakan kaiseki atau masakan Honzen. Masakan
Ōrusuichaya disebut masakan kaiseki ( 会 席 料 理 , kaiseki ryōri, masakan jamuan makan), dan
ditulis dengan aksara kanji yang berbeda dari "kaiseki" untuk upacara minum teh.
6. Masakan Kanto
Ikan dari familia Sparidae yang dikenal di Jepang sebagai ikan tai merupakan lambang
kemakmuran di Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh tanpa dipotong-potong merupakan
hidangan istimewa pada kesempatan khusus. Makanan yang dihidangkan pada pesta makan
terdiri dari dua jenis: makanan untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi
sebagai hiasan. Panggang ikan tai termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja dimakan di
tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih merupakan hiasan karena
dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai oleh-oleh. Tradisi membawa pulang
makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah berasal dari zaman Edo dan terus
berlanjut hingga sekarang. Selain ikan panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa
pulang kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.
Masakan yang lahir dari berbagai keanekaragaman di daerah Kanto disebut masakan Edo atau
masakan Kanto. Sebutan masakan Kanto digunakan untuk membedakannya dari masakan Kansai
yang sudah dikenal orang lebih dulu. Ciri khas masakan Kanto adalah penggunaan kecap
asin (shōyu) sebagai penentu rasa, termasuk untuk makanan berkuah (shirumono) dan nimono.
Tradisi membawa pulang makanan pesta merupakan alasan penggunaan kecap asin dalam
jumlah banyak dalam masakan Kanto, maksudnya agar rasa tetap enak walaupun sudah dingin.
Berbeda dengan masakan Kanto, masakan Kansai justru tidak terlalu asin walaupun
mengandalkan garam dapur sebagai penentu rasa.
7. Masakan Kansai
Osaka adalah kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah. Oleh karena itu, masakan Osaka
mengenal berbagai cara pengolahan hasil laut. Makanan laut diolah agar enak untuk langsung
dimakan di tempat dan tidak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka tidak
mementingkan rasa makanan kalau sudah dingin karena pada prinsipnya "makanan yang habis
dimakan". Prinsip masakan Osaka bertolak belakang dengan prinsip masakan Kanto yang
memikirkan rasa makanan kalau sudah dingin.
Akibat gempa bumi besar Kanto yang memakan korban jiwa besar-besaran, juru masak
pewaris tradisi masakan Edo ikut menjadi berkurang, dan tradisi masakan honzen mulai
memudar. Etiket makan mulai longgar, dan orang Jepang semakin menyukai suasana santai
sewaktu makan. Setelah Perang Dunia II, kemudahan transportasi dan kemajuan bidang
komunikasi menyebabkan tipisnya perbedaan antardaerah soal bahan makanan dan cara
memasak untuk makanan yang sama. Walaupun demikian, perbedaan mendasar dalam soal
bumbu dan selera masih tersisa.
C. Ciri Khas
Bahan makanan
Bumbu
Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan sesuai
urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari:
gula pasir (satō)
garam (shio)
cuka (su)
shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu untuk shōyu)
miso (miso).
Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari
masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di dalam
mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun
asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan
makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan makanan
tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan rasa asli dari
bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak dengan bumbu yang berbau tajam.
Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan
kesegaran bahan makanan.
Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang. Mereka dituntut
memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan, pengetahuan tentang alat-alat makan, serta
pemilihan suasana yang tepat untuk menikmati makanan. Masakan Jepang sangat berbeda
dari masakan Prancis yang sangat maju dalam pembagian keahlian di dapur dan pelayanan
terhadap tamu di ruang makan.
Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan
dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat
mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang
terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau Korea. Masakan Cina
menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan sederhana, sementara masakan Korea
memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.
1. Palawija, sayuran, kacang-kacangan (kedelai), soba, buah-buahan, dan umbi.
2. Tanaman liar, jamur, rumput laut
3. Telur ayam, makanan laut
1. Garam
2. Cuka
3. Miso
4. Shōyu
5. Wasabi
6. Jahe
7. Andaliman (sanshō)
8. Daun bawang (jenis daun bawang dengan lebih banyak bagian batang berwarna hijau
(aonegi) digunakan di daerah Kansai, sementara daun bawang dengan lebih banyak
bagian batang berwarna putih (nebukanegi) disenangi di daerah Kanto)
9. Daun shiso sebagai penyedap
10. Cabai merah dalam jumlah sangat sedikit, terutama untuk campuran bubuk shichimi
11. Dashi
1. Daging hewan ternak
2. Sawi
3. Bawang bombay
Bumbu dan rempah-rempah dari luar negeri
1. Merica (dari Cina)
2. Saus uster
3. Mayones
4. Bubuk kari
F. Contoh Masakan
Masakan tradisional
1. Honzenryōri
o Masakan yang mulai dikenal pada zaman Edo, dan mendapat pengaruh dari
masakan kalangan samurai tetapi akhirnya menghilang pada zaman Meiji.
2. Shōjinryōri
o Masakan tanpa daging di kuil agama Buddha.
3. Kaisekiryōri , masakan Kaiseki)
o Masakan yang dihidangkan dalam tahap-tahap penyajian dalam porsi kecil.
4. Kaisekiryōri masakan jamuan makan)
o Makanan jamuan pesta di rumah makan tradisional Jepang (ryōtei) yang dinikmati
sambil minum sake. Penyajian dilakukan secara bertahap seperti masakan kaiseki.
Makanan sehari-hari
Masakan nasi
o Nasi
Nasi putih, nasi merah (sekihan), kowameshi
Nasi dari beras yang belum disosoh
Nasi bercampur gandum (mugimeshi)
Onigiri
o Nasi berbumbu cuka
Sushi
Oshizushi
o Bubur (okayu), bubur dari nasi (zōsui atau ojiya)
o Ochazuke
o Takikomigohan (nasi yang ditanak dengan sedikit lauk)
o Donburi
o Kakegohan (nasi yang dituangi sesuatu): mugitoro (gandum yang ditanak dan dituangi
parutan umbi yamaimo atau nagaimo).
o Mochi dan dango
Makanan berkuah (shirumono)
o Sup miso
o Sumashijiru (suimono)
Sashimi
o Tessa (sashimi ikan fugu)
o Tataki (potongan besar ikan yang digarang dengan api besar, matang di bagian luar,
mentah di bagian dalam)
o Tsuke (sashimi yang direndam dengan kecap asin)
Tsukemono (sayuran yang diasin): takuan, umeboshi, shibazuke, misozuke (fermentasi
dengan miso), kasuzuke (fermentasi dengan ampas sake), nukazuke (fermentasi dengan kulit
ari beras), wasabizuke (campuran sayuran dengan pasta wasabi)
Mi: udon, soba, sōmen
Nabe: oden, mizudaki, shabu-shabu, sukiyaki,
Makanan goreng: tempura, satsuma-age, kakiage, karaage
Makanan panggang: ikan panggang, teriyaki, yakitori, kabayaki
Nimono: nikujaga, kinpira
Makanan kukus: chawanmushi, sakamushi (tumis dengan sake)
Nerimono: bentuk goreng-gorengan dari daging ikan yang dihaluskan dan ditambah tepung.
Aemono: sayur yang direndam saus berbahan cuka atau miso.
Ohitasi: sayur rebus yang dibumbui dashi.
Masakan asal luar Jepang.
A. Sejarah
3. India
A. Sejarah
Di India, makanan dimakan sambil duduk di kursi, di lantai, di kursi rendah, atau di atas
bantal untuk duduk. Secara tradisional, makanan dimakan langsung dengan tangan, biasanya
dengan jari-jari dan telapak tangan kanan, tanpa sendok dan garpu. Sewaktu makan dengan
tangan, suhu makanan bisa dirasakan dengan tangan sebelum disuap ke mulut. Mulut juga bisa
dicegah dari melepuh akibat makanan panas.
Set menu thali terdiri dari beraneka masakan daerah di India dalam mangkuk-mangkuk
kecil yang disajikan dalam piring logam berukuran besar. Hidangan ini dilengkapi
dengan raita dan beraneka jenis roti-rotian seperti naan, puri, roti, atau nasi.
Alat makan seperti sendok dan garpu dipakai oleh kalangan atas di India. Sendok dan
garpu merupakan pengaruh budaya Romawi pada abad ke-16, dan mulanya hanya dikenal
kalangan atas di India Utara. Perdagangan lada dengan orang Romawi menyebabkan dikenalnya
alat-alat makan di Asia. Hidangan yang mengandung nasi biasanya boleh dimakan dengan
sendok dan garpu, namun memakan roti dengan pisau atau garpu dianggap tidak sopan.
E. Minuman
Air putih selalu disediakan sewaktu makan. Orang India senang minum air putih sewaktu
makan karena dianggap tidak mengacaukan rasa makanan.
Teh adalah minuman utama di seluruh India. Daerah penghasil teh terbaik
adalah Darjeeling and Assam. Teh biasanya direbus bersama rempah-rempah seperti kapulaga,
cengkih, kayu manis, dan jahe sebelum dicampur dengan susu untuk membuat minuman
bernama masala chai yang manis dan kental.
Kopi susu populer di India Selatan. Kopi arabika terbaik ditanam di
sekitar Mysore dan Karnataka. Produknya disebut Mysore Nuggets. Kopi saring india (kaapi)
merupakan minuman populer di India Selatan. Minuman lain yang sering diminum orang India
adalah nimbu pani (lemonade), lassi, chaach, badam doodh (susu badam), sharbat, air kelapa,
dan air tebu. Minuman dingin dalam botol yang populer di India Selatan adalah Panner Soda atau
goli soda (goli berarti kelereng). Keduanya dibuat dari campuran air karbonasi, air mawar, dan
gula. Minuman lain yang populer dari India Selatan adalah susu mawar yang diminum dalam
keadaan dingin.
India juga memiliki sejumlah minuman beralkohol khas India, termasuk anggur
palem, fenny, dan bir India. Bhang juga diminum di India Utara, terutama sewaktu
perayaan Holi dan Vaisakhi.
3. Thailand
A. Sejarah
Berbeda dari hidangan utama dengan berbagai hidangan sampingan dalam masakan Barat,
masakan Thai biasanya terdiri dari satu jenis makanan atau nasi (khao, bahasa Thai: ข ้าว) dengan
lauk pauk yang dihidangkan secara bersamaan dan dinikmati beramai-ramai.
Makanan Thai dimakan dengan sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri, namun secara
tradisional, orang Thai makan dengan tangan. Hanya masakan mi atau sup berisi mi yang
dimakan dengan sumpit dan sendok. Orang suku pedalaman di Thailand Utara dan Thailand
Timur Laut memakan ketan dengan tangan. Sewaktu makan, ketan dicomot lalu dipulung
menjadi bola kecil sebelum dicocol ke dalam lauk.
Nasi adalah makanan pokok orang Thai. Beras wangi Thai adalah beras kebanggaan
Thailand. Ketan (khao niao, bahasa Thai: ข ้าวเหนีย ว) adalah makanan pokok di Thailand Utara
dan Thailand Timur Laut.
Nasi dimakan dengan kari, masakan tumis, dan hidangan lain yang biasanya memakai
bumbu cabai, limau dan serai. Kari dan sayuran tumis dituangkan ke atas nasi untuk membuat
hidangan yang disebut khao rad gang (bahasa Thai: ข ้าวราดแกง). Hidangan ini dimakan sebagai
makanan praktis ketika orang tidak memiliki waktu banyak untuk makan. Masakan Thailand
Timur Laut dan Thailand Utara banyak dipengaruhi oleh masakan orang Lao.
Kwetiau (bahasa Thai: ก๋วยเตีย
๋ ว) adalah mi yang populer di Thailand, dimasak menjadi kwetiau
goreng pad thai (bahasa Thai: ผ ัด ไ ท ย ) atau kwetiau kuah. Masakan Cina yang diadaptasi
menjadi masakan Thai misalnya kwetiau kuah asam pedas yang disebut kway teow rua (bahasa
Thai: ก๋วยเตีย
๋ วเรือ)
Nam prik (bahasa Thai: น ้ำ พ ร ก
ิ ) adalah sebutan untuk sambal atau saus cabai ala Thailand.
Setiap daerah di Thailand memiliki ragamnya masing-masing. Dengan memakai cobek dan
ulekan, cabai diulek bersama bahan-bahan lain seperti bawang putih dan terasi. Nam prik
dimakan bersama sayuran sewaktu makan nasi, atau dimakan sebagai lauk untuk makan nasi.
Selain nam prik, masakan Thai juga dimakan dengan cabai kering atau irisan cabai segar yang
dicampur dengan cuka beras.
C. Bahan-Bahan
Masakan Thai banyak memakai daging babi dan daging ayam, dan tidak terdapat banyak ragam
masakan dengan daging sapi. Ikan air tawar dan ikan air laut dimasak dengan cara digoreng atau
dibuat sup. Selain ikan, makanan laut yang populer adalah udang, kepiting, dan cumi-cumi.
Sayuran yang populer adalah terung dan kangkung. Thailand sangat kaya dengan buah-buahan
tropis seperti semangka, pisang, durian, manggis, jeruk, nenas, rambutan, pepaya, jeruk bali,
dan lengkeng. Selain dimakan segar, buah-buahan juga dibuat sari buah dan manisan. Pepaya
muda dibuat menjadi salad pepaya yang disebut som tam.
Penyedap yang umum dipakai orang Thai adalah kecap ikan yang disebut nam pla (น้ำปลา)
dan terasi. Dibuat dari fermentasi udang atau ikan-ikan kecil seperti anchovy, nam pla memiliki
rasa asin dan aroma ikan yang kuat.
Masakan Thai Tengah dan Thai Selatan memakai daun jeruk purut (bai makrut, ใบมะกรูด). Daun
jeruk purut dipakai dalam berbagai sup Thai (misalnya tom yam) dan berbagai kari dari Thai
Tengah dan Thai Selatan. Bumbu masak yang umum dipakai adalah bawang
putih, lengkuas, serai, kunyit, dan temu kunci (krachai) yang diulek dengan berbagai jenis cabai
untuk membuat bumbu kari. Selain daun kemangi yang disebut grapow (kraphao), masakan Thai
juga memakai daun kemangi thai untuk beberapa jenis masakan seperti kari hijau.
Di antara bahan-bahan khas untuk masakan Thai adalah pahk chee (daun ketumbar), rahk pahk
chee (akar ketumbar), pasta kari, pong kah-ree (bubuk kari), see-ew dahm (kecap asin
hitam), gung haeng (ebi), pong pa-loh (bubuk lima rempah), nahmahn hoi (saus tiram), nahm
prik pao (pasta cabai), dan tepung beras serta tapioka.
Di Thailand Timur Laut, serangga adalah makanan lezat. Kumbang air raksasa (Lethocerus
indicus) (mang da; bahasa Thai: แ ม ง ด า ) adalah makanan yang sangat populer, digoreng utuh
atau dijadikan bumbu penyedap.[2] Kumbang air raksasa merupakan bahan utama pembuat nam
prik mang da (nam prik kumbang air raksasa).[3]
D. Makanan Khas
Khao pad (bahasa Thai: ข ้า ว ผ ัด ): nasi goreng ala Thailand, bisa memakai daging ayam,
daging sapi, daging babi, udang, kepiting, kelapa, dan nanas.
Pad thai (bahasa Thai: ผัด ไทย): kwetiau goreng isi daging ayam atau makanan laut dengan
bumbu nam pla.
Rad na (bahasa Thai: ร า ด ห น ้า ): kwetiau lebar yang digoreng daging sapi, daging ayam,
udang, atau makanan laut.
Khao pad naem (bahasa Thai: ข ้า ว ผ ัด แ ห น ม ): nasi goreng dengan sosis hasil fermentasi
(makanan khas Thailand Timur Laut)
ี วิ๊ ): mi goreng daging ayam/babi dengan kecap manis kental
Pad see ew (bahasa Thai: ผัด ซ อ
(see ew dum) dan nahm pla.
Pad kee mao (bahasa Thai: ผัดขีเ้ มา, mi mabuk): mi goreng dengan daun kemangi thai.
Khao khluk kapi (bahasa Thai: ข ้าวคลุก กะปิ ): nasi goreng terasi, dihidangkan dengan babi
manis dan sayuran.
Khanom chin namya (bahasa Thai: ข น ม จ น ี น ้ำ ย า ): mi dengan bumbu kecap ikan, dan
dimakan dengan sayuran segar.
Khao soi (bahasa Thai: ข ้าวซอย): mi garing yang dihidangkan di dalam sup kari ayam yang
rasanya manis (masakan khas Thailand Utara.)
Khao pad gai (bahasa Thai: ข ้าวผัดไก่): nasi goreng ayam.
Khao mun gai (bahasa Thai: ข ้า ว ม ัน ไ ก )่ : nasi yang ditanak dengan bawang putih, ayam
rebus, dan kaldu ayam, dihidangkan dengan saus cocol.
Gai pad grapao (bahasa Thai: ไก่ผ ัด กะเพรา): daging ayam cincang dengan bawang putih,
cabai, dan daun kemangi.
Gai pad med mamoung himaphan (bahasa Thai: ไก่ผัดเม็ดมะม่วงหิมพานต์): potongan daging
ayam dengan kacang mete dan cabai.
Makanan asal Thailand Tengah[sunting | sunting sumber]
Tod man pla krai, gorengan pasta ikan dengan saus cocol.
Tom yam (bahasa Thai: ต ้มยำ): sup asam pedas berisi daging. Bila berisi udang disebut tom
yam goong (tom yam kung, bahasa Thai: ต ้มยำก ุ ้ง ). Tom yam berisi makanan laut (udang,
cumi-cumi, dan ikan) disebut tom yam talae (bahasa Thai: ต ้มยำทะเล), sementara tom yam
daging ayam disebut tom yam gai (bahasa Thai: ต ้มยำไก่).
Gai Pad Khing (bahasa Thai: ไก่ผัดขิง): tumis ayam dengan potongan jahe.
Tom kha gai (bahasa Thai: ต ้มข่าไก่): sup asam pedas berisi daging ayam dan santan.
Sate (bahasa Thai: ส ะ เ ต ะ๊ ): sate daging babi atau daging ayam. Sate adalah masakan
Indonesia yang populer sebagai jajanan di Thailand.
Kari merah (gaeng phet, bahasa Thai: แ ก ง เ ผ ็ด ): kari pedas dengan bumbu cabai merah
kering.
Kari hijau (gaeng khiew-waan, bahasa Thai: แกงเขียวหวาน): kari dengan bumbu cabai hijau
segar dan daun kemangi thai. Daging yang dipakai bisa daging ayam atau bakso ikan. Kari
hijau sering dianggap sebagai kari terpedas dalam masakan Thai.
Kari massaman (bahasa Thai: แกงมัส มั่น ): kari gaya India yang biasanya dibuat oleh orang
Islam Thai. Kari jenis ini memakai rempah-rempah kering yang dihaluskan seperti biji
ketumbar.
Pad prik (bahasa Thai: ผ ัด พ ร ก ิ ): daging sapi yang ditumis dengan cabai, dan juga
disebut neua pad prik (bahasa Thai: เนือ ้ ผัดพริก)
Pad kraphao (bahasa Thai: ผัด กะเพรา ): daging babi, daging sapi, atau daging ayam yang
ditumis dengan daun kemangi thai.
Pad pak ruam (bahasa Thai: ผัดผักรวม): tumis berbagai jenis sayuran.
Phanaeng curry (bahasa Thai: พ ะ แ น ง ): kari kental berisi daging sapi (phanaeng
nuea, bahasa Thai: พ ะ แ น ง เ น อ ื้ ), daging ayam, atau daging babi. Seperti halnya kari
massaman, kari jenis ini juga memakai rempah-rempah kering yang dihaluskan.
Tod man (bahasa Thai: ทอดมัน): gorengan pasta ikan (tod man pla krai, bahasa Thai: ทอดมั
นปลากราย) atau pasta udang (tod man kung, bahasa Thai: ทอดมันกุ ้ง)
Boo Jah (bahasa Thai: ปูจ า๋ ): gorengan pasta kepiting dicampur daging babi, bawang putih,
dan merica. Makanan ini dimakan dengan saus pedas seperti saus Sri Rachaa, saus bawang
putih pedas manis, saus nahm prik pao (pasta cabai yang digoreng), atau pasta kari merah
dan irisan daun bawang.
Choo-Chee Plah Ga-Pong (bahasa Thai: ฉู่ฉี่ปลากระพง): ikan saus kari choo-chee.
Makanan asal Thailand Timur Laut[sunting | sunting sumber]
Masakan Thailand Timur Laut mirip dengan masakan Laos. Orang Isan yang tinggal di Thailand
Timur Laut merupakan keturunan orang Lao. Bahasa mereka juga mirip dengan bahasa Lao.
้
Som tam (bahasa Thai: สมตำ, IPA: som ɗam) atau disebut dalam bahasa Lao/Isan sebagai ตำ
มักหุง่ (IPA: ɗam mak huŋ) adalah salad pepaya parut yang ditumbuk di cobek dan ulekan.
Ada tiga variasi som tam yang umum: som tam poo (bahasa Thai: ส มตำปู ้ ) dengan kepiting
้
hitam asin, som tam thai (bahasa Thai: ส มตำไทย) dengan kacang tanah, ebi, dan gula jawa,
serta som tam plara (bahasa Thai: ส ม้ ต ำ ป ล า ร ้า ) dari Thailand Timur Laut, dicampur
ikan gurami asin, terung putih, kecap ikan, dan kacang panjang.
Larb (bahasa Lao: ລາບ, bahasa Thai: ลาบ ): salad masam yang dibuat dari daging, bawang
bombay, cabai, tepung beras sangrai, dan dihiasi dengan daun mint.
Nam tok (bahasa Thai: น ้ำ ต ก ): salada daging yang mirip dengan larb, namun daging
dipotong memanjang dan tidak dicincang.
Yam (bahasa Thai: ยำ): nama umum untuk berbagai salad yang rasanya masam, antara lain
dibuat dari sohun (yam wun sen bahasa Thai: ย ำ ว ุ ้น เ ส น้ ) atau makanan laut (yam
talae, bahasa Thai: ยำทะเล).
Tom saep (bahasa Thai: ต ้มแซบ): sup pedas dan masam ala Thailand Timur Laut.
Gai yang (bahasa Thai: ไก่ยา่ ง): ayam panggang
Suea Rong Hai (bahasa Thai: เสอ ื ร ้องไห ้): daging sapi (sandung lamur) panggang
Khao niao (bahasa Thai: ข ้า ว เ ห น ย ี ว ): sebutan untuk ketan yang ditanak sebagai makanan
pokok orang Thailand Utara dan Thailand Timur Laut.
Nam prik num (bahasa Thai: น้ำพร ก ิ หนุ่ม ): saus cocol yang dibuat dari terung asam, cabai
hijau, dan bawang putih.
Hidangan penutup dan minuman[sunting | sunting sumber]
Mo geng, kue dari telur
Kao niao ma muang (bahasa Thai: ข ้าวเหนียวมะม่วง): ketan dan irisan mangga matang
Lod chong nam ka ti (bahasa Thai: ล อ ด ช อ ่ ง น ้ำ ก ะ ท )ิ : mi beras beraroma pandan yang
dimasak dengan santan.
Kanom tan (bahasa Thai: ขนมตาล): kue kelapa.
Ruam mit (bahasa Thai: ร ว ม ม ต
ิ ร ): buah berangan yang dihidangkan bersama nangka, biji
sagu, dan santan.
Kanom chun (bahasa Thai: ขนมชน ั ้ ): kue lapis ketan aroma pandan
Kanom bua loy (bahasa Thai: ขนมบัวลอย): bola-bola talas dalam santan.