Anda di halaman 1dari 7

APRESIASI SENI BUDAYA JEPANG

Budaya Jepang

1. Hiwatari-Sai

Tradisi unik dalam budaya Jepang yang terkenal adalah Hiwatari-Sai. Hiwatari-Sai
merupakan suatu festival unik berjalan di atas api. Festival ini umumnya dilakukan
oleh Yamabushi yang merupakan seorang pendeta Buddha yang telah bertapa di
gunung. Dalam festival ini, Yamabushi berjalan diatas bara api dengan mendoakan
agar dunia tetap damai.

2. Hanami

Hanami merupakan sebuah tradisi besar yang banyak ditunggu masyarakat Jepang.
Tradisi Hanami dilakukan untuk menyambut bunga sakura yang bersemi. Jadi,
Hanami ini akan dilakukan pada bulan April. Saat Hanami berlangsung, masyarakat
Jepang bisa mengagumi keindahan sakura yang mekar bersama keluarga dan
teman di Koukyo dan Taman Ueno.

3. Koinobori

Tradisi dan budaya Jepang yang terkenal keunikannya bisa dilihat dari festival
Koinobori. Koinobori merupakan layang-layang berbentuk ikan yang dibuat dari kain
dengan berbagai ukuran dan corak. Festival Koinobori diadakan di Jepang setiap
tanggal 5 Mei untuk peringatan Hari Anak di Jepang.

4. Upacara Minum Teh (Sado/Chado)

Upacara minum teh menjadi salah satu budaya Jepang yang terkenal dan sangat
unik. Karena keunikan inilah, banyak wisatawan yang ingin mengikuti upacara
minum teh. Bisa dibilang, upacara minum teh ini adalah cara untuk menjamu para
tamu secara tradisional.
5. Ikebana

Di Jepang, bunga merupakan hal yang sangat istimewa. Jadi tidak heran jika Jepang
mempunyai Ikebana atau kesenian untuk merangkai bunga. Masyarakat Jepang
mempercayai bahwa bunga merupakan tempat Tuhan untuk bersemayam. Awalnya,
ikebana dirangkai secara sederhana dan diletakkan di altar. Namun sekarang, ada
beberapa hal yang harus dipelajari untuk merangkai bunga.

6. Matsuri

Saat musim panas di Jepang, akan ada matsuri yang berhubungan dengan festival
di kuil Shinto dan kuil Buddha. Matsuri ini merupakan acara berdoa dan
bersembahyang di kuil. Karena budaya ini sangat menarik, maka banyak wisatawan
yang ingin menyaksikan matsuri ini
https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/detail/2442/

Seni Tari Jepang

1. Kasa Odori

Ciri khas utama dari tarian ini adalah penggunaan payung pada tiap penarinya. Di
ujung payungnya terdapat sebuah benda kecil mirip emas yang membuatnya terlihat
megah. Tarian ini konon sudah ada sejak Zaman Edo, tepatnya pada tahun 1603-
1867 Masehi. Tari yang dilakoni pria dan wanita ini konon merupakan bentuk
permintaan kepada Tuhan agar hujan segera turun.
2. Bon Odori

Tarian ini lazim dihelat pada festival musim panas di Jepang. Ciri khas tarian ini
adalah adanya penggunaan baju kimono pada tiap penarinya. Orang yang
menarikan tarian ini bisa dari berbagai gender dan kalangan.
Tarian ini diyakini sudah ada sejak 600 tahun yang lalu. Setiap gerakan tarian ini
konon merupakan perlambang dari gerakan tari para arwah.
Pada zaman dahulu, tarian ini lazim dipakai sebagai perlindungan diri agar terbebas
dari siksa neraka. Kini, tarian ini dilakoni sebagai bentuk penghormatan kepada
leluhur.

3. Onikenbai

Tarian yang satu ini juga mengharuskan penarinya untuk memakai topeng. Dalam
bahasa Inggris, tarian ini dikenal dengan nama devil’s sword dance. Nama ini
dipakai lantaran penarinya yang memakai topeng dan kostum layaknya iblis.
Belum diketahui secara pasti kapan tarian ini pertama kali muncul. Tarian ini sendiri
lazim dilakoni sebagai simbol pengusir roh dursila yang bersemayam dalam tanah.
Dengan mengusir roh tersebut, maka tanaman yang ditanam petani bisa tumbuh
subur. Tarian ini biasanya dilanjutkan dengan satu tarian tradisional lainnya, yaitu
tarian nanazumai.

4. Nanazumai

Nanazumai merupakan sebuah tarian yang melambangkan siklus pertanian yang


terjadi di Jepang, mulai dari fase-fase sulit, hingga fase memanen. Tarian ini
dilakukan oleh tujuh penari yang masing-masing membawa tujuh alat berbeda.

Setiap alat yang dibawa merupakan representasi dari tiap fase yang ada. Seperti
halnya onikenbai, asal-usul tarian ini juga belum diketahui secara pasti. Yang jelas,
tarian ini sudah menjadi salah satu warisan budaya dan masih dilakoni hingga saat
ini.

5. Nihon Buyo

Ini merupakan tarian tradisional Jepang yang pertama kali diperkenalkan pada abad
ke-17. Seperti beberapa tarian Jepang lainnya, penari yang melakoni tarian ini juga
mengenakan kimono dan kipas sebagai ciri khas utamanya.
Nihon buyo lazim diselenggarakan sebagai pertunjukkan hiburan. Para penarinya
lazim melakoni tari ini di atas panggung. Setiap gerak yang terdapat dalam tarian ini
cenderung lamban dan lembut, sehingga membuat penonton terenyuh dan terbawa
ke dalam tiap gerakannya. Nihon buyo lazimnya menggambarkan filosofi hidup atau
kisah-kisah legenda di Jepang.

https://keluyuran.com/macam-macam-tarian-jepang/

Seni Musik Jepang

1. Shakuhachi

Kalau diibaratkan, ini adalah serulingnya Negeri Matahari Terbit. Bahan dan
bentuknya persis dengan seruling jenis recorder. Hanya saja seruling Jepang ini
hanya punya empat lubang di bagian depan, serta satu lubang di belakangnya.

Selain dimainkan masyarakat Jepang, alat ini juga lazim dijual secara umum. Di
pasaran, harga alat musik ini cukup mahal. Mahalnya alat ini tak lain disebabkan
oleh proses pembuatannya yang cenderung rumit.

2. Shamisen

Ini adalah alat musik tradisional Jepang yang dimainkan dengan cara dipetik. Ciri
khas alat ini adalah bagian badannya yang agak kotak, berleher panjang, serta
memiliki senar berjumlah tiga buah. Untuk memainkannya, kamu cukup memetik
senarnya dengan sebuah pick yang lazim disebut bachi.

3. Biwa

Alat musik ini sebetulnya berasal dari Tiongkok, lalu kemudian diperkenalkan di
Jepang. Di Jepang, alat ini lazim sekali dimainkan di acara pertunjukkan musik
tradisional di Jepang, khususnya Gagaku dan Heike Monogatari.

4. Kane

Alat yang bernama lain sho ini merupakan alat musik yang bentuknya serupa
mangkok besi. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul layaknya lonceng.
Seperti halnya biwa, alat musik ini juga lazim dipakai pada perhelatan Gagaku.

Bagi yang belum tahu, Gagaku merupakan pertunjukkan musik dan tari asal
Tiongkok yang kemudian menjadi bagian dari budaya Jepang. Selain dimainkan
pada perhelatan Gagaku, kane juga sering dimainkan dalam upacara agama Shinto
dan Buddha di Jepang.
5. Taiko

Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, taiko mempunyai arti ‘drum besar’.
Di masa feodalisme Jepang, alat ini lazim dipakai untuk memotivasi pasukan,
mengatur pengumuman, atau menentukan barisan pasukan.
Di masa kini, taiko lebih sering dipakai untuk menangkal bencana ataupun sebagai
sarana mengekspresikan dunia arwah.

https://keluyuran.com/alat-musik-tradisional-jepang/

Anda mungkin juga menyukai