Bumi
ini
terdiri
dari
berbagai
macam
pulau-pulau
yang
terpisah
berdasarkan Benua, bahkan Negara. Dan di tiap-tiap Negara itu sendiri memiliki
banyak perbedaan, baik dari strukut Negara, pemerintahan, bahkan kesenian
dan kebudayaan tiap Negara pasti berbeda-beda. Kali ini saya akan mencoba
membahas mengenai kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang.
Sama seperti halnya Indonesia, Jepang pun memiliki banyak kesenian dan
kebudayaan yang berasal dari Negara ini, walaupun Negara ini tidak tidak terlalu
luas seperti Indonesia namun Negara ini memiliki kesenian dan kebudayaan
yang menarik. Meskipun Jepang tergolong Negara Maju, tetapi Jepang tidak
pernah melupakan kesenian dan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang
mereka.
Ikebana
Ikebana adalan kesenian merangkai bunga yang berasal dari Negara Jepang.
Bunga memiliki kehormatan dalam kebudayaan Jepang, karena Bungan dianggap
sebagai tempat bersemayamnya Tuhan, sang pencipta. Bunga dirangkai dalam
bentuk tertentu dan diletakkan di altar utama. Awalnya dalam pembuatan bunga
sangatlah sederhana, namun saat ini pembuatan bunga semakin sulit dan
kompleks dan di butuh pembelajaran keahlian dalam pembuatannya.
Matsuri
Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan
festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang
kebanyakan diselenggaran pada musim panas, pada saat ini matsuri tidak selalu
berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang
datang hanya untuk melihat saja.
Shogi
Shogi atau catur Jepang adalah permainan papan dari Jepang yang dimainkan
oleh dua orang di atas papan 9 lajur dan 9 baris yang berwarna sama. Ciri khas
shogi yang sangat membedakannya dari catur adalah sistem memainkan
kembali buah lawan yang sudah ditangkap. Walaupun sudah naik pangkat, buah
yang tertangkap akan kembali ke pangkat semula. Kedua belah sisi yang
bermain dibedakan menjadi sente dan gote. Pemain sente memainkan langkah
pertama, diikuti pemain gote, begitu seterusnya secara bergantian hingga
selesai. satu set buah shogi yang berjumlah 20 buah.
Kabuki
Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni
teater karena memiliki unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan musik.
Para pemain mengenakan kostum mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya
terbilang dramatis untuk menonjolkan sifat dan karakter tokoh.
Origami
Origami berasal dari kata ori yang berarti lipat, dan kami yang berarti kertas merupakan seni tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu
bentuk kesenian yang modern. Origami sudah dikenal dibanyak Negara, secara
umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun
kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami.
Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan
warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin
indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas
menjadi lebih mudah.
MUSIK
INSTRUMEN
TUNGGAL
Sekitar
abad
ke-15
musik
instrument
lagu
dan
drama
musik.Perkembangan
musik
drama
berdasarkanukuran
Dulu, bagian
mulutSHAKUHACHI
pada
dipotong
menyerong,
tetapi
sekarang
bagian
Jepang.
Istilah
J-pop
diciptakanmedia
massa
Jepang
untuk
asalInggris,
The
Beatles.
Tahun
1965,
ada
band
lokal
bernama
1980-an. Padamasa itu terdapat banyak sekali grup-grup musik yang populer.
Diawal tahun 2000-an mulai terdapat gaya Seishun Punk yang dimulaioleh
Stance punks, Gagaga SP, dan Going Steady. Sejak pertengahantahun 2000-an
terdapat banyak sekali grup bergenre MelodicHardcore dan Emocore seperti
Ellegarden dan Asian Kung-FuGeneration.
11. KEUNIKAN MUSIK TRADISIONAL JEPANG Pada dasarnya musiktradisional
jepang memiliki tangganada ynag sama seperti Cina. Yaitumemiliki 2 macam
tangga nadapentatonik, diantaranya : c - d - e - g - a - c (tanpa f dan b) =>
dibaca : do - re - mi - so - la - do c - e - f - g - b - c (tanpa d dan a) => dibaca :
do - mi - fa - so - si - do
Lafcadio Hearn terkait dalam bukunya Kwaidan: sejarah dan pembelajaran pemikiran asing"
Mimi-nashi Hoichi" (Hoichi yang tanpa telinga), cerita hantu Jepang tentang Hoshi Biwa
buta yang menceritakan "Kisah tentang Heike"
wanita Buta, yang dikenal sebagai Goze ( ), juga tur didaerah itu sejak zaman abad
pertengahan, menyanyikan lagu dan bermain musik yang mengikuti ketukan drum. Dari abad
ketujuh belas mereka sering memainkan koto atau shamisen. organisasi Goze bermunculan di
seluruh negeri, dan ada hingga saat ini dalam bentuk polisi Niigata.
Taiko
Taiko
Taiko adalah Drumnya orang Jepang yang datang dalam berbagai ukuran dan digunakan
untuk memainkan berbagai genre musik. Hal ini telah populer dalam beberapa tahun terakhir
sebagai sentral instrumen dari ansambel perkusi yang didasarkan pada berbagai rakyat dan
festival musik di masa lalu. taiko musik tersebut dimainkan dengan oleh drum besar
ansambel disebut kumi-daiko. Asalnya tidak diketahui pasti, namun dapat terbentang jauh
kembali saat abad 7, ketika seorang tokoh drummer tanah liat menunjukkan keberadaannya.
Pengaruh cina mengikuti, namun instrumen dan musik tetap dalam keunikan jepang. Drum
Taiko selama periode ini digunakan selama pertempuran untuk mengintimidasi musuh dan
perintah untuk berkomunikasi. Taiko terus digunakan dalam musik religius Buddhisme dan
Shinto. Pemain terakhir adalah orang-orang kudus, yang bermain hanya pada acara-acara
khusus dan dalam kelompok kecil, namun pada warga laki-laki (jarang perempuan), beberapa
waktu juga memainkan taiko dalam festival semi-keagamaan seperti tarian bon.
Modern ansambel taiko dikatakan telah diciptakan oleh Daihachi Oguchi pada tahun 1951.
Seorang drummer jazz, musik latar belakang Oguchi dimasukkan ke dalam ansambel yang
besar, Dimana dia juag yang mendesain. Gaya energiknya membuahkan kelompok populer di
seluruh Jepang, dan membentuk wilayah Hokuriku pusat untuk musik taiko. Musisi timbul
dari gelombang popularitas termasuk Sukeroku daiko dan bagian band-nya, seido Kobayashi.
Pada 1969 ada sebuah kelompok yang disebut Za Ondekoza didirikan oleh Tagayasu Den; Za
Ondekoza berkumpul bersama artis muda yang menginovasi versi akar kebangkitan baru dari
taiko, yang digunakan sebagai cara hidup dalam gaya hidup komunal. Selama tahun 1970-an,
pemerintah Jepang mengalokasikan dana untuk melestarikan budaya Jepang, dan banyak
kelompok masyarakat taiko terbentuk. Kemudian pada abad ini, kelompok taiko tersebar di
seluruh dunia, terutama ke Amerika Serikat. Video game Taiko Drum Master juga karena
kebudayaan taiko. Salah satu contoh dari sebuah band Taiko modern Gocoo.
Min'yo music rakyat
yang digunakan untuk pertemuan seperti pernikahan, pemakaman, dan festival (Matsuri,
terutama Obon), dan lagu anak-anak (warabe Uta).
Dalam min'yo, penyanyi biasanya disertai dengan kecapi tiga senar (dikenal dengan
shamisen), taiko drum, dan seruling bambu yang disebut shakuhachi. Instrumen lainnya yang
dapat menyertai adalah seruling melintang dikenal sebagai shinobue, sebuah lonceng yang
dikenal sebagai kane, tangan drum yang disebut tsuzumi, serta 13-senar sitar yang dikenal
sebagai koto. Di Okinawa, instrumen utama adalah sanshin. Ini adalah instrumen tradisional
Jepang, tapi instrumentasi modern seperti gitar listrik dan synthesizer juga digunakan dalam
zaman ini, ketika penyanyi enka membawakan lagu-lagu tradisional min'yo (Enka menjadi
semua genre musik Jepang).
Kata yang sering terdengar ketika berbicara tentang min'yo adalah ondo, Bushi, bon uta, dan
Komori uta. ondo Sebuah gambaran umum setiap lagu rakyat dengan ayunan khas yang dapat
didengar sebagai 2 / 4 irama (meskipun biasanya tidak mengelompokkan ketukan). Lagu
rakyat khas terdengar pada tarian festival Obon kemungkinan besar akan seperti sebuah ondo.
Fushi adalah lagu dengan melodi khas. Sangat terkenal, sebutannya "Bushi" , yang berarti
"ritme" atau "melodi". Kata ini jarang dipakai, tetapi biasanya diawali oleh sebuah istilah
yang mengacu pada pekerjaan, lokasi, nama pribadi atau sejenisnya. Bon uta, sesuai deskripsi
namanya, adalah lagu untuk Obon, festival lentera orang mati. Komori Uta adalah lagu
pengantar tidur anak-anak. Nama-nama lagu min'yo sering memiliki istilah deskriptif,
biasanya di akhir. Sebagai contoh: Tokyo Ondo, Kushimoto Bushi, Hokkai Bon Uta, dan
Itsuki no Komoriuta.
Banyak dari lagu-lagu termasuk penekanan tambahan pada suku kata tertentu serta teriakan
bernada (kakegoe). Kakegoe umumnya teriakan menghibur tetapi dalam min'yo, mereka
sering dimasukkan sebagai bagian dari chorus. Ada banyak kakegoe, meskipun mereka
bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Di Okinawa min'yo, misalnya, seseorang
akan akrab mendengar "ha sasa iya!" Di Jepang darata berbeda, orang akan lebih sering
mendengar "a yoisho!," "sate!," atau "a sore!", yang lainnya lagi "a donto koi!," dan
"dokoisho
Baru-baru ini sebuah sistem berbasis serikat yang dikenal sebagai sistem iemoto telah
diterapkan pada beberapa bentuk min'yo. Sistem ini awalnya dikembangkan untuk transmisi
genre klasik seperti nagauta, shakuhachi, atau musik Koto, tetapi karena terbukti
menguntungkan guru dan didukung oleh mahasiswa yang ingin mendapatkan sertifikat
kemahiran serta nama artis terus yang menyebar ke genre seperti min ' Yo, ahirnya Tsugarujamisen dan bentuk-bentuk musik yang tradisional ditransmisikan menjadi lebih informal.
Hari ini beberapa min'yo disampaikan dalam organisasi keluarga-pseudo dan magang dalam
waktu lama pada umumnya.
Tari Ryukyuan
Umui, lagu-lagu religius, Shima Uta, lagu tari, dan, terutama kachsh, musik perayaan
hidup, semua populer dalam Sejarah Musik Tradisional Jepang .
Musik rakyat Okinawan bervariasi dari musik rakyat daratan Jepang dalam beberapa cara.
Awalnya, musik rakyat Okinawan sering disertai oleh sanshin sedangkan di daratan Jepang,
shamisen menyertai sebagai gantinya. Instrumen lainnya termasuk Okinawa sanba (yang
menghasilkan suara klik yang mirip dengan alat musik), taiko dan Yubi-bue ( ?).
Kedua, nada suara. Skala pentatonik, yang bertepatan dengan skala pentatonik utama disiplin
ilmu musik Barat, sering terdengar di min'yo dari pulau-pulau utama Jepang, lihat skala
miny. Dalam skala nada pentatonis subdominant dan nada penting (derajat skala 4 dan 7
dari skala besar Barat) dihilangkan, sehingga skala musik dengan tidak ada langkah antar
nada masing-masing. (Do, Re, Mi, Jadi, La di solfeggio, atau derajat skala 1, 2, 3, 5, dan 6)
Okinawan min'yo, ternyata ditandai dengan skala yang mencakup setengah-langkah
dihilangkan dalam skala pentatonik tersebut , jika dianalisis dalam disiplin music barat.
Bahkan, skala yang paling umum digunakan di Okinawa min'yo termasuk derajat skala 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7.
Untuk mengenal lebih dekat tentang alat musik tradisional Jepang, berikut ini nama-nama
alat musik dan juga sedikit penjelasannya :
SHAMISEN
bentuknya sangat indah, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau bentuk dari alat musik
ini terinspirasi dari indahnya lekukan tubuh wanita. Bahkan masyarakat jepang sendiri
banyak yang terkagum-kagum ketika pertama kali melihat keindahan bentuk shamisen ini.
SHAMISEN terdiri dari 3 dawai yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Yang
menghasilkan suara tertinggi adalah dawai yang tipis begitu pula sebaliknya dawai yang lebih
tebal akan menghasilkan suara yang lebih tinggi.
TAIKO
Taiko yang memiliki arti berarti drum yang besar. Pada zaman/masa feodal di Jepang,
taiko biasanya dipergunakan sebagai motivator kepada seluruh pasukan dan bisa juga
digunakan untuk memberikan perintah dan juga mengumukan hal-hal penting. Dikala telah
memasuki medan perang taiko yaku yang artinya penabuh drum adalah orang yang paling
bertanggung jawab untuk mengatur langkah barisan.
KOTO
KOTO merupakan instrumen musik tradisional jepang yang sangat mirip dengan alat musik
kecapi dari Indonesia. Menurut sejarah alat musik ini masuk ke negara matahari terbit ini
sejak abad ketujuh. Pada zaman dulu Koto merupakan salah satu musik istana. Alat musik
dimainkan secara mandiri yang artinya tidak memerlukan alat musik pengiring untuk
memainkannya.
Nah selain Koto ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit
berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek. Alat Musik ini diberi nama Biwa,
biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita narasi.
SHAKUHACHI
Kalau di Indonesia mengenal suling, di negara jepang juga ada tuh alat musik yang seperti
seruling namanya adalah SHAKUHACHI. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu
(bagian dekat akar), mempunyai diameter 3,5 4,0 cm. Shakuhachi ini memppunyai 5
lubang, untuk bagian depan terdapat 4 lubang dan bagian belakang terdapat 1 lubang.
Alat Musik Tiup lain yang juga berasal dari jepang adalah Shinobue. instrumen ini biasanya
digunakan dalam pertunjukan teater Kabuki, Noh serta untuk mengiringi lagu-lagu daerah
Jepang.
Sebenarnya masih banyak sekali alat musik daerah jepang, mungkin lain kali kali kita bahasa
lagi. Akhir kata semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat untuk mengenal lebih dekat tentang
budaya dari jepang.
Sumber :
http://www.slideshare.net/AngginNU/musik-tradisional-jepang
http://www.jpf.or.id/id/alat-musik-tradisional-jepang-shamisenkoto-shakuhachi
http://sejarahmusisi.blogspot.com/2011/03/sejarah-musik-tradisional-jepang.html
TUGAS
SENI
BUDAYA
ANISTASIA WULANDARI
XII-IS3