Anda di halaman 1dari 2

Clarisa Zabrina Djoleba

X-D2/08

I. Pendeskripsian

PATEMON TERUNA DAHA

Judul karya tari ini adalah Tari parade patemon terun daha. Penata tari yaitu I
Gusti Ngurah Agung Giri Putra, panitia yang menyelenggarakan adalah kementrian
kebudayaan dan dinas pariwisata. Tempatnya di Gedung sasono langen budoyo
(Taman Mini Indonesia Indah), pertunjukan di adakan pada hari sabtu,19 Agustus
2017.

Pertunjukan tari parade ini mengusung Tema " Kreativitas Tari Pada Proses
( Rangkaian) Adat Masyarakat Daerah Berbasis Seni Kerakyatan". Parade Tari
Nusantara 2017 : Patemon Teruna Daha, terinspirasi dari adat yang sangat ketat di
daerah Tenganan, Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali, dimana para
pemudanya tidak boleh kawin di luar desa, maka upaya untuk membangun
kedekatan rasa diantara muda mudi di Tenganan, Pegringsingan dilakukan lewat
Abuang Luh Muani.

Penari yang terlibat ada 4 orang penari laki-laki dan 4 orang penari perempuan. Tari
yang dibawakan termasuk jenis tari parade,Berdasarkan artistik atau konsep
garapannya termasuk tari rakyat, berdasarkan fungsi nya termasuk tari pergaulan,
dan berdasarkan bentuk penyajian nya termasuk tari berpasangan. Gerak tari yang
ditampilkan. tarian prosesi masyarakat adat desa Tenganan yang disajikan dengan
gerak yang sangat sederhana. Tarian ini adalah tarian berpasangan yang dilakukan
oleh pemuda pemudi dengan cara berhadap hadapan dengan posisi tangan
dibentangkan serta dengan digerakkan mengikuti alunan gamelan selonding. Yang
khas dari asal daerahnya yaitu dari Bali.

Konsep musik yang ditampilkan adalah dengan iringan alat musik tradisional seperti
gamelan dan gong. Adegan demi adegan ini berjalan dengan sangat impresif dengan
dukungan musik yang memainkan suasana kebahagiaan yang haru. Tata musik ini
diatur oleh I Wayan Sudiarsa, S.Sn selaku penata musik.

Kemudian untuk tata pentas yang di tampilkan adalah In Door atau di dalam
ruangan karena memang pangelaran ini di langsung kan di dalam gedung. Dengan
dekorasi yang berdominan warna coklat atau berwarna gelap. penempatan lampu
dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik
fokus tepat berada di daerah panggung. Pada tari ini hanya menggunakan lampu
berwarna kuning yang menyorot para penari.

Tata busana yang di gunakan penari laki-laki hanya menggunakan kain berwarna
coklat yang bermotif bunga sebagai bawahan menggunakan udeng berwarna emas,
untuk penari perempuan menggunakan kemben berwarna senada tidak lupa juga
mahkota yang berwarna emas. Riasan yang di gunakan sangat khas daerah Bali yaitu
area mata dengan eyeshadow gelap tetapi tetap terkesan lembut.

Kualitas para penari yang tidak diragukan lagi, penari yang terpilih untuk
menampilkan tarian tersebut sudah pasti penari yang profesional, jika para penari
semakin maksimal dan tepat menggunakan olah tubuh dalam sebuah tarian akan
semakin bagus. Apalagi pada tarian ini para penari harus melakukan dengan
berpasangan maka mereka harus bisa membangun chemistry antara penari laki-laki
dan perempuan jika chemistry yang terjalin kurang maka akan sangat terlihat pada
gerakan tarian nya.

Anda mungkin juga menyukai