Anda di halaman 1dari 49

Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

1. Pekerjaan Tanah
1. 1. Umum
1. Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli.
2. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan Keadaan
seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus menentukan letak
bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang dan sebagainya.
1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan
1. Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang,
termasuk setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan
menghalangi bangunan, kecuali ada pemyataan lain yang tertera di dalam syarat-
syarat khusus dan gambar rencana.
2. Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
3. Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas
permintaan dari Direksi dan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
4. Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman tertentu akan dipertahankan, (maka
pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya
Penyedia barang/jasa.
5. Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang
pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20
cm di bawah permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh
permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah
dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
6. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan
dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan
pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu
bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran
di tempat terbuka.
7. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati ntuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia
barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 12


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.3. Galian Tanah


1.3.1. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang.
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau temyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul
kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

1.3.2. Klasifikasi Galian


Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
1. Galian tanah biasa
2. Galian tanah sedang, misalnya: pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya
3. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
4. Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.

1.3.3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


1. Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada
keadaan tanah yang belum diganggu.
2. Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk inspeksi
semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air.
3. Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk
diganggu tanpa seijin dari Direksi.
4. Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan
pada gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai
ukuran yang cukup, agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi
yang sesuai dengan gambar rencana mudah dilaksanakan.
5. Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin
ditemui dalam galian, harus dibuang.
6. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan
Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan
tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi
setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi
serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut.
7. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan
spesi (injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang
tipis harus dibuang.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 13


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.3.4. Coffer Dam


1. Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus memberikan
gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
2. Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah
permukaan dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan
silang-silang penguat yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin.Luas coffer
dam harus direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta
besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
3. Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan
atau bagian-bagian lain dari coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan
menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar
dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
4. Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan,
tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal
ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.
5. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan
dilakukan pembakaran,
6. Penyedia barang/jasa akan memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam kurang, maksudnya untuk
melakukan pembakaran, Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan
perturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
7. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan,
tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian sehingga sesuai dengan petunjuk
Direksi.

1.3.5. Genangan Air di Dalam Galian


1. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga,agar lubang
galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari
mata air.
2. Kalau lubang galian digenangi air, maka Penyedia barang/jasa harus mengeluarkan
dengan jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang.
3. Bila terjadi keadaan dimana menurut pandangan Direksi adalah tidak
mungkin,memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain
sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai
pondasi beton sea/ dengan dimensi cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton
untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana layaknya.
4. Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer dam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam
proses pemompaan.
5. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton sea/cukup menjadi
keras.

1.3.6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian


1. Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 14


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi.


2. Direksi akan segera memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-
siap untuk mengetes secara tepat kepadatannya.
3. Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan tahap
konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka
dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

1.4. Urugan Tanah


1.4.1 Umum
Urugan dilaksanakan pada:
1. Semua bekas lubang pondasi
2. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dan penyelesaian tanah halaman di sekitarnya.

1.4.2. Penggunaan Material Bekas Galian


1. Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.
2. Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material
yang sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan
sebagainya.
3. Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan
harus ada persetujuan dari Direksi.

1.4.3. Urugan Tanah

1. Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan.
2. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
3. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai.
4. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang
lain.
5. Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.

1.5. Urugan Pasir


Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada pengurugan
dengan tanah timbunan.

1.6. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih,

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 15


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.

1.7. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan


1. Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m 3 dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3
dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
2. Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma
yang dibatasi bidang-bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati
titik terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian
tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah, adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling
3. Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang
dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi.
Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah,
pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
4. Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar, rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan
tanpa tambahan pembiayaan.
5. Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah muka
air tanah konstan pada lubang galian.
6. Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga
satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
7. Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang
umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

2. Pekerjaan Beton
2.1. Umum
1. Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah
semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan
dalamspesifikasi.
2. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama
serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
3. Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila
dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-
ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
4. Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan
dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
5. Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti
Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu
Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 16


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

2.2. Bahan Bangunan Secara Umum


1. Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
"Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (N1 — 3)", British Standar yang relevan
atau yang setara.
2. Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton. Untuk memperoleh persetujuan dari Direksi dan tidak boleh memesan
bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian
bahan.
3. Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai
patokan, pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya
dengan contoh tersebut.
4. Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
5. Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan
atas biaya Penyedia barang/jasa.

2.3. Semen
1. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif
SN115-2049-1994.
2. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan
yang sudah disetujui.
3. Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan
pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama
pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian
dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisam
dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
4. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau
menggumpal atau yang rusak kantongnya akan drtolak.
5. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
6. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dan lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin dipedukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
7. Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
8. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat
yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
9. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin
tergenang dilantai.
10. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 17


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera
mungkindigunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat
Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dan udara atau
dan manapun,harus ditolak dan disingkirkan dan lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
11. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu
dapat dipakai lebih dahulu.

2.4. Agregat
1. Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965.
2. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus
adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
3. Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasamya harus bergradasi dari 25 mm
sampai 5 mm. Pemakaian agregat all - in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
4. Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm — 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
5. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812
:1968 atau yang setara.
6. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
7. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemumian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
8. Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan
atau dilapangan urrtuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah
disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.

2.5. Unsur-Unsur Tambahan / Additif


1. Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dan Direksi.
2. Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakain super plastidzer, pada dasamya untuk
mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan.
3. Penyedia barang/jasa harus memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat
tepat sangat penting dan jika dipakai aditif ini, penyedia barang/jasa harus
memberikan usulan secara terinci.

2.6. Adukan Percobaan


Dan adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
1. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
2. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
3. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 18


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum


memulai pekerjaan, detil lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa
gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design) penyedia barang/jasa tidak
boleh melakukan mengecoran bagian manapun sebelum rencana campurannya disetujui
oleh Direksi.
4. Direksi berwenang untuk meminta agar penyedia barang/jasa menyerahkan hasil
pengujian pada tenggang waktu tertentu dari beton yang di cor dalam pekerjaan penyedia
barang/jasa harus sudah memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia barang/jasa.
5. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6
kubus beton dari tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai
pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui
rencana campuran.

2.7. Kelas Beton

Tabel
Kelas Beton

Mutu Beton Ukuran Agregat Maks.(mm) Rasio Air/Semen Kadar semen min.
Maks. (terhadap (kg/m3 dari
berat) campuran)

K-350 37 0,45 315


25 0,45 335
19 0,45 365

K-300 37 25 0,45 0,45 300 320


19 0,45 350

K-250 37 0,50 290


25 0,50 310
19 0,50 340

K-175 - 0,57 300


K-125 - 0,60 250

1. Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai


kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan
ketentuan bahwa yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik
2. Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang dipertihatkan.
3. Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan
rencana.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 19


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

Tabel
Mutu Beton

Mutu Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP (mm]


Beton Benda uji kubus Benda Uji silinder
15 x15x15 cm3 15 x30 cm digetarkan Tidak digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari

K350 250 350 210 290 20-50 50-100


K300 215 300 180 250 20-50 50-100
K250 180 250 150 210 20-50 50-100
K225 150 225 125 190 20-50 50-100
K175 115 175 95 145 20-50 50-100
K125 80 125 70 105 20-50 50-100

2.8. Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton


1. Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi.
2. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat percobaan slump, adukan yang tidak disetujui
tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dan lapangan oleh penyedia barang/jasa.
3. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan prosedur perbaikan
sebagaimana diuraikan dalam PB11971.
4. Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
kurangnya 1 kubus untuk tiap 10m3 atau 5 m3 minimal 3 kubus tiap hari.
5. Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang
sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi.
6. Biaya percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

2.9. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan


1. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton
yang seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana
ditetapkan.
2. Untuk ini Penyedia barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta
menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk
mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta
peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang
diuraikan di sini atau menurut petunjuk direksi.

2.10. Pengetesan Beton


2.10.1. Percobaan-Percobaan Pendahuluan
1. Sebelum pekerjaan beton dimulai Kontraktor wajib mengadakan percobaan
pendahuluan untuk meguji apakah bahan yang dipakai serta campuran yang
direncanakan dapat dicapai kekuatan serta mutu yang disyaratkan.
2. Bahan serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai
standarbagi pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.
3. Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 20


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

yang dapat diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan
seperti untuk bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan
mutu BI (yang ditegaskan dalam gambar).
4. Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil
sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai.
Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari 28
hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur seperti
dibawah ini :

Umur beton 3 7 14 21 28
(hari)

PC biasa 0.4 0.65 0.8 0.95 1.00

PC dengan 0.5 0.75 0.9 0.95 1.00


kekuatan awal
yang tinggi

2.10.2. Pemeriksaan Mutu Beton dan Mutu Pelaksanaan


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinue dengan mengambil
dan memeriksa benda-benda uji.
Untuk pekerjaan beton dengan masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 m3 maka harus
dibuat 1 benda uji untuk 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari serta untuk tahap
permulaan 1 benda uji untuk 3m 3 agar segera terkumpul 20 benda uji.
Mutu beton dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi syarat-syarat berikut:
1. Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut kurang
dari σ’ bk.
2. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi
kurang dari (σ’ bk + 0,82 Sr).
3. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
4. σ’ bk = σ’ bm - 1,64 s
dimana : σ’ bk = tekanan beton karakteristik
σ’ bm = tekanan rata-rata benda uji
s = deviasi standar
Sr = deviasi standar rencana
Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya sebab-
sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usul-usul mengenai
perbaikan-perbaikan selanjutnya dan pengecoran beton harus segera dihentikan.
Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton kurang dari 60 m3 dipakai
konstruksi sebagai berikut :
1. Internal pengambilan benda uji kira-kira sama. Apabila disebabkan alasan
tertentu pengumpulan 20 benda uji tidak dapat tercapai maka Direksi dapat
mempertimbangkan lain dan pengambilan benda uji boleh kurang dari 20 buah asal
pengambilan dilakukan pada interval waktu yang kira-kira sama sehingga randominasi dapat
dicapai dengan baik.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 21


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

2. Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap memenuhi syarat apabila
nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut lebih besar (σ’ bk
+ 0,82 Sr). Agar dalam waktu singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton maka
dianjurkan untuk membuat benda uji untuk diperiksa pada umur 3 dan 7 hari. Tetapi
penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.

Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi
syarat:
1. Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam waktu
singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang dianggap
meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dengan concrete tester atau mengambil
benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat yang tidak terlalu banyak
mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah pengawasan seorang ahli).
2. Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa dilanjutkan apabila kekuatan
tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai kekuatan beton
karakteristik yang disyaratkan.
3. Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan pembebanan
langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa dilanjutkan bila kekuatan
beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai yang disyaratkan.
4. Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari pemecahan,
misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila tidak bisa dilaksanakan demikian, baru bagian konstruksi yang meragukan tersebut
dibongkar.
5. Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal tersebut
dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.

2.10.3. Pembuatan Benda Uji


1. Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder diameter 15 cm
hingga 30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat sebagai berikut :
Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan
Kubus 15 x 15 x 15 cm 1.00
Kubus 20 x 20 x 20 cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
2. Pada benda uji kubus kubus, harus dibuat dengan mempunyai dua dinding yang
berhadapan dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang permukaannya
rata (kayu tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya dengan vaselin, lemak atau
minyak agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian diletakkan diatas bidang alas
rata yang tidak menyerap air.
3. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat
baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.
4. Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan
keatas kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai dengan
cara pelaksanaannya nanti.
5. Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar cetakan. Kubus-
kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 22


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas
maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama dengan
udara luar.
6. Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsur-
angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik.
Sebagai beban hancur dari kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh
pesawat penguji tersebut tidak boleh mempunyai kesalahan yang
melampaui 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.

2.11. Penolakan Beton


1. Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal
mencapai standar yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak
seluruh pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
2. Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau
yang permukaan akhimya tidak baik Dalam hal penyedia barang/jasa harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi sudah
memuaskan.

2.12. Pengukuran Bahan-Bahan Beton


1. Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume.
2. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume terpisah dengan alat penimbang
yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1 %. Pengukuran volume dapat diijinkan asal
disetujui oleh Direksi.
3. Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum
beton di cor.

2.13. Pencampuran Beton (Pengadukan Beton)


1. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air; semuanya
dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik/tepat.
2. Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta
mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan
dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
3. Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah
disetujui oleh Direksi untuk mutu beton tertentu.
4. Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh
massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang
homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
5. Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau banyaknya
semen untuk tiap m 3 beton minimum harus sampai 325 kg.
6. Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai ―campuran

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 23


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

yang direncanakan‖ (job mix formula/design mix). Campuran yang direncanakan,


diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik
yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.

7. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan
beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang
tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai
kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki,
dengan tidak memakai semen terlau banyak.
8. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ―Batch Mixer‖ atau ―Portable Continuous Mixer‖
selama sedikitnya1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam
jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah bila
mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m 3. Direksi berwenang
menambah waktu pengadukan jika gagal mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam
dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila
dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur. Pengadukan
yang berlebih-lebihan (lamanya) tidak diperkenankan.
9. Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu
sebuah Portable Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi
Pekerjaan. Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan
membuat beton massif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata
dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.

2.14. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


1. Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya dimana beton akan di
cor.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan
lepas.
3. Isi pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus
dan beton harus diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
4. Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak
dorong, metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk
maksud tersebut.
5. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan
dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan
selama lebih dari 30 menit, semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan
pada posisi akhirnya dan dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan
daridalam mixer.
6. Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 24


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar
aliran beton tidak terputus-putus.
7. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
8. Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
9. Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Transportasi dari
pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh.
10. Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara
apapun sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin
tertulis dari Direksi.
11. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun tidak boleh
dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari
Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika
penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang
disetujui oleh Direksi.
12. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan
air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau
spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan. Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
13. Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton
harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
14. Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan. catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.

2.15. Pemadatan Beton


1. Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan
oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
2. Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga,
segregasi dan sarang lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang
merata ketika bekisting dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati
kepadatan uji kubus.
3. Vibrator bertipe "Rotary Out of Balance" (berputar di luar keseimbangan)
dengan frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu
menghasilkan percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya. Harus
diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul
segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
4. Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika
penulangan menerus pada beton yang sudah mulai mengeras.
5. Jumlah vibrator ynag dipakai di dalam suatu pengecoran harus sesuai
dengan laju pengecoran.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 25


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

6. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan


untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

2.16. Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan


2.16.1. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan.
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang
masih muda tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka
cetakannya diperlihatkan kepada Direksi untuk dinilai kualitas
pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan
terlihat, harus mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi.
2. Umumnya, diperlukan waktu min. 2hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping
lainnya dan tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.

2.16.2. Perawatan (Curing)


1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus (segera
sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui
yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan
dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi.

2.16.3. Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus
dilindungi terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran.

2.16.4. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan


1. Penyempurnaan permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan
disaksikan oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi jika perlu.
Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun
(gradual).
2. Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang
membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang
sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan pengukuran langsung. Semua
ketidakteraturan lainnya dapat dianggapkan sebagai ketidakteraturan yang gradual dan
akan diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya, Kontraktor harus
membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran lainnya.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 26


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

2.16.5. Perbaikan Permukaan Beton


1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut
gambar atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan
yang rusak, hal ini dianggap tidak sesuai spesifikasi. Ketidaksesuaiannya
akan mendapat penilaian tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan
kalau Direksi memerintahkan untuk dibongkar maka beton harus dibuang
dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi
memberikan ijinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana
penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-
pasal berikut.
2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambung-sambungan cetakan,
dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat
atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang
harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.
3. Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambalan saja tidak memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk menutup
seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
4. Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil
yang akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang
kering yang disusun dari satu bagian semen Portland dengan dua bagian
pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang
disetujui Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan air
yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat
satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan
dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan
dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang
cocok.

2.17. Lantai Kerja


Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali jika ditetapkan lain,
maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah sebelum tulangan beton
ditempatkan.

2.18. Spesi Semen (Semen Mortar)


1. Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus
yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran
akhir yang konsistensinya plastisnya disetujui oleh Direksi.
2. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut
keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu
lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan.
3. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 27


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

2.19. Perlindungan dan Pengeringan Beton


1. Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga
tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran.
2. Periindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm,
atau dengan kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat
merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan.
3. Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton baru selesai tidak diberi
beban yang intansitasnya dapat menimbulkan kerusakan.
4. Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan
berlebih harus diperbaiki oleh penyedia barang/jasa atas biaya sendiri hingga
memuaskan Direksi.

2.20. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen (Trowelling)


Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat,
permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi
bertesktur kasar sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut
harus diratakan lagi dengan sendok dimana periu untuk menutupi keretakan
dan mencegah timbulnya lelehan yang beriebihan pada permukaan beton yang
terbuka.

2.20.1. Siar-Siar Konstruksi


1. Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut
harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor
guna melewati penulangan.
2. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka dianggap
terdapat siar konstruksi.
3. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya,
tanpa memperhatikan jam-jam makan.
4. Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal
atau vertikal dan jika diperiukan dipasang juga beading di
dalam dinding bekisting pada permukaan yang terbuka untuk menjamin
penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada beton yang
sudah mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya
dari benda-benda asing atau serpihan.
5. Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan
dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umumya sudah lebih dari 3 hari
atau sudah terialu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan
atau ditembus dengan pasir (Sand Blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah
permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa
dan dikencangkan.
6. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau
spesifikasi.

2.21. Bekisting
1. Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya
untuk menyetujui dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan
dimulai.
2. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 28


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

dipadatkan dan mengeras.


3. Bekisting dari kayu dan tripiek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak teriadi
kebocoran. Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang
sudah disetujui atau dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang
ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm
dari permukaan akhir beton.
4. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara
yang harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka dengan spesi
semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
5. Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan tripiek bemutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
6. Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum
memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang,
panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan.
7. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah
memberikan persetujuan atas bekisting.
8. Bekisting Kolom dan dinding harus dibersihkan dari sampah debu atau sampah lainnya
sebelum pengecoran dilaksanakan.

2.22. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dan serpihak karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak boleh
dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

2.22.1. Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan Sll 0136 1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan Sll 0136-1984.
British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir yang bertegangan
tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertengan tinggi harus minimal 40 .0 kg/cm2.

2.22. 2. Penyimpangan.
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki
dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.

2.22.3. Penekukan
1. Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua
baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi
yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard
4466 : 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan
dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah
disetujui oleh Direksi.
2. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 29


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

3. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter
batang yang ditekuk.

2.22.4. Pemasangan
1. Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai
dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada
persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter
tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian
tubuh utama beton.
2. Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton dekling
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang
ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin.
3. Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan
harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
4. Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi.
5. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya.
6. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan
pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan.

2.23. Beton Ready Mix.


1. Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 1926, 1962,
2. Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan
pengiriman serta pemasukan beton secara berkesinambungan.
3. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan
menarik kembali persetujuannya dan mengharuskan penyedia barang/jasa mengganti
pemasok.
4. Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan -
saringan standard dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran
yang sudah direncanakan.
5. Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat beton
ready mix bila mana diperiukan.
6. Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-
catatan mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan
kepada Direksi setiap hari.
7. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam dokumen
pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk
menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada
setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
8. Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan
dan penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori di paraf
oleh pencatat waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
9. Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini: Waktu kedatangan lori Waktu

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 30


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

registrasi lori dan nama depot Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa
gangguan Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat
maksimum. Posisi dimana beton dicorkan Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang
diambil dari pengiriman tersebut Slump (atau faktur kompaksi)
10. Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhimya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
11. Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh' Direksi atau Wakilnya.

2.24. Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak diekspos)


Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam batas-batas
toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian antara lain pada
potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi - 0.3 cm sampai + 0.3 cm.

2.25. Toleransi dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)


Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur maksimum 0.3
cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh melebihi 0.1 cm
dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur harus dalam batas 0.1 %
akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

2.26. Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak.


1. Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan pada
kolom.
2. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan
memakai blok-blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh
Direksi.
3. Posisi kolom yang dapat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-
penopang yang didesain dengan baik dan diangkur pada balok atau pelat pondasi.
4. Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi,
tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.
5. Direksi berhak untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.

2.27. Pemberian Lapisan Permukaan


Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus merupakan master cron, non
metaltc fforr Herdaner, Pemberian lapisan harus mengikuti pentunjuk dari pabrikan.

2.28 . Kemiringan Plat Lantai


Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus dihitung dari tebal
pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, bagian bawah dari plat lantai ini baik
miring maupun yang horizontal.

2.29. Cacat pada Beton


1. Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang
temyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut; Beton tidak sesuai bentuk atau
posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar Beton tidak tegak lurus atau datar
menurut ketentuan Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
2. Setiap permukaan yang teriihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus
diisi dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang
sama seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar
dengan memakai kikir.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 31


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

2.30. Percobaan Bekisting untuk Finishing


1. Untuk menghasilkan akhir yang halus, penyedia barang/jasa harus melakukan
percobaan finishing untuk permukaan halus, percobaan ini akan
dilakukan pada balok pondasi dan kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
2. Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana
disebutkan dalam spesifikasi ini, penyedia barang/jasa harus mengubah
rencana campuran beton dan/atau rencana bekisting dan selanjutnya
melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton muka halus yang
disetujui oleh Direksi.
3. Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada
Direksi dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton
dimulai.

2.31. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta agar
dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada penyedia barang/jasa.

2.32. Pengujian Struktur-Struktur Hidrolis


2.32.1. Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya kebocoran pada
dinding dapat diketahui dengan jelas. Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini
dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama waktu tersebut harus diamati
dan tidak boleh teriihat adanya penurunan muka air, penurunan maksimum yang diijinkan selama
24 jam adalah 1 (satu) cm.

2.32.2. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak teriihat lagi adanya kebocoran. Bila
kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, penyedia barang/jasa hams
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.

2.33.3. Pengujian tidak perlu diulangi jika :


a. Tidak teriihat adanya kebocoran dan
b. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1cm Perbaikan tempat
yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya
dengan sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi.
Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk
pabrikan.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 32


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

3. Pekerjaan Baja
3.1. Umum
1. Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari
jenis SS 400 / ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan
dijamin oleh sertifikat.
2. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan,
pengukuran, penimbangan pengujian tank dan pengujian lentur dalam
keadaan dingin.
3. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan
pengujian yang berlaku.
4. Pekerjaan ini akan terdiri dari struktur baja dan bagian baja dari struktur
baja komposit, dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah,
kelandaian dan dimensi yang diperlihatkan pada Gambar atau yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
5. Pekerjaan ini akan meliputi pelaksanaan baru dengan lengkap dan
pelebaran serta perbaikan dari struktur yang ada.
6. Pekerjaan akan meliputi penyediaan, pembuatan, pemasangan dan
pengecatan dari logam pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar. Logam
pelaksanaan akan termasuk struktur baja, pengelasan, baja khusus dan campuran,
elektroda metalik (logam) dan penempaan dan pengecoran baja.
7. Pekerjaan ini harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak
terkecuali disediakan, semua sesuai dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.

3.2. Toleransi Dimensial


1. Diameter Lubang
Lubang pada bagian utama :+ 1,2 mm - 0,4 mm
Lubang pada bagian sekunder :+ 1,8 mm - 0,4 mm
2. Alinyemen Lubang
Bagian utama, ditempatkan di bengkel : 0,4 mm
Bagian Sekunder, ditempatkan di lapangan : 0,6 mm
3. Gelagar
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang
ditentukan 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm, dipilih yang lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm per meter
panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan dan sumbu flens dalam gelagar susun:
maksimum 3 mm.
Kombinasi lengkungan dan kemiringan dari flens pada gelagar atau balok yang diatas
akan ditentukan dengan pengukuran keseimbangan pada ujung flens dari suatu garis
tegak lurus terhadap bidang badan melalui perpotongan sumbu badan dengan
permukaan luar dari pelat flens. Keseimbangan ini tidak akan melebihi1/200 dari
lebar keseluruhan flens atau 3 mm dipilih yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau perletakan : Untuk ditempatkan pada grouting :
maksimum 3,0 mm Untuk ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm
Penyimpangan maksimum dari kedalaman yang ditentukan untuk balok dan gelagar yang

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 33


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

dilas, diukur pada sumbu badan, harus sebagaimana berikut ini : Untuk kedalaman hingga
900 mm:3 mm
Untuk kedalaman di atas 900 hingga 1,8 meter:5 mm
Untuk kedalaman di atas 1,8 meter : + 8 mm : 5 mm
4. Batang Desak Panjang (Strut) Penympangan maksimum dari kelurusan, termasuk
dari flens-flens tersendiri ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih
besar.
5. Pekerjaan Yang Dikerjakan Dengan Mesin Permukaan perletakan yang dikerjakan
dengan mesin harus dalam suatu penyimpangan dari 0,25 mm untuk permukaan yang
dipahat pada suatu sisi persegi dari 0,5 m.
6. Panjang Penyimpangan lateral pada garis lurus adalah 1 mm per meter panjang.
7. Kerataan Permukaan Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus
menghasilkan kerataan yang memuaskan Direksi dengan penyimpanan maksimum
yang diperkenankan sebesar 0,25 mm pada setiap bidang bujur sangkar dengan sisi 0,5
m.

3.3. Pengajuan dan Persetujuan


1. Kontraktor harus mengajukan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar kimia
dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan. Jika
ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor untuk
melaksanakan pada sebuah lembaga pengujian yang disetujui, pengujian yang
diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat lain dari baja. Hal ini harus diajukan
dengan atau sesuai dengan sertifikat pabrik.
2. 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau
atas nama Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk
persetujuannya. Persetujuan ini tidak mutlak membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab pekerjaan menurut Kontrak tersebut.
3. Kontraktor harus mengajukan program dan metode pelaksanaan yang
diusulkan termasuk semua Gambar Kerja dan rencana yang diperlukan untuk
pekerjaan sementara. Data yang diajukan harus sebagaimana diperlukan dan
meliputi tanggal-tanggal untuk kunjungan bengkel, penyerahan dan
pemasangan, penunjang sementara dan pemasangan turap untuk gelagar
selama pemasangan, rincian sambungan dan penghubung, pengalihan lalu
lintas pada atau jauh dari jembatan yang ada dan setiap keterangan yang
berhubungan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
4. Kontraktor harus memberikan Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai pembongkaran
struktur yang ada pemasangan pekerjaan yang baru.

3.4. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan-bahan


1. Pekerjaan baja baik dilapangan pabrik dan ditempat kerja, harus disusun di atas blok,
rak atau pelat sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah dan
dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Bila pekerjaan baja disusun dalam beberapa tingkat atau lapis, maka
penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam beberapa tingkat atau
lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam satu garis.
3. Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan
harus tetap bebas dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 34


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

lainnya. Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel
pabrik aupun dilapangan. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.

3.5. Pabrikasi
3.5.1. Pemeriksaan dan Sebagainya
1. Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya urrtuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan
pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
disetujui oteh Direksi.
3. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai
dengan gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki dengan
biaya sendiri.
4. Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta
perancah agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

3.5.2. Pola (mal) pengukuran dan sebagainya


1. Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oteh Penyedia barang/jasa, semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.
2. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap kurang pada
suhu 25" (normal)

3.5.3. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum dilakukan
dan semua bagian tersebut harus bebas dan puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-
tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.

3.5.4. Memotong
1. Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong.
2. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong
tepat dan rata menurut ukuran yang diperiukan.
3. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila
digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda
seperlunya.
4. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens
dari gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung
dengan plat penyambung dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan
setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka
toleransi maksimum adalah 0,1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik
maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.

3.5.5. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda


Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali seperti apa yang
disebut di atas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal
3 mm pada plat yang mempunyai tebal 12 mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal 12 mm
dan 6 mm untuk plat dengan tebal 24 mm.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 35


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

3.5.6. Memotong dengan Las Pemotong


1. Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak
dengan kecepatan tetap.
2. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus untuk
menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan
menggunakan las pemotong.
3. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak searah dengan arah las
pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.

3.5.7. Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las


1. Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang Las di bawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang
sesuai untuk pekerjaan semacam itu.
2. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan kepada Direksi mendapatkan
persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah mendapat
persetujuan maka cara tersebut tidak akan mengubah lagi tanpa
persetujuan tertulis lebih lanjut.
3. Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengolahan, jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran
dari las serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut. Harus diajukan oleh
penyedia barang/jasa untuk mendapat persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat dilakukan.
4. Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik
yang digunakan pada las listrik harus yang seperti tidak akan dibuatnya
penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.
5. Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk cat
dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak
pada bahan dasar , berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.

3.5.8. Mengebor
1. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan
semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal
sekaligus.
2. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang ini dibor lebih kecil
dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
3. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri denganmenggunakan
mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.

3.5.9. Menuang dan Menempa


1. Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain.
2. Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi harus diberi tahu sehingga
ia dapat melakukan pemeriksaan.
3. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil
tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 36


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

4. Tuangan dan tempaan harus disempumakan dengan mesin hubungan diselesaikan


dan dicocokkan dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan
dengan mutu tinggi.
5. xTuangan dan tempaan yang terietak di atas beton bila menurut pendapat
Direksi dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan
dengan beton tidak cukup baik, maka harus diolah mesin perkakas dan
biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko Penyedia
barang/jasa.

3.6. Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir


3.6.1. Penyediaan Baut dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah mur, baut cincin baut
dan sebagainya yang diperiukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan
sebanyak 10 % dari setiap ukuran baut mur dan cincin baut. pada saat
pengiriman, kepada Direksi. Penyedia barang/jasa menyerahkan montase
(kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan bautnya yang
menyatakan jumlah, ukurang, kualitas serta letaknya dimana akan dipakai pada
pekerjaan.
1. Baut, Mur dan Cindn Baut (selain dari baja keras)
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua
pararel drift untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap
menjadi miliknya bila dipindahkan dan tempat pekerjaan atas biaya
sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku keling dan baut
yang beriebih akan diserahkan-kepada Direksi atau biaya Penyedia
barang/jasa.
2. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat
sesuai dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari
jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali
drift itu.

3.6.2. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir


1. Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap
bagian serta plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50%
dari lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap
potongan dan plat minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai dengan
yang disyaratkan pada "Paralel Drift untuk Montase" baut baja kerja harus
dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah di bawah kepala baut
dan sebuah lagi di mur. Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan
cekungnya menghadap keluar. Memasukan dan mengencangkan baut baja keras
dimulai sebelum
sambungan diperiksa dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala
baut tidak boleh menyimpang dan bidang tegak lurus
terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat, memakai dndn baut miring (tarped) dapat
dilakukan kalau dipandang periu, baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 37


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

tidak melebihi 4,5 mm.


Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaanawal pekerjaan dapat seterusnya
digunakan pada sambungan.
2. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang digerakan
dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukan bila
tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.

3.6.3. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah Galvanisasi ceiup
panas.

3.6.4. Plat Baja yang Digalvanisir


1. Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran air hujan, bubungan
dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat lain yang ditunjukan pada gambar harus dipakai
baja yang digalvanisir ceiup panas dari ukuran yang telah ditentukan, tebalnya lembaran plat
baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai dengan tabel berikut :

Tabel Plat Baja Digalvanisir

BWG No. Tebal Plat Baja Berat Seng (gr/m2)


22 0,71 534

24 0,56 534

26 0,46 380

28 0,36 380

2. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut standar
yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim
patriannya harus betul-betui kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau beriimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam
gambar.

4. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

4.1. U m u m
1. Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana.
2. Apabila temyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka
Penyedia barang/jasa harus meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya
3. Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 38


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

pasangan batu dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan
diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana,
maka lubang-lubang drainase tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni
berselang 1,5 m dan diletakkan sedikit di atas peil pembuangan air.
4. Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok
atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk
bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung
erosi.

4.2. Bahan-bahan
4.2.1. Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan secara
umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia
N1-8

4.2.2. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
3. Wama larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida,akibatadanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium
sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari
0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh
menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding
yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh
kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

4.2.3. Batu Alam


Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dan gunung), batu
belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
1. Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
2. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai
kepadatan dan warna putih yang merata.

4.2.4. Bata Merah


1. Bata merah harus batu biasa dan tanah liat melalui proses pembakaran,
dapat digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24
cm dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 39


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

2. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua
yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm2
3. Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
4. Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari
dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau
menutupi dengan memakai karung basah.

4.2.5. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti yang
dipakai untuk pekerjaan beton

4.2.6 Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah isetujui
Direksi

4.2.7 Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.

4.3. Adukan
4.3.1 Mencampur
1. Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
2. Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperiihatkan wama
adukan yang merata.

4.3.2. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.

Tabel Komposisi Adukan

Jenis Spesi

1 pc: 1 kpr: 6 psr


M1 atau 1 pc: 3 psr
M2 1 pc: 2 psr
M3 1 pc: 4 psr

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 40


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

4.4. Blok-blok beton


4.4.1. Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya maka
tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui
oleh direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukan tanda-tanda retak
ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.

4.4.2. Campuran adukan


Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm 2 pada
umur 40 hari.

4.4.3 Perawatan blok-blok beton


Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat
untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi
dengan memakai karung basah.

4.4.4 Tembok-tembok ventilasi


Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan
ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus,
seragam dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Direksi.

4.5. Pasangan bata merah


4.5.1. Mortar
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas
bidang lantai harus dipakai mortar tiype M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet,
tempat mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150 cm di atas
bidang lantai jika tidak dilakukan dengan cara lain untuk selebihnya dipakai mortar tipe
m1.
4.5.2. Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar rencana
juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah harus dibasahi
dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata
merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm
antara bata merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan hams
dilaksanakan pada keadaan cuaca yang baik, ataupun dengan periindungan yang
khusus dan tiap hari tidak diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi
1 cm.
4.5.3. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara
mortar plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 41


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

4.6 Pasangan Batu


4.6.1 Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan
ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. Pemasangan
dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan
yang sebaik-baiknya.

4.6.2 Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan
reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai campuran
M2.

5. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Kayu


5.1. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus
mempersiapkan rencana kerja, material, serta peralatan yang lengkap untuk
pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan
sebaik-baiknya.

5.2. Acuan Normatif


Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini
harus memenuhi syarat-syarat dalam :
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia N1-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia N1-5.

5.3. Mutu Kayu


1. Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk
penyangga harus kayu dengan mutu A sesuai dengan PPKI.
2. Semua kayu harus bebas dan getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata
kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami
proses pengeringan udara mininum 3 bulan.

5.4 Kadar air


1. Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil
atau sama dengan 15%, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar
harus lebih kecil atau sama dengan 20%.
2. Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat
penyimpanan, pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

5.5 Macam-macam kayu


Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan
pada saat rapat penjelasan.

5.6 Penyimpanan kayu


1. Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu
ditumpuk agar tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 42


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

Direksi.
2. Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai
jarak tidak kurang dari 7,5 cm dari batang yang berdampingan.
3. Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus
terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak
tertentu untuk mencegah perubahan dari bentuk kayu.
4. Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan
dengan jarak horizontal 2,5 cm.
5. Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi
dengan baik dan bila kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk
digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus diganti oleh Penyedia
barang/jasa atas tanggungannya.

5.7 Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali
penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-
ukuran yang menyimpang harus disesuaikan seperti yang ditunjukan dalam gambar
rencana.

5.8 Permukaaan kayu yang terbuka


1. Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya
terbuka, misalnya pada pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan
sebagainya, permukaan harus dikerjakan kembali jika tidak ditentukan
lain dalam spesifikasi ini.
2. Semua kayu pada pekerjaan konstruksi kayu harus dibiarkan kasar dari
penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.

5.9 Penyusutan kayu


Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian
rupa sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau araharah tertentu harus tidak
mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-
bahan secara terus menerus.

5.10 Pabrikasi
1. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan
pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat penyambung.sekrup-sekrup,
paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai
dengan gambar rencana.
2. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan
seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan memasang
konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.

5.11 Pengawetan dan Pengecetan Kayu


1. Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan
kayu jika dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun
penggunaan ter.
2. Semua sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 43


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

pada penyelesaian pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-
sambungan.
3. Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki
selama atau segera setelah hujan atau selama permukaan kayu masih
basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang setiap penggunaan minyak
pada bagian yang sama.
4. Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang.
5. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan sebagainya bisa
dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
6. Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat
dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui.
7. Setelah lapisan menie harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapis dengan
tiga lapis cat yang disetujui mutunya.
8. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai setelah pemasangan
kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
9. Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau
selama permukaan kayu atau besi masih basah.
10. Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan
setiap lapisan cat harus kering betui sebelum yang berikutnya diberikan.

6. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pemasangan Kaca

6.1. Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai
tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca yang
akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca tersebut serta
kepada kedua sisi permukaannya. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara
kaca-kaca dengan rangka kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui.
Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.

6.2. Pemasangan Kaca Pada Rangka Kayu


Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus dibersihkan, dipaku
dan dicat satu lapis dengan minyak cat sebelum pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit
lebih dari ukuran sebenamya dan dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar
memakai sekrup yang sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup
kembali dengan memakai dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.

6.3. Pemasangan rangka Pada Rangka Logam


Kaca hams dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan mengurangi
ukuran bersih 1 mm pada keempat sisinya kemudian baru disisipkan dan dipasang pada
rangka.

6.4. Pembersihan dan Perbaikan


Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau
diperbaiki kalau retak, pecan, cacad dan lainnya.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 44


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

7. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pengecatan


7.1 Material, Ketentuan Umum
1. Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, ICI atau
sejenisnya yang disetujui oleh Direksi).
2. Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan
pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai wama
serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu
pada saat dipakai.

7.2. Ketentuan Khusus


1. Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dan jenis synthetic resin.
2. Untuk pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru.
Sedang Untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep
galvanishing, cat-cat yang dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah
luar atau dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.

7.3. Daftar Bahan


Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan ebelum
pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua material
yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi, semua material
tersebut harus disetujui oleh Direksi.
7.4. Pemilihan Warna
Semua wama ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa
dari contoh-contoh yang diberikan supplier.

7.5. Persiapan
1. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran
dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan teriebih dahulu
dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
2. Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui.
3. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya.
Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras, dipotong
dan diratakan dengan permukaan di sekitamya sampai halus.
4. Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
5. Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, "Upox calcium Plumbate Primer" dari merek yang
disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis.
6. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih
dari segala kotoran dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan
pertama.
7. Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 45


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-
cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan
bagian yang retak ataupun beriubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang
sesuai. Pecan yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecan
tersebut dan kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.

7.6 Pengecatan Akhir


Pengecatan akhir harus terdiri dari:
1. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
2. Kayu (divernis)
Dua lapis pemis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan ermukaan yang
mengkilat.
3. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari "Opoxemuel" yang dicampur dulu dengan "upox hardener" dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing tebalnya
40 microns.
4. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat emulsion
untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.

8. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perpipaan/Plumbing


8.1. Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang teriihat pada gambar
rencana untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan
seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua sistem bekerja sesuai dengan
rencana.

8.2. Material
Pipa-pipa Baja Galvavized, semua pipa baja galvanized serta periengkapan harus dari jenis
yang disetujui serta standard yang beriaku (ditentukan
kemudian)

8.3. Pipa-Pipa PVC


Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta
dari Acuan Normatif yang beriaku (ditentukan kemudian)

8.4. Material-Material Pelengkap


Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan dengan gambar.
Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan tersebut harus dari jenis dan
merek yang disetujui. Semua unit perlengkapan tersebut harus dipasang pada

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 46


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

tempatnya dengan sambungan yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga
yang ahli.

8.5. Penyesuaian dengan Peraturan yang Ada


Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang. Atau kalau tidak ada hams dibuat oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dibawah pengawasan seorang insinyur.

8.6. Klem dan Pendukung


Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari 2,5
m untuk yang berdiameter lebih besar 100 mm dan 2 m untuk yang berdiameter 80
mm dan lebih kecil.

8.7. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti tersebut
dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus- lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata
dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari
batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor dan Juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama jangka
waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan
masuk kedalam pipa.
6. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja dengan
baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.

8.8. Test Pelayanan Sistem Air Bersih


1. Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus ditest dengan tekanan hidrolis
7 kg/cm atau dua kali tekanan yang nantinya akan bekerja.
2

2. Air harus diberikan pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara
terus menerus selama 1 jam.
3. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau
ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari Direksi.
4. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka untuk
mematikan kuman-kuman diberi chlor yang ditentukan oleh Direksi.

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 47


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

9. Sistem Drainase
9.1. Penggalian
1. Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis
lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
2. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga memungkinkan pekerja dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik karena ruang geraknya mencukupi.
3. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut
dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga
penggalian tanah melebihi dan yang direncanakan rnaka harus ditutup dengan
beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi Pada saat pelaksanaan
tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar
tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan.
4. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat
mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air
yang dapat mengganggu lancarnya pekejaan.

9.2. Pipa PVC untuk Drainase


Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana maka
harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang disetujui oleh pabrik pembuatnya.

9.3. Pipa Beton/Buis Beton


Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana.
Bentuk pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak rusak.
2. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat berupa lubang-
lubang atau retak-retak
3. Pipa harus kering betui dan siap untuk dipasang Sambungan antara pipa yang satu dengan
yang lain harus dilaksanakan dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 pc: 3 psr

9.4. Letak Pipa Drainase


Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan.
Pipa-pipa yang tidak sempuma tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan. Pipa drainase
harus diletakkan menjpakan garis lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan
pada gambar rencana. Pei+iatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut
sesuai hasil yang direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.
9.5. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan
pengetesan. Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai jurang lebih 30
mm di atas harus dari material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis
demi lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.

9.6. Test Sistem Drainase


Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus di test terlebih dahulu untuk menguji
apakah seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus menunjukkan hasil
yang baik dan tidak boleh menunjukkan hambatan, yang berarti kurang berfungsinya
seluruh sistem dengan baik. Jika dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 48


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

tersebut harus dibongkar dan diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia
barang/jasa.

9.7. Pembetulan Jalan, Lantai dan sebagainya.


Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangan nya
berakhir bagian bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus
dikembalikan seperti semula. Kerusakan akibat pemasangan pipa dan
sebagainya harus diperbaiki seperti sedia kala, dan segala biaya yang
dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi tanggungan penyedia
barang/jasa.

10. Pagar dan Pintu Halaman.


Pagar dan pintu halaman harus dibuat dan dllaksanakan seperti yang ditunjukkan
pada gambar rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga
disamping berfungsi sebagai pelindung halaman juga untuk memperindah halaman.

11. BANGUNAN RESERVOAR


Bahan Tangki, fabrikasi dan pemasanannya harus sesuai dengan DESIGN OF VITREOUS AND
PORCELAIN ENAMEL COATED BOLTED STEEL TANKS FOR THE STORAGE OR TREATMENT OF
WATER OR MUNICIPAL OR INDUSTRIAL EFFLUENTS AND SLUDGES – EN ISO 28765:2011
11.1. Tangki Kapasitas 861 M3
Pondasi : Beton Bertulang dengan tiang pancang
Dinding : Baja dengan Lapisan Coated Glass-Fused-to-Steel
Model reference 5912.5 – 17.93 m diameter x 3.54 m nominal wall height (less 125mm in the
rebate) giving a nominal shell volume of 861 m3
11.2. Tangki Kapasitas 608 M3
Pondasi : Beton Bertulang dengan tiang pancang
Dinding : Baja dengan Lapisan Coated Glass-Fused-to-Steel
Model reference 4515 – 13.66 m diameter x 4.27 m nominal wall height (less 125mm in the
rebate) giving a nominal shell volume of 608 m3
11.3. Tangki Kapasitas 401 M3
Pondasi : Beton Bertulang dengan tiang pancang
Dinding : Baja dengan Lapisan Coated Glass-Fused-to-Steel
Model reference 3615 – 11.10 m diameter x 4.27 m nominal wall height (less 125mm in the
rebate) giving a nominal shell volume of 401 m3

PT. Eduka Rekayasa Konsultan 49


Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

SPESIFIKASI UMUM

1.1. Umum
a. Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Penyusunan DED Rehabilitasi IPLT Kota Palangka
Raya yang berlokasi di Kota Palangka Raya.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh
dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana,
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan selama
pelaksanaan.

1.2. Batasan/Peraturan
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
k. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
l. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
n. SKSNI T-15-1991-03
o. SNI (Standar Nasional Indonesia)
p. ASTM (Standar Persatuan Amerika untuk pengujian dan bahan)
q. AISC (Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja)
r. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) - NI-2.
s. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) -N-3.
t. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
u. Algemenee Voorwarden (AV)

1
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.3. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :


 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan (bila
ada)
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan
tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

Spesifikasi Teknis ini digunakan untuk semua pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang akan
dilaksanakan baik untuk bangunan baru maupun yang bersifat rehabilitasi dan peningkatan serta
penambahan.

Semua hal yang menyangkut pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini kecuali
ditentukan lain didalam gambar shop drawing yang ditawarkan dalam dokumen penawaran. Hal-
hal menyangkut pemakaian bahan dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan
konstruksi, tata cara pengujian dan tata cara kerja apabila tidak ditentukan di dalam spesifikasi
ini, harus mengikuti peraturan umum yang berlaku di Indonesia.

2
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.4. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Penyusunan DED Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
meliputi :
a. Pembangunan Solid Separation Chambers (SSC)
b. Jalan Operasional termasuk Jalan Masuk SSC
c. Normalisasi Kolam IPL Existing
d. Kolam Wetland

1.5. Tanggung Jawab

Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan DED Rehabilitasi IPLT Kota


Palangka Raya adalah ( hari) hari Kalender.
 Kontraktor bertanggungjawab penuh terhadap gambar desain yang diajukan dalam
penawaran dan merupakan gambar shop drawing.
 Jangka waktu pemeliharaan minimal 3 (tiga) bulan dihitung dari tanggal penyerahan
pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100%) untuk bangunan permanen.
 Kontraktor diharuskan memberikan garansi atas semua peralatan yang ditawarkan sekurang-
kurangnya selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Berita Acara Penerimaan Barang
(BAPB), dan ditandatangi oleh pihak pemberi tugas dan pihak rekanan. Garansi yang
dimaksud disini adalah meliputi perbaikan-perbaikan kerusakan, pemeliharaan dan
penggantian suku cadang atas kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pabrik (bukan
kesalahan pemakai) dan semua biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh pihak rekanan.
 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor
tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka Pemimpin Proyek berhak menyuruh
pihak ketiga (Kontraktor lainnya) untuk mengerjakan atas beban kontraktor.

1.6. Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi terdiri dari pekerjaan antara lain :

1. Pengiriman dan penggerakan tenaga kerja dan material konstruksi.


2. Pengiriman, penggerakan peralatan berat serta peralatan kerja Penyedia Jasa.
3. Persiapan awal, pembuatan dan pemeliharaan base camp/perkemahan bagi kantor
sementara dan fasilitas untuk konstruksi pada lokasi yang telah ditentukan.

1.7. Rencana Kerja

Sebelum memulai pekerjaan nyata dilapangan, kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dan bagian–bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S Curve bahan/tenaga. Rencana
Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dariDireksi/Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Direksi. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 3 (tiga) kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel
pada dinding kantor kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja). Direksi/Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

3
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.7.1 Jadwal Pelaksanaan

 Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang


sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan
kegiatan–kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.
 Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 15 hari setelah Surat
Penunjukan Pemenang. Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, secara detil harus menunjukan urutan kegiatan yang
diusulkan oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan.
 Setiap akhir bulan Kontraktor harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan
secara akurat kemajuan (progress) pekerjaan aktual di lapangan sampai dengan tanggal 25
pada bulan tersebut.
 Setiap hari Senin pagi Kontraktor harus menyerahkan jadwal kegiatan mingguan yang
menunjukan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu
tersebut.
 Jadwal Pelaksanaan untuk Sub-Kontraktor harus diserahkan terpisah atau menjadi satu
dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

1.7.2 Jadwal Kemajuan Keuangan

Kontraktor harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok horisontal
dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik
seperti berikut :

 Setiap jenis atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan harus
digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan
dari masing– masing kegiatan pekerjaan.
 Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
 Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual
dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
 Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran
tentang kemajuan keuangan neraca pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan
aktual.
 Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa sehingga tersedia
ruangan untuk pencatatan, revisi, dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas
minimum adalah A3.

1.8. Dokumen Rekaman Proyek

1.8.1. Photo Proyek


 Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan
(pada saat 0%, 50%, 100%) pada titik yang sama dan arah yang sama, disusun
didalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi/ Konsultan
Pengawas.
 Photo Proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih, ukuran post card.

Gambar Kerja (Shop Drawing)

 Untuk bagian–bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan ( construction


drawing) belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana,
maka Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja ( shop drawing) yang
memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
 Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
4
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

 Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas


kesalahan yang dilakukan Kontraktor.

1.8.2. Gambar Hasil Pelaksanaan Revisi (As Built Drawing)


 Hasil pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar kerja karena penyimpangan
atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas/ Direksi/Konsultan Pengawas ataupun
tidak, Kontraktor harus membuat gambar–gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan, yang penting memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan.
 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) termasuk Gambar
Kalkirnya (gambar asli), dan semua biaya pembuatan sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.

1.9. Pengukuran dan Pematokan

 Sebagai titik referensi untuk ketinggian dan koordinat, kontraktor harus


menggunakan titik–titik Bench Mark (BM) yang ada dilapangan, dan sesuai dengan
yang ditunjukan dalam gambar dan disetujui oleh Direksi.
 Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok Bench Mark pada
lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali,
pengukuran sifat dasar pada penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Patok Bench Mark yang permanen harus dipasang diatas tanah yang tidak akan
terganggu/dipindahkan.
 Semua alat ukur beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk proyek harus
selalu tersedia dilapangan selama pelaksanaan berlangsung.

1.10. Pembuatan Direksi Keet

Untuk setiap proyek, Kontraktor harus menyediakan akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas
yang memenuhi untuk kebutuhan proyek.

Ruangan yang diperlukan adalah ruang Direksi/Konsultan Pengawas, minimum 3m x 4m, serta
penyediaan air bersih dan tenaga listrik.

Direksi Keet ini dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama dengan lama pelaksanaan
pekerjaan, terbuat atas konstruksi semi permanen dan seluruhnya akan menjadi milik Pemberi
Kerja setelah pelaksanaan proyek berakhir, kemudian Kontraktor wajib memelihara kebersihan
halaman/bangunan dan melakukan perbaikan–perbaikan direksi keet selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, sesuai dengan petunjuk direksi.

1.11. Bengkel dan Gudang Kantor

Dilapangan, Kontraktor harus memiliki bengkel dengan perlengkapan secukupnya dan tenaga
listrik yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, serta gudang untuk menyimpan
material dan suku cadang peralatan.

1.12. Pagar & Papan Nama Proyek

Papan nama proyek dibuat dengan ukuran dan warna sesuai petunjuk Direksi. Papan nama proyek
berisi informasi sekurang-kurangnya mengenai nama proyek, nama paket pekerjaan, nama
Kontraktor, pembiayaan dan tanggal kontrak.

5
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.13. Pemasangan Bouwplank

 Pemasangan bouwplank adalah untuk menentukan letak (posisi) bangunan.


 Pemasangan bouwplank menggunakan kayu papan 2/20 yang mengelilingi
bangunan, membentuk empat sudut.
 Dari empat sisi pada titik tertentu ditarik benang, sehingga pada titik pertemuan
tarikan tersebut diketahui sebagai letak tengah (as) bangunan.

1.14. Bongkaran Bangunan dan Pembersihan Area

1.14.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran, atas daerah pembangunan seperti yang
tertera pada gambar rencana.Tercantum dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran dan lain-lain
yang ditunjuk Konsultan Pengawas, serta pengamanan atas jaringan-jaringan listrik, air, telepon
dan lain-lain yang ada.

1.14.2. Syarat Pelaksanaan

Sebelum memulai, kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai kondisi-kondisi


lapangan dan sifat-sifat struktur yang ada disekitar lapangan pembangunan serta gambar-gambar
dan izin-izin yang diperlukan untuk bekerja.Semua kerugian pihak lain yang timbul karenanya akan
menjadi tanggungan Kontraktor. Konstruksi-konstruksi sementara harus dibuat dimana perlu atas
petunjuk Konsultan Pengawas tanpa menambah biaya.Semua sarana yang dipakai lagi dan / atau
ditambah/ dikurangi harus terpasang kembali sesuai dengan standard serta petunjuk Konsultan
Pengawas, sehingga dapat berfungsi dengan baik. Keadaan sesudah selesai harus rapi/ bersih
siap untuk pekerjaan selanjutnya.

1.15. Penyelidikan Tanah

Pekerjaan ini diperuntukan untuk mengetahui daya dukung tanah di lapangan, agar kestabilan
tanah di bawah pondasi dapat terjaga. Penyelidikan tanah di lakukan 1 (satu) kali test di lapangan
dan dilanjukan ke laboratorium tanah jika diperlukan. Test ini dilakukan pada titik di bawah pondasi
alat pemadatan tanah.

1.16. Penyediaan Air Kerja dan Listrik

Untuk memenuhi kebutuhan air baik untuk kebutuhan pekerja maupun keperluan air kerja
Kontraktor dapat berkoordinasi dengan Pemberi Tugas untuk membuat sumur bor. Tapi apabila
tidak diperkenankan Pemberi Tugas, maka Kontraktor harus mendatangkan sendiri dari luar air
untuk keperluan proyek dengan biaya ditanggung Kontraktor.

Untuk kebutuhan daya listrik, baik untuk penerangan sementara maupun listrik untuk alat-alat
kerja Kontraktor harus mendatangkan sendiri genset yang kapasitasnya sesuai untuk keperluan
proyek tersebut dengan biaya sewa dan operasional ditanggung Kontraktor.

6
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.17. Penjagaan dan Keamanan Lapangan Pekerjaan

 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang–barang milik


proyek, Direksi/Konsultan Pengawas, dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
 Untuk maksud tersebut Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu atau bahan
lain, biayanya ditanggung Kontraktor.
 Bila terjadi kehilangan bahan–bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas, baik yang telah maupun yang belum dipasang, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang–barang maupun keselamatan jiwa. Kontraktor diwajibkan menyediakan
alat–alat kebakaran siap dipakai, yang ditempatkan ditempat–tempat yang akan
ditetapkan kemudian oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan dianjurkan untuk
mengansuransikan terhadap bahaya kebakaran.

1.18. Perlindungan Lingkungan

 Lingkungan sekitar pekerjaan harus selalu dijaga dari segala macam gangguan dan
kerusakan sebagai akibat dari kegiatan pekerjaan ini.
 Pekerjaan galian maupun timbunan tanah tidak diizinkan melebihi areal pekerjaan yang
telah diizinkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
 Semua bahan cairan, kotoran–kotoran dan sampah yang dianggap membahayakan pada
tanah dan air permukaan dilarang untuk dibuang kebadan air maupun permukaan tanah.
 Pengendalian air hujan harus diusahakan sebaik–baiknya untuk menghindari dari banjir
lokal.
 Pengendalian terhadap kebisingan, debu, tanah yang tercecer akibat kegiatan kegiatan
dilokasi pekerjaan agar diamankan dengan sebaik–baiknya.
 Kontraktor harus menjaga lingkungan di luar proyek tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan akibat keluar masuknya pengangkutan bahan masuk maupun keluar lokasi
proyek.

1.19. Jaminan dan Keselamatan Pekerjaan


 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat–obatan menurut syarat–syarat pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap digunakan dilapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
 Kontraktor wajib menyediakan K3 yang memenuhi syarat kesehatan bagi semua petugas
dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan kontraktor.
 Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Tidak diperkenankan membuat tempat penginapan
dilapangan pekerjaan untuk para pekerja, kecuali untuk penjaga keamanan.
 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan
oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

1.20. Bahan Bangunan

1.20.1. Pemeriksaan Bahan Bangunan

1. Semua bahan/material yang didatangkan harus memenuhi persyaratan yang telah


ditentukan.
2. Direksi/Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan/ material, dan kontraktor
wajib memberitahukan.
3. Semua bahan/material yang akan digunakan harus diperiksa dahulu kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.

7
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

4. Bahan/material yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan selambat–
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
5. Pekerjaan atau kegiatan pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor ternyata ditolak
Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan untuk selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila Direksi/Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan/material lebih lanjut,
Direksi/Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepad Balai Penelitian Bahan–
Bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti.Biaya pengiriman dan penelitian ditanggung
Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan/material tersebut.

1.20.2. Penyimpanan Bahan Bangunan

1. Penyimpanan
Bahan bangunan harus disimpan sedemikian agar mutunya tidak menjadi berkurang maupun
mengalami kerusakan.Tempat/lokasi penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang
keras, bersih dan dimana perlu, diberi atap (dilindungi) dan atau dinding.

2. Cara menumpuk
Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan bangunan hendaknya
dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan pembersihan.Cara menumpuk
bahan bangunan hendaknya sedemikian rupa, agar timbunan tidak berbentuk kerucut dan
tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation).

Untuk penumpukan material besi harus dihindarkan terjadinya karat dan lama penumpukan di
tempat terbuka tidak lebih dari 1 bulan.

1.20.3. Ganti Rugi

Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas segala biaya ganti rugi / kompensasi
sehubungan dengan pendatangan / pengambilan bahan baku / bahan bangunan tersebut di atas.
Tidak diadakan mata pembayaran khusus untuk pembayaran ganti rugi/kompensasi tersebut,
tetapi harus sudah termasuk dalam biaya yang diajukan di dalam Dokumen Kontrak.

1.21. Pemeriksaan Pekerjaan


1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi
belum diperiksa oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila Direksi/Konsultan Pengawas telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam batas waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya, tidak
dipenuhi oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya dari
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas,
kecuali bila Direksi/Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.
3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Konsultan Pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali ditanggung Kontraktor.

8
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

1.22. Kualitas Pekerjaan

1. Setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik dan dikerjakan
oleh tenaga–tenaga kerja terbaik, kualitas pengerjaan maupun kualitas hasil pekerjaan yang
kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk diteruskan kegiatannya.
2. Selama pekerjaan berlangsung Direksi/Konsultan Pengawas berhak sewaktu–waktu
memerintahkan secara tertulis kepada kontraktor;
a) Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu tertentu bahan/material yang
dianggap tidak sesuai dengan kontrak.
b) Penggantian bahan/material yang cocok dan sesuai
c) Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test–test terdahulu atau
pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan yang menurut Direksi/Konsultan Pengawas
secara material maupun keahliannya tidak cocok dengan kontrak.
Kegagalan wakil Direksi/Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan atau material tidak
menutup kemungkinan Direksi untuk dikemudian hari menolak sesuatu pekerjaan atau material
yang dianggap tidak cocok dengan kontrak serta memerintahkan untuk membongkar atas
tanggungan kontraktor.

1.23. Pengujian hasil pekerjaan

1. Kecuali persyaratan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan
tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan.
2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan
pengujian dipilih atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas dari Badan/Lembaga
Pengujian milik pemerintah atau yang diakui pemerintah atau badan lain yang dianggap
memiliki objektifitas dan integritas yang meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini,
Kontraktor/Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
3. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti dipersyaratkan menjadi beban Kontraktor.
4. Dalam hal dimana salah satu pihak tidak menyetujui hasil pengujian dari bahan penguji
tersebut, maka pihak tersebut berhak mengadakan pengujian tambahan pada
Badan/Lembaga lain yang memenuhi persyaratan badan penguji tersebut diatas.
5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan/Lembaga tersebut
memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk pengujian tambahan menjadi
beban pihak yang mengusulkan.
6. Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut memberikan kesimpulan
yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
a) Memilih Badan/Lembaga penguji ketiga atas kesepakatan bersama.
b) Melakukan pengujian ulang pada Badan/Lembaga penguji pertama atau kedua dengan
ketentuan tambahan sebagi berikut :
i. Pelaksanaan ujian ulang harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan
Kontraktor/Supplier ataupun wakil–wakilnya.
ii. Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat–alat penguji.
iii. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk tidak menganggapnya demikian.
iv. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian
yang pertama, maka semua biaya untuk semua pengujian ulang menjadi
tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya pengujian tambahan.
Bila ternyata pihak Direksi/Konsultan Pengawas yang mempunyai pendapat salah, maka atas
segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan pengujian akan
diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian–
bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan besarnya sesuai dengan penundaan yang
terjadi.

1.24. Pelaporan

9
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

Laporan harian dan mingguan tentang kemajuan pekerjaan harus dibuat oleh Kontraktor, sesuai
dengan pasal yang bersangkutan pada Persyaratan Umum dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut harus menggambarkan banyaknya pekerjaan yang telah diselesaikan,
bahan yang terpakai sebenarnya, bahan di dalam gedung, jumlah pegawai dan pekerja yang
melaksanakan pekerjaan di lapangan, dan jumlah akumulatif semua kegiatan yang telah
diselesaikan atau yang sedang dilaksanakan yang hasil akhirnya dihitung dalam presentasi
terhadap seluruh pekerjaan.

Bersamaan dengan penyampaian laporan mingguan, rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam
minggu berikutnya juga disampaikan. Semua laporan–laporan harus disampaikan kepada Direksi
untuk pemeriksaan dan penandatanganan sebelum disampaikan secara resmi kepada pemberi
tugas.

Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi setiap halangan yang tidak terduga ditemui
dalam pelaksanaannya yang dapat menjurus pada perubahan perencanaan. Kontraktor akan
memberikan catatan dan sketsa perubahan dilapangan yang dapat dibuat selama pelaksanaan
kepada Direksi yang mungkin perlu untuk pembuatan gambar sesuai pelaksanaan ( as-built
drawing).

1.25. Penyerahan Pekerjaan

Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan apabila seluruh
pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.Selain
itu seluruh kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi kepada petugas yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas.

1.26. Penutupan Kontrak

A. Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syarat–syarat


Kontrak dan Spesifkasi yang menyangkut Penutupan Kontrak.
B. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan dengan seksi ini :
a) Syarat–Syarat Kontrak
b) Pembayaran Sertifkat Bulanan
c) Prosedur Variasi
d) Dokumen Rekaman Proyek
e) Pekerjaan Pembersihan
C. Berita Acara Penyelesaian Akhir
a) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada pasal–pasal yang berkaitan
dengan Syarat–syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor menganggap bahwa
pekerjaan tersebut telah selesai, termasuk semua kewajiban dalam periode
pemeliharaan, maka kontraktor harus mengajukan permohonan untuk penyerahan
akhir.Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial work) yang
diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir dan
pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi Pekerjaan harus menyiapkan dan
menerbitkan Berita Acara Penyelesaian Akhir.

b) Serah Terima
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut :

10
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya

i. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah;


ii. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak;
iii. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan dan hasil pengujian
telah diterima oleh Direksi Pekerjaan;
iv. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah Terima
Akhir.

D. Pengajuan Berita Acara Pembayaran Akhir


a) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada pasal -pasal yang berkaitan
dengan Syarat–syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan permohonan
pembayaran akhir bersama dengan semua detail pendukung sebagaimana diperlukan
oleh Direksi Pekerjaan. Seteleh diperiksa oleh Direksi Pekerjaan dan jika perlu
diamademen oleh Kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara
Pembayaran Akhir oleh Pemilik Pekerjaan.

b) Isi Berita Acara


Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan, harus
termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :

i. Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam kontrak.


ii. Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan dalam
berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang bersangkutan.
iii. Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam Addendum
selama Periode Kontrak.
(a) Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap jumlah Harga Kontrak
sebagai akibat dari:
i) Denda akibat keterlambatan, bila ada
ii) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
iii) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam
addendum.
iv) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan
persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
(b) Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir
(c) Ringkasan lembaran neraca yang menunjukan selesainya Pengembalian semua
Uang Muka dan Pencairan Semua Uang yang ditahan (Retention Money).
(d) Jadwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
(e) Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.

E. Addendum Penutup.
Berdasarkan detail Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan harus
juga menyiapkan addendum penutup yang harus ditanda tangani Pemilik dan Kontraktor,
dilengkapi dengan perhitungan akhir dari jumlah harga kontrak. Setelah memperoleh tanda
tangan Kontraktor, selanjutnya Direksi Pekerjaan harus menyerahkan Addendum Penutup
tersebut ke Pemilik untuk ditanda tangani bersama–sama dengan Berita Acara Pembayaran
Akhir yang telah disetujui.

11
PT. Eduka Rekayasa Konsultan

Anda mungkin juga menyukai