1. Pekerjaan Tanah
1. 1. Umum
1. Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli.
2. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan Keadaan
seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus menentukan letak
bangunan pelengkap seperti Direksi Keet, Gudang dan sebagainya.
1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan
1. Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang,
termasuk setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan
menghalangi bangunan, kecuali ada pemyataan lain yang tertera di dalam syarat-
syarat khusus dan gambar rencana.
2. Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
3. Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas
permintaan dari Direksi dan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
4. Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman tertentu akan dipertahankan, (maka
pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya
Penyedia barang/jasa.
5. Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang
pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20
cm di bawah permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh
permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah
dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
6. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan
dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan
pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu
bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran
di tempat terbuka.
7. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati ntuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda
lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan
peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia
barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
1. Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan.
2. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
3. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai.
4. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang
lain.
5. Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.
1.6. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih,
bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.
2. Pekerjaan Beton
2.1. Umum
1. Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah
semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan
dalamspesifikasi.
2. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama
serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
3. Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila
dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-
ruang rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
4. Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan
dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
5. Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti
Acuan Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu
Acuan Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif
lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
2.3. Semen
1. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif
SN115-2049-1994.
2. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan
yang sudah disetujui.
3. Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan
pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama
pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian
dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisam
dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
4. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau
menggumpal atau yang rusak kantongnya akan drtolak.
5. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
6. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dan lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin dipedukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
7. Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
8. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat
yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
9. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin
tergenang dilantai.
10. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal
atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera
mungkindigunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat
Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dan udara atau
dan manapun,harus ditolak dan disingkirkan dan lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
11. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu
dapat dipakai lebih dahulu.
2.4. Agregat
1. Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965.
2. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus
adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
3. Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasamya harus bergradasi dari 25 mm
sampai 5 mm. Pemakaian agregat all - in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
4. Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm — 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
5. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812
:1968 atau yang setara.
6. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
7. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemumian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
8. Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan
atau dilapangan urrtuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah
disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
Tabel
Kelas Beton
Mutu Beton Ukuran Agregat Maks.(mm) Rasio Air/Semen Kadar semen min.
Maks. (terhadap (kg/m3 dari
berat) campuran)
Tabel
Mutu Beton
yang dapat diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan
seperti untuk bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan
mutu BI (yang ditegaskan dalam gambar).
4. Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil
sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai.
Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari 28
hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur seperti
dibawah ini :
Umur beton 3 7 14 21 28
(hari)
2. Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap memenuhi syarat apabila
nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut lebih besar (σ’ bk
+ 0,82 Sr). Agar dalam waktu singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton maka
dianjurkan untuk membuat benda uji untuk diperiksa pada umur 3 dan 7 hari. Tetapi
penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.
Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi
syarat:
1. Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam waktu
singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang dianggap
meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dengan concrete tester atau mengambil
benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat yang tidak terlalu banyak
mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah pengawasan seorang ahli).
2. Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa dilanjutkan apabila kekuatan
tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai kekuatan beton
karakteristik yang disyaratkan.
3. Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan pembebanan
langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa dilanjutkan bila kekuatan
beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai yang disyaratkan.
4. Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari pemecahan,
misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila tidak bisa dilaksanakan demikian, baru bagian konstruksi yang meragukan tersebut
dibongkar.
5. Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal tersebut
dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.
ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas
maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama dengan
udara luar.
6. Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsur-
angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik.
Sebagai beban hancur dari kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh
pesawat penguji tersebut tidak boleh mempunyai kesalahan yang
melampaui 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar
aliran beton tidak terputus-putus.
7. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
8. Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
9. Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang sudah
mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu. Transportasi dari
pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh.
10. Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara
apapun sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin
tertulis dari Direksi.
11. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun tidak boleh
dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari
Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika
penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang
disetujui oleh Direksi.
12. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan
air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau
spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan. Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
13. Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton
harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
14. Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan. catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
2.21. Bekisting
1. Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya
untuk menyetujui dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan
dimulai.
2. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
2.22. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dan serpihak karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak boleh
dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
2.22.1. Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan Sll 0136 1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan Sll 0136-1984.
British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir yang bertegangan
tinggi, tegangan rendah baja tulangan bertengan tinggi harus minimal 40 .0 kg/cm2.
2.22. 2. Penyimpangan.
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki
dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.
2.22.3. Penekukan
1. Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua
baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi
yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard
4466 : 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan
dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah
disetujui oleh Direksi.
2. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.
3. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter
batang yang ditekuk.
2.22.4. Pemasangan
1. Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai
dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada
persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter
tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian
tubuh utama beton.
2. Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton dekling
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang
ditetapkan untuk beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin.
3. Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan
harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
4. Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi.
5. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya.
6. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan
pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan.
registrasi lori dan nama depot Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa
gangguan Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat
maksimum. Posisi dimana beton dicorkan Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang
diambil dari pengiriman tersebut Slump (atau faktur kompaksi)
10. Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhimya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
11. Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh' Direksi atau Wakilnya.
2.31. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta agar
dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada penyedia barang/jasa.
2.32.2. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak teriihat lagi adanya kebocoran. Bila
kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, penyedia barang/jasa hams
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
3. Pekerjaan Baja
3.1. Umum
1. Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari
jenis SS 400 / ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan
dijamin oleh sertifikat.
2. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan,
pengukuran, penimbangan pengujian tank dan pengujian lentur dalam
keadaan dingin.
3. Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan
pengujian yang berlaku.
4. Pekerjaan ini akan terdiri dari struktur baja dan bagian baja dari struktur
baja komposit, dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah,
kelandaian dan dimensi yang diperlihatkan pada Gambar atau yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
5. Pekerjaan ini akan meliputi pelaksanaan baru dengan lengkap dan
pelebaran serta perbaikan dari struktur yang ada.
6. Pekerjaan akan meliputi penyediaan, pembuatan, pemasangan dan
pengecatan dari logam pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar. Logam
pelaksanaan akan termasuk struktur baja, pengelasan, baja khusus dan campuran,
elektroda metalik (logam) dan penempaan dan pengecoran baja.
7. Pekerjaan ini harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak
terkecuali disediakan, semua sesuai dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.
dilas, diukur pada sumbu badan, harus sebagaimana berikut ini : Untuk kedalaman hingga
900 mm:3 mm
Untuk kedalaman di atas 900 hingga 1,8 meter:5 mm
Untuk kedalaman di atas 1,8 meter : + 8 mm : 5 mm
4. Batang Desak Panjang (Strut) Penympangan maksimum dari kelurusan, termasuk
dari flens-flens tersendiri ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih
besar.
5. Pekerjaan Yang Dikerjakan Dengan Mesin Permukaan perletakan yang dikerjakan
dengan mesin harus dalam suatu penyimpangan dari 0,25 mm untuk permukaan yang
dipahat pada suatu sisi persegi dari 0,5 m.
6. Panjang Penyimpangan lateral pada garis lurus adalah 1 mm per meter panjang.
7. Kerataan Permukaan Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus
menghasilkan kerataan yang memuaskan Direksi dengan penyimpanan maksimum
yang diperkenankan sebesar 0,25 mm pada setiap bidang bujur sangkar dengan sisi 0,5
m.
lainnya. Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel
pabrik aupun dilapangan. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.
3.5. Pabrikasi
3.5.1. Pemeriksaan dan Sebagainya
1. Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya urrtuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan
pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
disetujui oteh Direksi.
3. Setiap pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai
dengan gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki dengan
biaya sendiri.
4. Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta
perancah agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.5.3. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum dilakukan
dan semua bagian tersebut harus bebas dan puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-
tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
3.5.4. Memotong
1. Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong.
2. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong
tepat dan rata menurut ukuran yang diperiukan.
3. Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila
digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda
seperlunya.
4. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens
dari gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung
dengan plat penyambung dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan
setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka
toleransi maksimum adalah 0,1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik
maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
3.5.8. Mengebor
1. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan
semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal
sekaligus.
2. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang ini dibor lebih kecil
dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
3. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri denganmenggunakan
mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
3.6.3. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah Galvanisasi ceiup
panas.
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380
2. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut standar
yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim
patriannya harus betul-betui kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau beriimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam
gambar.
4.1. U m u m
1. Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana.
2. Apabila temyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka
Penyedia barang/jasa harus meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya
3. Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti
pasangan batu dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan
diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm, kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana,
maka lubang-lubang drainase tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni
berselang 1,5 m dan diletakkan sedikit di atas peil pembuangan air.
4. Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok
atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk
bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung
erosi.
4.2. Bahan-bahan
4.2.1. Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan secara
umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia
N1-8
4.2.2. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
3. Wama larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida,akibatadanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium
sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari
0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh
menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding
yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh
kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
2. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua
yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm2
3. Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
4. Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari
dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau
menutupi dengan memakai karung basah.
4.2.5. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti yang
dipakai untuk pekerjaan beton
4.2.6 Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah isetujui
Direksi
4.2.7 Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
4.3. Adukan
4.3.1 Mencampur
1. Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
2. Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperiihatkan wama
adukan yang merata.
4.3.2. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.
Jenis Spesi
4.6.2 Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan
reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai campuran
M2.
Direksi.
2. Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai
jarak tidak kurang dari 7,5 cm dari batang yang berdampingan.
3. Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus
terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak
tertentu untuk mencegah perubahan dari bentuk kayu.
4. Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan
dengan jarak horizontal 2,5 cm.
5. Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi
dengan baik dan bila kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk
digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus diganti oleh Penyedia
barang/jasa atas tanggungannya.
5.7 Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali
penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-
ukuran yang menyimpang harus disesuaikan seperti yang ditunjukan dalam gambar
rencana.
5.10 Pabrikasi
1. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan
pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat penyambung.sekrup-sekrup,
paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai
dengan gambar rencana.
2. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan
seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan memasang
konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.
pada penyelesaian pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-
sambungan.
3. Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki
selama atau segera setelah hujan atau selama permukaan kayu masih
basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang setiap penggunaan minyak
pada bagian yang sama.
4. Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang.
5. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan sebagainya bisa
dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
6. Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat
dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui.
7. Setelah lapisan menie harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapis dengan
tiga lapis cat yang disetujui mutunya.
8. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai setelah pemasangan
kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
9. Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau
selama permukaan kayu atau besi masih basah.
10. Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan
setiap lapisan cat harus kering betui sebelum yang berikutnya diberikan.
6.1. Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai
tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca yang
akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca tersebut serta
kepada kedua sisi permukaannya. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara
kaca-kaca dengan rangka kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui.
Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.
7.5. Persiapan
1. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran
dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan teriebih dahulu
dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
2. Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui.
3. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya.
Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras, dipotong
dan diratakan dengan permukaan di sekitamya sampai halus.
4. Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
5. Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, "Upox calcium Plumbate Primer" dari merek yang
disetujui, tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis.
6. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih
dari segala kotoran dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan
pertama.
7. Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan
pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-
cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan
bagian yang retak ataupun beriubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang
sesuai. Pecan yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecan
tersebut dan kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.
8.2. Material
Pipa-pipa Baja Galvavized, semua pipa baja galvanized serta periengkapan harus dari jenis
yang disetujui serta standard yang beriaku (ditentukan
kemudian)
tempatnya dengan sambungan yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga
yang ahli.
8.7. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti tersebut
dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus- lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata
dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari
batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor dan Juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama jangka
waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan
masuk kedalam pipa.
6. Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja dengan
baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
2. Air harus diberikan pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara
terus menerus selama 1 jam.
3. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau
ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari Direksi.
4. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka untuk
mematikan kuman-kuman diberi chlor yang ditentukan oleh Direksi.
9. Sistem Drainase
9.1. Penggalian
1. Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis
lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
2. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga memungkinkan pekerja dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik karena ruang geraknya mencukupi.
3. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut
dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga
penggalian tanah melebihi dan yang direncanakan rnaka harus ditutup dengan
beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi Pada saat pelaksanaan
tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar
tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan.
4. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat
mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air
yang dapat mengganggu lancarnya pekejaan.
tersebut harus dibongkar dan diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
SPESIFIKASI UMUM
1.1. Umum
a. Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Penyusunan DED Rehabilitasi IPLT Kota Palangka
Raya yang berlokasi di Kota Palangka Raya.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh
dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana,
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan selama
pelaksanaan.
1.2. Batasan/Peraturan
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
k. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
l. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
n. SKSNI T-15-1991-03
o. SNI (Standar Nasional Indonesia)
p. ASTM (Standar Persatuan Amerika untuk pengujian dan bahan)
q. AISC (Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja)
r. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) - NI-2.
s. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) -N-3.
t. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
u. Algemenee Voorwarden (AV)
1
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan
tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
Spesifikasi Teknis ini digunakan untuk semua pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang akan
dilaksanakan baik untuk bangunan baru maupun yang bersifat rehabilitasi dan peningkatan serta
penambahan.
Semua hal yang menyangkut pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini kecuali
ditentukan lain didalam gambar shop drawing yang ditawarkan dalam dokumen penawaran. Hal-
hal menyangkut pemakaian bahan dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan
konstruksi, tata cara pengujian dan tata cara kerja apabila tidak ditentukan di dalam spesifikasi
ini, harus mengikuti peraturan umum yang berlaku di Indonesia.
2
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
1.6. Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi terdiri dari pekerjaan antara lain :
Sebelum memulai pekerjaan nyata dilapangan, kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dan bagian–bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S Curve bahan/tenaga. Rencana
Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dariDireksi/Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Direksi. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 3 (tiga) kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel
pada dinding kantor kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja). Direksi/Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
3
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
Kontraktor harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok horisontal
dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik
seperti berikut :
Setiap jenis atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan harus
digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan
dari masing– masing kegiatan pekerjaan.
Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual
dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran
tentang kemajuan keuangan neraca pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan
aktual.
Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa sehingga tersedia
ruangan untuk pencatatan, revisi, dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas
minimum adalah A3.
Untuk setiap proyek, Kontraktor harus menyediakan akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas
yang memenuhi untuk kebutuhan proyek.
Ruangan yang diperlukan adalah ruang Direksi/Konsultan Pengawas, minimum 3m x 4m, serta
penyediaan air bersih dan tenaga listrik.
Direksi Keet ini dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama dengan lama pelaksanaan
pekerjaan, terbuat atas konstruksi semi permanen dan seluruhnya akan menjadi milik Pemberi
Kerja setelah pelaksanaan proyek berakhir, kemudian Kontraktor wajib memelihara kebersihan
halaman/bangunan dan melakukan perbaikan–perbaikan direksi keet selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, sesuai dengan petunjuk direksi.
Dilapangan, Kontraktor harus memiliki bengkel dengan perlengkapan secukupnya dan tenaga
listrik yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, serta gudang untuk menyimpan
material dan suku cadang peralatan.
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran dan warna sesuai petunjuk Direksi. Papan nama proyek
berisi informasi sekurang-kurangnya mengenai nama proyek, nama paket pekerjaan, nama
Kontraktor, pembiayaan dan tanggal kontrak.
5
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran, atas daerah pembangunan seperti yang
tertera pada gambar rencana.Tercantum dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran dan lain-lain
yang ditunjuk Konsultan Pengawas, serta pengamanan atas jaringan-jaringan listrik, air, telepon
dan lain-lain yang ada.
Pekerjaan ini diperuntukan untuk mengetahui daya dukung tanah di lapangan, agar kestabilan
tanah di bawah pondasi dapat terjaga. Penyelidikan tanah di lakukan 1 (satu) kali test di lapangan
dan dilanjukan ke laboratorium tanah jika diperlukan. Test ini dilakukan pada titik di bawah pondasi
alat pemadatan tanah.
Untuk memenuhi kebutuhan air baik untuk kebutuhan pekerja maupun keperluan air kerja
Kontraktor dapat berkoordinasi dengan Pemberi Tugas untuk membuat sumur bor. Tapi apabila
tidak diperkenankan Pemberi Tugas, maka Kontraktor harus mendatangkan sendiri dari luar air
untuk keperluan proyek dengan biaya ditanggung Kontraktor.
Untuk kebutuhan daya listrik, baik untuk penerangan sementara maupun listrik untuk alat-alat
kerja Kontraktor harus mendatangkan sendiri genset yang kapasitasnya sesuai untuk keperluan
proyek tersebut dengan biaya sewa dan operasional ditanggung Kontraktor.
6
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
Lingkungan sekitar pekerjaan harus selalu dijaga dari segala macam gangguan dan
kerusakan sebagai akibat dari kegiatan pekerjaan ini.
Pekerjaan galian maupun timbunan tanah tidak diizinkan melebihi areal pekerjaan yang
telah diizinkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Semua bahan cairan, kotoran–kotoran dan sampah yang dianggap membahayakan pada
tanah dan air permukaan dilarang untuk dibuang kebadan air maupun permukaan tanah.
Pengendalian air hujan harus diusahakan sebaik–baiknya untuk menghindari dari banjir
lokal.
Pengendalian terhadap kebisingan, debu, tanah yang tercecer akibat kegiatan kegiatan
dilokasi pekerjaan agar diamankan dengan sebaik–baiknya.
Kontraktor harus menjaga lingkungan di luar proyek tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan akibat keluar masuknya pengangkutan bahan masuk maupun keluar lokasi
proyek.
7
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
4. Bahan/material yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan selambat–
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
5. Pekerjaan atau kegiatan pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor ternyata ditolak
Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan untuk selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila Direksi/Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan/material lebih lanjut,
Direksi/Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepad Balai Penelitian Bahan–
Bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti.Biaya pengiriman dan penelitian ditanggung
Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan/material tersebut.
1. Penyimpanan
Bahan bangunan harus disimpan sedemikian agar mutunya tidak menjadi berkurang maupun
mengalami kerusakan.Tempat/lokasi penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang
keras, bersih dan dimana perlu, diberi atap (dilindungi) dan atau dinding.
2. Cara menumpuk
Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan bangunan hendaknya
dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan pembersihan.Cara menumpuk
bahan bangunan hendaknya sedemikian rupa, agar timbunan tidak berbentuk kerucut dan
tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation).
Untuk penumpukan material besi harus dihindarkan terjadinya karat dan lama penumpukan di
tempat terbuka tidak lebih dari 1 bulan.
Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas segala biaya ganti rugi / kompensasi
sehubungan dengan pendatangan / pengambilan bahan baku / bahan bangunan tersebut di atas.
Tidak diadakan mata pembayaran khusus untuk pembayaran ganti rugi/kompensasi tersebut,
tetapi harus sudah termasuk dalam biaya yang diajukan di dalam Dokumen Kontrak.
8
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
1. Setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik dan dikerjakan
oleh tenaga–tenaga kerja terbaik, kualitas pengerjaan maupun kualitas hasil pekerjaan yang
kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk diteruskan kegiatannya.
2. Selama pekerjaan berlangsung Direksi/Konsultan Pengawas berhak sewaktu–waktu
memerintahkan secara tertulis kepada kontraktor;
a) Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu tertentu bahan/material yang
dianggap tidak sesuai dengan kontrak.
b) Penggantian bahan/material yang cocok dan sesuai
c) Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test–test terdahulu atau
pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan yang menurut Direksi/Konsultan Pengawas
secara material maupun keahliannya tidak cocok dengan kontrak.
Kegagalan wakil Direksi/Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan atau material tidak
menutup kemungkinan Direksi untuk dikemudian hari menolak sesuatu pekerjaan atau material
yang dianggap tidak cocok dengan kontrak serta memerintahkan untuk membongkar atas
tanggungan kontraktor.
1. Kecuali persyaratan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan
tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan.
2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan
pengujian dipilih atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas dari Badan/Lembaga
Pengujian milik pemerintah atau yang diakui pemerintah atau badan lain yang dianggap
memiliki objektifitas dan integritas yang meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini,
Kontraktor/Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
3. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti dipersyaratkan menjadi beban Kontraktor.
4. Dalam hal dimana salah satu pihak tidak menyetujui hasil pengujian dari bahan penguji
tersebut, maka pihak tersebut berhak mengadakan pengujian tambahan pada
Badan/Lembaga lain yang memenuhi persyaratan badan penguji tersebut diatas.
5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan/Lembaga tersebut
memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk pengujian tambahan menjadi
beban pihak yang mengusulkan.
6. Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut memberikan kesimpulan
yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
a) Memilih Badan/Lembaga penguji ketiga atas kesepakatan bersama.
b) Melakukan pengujian ulang pada Badan/Lembaga penguji pertama atau kedua dengan
ketentuan tambahan sebagi berikut :
i. Pelaksanaan ujian ulang harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan
Kontraktor/Supplier ataupun wakil–wakilnya.
ii. Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat–alat penguji.
iii. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk tidak menganggapnya demikian.
iv. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian
yang pertama, maka semua biaya untuk semua pengujian ulang menjadi
tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya pengujian tambahan.
Bila ternyata pihak Direksi/Konsultan Pengawas yang mempunyai pendapat salah, maka atas
segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan pengujian akan
diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian–
bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan besarnya sesuai dengan penundaan yang
terjadi.
1.24. Pelaporan
9
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
Laporan harian dan mingguan tentang kemajuan pekerjaan harus dibuat oleh Kontraktor, sesuai
dengan pasal yang bersangkutan pada Persyaratan Umum dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut harus menggambarkan banyaknya pekerjaan yang telah diselesaikan,
bahan yang terpakai sebenarnya, bahan di dalam gedung, jumlah pegawai dan pekerja yang
melaksanakan pekerjaan di lapangan, dan jumlah akumulatif semua kegiatan yang telah
diselesaikan atau yang sedang dilaksanakan yang hasil akhirnya dihitung dalam presentasi
terhadap seluruh pekerjaan.
Bersamaan dengan penyampaian laporan mingguan, rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam
minggu berikutnya juga disampaikan. Semua laporan–laporan harus disampaikan kepada Direksi
untuk pemeriksaan dan penandatanganan sebelum disampaikan secara resmi kepada pemberi
tugas.
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi setiap halangan yang tidak terduga ditemui
dalam pelaksanaannya yang dapat menjurus pada perubahan perencanaan. Kontraktor akan
memberikan catatan dan sketsa perubahan dilapangan yang dapat dibuat selama pelaksanaan
kepada Direksi yang mungkin perlu untuk pembuatan gambar sesuai pelaksanaan ( as-built
drawing).
Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan apabila seluruh
pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.Selain
itu seluruh kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi kepada petugas yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas.
b) Serah Terima
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut :
10
PT. Eduka Rekayasa Konsultan
Spesifikasi Teknis Rehabilitasi IPLT Kota Palangka Raya
E. Addendum Penutup.
Berdasarkan detail Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan harus
juga menyiapkan addendum penutup yang harus ditanda tangani Pemilik dan Kontraktor,
dilengkapi dengan perhitungan akhir dari jumlah harga kontrak. Setelah memperoleh tanda
tangan Kontraktor, selanjutnya Direksi Pekerjaan harus menyerahkan Addendum Penutup
tersebut ke Pemilik untuk ditanda tangani bersama–sama dengan Berita Acara Pembayaran
Akhir yang telah disetujui.
11
PT. Eduka Rekayasa Konsultan