Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ORIENTAL CUISINE

“ JAPANESE CUISINE ”
Dosen Pembimbing Akademik:

DRS. Paryoto, M.M. M. Par

Disusun oleh :
Aura Putri Maha Dewi 2212202006
Elisa Kurnia Sari 2212202010
Muhammad Firas Dwi 2212202017
Widya Shafira 2212202030
Kelas :
Chef School semester 3

JURUSAN CHEF SCHOOL


PROGRAM STUDI PERHOTELAN
AKADEMI PARIWISATA INDONESIA ( AKPINDO )
2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alikum Wr. Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya kami
bisa menyelesaikan Makalah Oriental Cuisine ini dengan tepat waktu. Pada dasarnya tujuan
dibuat Makalah ini untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Oriental Cuisine. Kami berharap dengan
adanya Makalah ini, kami dapat memenuhi tugas mata kuliah Oriental Cuisien dan dapat
melaksanakan pembelajaran dengan lancar.

Dengan selesainya Makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dukungannya kepada kami. Oleh karena itu kami mengucapkan
kepada

1. DRS. Paryoto, M.M. M. Par, selaku Dosen Pembimbing Akademik

2. Seluruh dosen, staff, dan teman-teman di AKPINDO

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena mohon
dimaklumi, kami sangat menerima kritik dan saran yang diberikan untuk memperbaiki makalah
ini, agar bermanfaat untuk banyak pihak di masa mendatang. Demikian yang dapat kami
sampaikan, atas perhatiannya terima kasih.

Jakarta, 17 Oktober 2022

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar belakang.........................................................................................................

B. Tujuan.......................................................................................................................

BAB II ISI.................................................................................................................................

A Makanan Terkenal....................................................................................................

B. Teknik Olah……..…….…........................................................................................

C. Karakteristik…….....................................................................................................

D. Teknik Service............................................................................................................

E. Perkembangan Saat Ini..............................................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makalah ini akan mengeksplorasi beberapa hal tentang Japanese Cuisine atau
masakan Jepang, dimana akan membahas sejarah ditemukannya atau terciptanya masakan
Jepang. Kemudian akan dibahas juga pengaruh demografis atau budaya yang memengaruhi
ciri khas masakan Jepang. Selain daripada itu, makalah ini juga akan membahas lebih detail
mengenai kategori masakan, karakteristik, makanan terkenal dan menu-menu masakan
Jepang. Selanjutnya, selain dari pada karakteristik makanan, tulisan ini juga akan
membahas bagaimana teknik olah makanan, dan teknik penyajian makanan, tentunya
makanan yang dimaksudkan yaitu Japanese Cuisine atau Masakan Jepang. Makalah ini
akan memberikan gambaran lengkap mengenai Masakan Jepang, hingga pada penjelasan
tentang bagaimana perkembangan Masakan Jepang sampai saat ini.

B. Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan masakan


Jepang saat ini, dapat mengetahui karakteristik dari masakan Jepang, kemajuan, dan cara
penyajian masakan Jepang.

BAB II
ISI
A. SEJARAH

1. Sejarah Singkat
Mulai dari zaman prasejarah, berbagai makanan muncul di Jepang seiring
perjalanan waktu. Bermula dari masakan yang berpusat pada nasi, ikan, dan alat tembikar,
hingga terjadinya westernisasi di zaman modern. Mulai dari berkembangnya kuliner di
seratus tahun Nara, seratus tahun Heian, seratus tahun Kamakura, seratus tahun
Muromachi, seratus tahun Edo, Masakan Kanto (seratus tahun modern), dan seratus tahun
Meiji.

1) GEOGRAFIS
Jepang sebagai negara kepalauan yang dikelilingi laut dan daratan
bergunung, , maka makanan laut merupakan menu utama orang Jepang yang dimakan
dengan nasi juga sayuran. Kedua sumber alam ini merupakan sumber bahan
makanan Jepang. Pandangan bangsa Jepang tentang alam yang hidup dalam iklim
dan keadaan alamnya yang disebut fuudo ( 風土 ) tidak terlepas dari dasar mata
pencaharian mereka sebagai bangsa agraris. Mereka memuja alam karena mereka
yakin bahwa alam mempunyai kekuatan dan pemberi berkah. Bangsa Jepang
mendapat berkah dari gunung (yama no sachi/ 山の幸 ) dan dari laut (umi no
sachi/ 海 の 幸 ). Kecintaan bangsa Jepang terhadap alamnya dilandasi oleh teori
pemikiran mono no aware ( 物 の あ わ れ ) Teori ini merupakan teori pemikiran
tentang kepekaan terhadap benda atau sesuatu yang ada di sekitarnya yang
menyatu dengan dirinya (Syafirin, 1988:165).
Kedekatan diri bangsa Jepang dengan alam dapat diekspresikan dalam
budaya kulinernya yang unik yang khas di setiap keempat musim. Yaitu musim
semi atau Haru, terjadi pada bulan Maret, April, dan Mei. Musim panas atau Natsu,
berlangsung selama bulan Juni, Juli, dan Agustus. Musim gugur atau Aki, terjadi selama
bulan September, Oktober, dan November. Dan musim dingin atau Fuyu, berlangsung
selama bulan Desember, Januari, dan Februari

2) DEMOGRAFIS
Jepang adalah sebuah negara kesatuan yang bersistem parlementer dengan
berbentuk monarki konstitusional dan juga negara kepulauan di Asia Timur. Jepang
terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki waktu hidup terlama di dunia, karena
mereka mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Masakan Jepang (日本
料理 nihon ryōri, nippon ryōri) atau Kuliner Jepang (日本割烹 nihon kappō) adalah
makanan yang dimasak dengan tradisi Memasak yang berkembang secara turun -
temurun di Jepang dan menggunakan bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang
dan sekitarnya.

2. Kategori Masakan Jepang


Dilihat dari sejarah yang berkembang di Jepang, kondisi geografis dan
perkembangan geografis negara Jepang saat ini. Dapat disimpulkan bahwa kategori
masakan Jepang dapat diuraikan menjadi
1) Masakan Tradisional
Dikhususkan untuk acara-acara tertentu seperti acara ritual penyambutan tamu,
sebagai sarana komunikasi dalam acara jamuan.
a) Honzen Ryori
Masakan yang mulai diketahui pada zaman Edo, dan mendapat pengaruh dari
masakan kalangan samurai tapi penghabisannya menghilang pada zaman Meiji.
b) Shojin Ryori
Masakan tanpa daging di kuil agama Buddha.
c) Kaiseki Ryori
Masakan yang dihidangkan dalam tahap - tahapan penyajian dalam porsi
kecil.Masakan ini merupakan jamuan pada pesta di rumah makan tradisional Jepang
(Ryotei) yang dinikmati sambil minum sake yang penyajiannya diterapkan secara
bertahap.

2. Masakan Musim
Jepang memiliki 4 musim di dalam negaranya Jepang memiliki 4 musim di dalam
negaranya Musim panas, musim semi, musim dingin, dan musim gugur. Setiap musim di Jepang
memiliki karakteristik tersendiri yang sangat mengakar dalam gaya hidup orang Jepang.
Berkaitan dengan makanan Jepang.
1. Musim panas

• Rei shabu

Jadi kalau misalnya Shabu-shabu merupakan makanan khas musim dingin , Rei-shabu rei shabu
juga berisi irisan daging dalam panci panas, tetapi kemudian dicelupkan ke dalam air dingin.
Lalu, irisan daging tersebut dilapisi di salad dingin sayuran mentah dan ditambah saus wijen.

• Kakigori

Mirip seperti es serut khas Indonesia, Kakigori mempunyai rasa yang manis dan menyegarkan
nah ini juga salah satu merupakan makanan khas Jepang musim panas terfavorit. Bedanya
dengan es serut Indonesia, Kakigori ini tuh kadang ditambah dengan gula merah, pasta kacang
dan susu Ishigaki sesuai selera orang Jepang kebanyakan.

2. Musim gugur

Nah kalo kalian tau musim gugur di jepang itu dikenal sebagai musim terbaik untuk
mengunjungi Jepang karena keindahan pemandangan dan suasananya, nah ga sampai hanya
dimusim saja tetapi sampai dengan kuliner nya. musim gugur di Jepang identik dengan kuliner
lezat. Banyak tumbuhan dan hasil laut yang panen di musim ini. Jadi ga heran lagi kalo di musim
gugur tuh banyak hidangan² lezat yang ada.

• Ikan samma panggang

Ikan sanma ini salah satu ciri khas ikan khas musim gugur yang banyak ditemukan di bagian
utara perairan Jepang. Ikan ini memiliki bentuk agak panjang dengan sisik yang berwarna perak.

Kenapa bisa Disebut ikan khas musim gugur? Ya karena ikan ini banyak dipanen saat musim
gugur. Ikan sanma biasanya diolah dengan cara dibumbui garam dan dipanggang kemudian
dihidangkan dengan garnish selada dan hiasan lemon. Ada juga yang menyajikannya sebagai
sashimi dan sushi.
• Jamur matsusake

Jamur matsusake merupakan jamur khas Jepang berkualitas tinggi yang hanya dapat ditemukan
saat musim gugur. Jamur ini bisa diolah menjadi beberapa jenis hidangan yang menarik, salah
satunya adalah sup jamur matsutake. Sup jamur matsutake menjadi salah satu hidangan favorit
saat musim gugur. Sup ini terdiri dari jamur matsutake, kuah kaldu, sayuran khas musim gugur,
irisan ayam atau udang.

3. Musim dingin

• Zosui

zosui ini mirip dengan bubur ayam ala Jepang. Tapi sebenarnya zosui terbuat dari nasi yang
dicampur ke dalam kuah kaldu bersama dengan jamur, potongan daging ayam, telur, sayuran,
dan bahan lainnya

• Ramen

Ramen adalah mie kuah Jepang yang biasanya diberi taburan daging, ayam, telur, daun bawang,
nori, dan berbagai jenis sayuran sesuai selera. Di indonesia sendiri sepertinya ramen sudah sangat
tidak asing didengar ya bahkan ramen dapat ditemui hampir di seluruh penjuru dunia. Nah kalau
di jepang sendiri Salah satu ramen yang paling terkenal di Jepang adalah ramen yang berasal dari
Fukuoka, yaitu ramen Hakata.

4. Musim semi

• Ichigo

Adalah stroberi di Jepang. Stroberi atau ichigo dalam bahasa Jepang akan banyak ditemui di
supermarket pada musim ini. Salah satu aktivitas favorit orang Jepang saat musim semi adalah
memetik langsung stroberi segar dari rumah kaca. Kegiatan ini dinamakan ichigo kari dalam
bahasa Jepang.

• Ichigo Daifuku

Mirip seperti mochi terbuat dari tepung beras. Rasanya manis tapi di bagian dalamnya diisi
strawberry.

3. Masakan sehari hari

Nasi, mie, onigiri, sushi

( gohan) lauk pauknya berisi sup tahu, daging, ikan

• Berkuah ( sup miso)

• Masakan yang di goreng( 8arage)

4. masakan di luar jepang

Merupakan masakan yang mendapat pengaruh dari dunia luar Jepang itu sendiri:

a. Tempura

Selama ini kan kita tau nya pasti tempura berasal dari 1 jepang kan, karna tempura sendiri tuh
terkenal bgt di negara jepang, bahkan sampai saat ini tempura juga salah satu makanan pokok
orang jepang. tempura sebenarnya bermula dari negara portugal

3. Masakan Sehari-hari
Masakan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat jepang dalam hari-harinya, meliputi
a. Masakan nasi
1) Nasi putih , nasi merah (sekihan), kamameshi.
2) Nasi bercampur gandum (mugimeshi)
3) Onigiri
4) Sushi
5) Oshizushi (sushi yang berbentuk persegi)
6) Bubur (okayu), bubur dari nasi (zosui atau ojiya)
7) Ochazuke (nasi putih dengan lauk yang dituangi air teh hijau, dashi)
8) Takikomi Gohan (nasi yang ditanak dengan sedikit lauk)
9) Donburi (nasi putih dengan lauk dan sayuran berkuah dalam mangkuk
besar)
10) Kakegohan (nasi yang dituangi sesuatu) seperti mugitoro (gandum yang
diitanak dan dituangi parutan umbi yamaimo atau nagaimo).
11) Mochi dan dango (dango adalah mochi yang ditusuk)

b. Konsumsi makanan berkuah (shirumono)


1) Sup miso
2) Sumashijiru (suimono) (sup kuah bening)
c.. Sashimi
1) Tessa (sashimi ikan fugu)
2) Tataki (potongan ikan yang digoreng dengan api besar, sehingga membuat
ikan matang pada bagian luar maupun dalam.
3) Tsuke (sashimi yang direndam dengan kecap asin)
d. Tsukemono (sayuran yang diasinkan)
1) Takuan (lobak putih)
2) Umeboshi (asinan kering yang terbuat dari buah ume (persik)
3) Shibazuke (acar yang berasal dari daerah Kyoto)
4) Misozuke (sayuran yang difermentasi dengan miso)
5) Kasuzuke (sayuran yang difermentasi dengan ampas sake)
6) Nukazuke (sayuran yang difermentasi dengan kulit ari beras)
7) Wasabi Zuke (sayuran yang difermentasi dengan wasabi)
e. Mie
1) Udon
2) Soba
3) Somen (mie Jepang yang halus dan tipis)
f. Nabe
1) Oden
2) Mizutaki (sup kaldu ayam yang kuahnya kental dan sedikit bening)
3) Shabu – shabu (menggunakan kaldu dengan rasa yang ringan)
4) Sukiyaki (menggunakan kaldu yang pekat dan kuat dengan rasa yang gurih
dan manis)
g. Konsumsi goreng
1) Tempura
2) Kakiage
3) Karaage
h. Konsumsi panggang
1) Yakitori
2) Ikan panggang
3) Teriyaki
4) Kabayaki
i. Nimono
1) Nikujaga
2) Kinpira
j. Konsumsi kukus
1) Chawanmushi
2) Sakamushi
j. Nerimono (bentuk goreng - gorengan dari daging ikan yang dihaluskan
dan ditambah tepung.)
k. Aemono (sayur yang direndam saus berbahan cuka atau miso.)
l. Ohitashi (sayur rebus yang dibumbui dashi.)

4. Masakan luar Jepang


Merupakan masakan yang mendapat pengaruh dari dunia luar Jepang itu sendiri:
a. Nasi kari (curry rice)
b. Furai: goreng-gorengan dengan tepung panir seperti ebi furai, tonkatsu, dan kroket
c. Hayashi rice: nasi berkuah daging yang dimasak dengan saus tomat dan saus
demiglace.
d. Napolitan: spaghetti bumbu saus tomat

B. Makanan Terkenal, cara penyajian, dan teknik olah masakan Jepang.

Banyak makanan jepang yang cukup terkenal di masyarakat dunia, berikut akan dijelaskan
beberapa makanan jepang, diikuti dengan penjelasan karakteristik masing masing dari setiap
makanan, serta bagaimana cara penyajian dan teknik olah. yang pertama adalah Sushi. sushi
sangat terkenal di jepang sendiri. sushi adalah adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang
dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.
Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam,
dan gula. lalu yang kedua ada Sashimi, merupakan makanan khas Jepang yang hampir sama
dengan sushi. Sashimi lebih dulu ada sebelum sushi. Perbedaan sashimi dengan sushi terletak
pada nasi. Sashimi merupakan ketiga ada Onigiri, merupakan makanan khas Jepang yang
berbahan utama nasi putih. Nasi putih ini dipadatkmakanan mentah murni khas Jepang. Sashimi
terbuat dari makanan laut yang disantap bersama kecap asin dan wasabi. yang an dengan tangan
atau dengan pencetak khusus onigiri. Umumnya, Onigiri dibungkus dengan lembaran rumput laut
dan diisi dengan udang, mayonnaise, daun bawang, ume (asaman buah plum), dan tarako &
mentaiko (telur ikan terbang).

1. Onigiri, merupakan makanan khas Jepang yang berbahan utama nasi putih. Nasi putih ini
dipadatkan dengan tangan atau dengan pencetak khusus onigiri. Umumnya, Onigiri
dibungkus dengan lembaran rumput laut dan diisi dengan udang, mayonaise, daun
bawang, ume (asinan buah plum), dan tarako & mentaiko (telur ikan terbang).
2. Tempura, lebih dikenal sebagai makanan khas Jepang. Sebenarnya tempura
diperkenalkan oleh bangsa Portugis pada abad ke-15. Tempura memiliki arti “memasak”.
Kini, tempura sudah mendunia dan sangat populer di berbagai negara. Tempura terbuat
dari makanan laut dan sayuran yang dimasak dengan cara digoreng dan dibalut dengan
tepung renyah.
3. Sushi, merupakan makanan khas Jepang yang sangat populer bukan hanya di negara
asalnya tapi juga di luar negara Jepang, termasuk Indonesia. Sushi dibuat dari nasi dengan
tambahan makanan laut, telur, dan sayuran segar. Sushi memiliki banyak kelebihan,
selain penampilannya yang cantik dan menggugah selera, sushi juga memiliki rasa yang
enak dan termasuk makanan yang sehat. Sushi biasanya disantap sebagai menu sarapan
pagi, tetapi sushi juga disediakan pada saat ada acara-acara tertentu. Sushi dinikmati
denganwasabi dan kecap asin.
4. Sashimi, merupakan makanan khas Jepang yang hampir sama dengan sushi. Sashimi
lebih dulu ada sebelum sushi. Perbedaan sashimi dengan sushi terletak pada nasi. Sashimi
merupakan makanan mentah murni khas Jepang. Sashimi terbuat dari makanan laut yang
disantap bersama kecap asin dan wasabi.
5. Shabu-shabu, merupakan makanan khas Jepang yang berisi irisan tipis daging, tahu,
jamur dan sayuran. Daging yang biasanya dipakai adalah daging sapi, tetapi terkadang
dipakai daging ayam, ikan, dan gurita. Shabu-shabu dimasak di dalam sebuah panci
khusus. Daging shabu-shabu dinikmati bersama saus Jepang yang mengandung wijen
yang disebut gomadare.
6. Sukiyaki, Sama seperti shabu-shabu, sukiyaki merupakan makanan khas Jepang yang
disajikan di dalam sebuah panci dengan maksud sambil dimasak. Sukiyaki berisi irisan
daging sapi yang tipis, sayuran, jamur, dan tahu. Cara memasak sukiyaki adalah dengan
direbus. Irisan daging sukiyaki disantap dengan cara dicelupkan ke dalam kocokan telur
ayam yang disajikan di mangkuk kecil yang terpisah.
7. Udon, berasal dari Tiongkok. Kata udon sendiri berasal dari kata Tiongkok, yaitu wonton
(artinya pangsit), yang kemudian dilafalkan dengan kata undon/udon.Udon merupakan
mie ala Jepang yang terbuat dari tepung terigu. Biasanya, Udon memiliki ukuran yang
lebih besar dibandingkan dengan ukuran mie pada umumnya. Selain ukuran tersebut,
udon memiliki ukuran yang tipis dan kecil-kecil. Udon juga memiliki berbagai macam
jenis berdasarkan cara memasaknya dan isinya.
8. Ramen, Orang Jepang sangat menyukai ramen untuk disantap sebagai makanan sehari-
hari. Sebenarnya, ramen bisa dikatakan sebagai ‘mie instannya orang Jepang’. Ramen
dikemas di dalam sebuah cup. Cara memasak ramen juga sama dengan memasak mie
instan di dalam cup, yaitu cukup menambahkan air panas saja ke dalamnya dan tunggu
hingga mie menjadi lunak dan siap untuk disantap.
9. Takoyaki, Takoyaki sendiri memiliki arti ‘gurita panggang’. Takoyaki merupakan
makanan khas Jepang yang termasuk ke dalam kategori cemilan. Adonan takoyaki
berbahan dasar tepung terigu. Takoyaki diisi dengan gurita, keju, dan daun bawang.
Setelah matang, takoyaki diberi tambahan saus mayonnaise, rumput laut, dan serutan ikan
cakalang yang menambah nikmat pada saat disantap.
10. Mochi, berasal dari kota Sukabumi, padahal sebenarnya mochi berasal dari Jepang.
Mochi terbuat dari tepung beras ketan yang dibuat seperti pasta yang kemudian dibentuk.
Di Jepang, mochi dibuat pada saat ada acara tradisional bernama ‘Mochitsuki’. Makanan
ini dibuat pada tahun baru. Awalnya, mochi berbentuk segitiga namun dalam
perkembangannya bentuk mochi menjadi bervariasi. Dalam perkembangannya, isi mochi
pun menjadi lebih beragam dan lebih menarik, seperti isi es krim, cokelat, dan lain-lain.

C. Teknik olah
Berbeda dengan prinsip orang Cina dan orang barat yang memandang masakan haruslah dibuat
dengan teknik tinggi dan melahirkan rasa baru yang belum tercipta oleh alam, ahli masakan
Jepang memandang bahwa masakan seharusnya diolah dengan sesedikit mungkin teknik, dan
rasa yang dihasilkan sebaiknya masih dekat dengan cita rasa alam. Idealnya, masakan adalah
makanan yang dibuat dengan pengolahan sederhana. Sashimi adalah contoh makanan Jepang
yang paling mewakili filosofi di atas. Sashimi dibuat dengan cara memotong tipistipis daging
ikan mentah, lalu disajikan dengan shoyu dan wasabi. Sashimi dianggap sebagai cara yang paling
tepat untuk menikmati kelezatan ikan. Namun, untuk memenuhi konsep makanan yang dekat
dengan alam, bahan makanan yang dipakai haruslah benar-benar segar dan berkualitas baik.
Orang Jepang akan memperhatikan baik tidaknya bahan dasar terlebih dulu dibandingkan baik
tidaknya teknik pengolahan yang dimiliki oleh seseorang.Bahan dasar yang terbaik diperoleh dari
alam pada waktu yang tepat. Saat mengolah bahan dasar, hal berikutnya yang perlu diperhatikan
adalah ukuran penyajian. Karena orang Jepang makan dengan sumpit dan tidak memakai pisau,
ukuran makanan dipotong atau dibentuk terlebih dahulu sebelum disajikan. Sejak dulu, makanan
Jepang memiliki ukuran mendasar, yaitu dipotong kira-kira seukuran 3cm. Kemudian, agar
mudah dikunyah di mulut, ukuran terbaik dari makanan adalah 3 x 2 x 1cm. Karena itulah
sashimi dipotong dengan ukuran tersebut. Untuk makanan yang dapat dipotong dengan cara
digigit, ukurannya dibentuk kira-kira seukuran 6cm. setelah itu Orang Jepang senang dengan cita
rasa asli sehingga tidak menambahkan banyak bumbu pada masakannya. Cara mengolahnya pun
lebih sering direbus dan dipanggang sehingga sayuran dan daging tetap terasa segar. Jarang
sekali mereka menggoreng makanan dengan minyak. Walaupun digoreng hasil akhir
hidangannya tidak menjadi berminyak

D. Karakteristik

Masakan Jepang sangat terkenal dengan kesegarannya dan bumbu yang dipakai dapat dilihat dari
kriteria bumbu dan bahan dasarnya. Dua hal yang mencirikan masakan Jepang adalah bahan yang
digunakan dan cara memasaknya. Masakan Jepang lebih banyak menggunakan sayuran dan ikan
dibandingkan dengan daging merah. Walaupun ada beberapa menu yang memasak daging sapi,
babi, dan sebagainya, orang Jepang tetap mengkombinasikan masakan tersebut dengan sayuran.
Sedangkan salah satu alasan orang Jepang senang mengkonsumsi ikan karena negaranya banyak
menghasilkan ikan dari segi jumlah dan jenisnya. Orang Jepang senang dengan cita rasa asli
sehingga tidak menambahkan banyak bumbu pada masakannya. Cara mengolahnya pun lebih
sering direbus dan dipanggang sehingga sayuran dan daging tetap terasa segar. Jarang sekali
mereka menggoreng makanan dengan minyak. Walaupun digoreng hasil akhir hidangannya tidak
menjadi berminyak. Citra makanan mentah juga sudah melekat pada makanan tradisional Jepang.
Makanan mentah tersebut haruslah memiliki kualitas bahan yang sangat segar, diolah dengan
teknik yang baik dan dipotong dengan pisau yang sangat tajam. Bahan lain yang merupakan
tipikal dari makanan Jepang adalah bahan-bahan fermentasi seperti shoyu, miso, sake, cuka, dan
mirin. Dan dengan alasan ingin mempertahankan cita rasa alami dari bahan dasar makanan,
bumbu dengan rasa yang kuat sangat dihindari untuk dipakai. Orang Jepang hanya memakai
beberapa rempah saja, seperti jahe, sitrun, atau wasabi. Adapun rasa makanan Jepang dibentuk
dengan menggunakan kaldu (dashi) yang berasal dari kombu atau ikan bonito (katsuobushi).
Sementara lauk dibuat untuk mendampingi nasi, seperti ikan, sayuran, dan acar. Lauk dapat
dibuat dengan cara dipanggang, direbus, dikukus, digoreng, ataupun ditumis. Hal fundamental
dari makanan Jepang juga terlihat dari peralatan makan yang mereka pakai. Orang Jepang cukup
memperhatikan manner dalam penyajian makanan. Makanan pada umumnya disajikan di wadah
dengan tekstur atau warna tertentu. Peralatan makan pun seringkali menyesuaikan musim,
misalnya peralatan makan dari kaca atau bambu hanya dipakai saat musim panas. Ukuran alat
makan pun diatur dengan memperhatikan keseimbangan estetika. Usaha-usaha tersebut dilakukan
untuk menciptakan sajian yang mengundang selera. Peralatan makanan sendiri baru
dikembangkan di Jepang pada zaman Edo.

E. Teknik Sevice

Ungkapan nihonjin wa me de taberu ‘Orang Jepang makan dengan


matanya’ merupakan bukti bahwa penyajian hidangan bagi orang
Jepang merupakan hal yang sangat diperhatikan. Makanan tradisional
Jepang memiliki ciri khas sederhana dan sangat menonjolkan bahan
dasar. Misalnya untuk menumis sayuran, orang Jepang akan
menggunakan shoyu yang encer agar warna asli sayuran yang dimasak
masih terlihat saat disajikan. Contoh lainnya adalah saat menyajikan
ikan utuh, posisi kepala ikan diletakkan di sebelah kanan dan bagian
perut menghadap ke dalam agar mudah diambil, karena orang Jepang
menggunakan tangan kanan saat makan. Detil juga merupakan ciri lain
orang Jepang dalam menyajikan makanan, tidak hanya makanan dengan
level tinggi, produk makanan yang dijual di convenience store pun
disajikan dengan kemasan yang menarik. Misalnya, onigiri ‘nasi kepal’
yang dijual dengan kemasan plastik, pada bungkusnya dapat kita lihat
nomor urutan yang memandu konsumen agar dapat membuka kemasan
dengan mudah tanpa harus merusak produk makanan. Budaya dan
kepercayaan orang Jepang terhadap angka baik dan angka buruk pun
turut menentukan penyajian makanan. Orang Jepang menghindari
makanan dengan jumlah 4 dan 9. Angka-angka tersebut tidak disukai
karena angka 4 dalam kanjinya 四 terdapat cara baca ‘shi’ yang sama
dengan cara baca kanji 死 kematian. Begitu pula angka 9 yang dibaca
‘ku’ 九 memiliki cara baca yang sama dengan kanji 区 tidak beruntung.
Selain itu, orang Jepang lebih menyukai angka dengan bilangan ganjil
dibandingkan genap, karena bilangan ganjil dipercaya sebagai angka
keberuntungan. Misalnya saat menyajikan kacang-kacangan untuk
para tamu, orang Jepang akan menghitungnya terlebih dahulu untuk
mendapatkan jumlah ganjil. Dalam hal menyantap hidangan, mungkin
kita sering melihat pemandangan orang Jepang yang makan dengan
cara memegang mangkuk nasi di tangan kiri dan sumpit di tangan
kanan. Tanpa kita sadari, cara makan seperti itu sebenarnya sangatlah
langka di negara lain. Sementara itu, lauk diletakkan terpisah pada
mangkuk lauk di atas meja, atau di atas tatami. Sumpit yang mereka
gunakan akan dengan mudah mengambil lauk yang diletakkan di atas
meja ataupun tatami. Jika menggunakan sendok, tentu saja ada
kekhawatiran mengambilnya dan membawanya hingga ke mulut. Selain
itu, mengangkat mangkuk nasi akan memudahkan menyuap makanan ke
mulut. Pemikiran tersebut membentuk budaya yang dijaga oleh orang
Jepang hingga kini. Peralatan makan yang dipakai oleh orang Jepang
terdiri dari bermacam-macam ukuran. Bahkan mangkuk nasi, gelas teh
dan sumpit biasanya dibedakan ukurannya antara milik laki-laki
dengan perempuan. Mangkuk laki-laki biasanya berdiameter 12cm,
Sementara mangkuk untuk perempuan berdiameter 11cm. Tetapi, pada
kenyataannya, telapak tangan setiap orang bisa saja berbeda-beda
sehingga mangkuk nasi yang diproduksi memiliki ukuran yang
bervariasi. Namun, 12cm dan 11cm menjadi standar ukurannya.

F. Perkembangan saat ini


Japan Ministr-]
y of Foreign Affairs dalam website resminya menuliskan bahwa makanan Jepang
tersentral pada nasi, setelah teknik menanam padi diperkenalkan kepada Jepang sekitar 2000
tahun yang lalu. Tradisi memakan nasi terus berkembang hingga mencapai puncaknya pada masa
Edo (1600-1868), dan masa itu diakui sebagai masa yang paling penting dalam menentukan
identitas makanan Jepang. Sementara itu, ajaran Budha yang telah masuk ke Jepang sejak abad
ke-6 juga aliran Zen yang banyak dianut oleh masyarakat Jepang juga ikut membentuk karakter
makanan Jepang. Pihak istana dan pemerintah secara bertahap mengubah pola makan menjadi
vegetarian, dengan batasan larangan memakan hewan darat dan unggas. Aliran Zen yang
memperkenalkan sadou banyak mempengaruhi pemilihan makanan dan penyajiannya agar sesuai
dengan rasa teh yang dinikmati saat upacara minum teh. Abad ke-15, teknik mengolah makanan
dengan fermentasi memulai debutnya yang kemudian melahirkan shoyu, miso, tofu, dan produk
kedelai lainnya yang tetap menjadi bahan penting pada makanan Jepang saat ini.
Dan abad ke-16, saat terjadi restorasi Meiji, Jepang mulai menerima pengaruh dari negara
luar dan perubahan terjadi di sana-sini, termasuk makanan. Larangan mengkonsumsi daging
dihapuskan, dan jenis makanan barat mulai banyak disajikan mulai dari rumah tangga hingga
restoran. Namun, kebiasaan memakan nasi tidak pernah hilang, bahkan makanan luar yang
diterima Jepang selalu melalui pertimbangan cocok atau tidaknya disantap bersama nasi, atau
diadopsi melalui penyesuaian agar pas sebagai pendamping nasi. Pada masa perang dunia kedua,
untuk kepentingan penguatan sipil dan militer, pemerintah Jepang saat itu mengarahkan pangan
ke jenis makanan kaya protein, seperti daging dan telur. Makanan instan dan makanan yang
diawetkan pun mulai berkembang. Namun, saat itu pemerintah belum menentukan konsep
pangan bagi masyarakat berdasarkan keseimbangan nilai gizi dan kalori.
Mizutani menyebutkan pada Tahun 1960, Jepang mencatat konsumsi daging dan
produknya mencapai 147.4 g setahun, dan meningkat menjadi 305.5 g pada tahun 1973. Pada
tahun 1973, jumlah kalori yang dikonsumsi masyarakat Jepang dari makanan mencapai
puncaknya. Sejak itu, perhatian pemerintah terhadap pangan mulai berubah. Para ibu yang
memasak di rumah pun menginginkan adanya keseimbangan gizi bagi anak-anak dan keluarga.
Pemerintah kemudian mulai menghimbau kepada masyarakat untuk mengkonsumsi pangan
dengan jumlah kalori yang ideal dan memiliki keseimbangan gizi. Pasar dan supermarket
diharuskan menyediakan sayur dan bahan makanan segar juga bebas pestisida. Di sisi lain,
pengaruh makanan dari luar negeri semakin tinggi, jumlah restoran yang menyediakan makanan
barat semakin diminati, dan istilah gourmet boom mulai muncul. Gourmet boom adalah
fenomena dimana pandangan masyarakat Jepang terhadap makanan menjadi bergeser. Makan
tidak dipandang lagi sebagai kebutuhan untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi sebagai
pelengkap gaya hidup. Masyarakat Jepang mulai memilih makanan yang enak dan hanya
memakan yang diinginkan saja. Atmosfer seperti ini terus berlangsung seiring dengan
pertumbuhan ekonomi Jepang yang semakin pesat. Komagawa kemudian menyebutkan bahwa
mengamati sejarah perkembangan makanan Jepang dapat dilihat dari perubahan gaya hidup
masyarakat, gambaran makanan yang disajikan di rumah, sistem penyajian makanan di sekolah,
dan industri makanan.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makanan Jepang terbentuk seiring dengan masuknya pengaruh budaya dari Cina, Korea, negara
Asia Tenggara, dan negara barat. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak
dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di rumah dengan tata cara penyajian direstoran.
Jamuan makan dan kaiseki merupakan pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.
Selain makanan khasnya dan cara penyajian makanannya Negara jepang juga memperhatikan
tata cara makan yang baik. tentunya jika kita berada di jepang kita harus ikut menyesuaikan diri
mulai dari cara penyajian makan sampai ke tata cara makan harus diikuti selagi itu tidak merusak
kaidah agama kita Pengaruh tersebut menjadi faktor utama yang membentuk identitas makanan
Jepang. Selain itu, faktor geografis, mata pencaharian, dan pola pikir masyarakat juga merupakan
faktor-faktor yang juga turut membentuk identitas makanan Jepang Adapun warna budaya yang
tercermin dalam makanan Jepang dapat dilihat dari bagaimana orang Jepang memilih bahan
dasar makanan yang berkualitas, mengolahnya dengan baik untuk tetap mempertahankan gizi
yang dimiliki bahan dasarnya, serta penyajiannya yang menjaga tradisi dari waktu ke waktu
menjadikan makanan jepang meiliki jati diri yang kuat di dunia kuliner internasional.
B. DAFTAR PUSTAKA

http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Makanan-Jepang_42136_p2k-unkris.html

http://45.118.112.109/ojspasim/index.php/sastra/article/view/253/202

…\. 1998. The Kodansha Bilingual Encyclopedia of Japan. Tokyo: Kodansha International
Ltd.

Donald, Susie. 2003. Learn to Cook Japanese Homestyle Dishes. Singapore: Periplus.

Lie, John. 2001. Multiethnic Japan. London: Harvard University Press.

Mizutani, Osamu, et al. 2001. Nihonjijo Handbook. Tokyo: Taishukan.

www.mofa.go.jp

Anda mungkin juga menyukai