JAPANESE BUDAYA
Oleh :
Tim 4
1.AlIqamahul Islam
3. Surriya
4. Sukmawati
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentu saja tidak akan maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dalam
penyusunan maupun tata penyajian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati kami menerima saran dan kritik dari para pembaca agar kami
dapat menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap makalah yang kami siapkan dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca.
Tertulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Cross Cultural Understanding merupakan cara untuk memahami perbedaan
budaya di berbagai negara agar tidak terjadi kesalahpahaman. Pemahaman lintas
budaya memainkan peran penting dalam berkomunikasi dengan orang-orang dari
berbagai negara. Bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan.
Budaya Jepang yang menawan menjadi salah satu daya tarik Negeri Sakura.
Sesuai dengan julukannya, Jepang terkenal dengan keindahan bunga sakura. Ciri khas
budaya Jepang terlihat darinyas pakaian, tradisi dan seni.
Jepang tidak hanya menjadi tujuan wisata favorit, tetapi juga negara terbaik
untuk menimba ilmu dan memulai karir. Tak heran jika banyak orang yang tertarik
mencari beasiswa dan lowongan kerja di Jepang.
Perkembangan sosial dan budaya Jepang tidak lepas dari sejarah masa lalu.
Meski Jepang dikenal sebagai negara yang maju secara teknologi, namun
masyarakatnya tetap menjunjung tinggi budayanyatradisi dan nilai-nilai leluhur.
Modernisasi hanya memudahkan masyarakat Jepang dalam beraktivitas,
dibandingkan melupakan sejarah dan adat istiadat. Modernisasi juga memberikan
warna baru dan dampak positif bagi Japakondisi sosial budaya masyarakat.
Salah satunya adalah peran perempuan di berbagai industri. Selain itu,
masyarakat Jepang cenderung berkelompok sehingga membuat kerjasama diantara
mereka sangat kuat. Mereka juga dikenal setia dan setia. Namun orang Jepang
cenderung tertutup terhadap orang baru. Mereka pun akan mengikuti arus agar kondisi
tetap harmonis.
B. Hasil
Untuk mengetahui tentang budaya Jepang yang jarang diketahui orang dan
mempelajari budaya tersebut agar jika kita ke Jepang kita bisa mengetahuinya, oleh
karena itu kita mempelajari budaya Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Budaya Jepang
Thbudaya suatu negara salahsuatu nilai yang dapat menjadikan seseorang
tertarik mempelajari bahasa tersebut. Karena Bahasa sangat dipengaruhi oleh
budayaberlaku pada saat ituwaktu, jadi secara umum Kebudayaan tercermin dari
bahasa yang digunakan oleh penggunanya. Oleh karena itu, bahasa tidak hanya
menentukan budaya tetapi jugapola pikir masyarakat setempat.Masalah ini juga
berlaku untuk bahasa Jepangpelajar, jika Anda belajar bahasa Jepang secara tidak
langsung Kita langsung belajar budaya Jepang juga.
Budaya yang ada juga mempunyai arti pentingtidak berperan dalam perilaku
seseorang.Bagi guru bahasa asing, hal ini menjadi syarat utama dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik, sehingga budaya yang disampaikan dapat diterima oleh
peserta didik baik tanpa mengabaikan budaya kita sendiri.
Kepulauan Jepang adalah negara kepulauan yang subur, kaya dan beragam,
menjadikan kombinasi berharga ini kondusif untuk menghasilkan banyak buah-
buahan, sayuran, rempah-rempah dan bahan-bahan unik lainnya. Dengan latar
belakang kuliner yang luar biasa, banyak hidangan lokal yang menggunakan bahan-
bahan daerah yang telah ada selama beberapa generasi, menumbuhkan budaya
makanan yang akan mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang—
di mana pun Anda berada di negara ini. Ikut serta dalam pemetikan daun teh dan
nikmati makanan daerah yang diolah menggunakan bahan-bahan segar musiman
seperti makanan laut dan sayuran lokal. Tentu saja, Anda dapat menikmati makanan
Anda dengan segelas sake, minuman paling dihormati di Jepang, dan ikut serta dalam
proses pembuatan sake. Masakan Jepang adalah perpaduan kompleks antara rasa,
metode memasak, dan budaya. Cicipi makanan khas daerah untuk benar-benar
terhubung dengan orang-orang yang mereka wakili.
B. JenisBudaya
a) Kebiasaan Dan Tradisi Orang Jepang Di Jepang
1. Disiplin
Orang Jepang sangat disiplin dan menghargai waktu. Sekalipun
mereka diperbolehkan terlambat hingga 10 menit, mereka jarang datang
terlambat dan merasa malu jika terlambat. Jika Anda berkesempatan belajar di
luar negeri, pastikan Anda datang tepat waktu.
2. Membawa Hadiah
Saat datang berkunjung, orang Jepang selalu membawa oleh-oleh atau
disebutomiyage. Makanan ini tidak boleh dipotong atau diberi nomor empat
dan sembilan karena diyakini sebagai simbol kesialan dan penderitaan. Selain
makanan, mereka kerap membawa benda-benda yang bermanfaat bagi pemilik
rumah.
3. Lepaskan milikmuAlas kaki
Masyarakat Jepang mempunyai kebiasaan melepas alas kaki sebelum
masukgenkan(pintu masuk ke ruang tamu). Alas kaki sebaiknya disimpan
dengan rapi dan menghadap ke luar agar mudah digunakan saat bepergian.
4. LabelDi Perjamuan
Tunggu hingga tuan rumah mempersilakan Anda duduk dan mencicipi
makanannya. Jangan duduk dan makan sebelum tuan rumah mengundang
Anda karena ini dianggap tidak sopan.
5. Etika Memperkenalkan Diri
Orang Jepang senang memperkenalkan diri, baik di sekolah,
universitas, atau lingkungan bisnis. Mereka biasanya akan menyebutkan nama
lengkap dan nama panggilannya, jurusan atau unit kerjanya, dan hal lain yang
ingin mereka sampaikan.
6. Membungkuk dan Menyapa
Ojigi(membungkuk) adalah salah satu budaya negara
itumenandakanmenghormati. Sebagai tambahanojigi, Orang Jepang akan
menyapa dan memberi hormat dalam berbagai situasi.
7. Mohon Maaf Dan Terima Kasih
Bagi orang Jepang, meminta maaf adalah hal yang lumrah. Mereka
tidak segan-segan meminta maaf sambil membungkukkan badan jika
melakukan kesalahan. Rasa syukur juga biasa diungkapkan dalam berbagai
kesempatan.
b) RahasiaKegiatan Budaya Di Jepang
1. Hanami
Hanami juga dikenal sebagai festival menyambut mekarnya bunga
sakura. Hanami merupakan tradisi dan budaya yang telah ada selama ribuan
tahun di Jepang.
Pada awalnya, festival Hanami hanya diadakan oleh kalangan
bangsawan dan kalangan atas. Seiring berjalannya waktu, pada zaman Edo
atau sekitar tahun 1600, aktivitas menikmati bunga sakura akhirnya diterapkan
oleh masyarakat Jepang secara luas.
Sedangkan di zaman modern, Hanami diadakan sebagai salah satu
bentuk kegiatan untuk sekadar piknik atau berkumpul, baik bersama keluarga,
saudara, atau teman. Hal ini mereka lakukan pada siang atau malam hari,
ditemani cahaya lentera sambil menikmati bunga sakura.
Untuk pelaksanaannya, festival Hanami hanya diadakan setahun sekali.
Hal ini dikarenakan waktu mekarnya bunga sakura hanya pada jangka waktu
tertentu dan jangka waktunya tidak lama. Umumnya bunga sakura di Jepang
mekar pada bulan Maret hingga Mei dengan puncaknya pada bulan April. Saat
mekar, warna daun bunga sakura akan berubah seiring dengan warna
bunganya yaitu merah jambu atau pink.
Di balik perayaan festival Hanami ini, terdapat makna khusus bagi
masyarakat Jepang. Biasanya bunga sakura tidak akan mekar dalam waktu
lama, sehingga orang Jepang akan merayakan keindahan ini sebagai pengingat
bahwa keindahan tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, masyarakat
Jepang menjadikan Hanami sebagai 'istirahat sejenak' dari padatnya dunia
kerja.
Tempat-tempat yang bisa dikunjungi untuk menikmati bunga sakura
antara lain Tokyo, Nagoya, Osaka, Kyoto, Hiroshima, dan kota lainnya.
Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tempat dan taman di kota-kota
Jepang bisa digunakan untuk menyelenggarakan festival Hanami.
2. Mengatur(Upacara Minum Teh)
Ada dua jenis upacara minum teh atauMengatur,
yaituOchakaiDanMengenakan biaya. Ochakaiadalah upacara minum teh yang
kurang formal karena biasanya dilakukan oleh orang Jepangakan mengundang
teman dan kerabatnya untuk melakukannyaokakakaikegiatan sebagai bentuk
perayaan keberhasilan atau semacamnya.Mengenakan biaya, sebaliknya,
adalah upacara minum teh formal dan sangat sakral yang dapat berlangsung
lebih dari 4 jam.
Awalnya upacara minum teh berasal dari agama Budha (Zen) yang
dibawa oleh bangsa Tiongkok pada abad ke-6. Belakangan, upacara tersebut
sering dilakukan oleh orang Jepang hingga abad ke-12 ketika muncul varian
barucocok, teh yang terbuat dari bubuk teh hijau, ditemukan.
Akhirnya pada abad ke-16, upacara minum teh terus menyebar ke
seluruh masyarakat Jepang dan menjadi budaya yang ada di Jepang hingga
saat ini. Meski dengan rasa bangga, masyarakat Jepang selalu berusaha
melestarikan budaya satu ini hingga ke kancah internasional.
Mengaturatau upacara minum teh mempunyai tata cara dalam
pelaksanaannya. Tuan rumah harus melakukan persiapan, seperti menata
ruangan, mendekorasi, menyiapkanMengaturperalatan, dan sebagainya. Selain
itu, tamu juga memiliki prosedur tersendiri sebelum diperbolehkan masuk ke
kamar yang disediakan tuan rumah. Lalu, ada aturan tempat duduk serta cara
menerima dan menyerahkan mangkuk teh.
Di balik itu semua,Mengaturatau upacara minum teh yang sudah
menjadi budaya Jepang mempunyai banyak makna kehidupan, misalnya saja
saling menghargai dan menghargai antara tuan rumah dan tamunya. Dengan
begitu, budaya Jepang ini secara tidak langsung menunjukkan karakter tuan
rumah yang bertujuan untuk membawa perdamaian satu sama lain.
3. Jadi(Layang-layang Jepang)
Budaya Jepang selanjutnya adalahJadi. Jadiartinya layang-layang,
sedangkanJugaartinya terbang layang-layang. Di Jepang, menerbangkan
layang-layang merupakan salah satu aktivitas atau aktivitas favorit keluarga
Jepang yang dilakukan setiap orangtahun Baru.
Meskipun iniJadiaktivitas ini tidak terlalu familiar di seluruh dunia,
namun sangat populer di Jepang. Selain saat Tahun Baru, layang-layang juga
bisa ditemui saat festival budaya.
Pada dasarnya layang-layang di Jepang sebagian besar terbuat
dariwashikertas dengan bingkai bambu atau kayu cemara, dan tinta hitam
atausumi, dan gunakan cat pewarna alami dengan warna cerah. Rangka bambu
atau kayu cemara disebut tulang, sedangkanwashipenutup kertas disebut
sebagai kulit.
Orang Jepang mempertimbangkanJadibukan sekadar layang-layang,
melainkan sebuah karya seni dan budaya berharga yang patut dilestarikan.
Bahkan, pemerintah Jepang mensubsidi para seniman layang-layang
dan karya seni mereka dipajang dan diabadikan di sebuah museum,
yaituJadiTIDAKHakubutsukanMuseum, di Tokyo.
Museum ini memiliki kurang lebih 3.500 koleksi layang-layang dari
Jepang dan luar negeri, baik dua dimensi maupun tiga dimensi.
Jadilayang-layang biasanya diterbangkan selama HamamatsuMatsuri,
Hari Tahun Baru, dan hari libur nasional. Di HonenMatsuriatau Festival
Panen,Jadiditerbangkan dengan mengikat batang padi sebagai bentuk rasa
syukur atas hasil panen yang baik.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Budaya Jepang dan Indonesia jika dibandingkan dari segi keterbukaan syukur,
maka budaya Jepang semakin beragam, salah satunya terlihatdari dalamketentuan
situasi penggunaan.
Oleh karena itu pembelajar bahasa Jepang membutuhkanBe berhati-hati saat
memilih ungkapan terima kasih digunakan berdasarkan situasi. Choice ungkapan
terima kasih dalamJorang Jepangperlu disampaikan Menurut situasi, hubungan antara
penutur dan mitra tutur tidaklah samaDiaxpressing ucapan terima kasih
diSayandonesianhanyaDanAnda hanya perlu mempertimbangkan aspek formalnya.
Berdasarkan hasil analisa dapatmenyimpulkan bahwaaisatsu hyogen artinya terima
kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan salam arti terima kasih dalam bahasa
indonesia mempunyai arti yang sama dengan dan perbedaan. Persamaannya yaitu
padaaisatsu oke Astaga, okeda, arigatou gozaimashita, bodoh arigatou, osukaresama
deshita, arigatou gozaimasu, arigatoudengan “terima kasih” dan “terima kasih”
berdasarkan situasi penggunaan memiliki kesamaan.
Budaya Jepang tidak bisa sdipisahkan dari sistem keluargatradisional Jepang.
Sistem kekeluargaan yang dimaksud adalah sistem kekeluargaan yang berdasarkan
asas IE dimana dalam asas ini keluarga tidak diperhatikan sebagai individu, namun
sebagai satu kesatuan keluarga. Dalam sistem kekeluargaan ini, Dominasi laki-laki
sangat mendominasi peran dan perkawinan, warisan hingga keturunan sehingga
sistem kekeluargaan orang Jepang bisa dikatakan demikian menganut sistem
patrilineal, yaitu sistem yang menganut garis keturunan pria.
Namun sistem ini dinyatakan telah dimusnahkan dan digantikan oleh suatu
sistem Itusistem keluarga baru disebutKakukazokusistem, yaitu keluarga inti. Dalam
sistem ini, kedudukan laki-laki dan perempuan dianggap setara dalam
menjalankannya perannya dalam keluarga.Kakukazokujuga dianggap telah
menggantikanyaitusistem setelah Perang Dunia II. Namun, bagi orang Jepang dalam
segala hal ia terkenal karena kemampuannya beradaptasi dengan pengaruh apa pun
dan gelombang perubahan tanpa kehilangan identitasnya, unsur-unsur positifnya
Mereka tidak membuang begitu saja sistem kekeluargaan tradisional.Yaitukonsep
masih bertahan dalam masyarakat Jepang modern.
Ituyaitusistem adalah suatu sistem yang mengatur pola kekeluargaan
masyarakat Jepang yang tidak hanya menyangkut aturan atau gaya hidup batin
keluarga saja tetapi juga mengatur seluruh aspek kehidupan keluarga.
REFERENSI
https://www.traveloka.com/id-id/explore/culinary/makanan-khas-jepang-acc/45673
https://flip.id/blog/mengenal-budaya-jepang
https://www.gramedia.com/literasi/budaya-jepang-yang-terkenal/#google_vignette
https://wanodia.bicaraberita.com/lifestyle/9129356601/unik-inilah-6-budaya-jepang-yang-
jarang-diketahui-orang-ada-geisha-yang-kerap-disalahtafsirkan?page=4
https://sindig.unesa.ac.id/mk/s1-pendidikan-bahasa-jepang/budaya-dan-masyarakat-jepang
https://masoemuniversity.ac.id/berita/pentingnya-cross-cultural-understanding-dalam-
perspektif-pendidikan.php#:~:text=Artinya%20Cross%20Cultural%20Understanding
%20adalah,dan%20budaya%20tidak%20bisa%20dipisahkan.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16422/8.%20BAB%20IV.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
https://repository.stba-jia.ac.id/22/3/S1-2020-43131520143045-BAB%20V.pdf
http://repository.unsada.ac.id/1821/5/BAB%20IV.pdf