Anda di halaman 1dari 15

PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (CCU)

JAPANESE BUDAYA

Pengajar : Th Suciwati M. Tesol

Oleh :

Tim 4

1.AlIqamahul Islam

2. Siti Hanya Aisyah Mappatanga

3. Surriya

4. Sukmawati

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


KOLASE PELATIHAN GURU DAN STUDI PENDIDIKAN
STKIP TAMAN SISWA BIMA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.WHOtelah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini“Kebudayaan Jepang".

Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentu saja tidak akan maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Kami selaku penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dalam
penyusunan maupun tata penyajian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati kami menerima saran dan kritik dari para pembaca agar kami
dapat menyempurnakan makalah ini.

Kami berharap makalah yang kami siapkan dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca.

Tidak ada, 17Maret 2024

Tertulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Cross Cultural Understanding merupakan cara untuk memahami perbedaan
budaya di berbagai negara agar tidak terjadi kesalahpahaman. Pemahaman lintas
budaya memainkan peran penting dalam berkomunikasi dengan orang-orang dari
berbagai negara. Bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan.
Budaya Jepang yang menawan menjadi salah satu daya tarik Negeri Sakura.
Sesuai dengan julukannya, Jepang terkenal dengan keindahan bunga sakura. Ciri khas
budaya Jepang terlihat darinyas pakaian, tradisi dan seni.
Jepang tidak hanya menjadi tujuan wisata favorit, tetapi juga negara terbaik
untuk menimba ilmu dan memulai karir. Tak heran jika banyak orang yang tertarik
mencari beasiswa dan lowongan kerja di Jepang.
Perkembangan sosial dan budaya Jepang tidak lepas dari sejarah masa lalu.
Meski Jepang dikenal sebagai negara yang maju secara teknologi, namun
masyarakatnya tetap menjunjung tinggi budayanyatradisi dan nilai-nilai leluhur.
Modernisasi hanya memudahkan masyarakat Jepang dalam beraktivitas,
dibandingkan melupakan sejarah dan adat istiadat. Modernisasi juga memberikan
warna baru dan dampak positif bagi Japakondisi sosial budaya masyarakat.
Salah satunya adalah peran perempuan di berbagai industri. Selain itu,
masyarakat Jepang cenderung berkelompok sehingga membuat kerjasama diantara
mereka sangat kuat. Mereka juga dikenal setia dan setia. Namun orang Jepang
cenderung tertutup terhadap orang baru. Mereka pun akan mengikuti arus agar kondisi
tetap harmonis.
B. Hasil
Untuk mengetahui tentang budaya Jepang yang jarang diketahui orang dan
mempelajari budaya tersebut agar jika kita ke Jepang kita bisa mengetahuinya, oleh
karena itu kita mempelajari budaya Jepang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Budaya Jepang
Thbudaya suatu negara salahsuatu nilai yang dapat menjadikan seseorang
tertarik mempelajari bahasa tersebut. Karena Bahasa sangat dipengaruhi oleh
budayaberlaku pada saat ituwaktu, jadi secara umum Kebudayaan tercermin dari
bahasa yang digunakan oleh penggunanya. Oleh karena itu, bahasa tidak hanya
menentukan budaya tetapi jugapola pikir masyarakat setempat.Masalah ini juga
berlaku untuk bahasa Jepangpelajar, jika Anda belajar bahasa Jepang secara tidak
langsung Kita langsung belajar budaya Jepang juga.
Budaya yang ada juga mempunyai arti pentingtidak berperan dalam perilaku
seseorang.Bagi guru bahasa asing, hal ini menjadi syarat utama dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik, sehingga budaya yang disampaikan dapat diterima oleh
peserta didik baik tanpa mengabaikan budaya kita sendiri.
Kepulauan Jepang adalah negara kepulauan yang subur, kaya dan beragam,
menjadikan kombinasi berharga ini kondusif untuk menghasilkan banyak buah-
buahan, sayuran, rempah-rempah dan bahan-bahan unik lainnya. Dengan latar
belakang kuliner yang luar biasa, banyak hidangan lokal yang menggunakan bahan-
bahan daerah yang telah ada selama beberapa generasi, menumbuhkan budaya
makanan yang akan mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang—
di mana pun Anda berada di negara ini. Ikut serta dalam pemetikan daun teh dan
nikmati makanan daerah yang diolah menggunakan bahan-bahan segar musiman
seperti makanan laut dan sayuran lokal. Tentu saja, Anda dapat menikmati makanan
Anda dengan segelas sake, minuman paling dihormati di Jepang, dan ikut serta dalam
proses pembuatan sake. Masakan Jepang adalah perpaduan kompleks antara rasa,
metode memasak, dan budaya. Cicipi makanan khas daerah untuk benar-benar
terhubung dengan orang-orang yang mereka wakili.
B. JenisBudaya
a) Kebiasaan Dan Tradisi Orang Jepang Di Jepang
1. Disiplin
Orang Jepang sangat disiplin dan menghargai waktu. Sekalipun
mereka diperbolehkan terlambat hingga 10 menit, mereka jarang datang
terlambat dan merasa malu jika terlambat. Jika Anda berkesempatan belajar di
luar negeri, pastikan Anda datang tepat waktu.
2. Membawa Hadiah
Saat datang berkunjung, orang Jepang selalu membawa oleh-oleh atau
disebutomiyage. Makanan ini tidak boleh dipotong atau diberi nomor empat
dan sembilan karena diyakini sebagai simbol kesialan dan penderitaan. Selain
makanan, mereka kerap membawa benda-benda yang bermanfaat bagi pemilik
rumah.
3. Lepaskan milikmuAlas kaki
Masyarakat Jepang mempunyai kebiasaan melepas alas kaki sebelum
masukgenkan(pintu masuk ke ruang tamu). Alas kaki sebaiknya disimpan
dengan rapi dan menghadap ke luar agar mudah digunakan saat bepergian.
4. LabelDi Perjamuan
Tunggu hingga tuan rumah mempersilakan Anda duduk dan mencicipi
makanannya. Jangan duduk dan makan sebelum tuan rumah mengundang
Anda karena ini dianggap tidak sopan.
5. Etika Memperkenalkan Diri
Orang Jepang senang memperkenalkan diri, baik di sekolah,
universitas, atau lingkungan bisnis. Mereka biasanya akan menyebutkan nama
lengkap dan nama panggilannya, jurusan atau unit kerjanya, dan hal lain yang
ingin mereka sampaikan.
6. Membungkuk dan Menyapa
Ojigi(membungkuk) adalah salah satu budaya negara
itumenandakanmenghormati. Sebagai tambahanojigi, Orang Jepang akan
menyapa dan memberi hormat dalam berbagai situasi.
7. Mohon Maaf Dan Terima Kasih
Bagi orang Jepang, meminta maaf adalah hal yang lumrah. Mereka
tidak segan-segan meminta maaf sambil membungkukkan badan jika
melakukan kesalahan. Rasa syukur juga biasa diungkapkan dalam berbagai
kesempatan.
b) RahasiaKegiatan Budaya Di Jepang
1. Hanami
Hanami juga dikenal sebagai festival menyambut mekarnya bunga
sakura. Hanami merupakan tradisi dan budaya yang telah ada selama ribuan
tahun di Jepang.
Pada awalnya, festival Hanami hanya diadakan oleh kalangan
bangsawan dan kalangan atas. Seiring berjalannya waktu, pada zaman Edo
atau sekitar tahun 1600, aktivitas menikmati bunga sakura akhirnya diterapkan
oleh masyarakat Jepang secara luas.
Sedangkan di zaman modern, Hanami diadakan sebagai salah satu
bentuk kegiatan untuk sekadar piknik atau berkumpul, baik bersama keluarga,
saudara, atau teman. Hal ini mereka lakukan pada siang atau malam hari,
ditemani cahaya lentera sambil menikmati bunga sakura.
Untuk pelaksanaannya, festival Hanami hanya diadakan setahun sekali.
Hal ini dikarenakan waktu mekarnya bunga sakura hanya pada jangka waktu
tertentu dan jangka waktunya tidak lama. Umumnya bunga sakura di Jepang
mekar pada bulan Maret hingga Mei dengan puncaknya pada bulan April. Saat
mekar, warna daun bunga sakura akan berubah seiring dengan warna
bunganya yaitu merah jambu atau pink.
Di balik perayaan festival Hanami ini, terdapat makna khusus bagi
masyarakat Jepang. Biasanya bunga sakura tidak akan mekar dalam waktu
lama, sehingga orang Jepang akan merayakan keindahan ini sebagai pengingat
bahwa keindahan tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, masyarakat
Jepang menjadikan Hanami sebagai 'istirahat sejenak' dari padatnya dunia
kerja.
Tempat-tempat yang bisa dikunjungi untuk menikmati bunga sakura
antara lain Tokyo, Nagoya, Osaka, Kyoto, Hiroshima, dan kota lainnya.
Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua tempat dan taman di kota-kota
Jepang bisa digunakan untuk menyelenggarakan festival Hanami.
2. Mengatur(Upacara Minum Teh)
Ada dua jenis upacara minum teh atauMengatur,
yaituOchakaiDanMengenakan biaya. Ochakaiadalah upacara minum teh yang
kurang formal karena biasanya dilakukan oleh orang Jepangakan mengundang
teman dan kerabatnya untuk melakukannyaokakakaikegiatan sebagai bentuk
perayaan keberhasilan atau semacamnya.Mengenakan biaya, sebaliknya,
adalah upacara minum teh formal dan sangat sakral yang dapat berlangsung
lebih dari 4 jam.
Awalnya upacara minum teh berasal dari agama Budha (Zen) yang
dibawa oleh bangsa Tiongkok pada abad ke-6. Belakangan, upacara tersebut
sering dilakukan oleh orang Jepang hingga abad ke-12 ketika muncul varian
barucocok, teh yang terbuat dari bubuk teh hijau, ditemukan.
Akhirnya pada abad ke-16, upacara minum teh terus menyebar ke
seluruh masyarakat Jepang dan menjadi budaya yang ada di Jepang hingga
saat ini. Meski dengan rasa bangga, masyarakat Jepang selalu berusaha
melestarikan budaya satu ini hingga ke kancah internasional.
Mengaturatau upacara minum teh mempunyai tata cara dalam
pelaksanaannya. Tuan rumah harus melakukan persiapan, seperti menata
ruangan, mendekorasi, menyiapkanMengaturperalatan, dan sebagainya. Selain
itu, tamu juga memiliki prosedur tersendiri sebelum diperbolehkan masuk ke
kamar yang disediakan tuan rumah. Lalu, ada aturan tempat duduk serta cara
menerima dan menyerahkan mangkuk teh.
Di balik itu semua,Mengaturatau upacara minum teh yang sudah
menjadi budaya Jepang mempunyai banyak makna kehidupan, misalnya saja
saling menghargai dan menghargai antara tuan rumah dan tamunya. Dengan
begitu, budaya Jepang ini secara tidak langsung menunjukkan karakter tuan
rumah yang bertujuan untuk membawa perdamaian satu sama lain.
3. Jadi(Layang-layang Jepang)
Budaya Jepang selanjutnya adalahJadi. Jadiartinya layang-layang,
sedangkanJugaartinya terbang layang-layang. Di Jepang, menerbangkan
layang-layang merupakan salah satu aktivitas atau aktivitas favorit keluarga
Jepang yang dilakukan setiap orangtahun Baru.
Meskipun iniJadiaktivitas ini tidak terlalu familiar di seluruh dunia,
namun sangat populer di Jepang. Selain saat Tahun Baru, layang-layang juga
bisa ditemui saat festival budaya.
Pada dasarnya layang-layang di Jepang sebagian besar terbuat
dariwashikertas dengan bingkai bambu atau kayu cemara, dan tinta hitam
atausumi, dan gunakan cat pewarna alami dengan warna cerah. Rangka bambu
atau kayu cemara disebut tulang, sedangkanwashipenutup kertas disebut
sebagai kulit.
Orang Jepang mempertimbangkanJadibukan sekadar layang-layang,
melainkan sebuah karya seni dan budaya berharga yang patut dilestarikan.
Bahkan, pemerintah Jepang mensubsidi para seniman layang-layang
dan karya seni mereka dipajang dan diabadikan di sebuah museum,
yaituJadiTIDAKHakubutsukanMuseum, di Tokyo.
Museum ini memiliki kurang lebih 3.500 koleksi layang-layang dari
Jepang dan luar negeri, baik dua dimensi maupun tiga dimensi.
Jadilayang-layang biasanya diterbangkan selama HamamatsuMatsuri,
Hari Tahun Baru, dan hari libur nasional. Di HonenMatsuriatau Festival
Panen,Jadiditerbangkan dengan mengikat batang padi sebagai bentuk rasa
syukur atas hasil panen yang baik.

Festival layang-layang terbesar di Jepang diadakan di Hamamatsu, yang


terletak di Prefektur Shizuoka, yang dirayakan dari tanggal 3 hingga 5 Mei
setiap tahunnya. Festivalnyamerayakan bayi yang baru lahir di kota dan berdoa
untuk kesehatan dan masa depan bayi di Hamamatsu. Kebiasaan ini dikenal
aSHatsudako.
Berbeda dengan festival lainnya, Festival Hamamatsu tidak ada
hubungannya dengan kegiatan keagamaan karena biasanya diadakan di pantai.
Festival layang-layang tahunan di Hamamatsu dikenal sebagaigang Takoage.
4. kimono (Pakaian Tradisional Jepang )
Budaya Jepang yang terkenal berikutnya adalah Kimono. Pastinya
Anda sudah tidak asing lagi mendengar istilah ini. Kimono merupakan salah
satu pakaian tradisional asal Jepang yang sudah terkenal hingga kancah
internasional. Kimono yang terdiri dari 'ke' berarti memakai dan 'mono' berarti
barang atau benda.
Awalnya, Kimono adalahsebuah pakaiandipakai oleh kalangan
bangsawan saja yaitu sekitar tahun 794-1185 atau dalam sejarah Jepang
dikenal dengan masa Heian.
Kemudian seiring berjalannya waktu, pakaian kimono semakin
familiar dan populer di kalangan masyarakat, serta sering dikenakan oleh para
aktor kabuki pada saat pertunjukan dan geisha.
Namun pada tahun 1683, terjadi pelanggaran dalam mengenakan
pakaian kimono, terutama yang mahal dan mencolok. Akhirnya Kimono
kembali muncul pada abad ke-19 ketika Jepang mulai mengembangkan diri
menuju dunia modern.

Pakaian kimono sendiri berbeda-beda tergantung dari perayaan yang


diselenggarakan atau diselenggarakan. Misalnya, Kimono yang dikenakan oleh
wanita lajang akan berbeda dengan Kimono yang dikenakan oleh wanita yang
sudah menikah. Berikut ini akan dijelaskan sedikit mengenai jenis-jenis
Kimono berdasarkanperayaan.
Mofukuadalah Kimono serba hitam yang digunakan oleh wanita dan
pria saat upacara berkabung.
Tomesodeadalah bentuk Kimono yang sangat
formal.TomesodeKimono memiliki motif berwarna emas dan perak,
digunakan oleh wanita Jepang yang sudah menikah.
Umumnya,TomesodeKimono dipakai untuk menghadiri pesta pernikahan.
Iromujimerupakan kimono yang tidak bermotif dan hanya terdiri dari
satu warna.Iromujikimono bisa dikenakan oleh semua wanita, baik yang
lajang maupun sudah menikah.
SusohikiatauHikizuriadalah kimono khusus yang dikenakan oleh Geisha atau
penari Jepang. Perbedaan antara iniKimonojika dibandingkan dengan Kimono
pada umumnya, terletak pada bentuknya.
BentuknyaSusohikiatauHikizuriKimono cenderung longer sampai menyapu
lantai.
Furisodeadalah kimono formal untuk wanita yang belum menikah atau
lajang. Biasanya dipakai pada acara-acara khusus, termasuk upacara
kedewasaan, upacara minum teh (Mengatur), dan atau menghadiri pesta
pernikahan.
SERINGmerupakan kimono yang terbuat dari bahan sutra dan
mempunyai corak yang hampir menutupi keseluruhan kimono.
Umumnya,SERINGKimono dikenakan saat acara informal atau santai.
5. Matsuri(Perayaan)
Matsuriadalah sejenis festival budaya di Jepang yang berlangsung
selama musim panas.Matsuridikaitkan dengan festival kuil, yaitu kuil Budha
dan kuil Shinto. Sebenarnya,Matsurisendiri merupakan acara berdoa dan
beribadah.Hanya saja tidak fokus pada wisatawan yang datang. Itu karena
banyak juga pengunjung atau wisatawan yang datang hanya untuk melihat hal
iniMatsurifestival budaya.
Matsurisendiri berasal dari katamatsuruyang berarti pemujaan atau
pemujaan.Matsuriberarti pemujaan atau pemujaan terhadap kami. Dalam
ajaran agama Shinto terdapat empat unsur didalamnyamatsuri, yaituHarryatau
penyucian, persembahan,noritoatau pembacaan doa, dan pesta.
Dalam konteks sekularisme,Matsuriberarti hari raya perayaan atau hari
raya. Matsuriberawal dari pembacaan doa oleh para pendeta Shinto, baik
untuk perorangan maupun kelompok orang yang diadakan di tempat yang
tidak terlihat oleh orang lain.
Tujuan dari iniMatsuriadalah mendoakan agar panen berhasil, usaha
sukses, kesembuhan dari penyakit, dan lain sebagainya. Tidak hanya
itu,Matsurisendiri juga diadakan sebagai bentuk perayaan adat yang berkaitan
dengan peralihan musim atau mendoakan arwah tokoh-tokoh terkenal.
Matsurisendiri diadakan di berbagai tempat di Jepang.
MeskipunMatsuribiasanya diadakan di tempat suci, ada yang diadakan di
gereja dan ada pula yang tidak ada hubungannya dengan agama.
Waktu dan arti dariMatsuriupacaranya juga berbeda-beda tergantung
tujuan acara dan daerahnya.
Seiring berjalannya waktu,Matsurisering kali menyimpang dari tujuan
awalnya. Namun terlepas dari itu semua, sisi tradisional budaya Jepang masih
tetap dilestarikan hingga saat ini.
6. Geisha
Geisha adalah salah satu dari sekian banyak budaya Jepang yang
terkenal.Terkadang, bagi sebagian orang yang masih awam dengan Geisha,
akan menganggap Geisha sebagai “makhluk misterius” dan salah satu budaya
dan profesi tradisional Jepang yang sering disalahpahami.
Dalam bahasa Jepang sendiri, Geisha berarti “orang seni” atau orang
yang memiliki keterampilan dalam seni tradisional Jepang, seperti menari,
menyanyi, musik, atau upacara minum teh. Dengan kata lain, Geisha adalah
penghibur tradisional di Jepang.
Memang awalnya laki-lakilah yang berperan sebagai Geisha, namun
jumlah laki-laki yang menekuni budaya tradisional ini cenderung menurun,
hingga tak lama kemudian perempuan menggantikannya.
Geisha sudah ada sejak abad ke-18 dan 19, dan masih sangat populer
hingga saat ini. Sayangnya di zaman sekarang, budaya Jepang ini cenderung
mengalami kemunduran meskipun masih ada sebagian masyarakat Jepang
yang masih memelihara Geisha.
Ada nama lain untuk Geisha yaitu Maiko danGeiko. Istilah tersebut
mulai ada dan diterapkan pada era Restorasi Meiji. Istilah Maiko hanya
diterapkan di Kyoto, sedangkan istilahnyaGeikohanyalah istilah lain. Itu
karena Maiko adalah sebutan untuk Geisha pemula.
Biasanya, budaya tradisional Jepang (geisha) ini sudah diajarkan dan
dilatih sejak kecil. Tidak hanya itu, rata-rata rumah geisha juga
demikianmembawa gadis-gadis dari keluarga miskin untuk menetap dan
berlatih di sana. Rumah Geisha disebutOke.
Awalnya, Geisha pemula atau Maiko bekerja sebagai pembantu,
kemudian sebagai pembantu Geisha senior, pemilik rumah sebagai anggota
pelatihan mereka dan juga sebagai pembantu untuk pendidikan dan
pemeliharaan mereka. Bahkan hingga saat ini, budaya pelatihan Geisha masih
ditemukan di Jepang.
Namun Geisha modern tidak lagi diangkat dan dididik oleh rumah
Geisha (Oke). Itu karena Geisha sudah bersifat sukarela.
Hingga saat ini Geisha masih menjadi daya tarik besar dari Jepang
sendiri, bahkan dari wisatawan mancanegara. Namun bagi wisatawan yang
ingin melihat budaya Jepang ini, perlu mengetahui beberapa lokasi khusus
tepatnya di Kyoto agar bisa menemukan Geisha.
Tidak sedikit orang yang mengagumi budaya Jepang dan ingin
mempelajarinya. Namun karena budaya dan bahasa Jepang tampak sangat jauh
dari budaya dan bahasa kita, maka hal ini bisa terasa rumit dan sulit. Dengan
bantuan buku ini, kompleksitas tersebut akan terpecahkan. Seluruh aspek
dibahas dengan pendekatan langsung oleh masyarakat Indonesia yang pernah
tinggal dan belajar di Jepang dan kini bekerja dan berinteraksi dengan orang
Jepang.
7. Origami (Seni Melipat Kertas)
Origami adalah salah satu budaya Jepang paling terkenal di dunia.
Padahal, di Indonesia sendiri, seni origami sudah diajarkan sambil duduk di
bangku taman kanak-kanak.
Origami sudah ada sejak lama, sejak kertas pertama kali digunakan
yaitu pada abad pertama Tiongkok, sekitar tahun 105 M olehTs'ai bulan.
Kemudian, pada abad ke 6 sekitar tahun 106 M, metode pembuatan kertas
dibawa ke Spanyol oleh bangsa Arab dan Jepang.
Di Jepang sendiri, Origami dipercaya sudah ada sejak Zaman Heian
sekitar tahun 741-1191. Ini dimulai dengan Origami yang digunakan sebagai
penutup botol anggur beras atau sake selama upacara pemujaan, wanita dan
anak-anak.
Kemudian Origami semakin banyak diterapkan di Jepang yang pada
saat itu dikenal dengan sebutanOrikata, Orisui, atauOrimono. Namun pada
tahun 1880, bentuk seni ini disebut Origami oleh masyarakat Jepang dan
istilahnyaOrikata, Orisui, atauOrimonodilupakan.
Sekitar tahun 1600-1868 tepatnya pada zaman Edo, perkembangan
origami terbilang pesat karena pada masa itu persediaan kertas tidak sulit
didapat. Padahal, saat itu pasokannyawashikertas masih cukup banyak.
Origami terdiri dari kataATAUberarti 'lipat' danmencampurberarti
'kertas'. Bahan yang digunakan juga hanya berupa kertas atau kain berbentuk
persegi yang kemudian dilipat sehingga menyerupai benda atau binatang
tertentu.
Karena seni Origami sering dipraktekkan oleh masyarakat Jepang,
hingga saat ini banyak orang yang menyebut Origami sebagai salah satu
budaya Jepang yang memang turun temurun.
8. Hanabi(Kembang api)
Hanabiadalah salah satu orang Jepang paling terkenalbudayadi
kalangan masyarakat Jepang.Hanabiadalah bunga api dan mewakili keindahan
kembang api, bagian budaya Jepang yang sangat digemari.
Sejak zaman Edo,Hanabitelah melambangkan datangnya musim panas
di Jepang dengan festival kembang api yang menarik ratusan bahkan ribuan
orang.
Pada tahun 1733,Hanabifestival ini diselenggarakan untuk umum
untuk menghibur masyarakat dan menenangkan arwah mereka yang
meninggal karena kemiskinan pada tahun sebelumnya. ItuHanabidiadakan di
tepi sungai Sumida, dan bahkan sampai sekarang masih berlangsung.
MerayakanHanabiadalah kesempatan untuk menikmati keindahan
kembang api. Itu karena melihat kembang api di musim panas seperti melihat
bunga di musim semi.
Setiap wilayah di Jepang mempunyai jadwalnya masing-
masingHanabifestival. Dengan demikian, jumlah dan bentuk kembang api
yang dibakar disesuaikan dengan lokasinya. Ada beberapaHanabifestival yang
tidak boleh dilewatkan oleh masyarakat Jepang dan wisatawan asing, antara
lain Festival Kembang Api Adachi,Sumidagawa Hanabi Untuk kedamaian,
Tenjin Hanabi Festival, OmagariFestival Kembang Api,NagaokaFestival
Kembang Api Besar,TsuchiuraKompetisi Kembang Api Seluruh Jepang, dan
Senja Berkilau Yokohama.
c) Budaya Makanan Jepang
Kepulauan Jepang adalah negara kepulauan yang subur, kaya dan beragam,
menjadikan kombinasi berharga ini menguntungkan untuk menghasilkan banyak
buah-buahan, sayuran, rempah-rempah dan bahan-bahan unik lainnya. Dengan
latar belakang kuliner yang luar biasa, banyak hidangan lokal yang menggunakan
bahan-bahan daerah yang telah ada selama beberapa generasi, menumbuhkan
budaya makanan yang akan mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Jepang-di mana pun Anda berada di negara ini. Ikut serta dalam
pemetikan daun teh dan nikmati hidangan daerah yang disiapkan menggunakan
bahan-bahan segar musiman seperti makanan laut dan sayuran lokal. Tentu saja,
Anda dapat menikmati makanan Anda dengan segelas sake, minuman paling
dihormati di Jepang, dan ikut serta dalam proses pembuatan sake. Masakan
Jepang adalah perpaduan kompleks antara rasa, metode memasak, dan budaya.
Rasakan masakan khas daerah untuk benar-benar terhubung dengan orang-orang
yang mereka wakili.
1. Sushi
Sushi merupakan makanan khas Jepang yang sangat terkenal hingga
mendunia. Di Indonesia, makanan ini bisa ditemukan di berbagai gerai sushi,
dari yang mahal hingga yang murah. Sushi terbuat dari nasi dengan tambahan
seafood, telur, dan lalapan. Meski tampilannya sederhana, sushi memiliki
rasa yang nikmat.
Sushi memiliki jenis dan cara menikmatinya tersendiri. Misalnya saja
jika Anda sudah makan satu jenis sushi dan ingin mencoba jenis sushi
lainnya, maka disarankan untuk mengonsumsinyaMobil.
Mobiladalah irisan jahe berwarna merah muda yang selalu disajikan
dengan sushi. Fungsi darimobiladalah untuk menetralisir rasa di lidah agar
rasa sushi selalu terasa autentik dan tidak tercampur dengan rasa makanan
yangberikut. Umumnya makanan khas Jepang ini juga bisa dinikmati dengan
wasabi dan/atau kecap.
2. Sashimi
Makanan khas Jepang lainnya yang hampir mirip dengan sushi disebut
sashimi. Perbedaan sashimi dan sushi terletak pada nasinya. Sashimi adalah
makanan mentah murni yang tidak memerlukan makanan tambahan, cukup
kecap dan/atau wasabi.
Sashimi terbuat dari hewan laut dan jenisnya banyak sekali, bahkan
ada beberapa ikan laut yang cukup beracun untuk dijadikan sashimi. Tapi
jangankhawatir,juru masak yang mengolah ikan tersebut harus mempunyai
izin untuk dapat mengolahnya.
3. Shabu-Shabu
Sabu-sabuadalah makanan khas jepang yang berisi daging yang diiris
tipis, tahu, jamur dan sayuran. Daging yang biasa digunakan adalah daging
sapi, terkadang juga ayam, ikan, atau gurita.Sabu-sabudaging bisa dinikmati
bersamaGomadareatau saus Jepang yang mengandung wijen.
Biasanya ketika mengunjungi ashabu-shaburestoran, pengunjung akan
mendapat edukasi singkat dari pramusaji dan si pemilik restoranshabu-
shabudimasak dalam panci khusus.
Saat menyantap kuliner khas Jepang, perbedaan mendasar dalam
pengolahannya terletak pada kuah masakan yang disajikan. Biasanyashabu-
shaburestoran selalu menyediakan tiga jenis bumbu semur yaitu miso
pedas,tebumiso dandengan diasaham.
4. Ramen
Berbicara mengenai ramen, tentu Anda akan teringat dengan suasana
kedai pinggir jalan yang sering terlihat di banyak serial kartun atau anime
Jepang. Ramen merupakan mie khas Jepang. Berbeda denganudon, yang
memiliki noo yang cukup besardles, ramen punya mie sedang.
Ramen memiliki banyak pilihan rasa dan dapat dinikmati dengan kaldu
ayam, kaldu sapi, kaldu babi, dan kaldu sayur. Penggunaan topping pada
ramen pun berbeda-beda, tergantung selera. Dari semua makanan khas
Jepang, ramen merupakan salah satu makanan khas Jepang yangadalahpaling
bisa diterima oleh lidah Indonesia.
5. Onigiri
Onigiriatau bola nasi adalahmakanan khas jepang yang bahan
utamanya adalah nasi putih. Berbeda dengan sushi, cara
pembuatannyaonigiriadalah mengompres nasi dengan tangan atau dengan
alat khususonigiripembuat. Biasanyaonigiridibungkus dalam
lembaraninginatau rumput laut dan diisi udang atau salmon lalu ditambah
mayonaise, daun bawang danmentaikoatau telur ikan terbang.
Onigiriyang biasa dijual di toko-toko memiliki cara pengemasan yang
unik dan tidak bisa dibuka sembarangan. Pada kemasannya akan
diberitahukan langkah-langkah membuka kemasan agar bisa
dimakanonigiripraktis tanpa membuat tangan Anda kotor.Onigirimerupakan
makanan yang cukup praktis dan bergizi, memang demikiancocok
dikonsumsi pada pagi hari, apalagi jika anda mempunyai mobilitas tinggi.
6. Takoyaki
Toke, yang artinya gurita bakar, merupakan makanan khas Jepang
yang termasuk dalam kategori jajanan.TakoyakiAdonannya terbuat dari
tepung terigu yang kemudian dituang ke dalam cetakan khusus yang
berbentuk cekungan setengah bulat.
Dalam satu loyang umumnya terdapat 16 lubang bahkan
lebih.Takoyakiisiannya termasuk gurita, keju, dan daun bawang. Setelah
matang, itutakoyakiakan ditambah dengan saus mayonaise, rumput laut
atauinginremah-remahnya, dan serutan ikan yang akan menambah cita rasa
nikmat saat disantap.
Di Indonesia sendiri banyak sekalitakoyakipenjualnya, namun akan
lebih mudah menemukannya ketika ada festival Jepang, salah satunya adalah
acara tahunanEnnichisai festival.
7. Mochi
Mochimerupakan makanan penutup atau hidangan penutup yang
berasal dari Jepang.Mochiterbuat dari tepung ketan yang dibuat seperti pasta
yang kemudian dibentuk bulat agak pipih. Di Jepang,mochidibuat pada saat
acara adat bernama “Mochitsuki". Dalam acara ini yang menarik adalah
pembuatannyamochi.
Para pengunjung disuguhkan dengan sederhanamochimembuat
pertunjukan tetapi dibuat dengan penuh semangat.Mochisecara tradisional
dibuat dengan cara ditumbuk hingga halus. Isi darimochibervariasi, bahkan
sekarang pun adamochiberisi es krim dan coklat.
8. udon
Selain Ramen, ada lagi kuliner khas Jepang berbahan dasar mie
yaituudon. Berbeda dengan Ramen,udonmemiliki mie yang lebih besar
dengan tekstur yang lebih kenyal. Sebagai pelengkap,udondimakan
dengandengan diadan kecap Jepang.
Namun, sekarangudontelah mengalami banyak modifikasi rasa dengan
berbagai pilihan saus dan topping tambahan seperti kariudondan lain-lain.
Apaudonmenu favoritmu?
9. Dorayaki
Dorayakiadalah kue yang berasal dari Jepang.Dorayakitermasuk dalam
kategori kue tradisional Jepang. Kue ini berbentuk bulat dan agak gemuk,
terbuat dari dua buah pancake yang direkatkan dengan selai kacang
merah.Dorayakimemiliki tekstur yang lembut dan mirip denganistanakarena
madu ditambahkan ke dalam campuran.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Budaya Jepang dan Indonesia jika dibandingkan dari segi keterbukaan syukur,
maka budaya Jepang semakin beragam, salah satunya terlihatdari dalamketentuan
situasi penggunaan.
Oleh karena itu pembelajar bahasa Jepang membutuhkanBe berhati-hati saat
memilih ungkapan terima kasih digunakan berdasarkan situasi. Choice ungkapan
terima kasih dalamJorang Jepangperlu disampaikan Menurut situasi, hubungan antara
penutur dan mitra tutur tidaklah samaDiaxpressing ucapan terima kasih
diSayandonesianhanyaDanAnda hanya perlu mempertimbangkan aspek formalnya.
Berdasarkan hasil analisa dapatmenyimpulkan bahwaaisatsu hyogen artinya terima
kasih dalam bahasa Jepang dan ungkapan salam arti terima kasih dalam bahasa
indonesia mempunyai arti yang sama dengan dan perbedaan. Persamaannya yaitu
padaaisatsu oke Astaga, okeda, arigatou gozaimashita, bodoh arigatou, osukaresama
deshita, arigatou gozaimasu, arigatoudengan “terima kasih” dan “terima kasih”
berdasarkan situasi penggunaan memiliki kesamaan.
Budaya Jepang tidak bisa sdipisahkan dari sistem keluargatradisional Jepang.
Sistem kekeluargaan yang dimaksud adalah sistem kekeluargaan yang berdasarkan
asas IE dimana dalam asas ini keluarga tidak diperhatikan sebagai individu, namun
sebagai satu kesatuan keluarga. Dalam sistem kekeluargaan ini, Dominasi laki-laki
sangat mendominasi peran dan perkawinan, warisan hingga keturunan sehingga
sistem kekeluargaan orang Jepang bisa dikatakan demikian menganut sistem
patrilineal, yaitu sistem yang menganut garis keturunan pria.
Namun sistem ini dinyatakan telah dimusnahkan dan digantikan oleh suatu
sistem Itusistem keluarga baru disebutKakukazokusistem, yaitu keluarga inti. Dalam
sistem ini, kedudukan laki-laki dan perempuan dianggap setara dalam
menjalankannya perannya dalam keluarga.Kakukazokujuga dianggap telah
menggantikanyaitusistem setelah Perang Dunia II. Namun, bagi orang Jepang dalam
segala hal ia terkenal karena kemampuannya beradaptasi dengan pengaruh apa pun
dan gelombang perubahan tanpa kehilangan identitasnya, unsur-unsur positifnya
Mereka tidak membuang begitu saja sistem kekeluargaan tradisional.Yaitukonsep
masih bertahan dalam masyarakat Jepang modern.
Ituyaitusistem adalah suatu sistem yang mengatur pola kekeluargaan
masyarakat Jepang yang tidak hanya menyangkut aturan atau gaya hidup batin
keluarga saja tetapi juga mengatur seluruh aspek kehidupan keluarga.

REFERENSI

https://www.traveloka.com/id-id/explore/culinary/makanan-khas-jepang-acc/45673

https://flip.id/blog/mengenal-budaya-jepang
https://www.gramedia.com/literasi/budaya-jepang-yang-terkenal/#google_vignette

https://wanodia.bicaraberita.com/lifestyle/9129356601/unik-inilah-6-budaya-jepang-yang-
jarang-diketahui-orang-ada-geisha-yang-kerap-disalahtafsirkan?page=4

https://sindig.unesa.ac.id/mk/s1-pendidikan-bahasa-jepang/budaya-dan-masyarakat-jepang

https://masoemuniversity.ac.id/berita/pentingnya-cross-cultural-understanding-dalam-
perspektif-pendidikan.php#:~:text=Artinya%20Cross%20Cultural%20Understanding
%20adalah,dan%20budaya%20tidak%20bisa%20dipisahkan.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16422/8.%20BAB%20IV.pdf?
sequence=8&isAllowed=y

https://repository.stba-jia.ac.id/22/3/S1-2020-43131520143045-BAB%20V.pdf

http://repository.unsada.ac.id/1821/5/BAB%20IV.pdf

Anda mungkin juga menyukai