Anda di halaman 1dari 22

Dasar hukum

Pengertian wakaf Rukun wakaf


wakaf

Harta yang dapat Syarat-syara t


Pengelolaan wakaf
diwakafkan wakaf

Prinsip Tujuan dan fungsi Hikmah dan


pengelolaan wakaf wakaf manfaat wakaf
Menurut bahasa (etimologi) adalah tertahan .
Menurut istilah syari’ (terminologi) adalah
Menahan suatu benda dan membebaskan /
mengalirkan manfaatnya. Jadi maksudnya adalah
menahan harta milik pribadi yang diserahkan
kepada pihak lain untuk kepentingan umum dengan
tujuan mendapatkan ridlo Allah SWT .
Menurut kamus besar bahasa Indonesia wakaf itu
adalah benda bergerak atau tidak bererak yang
disediakan untuk kepentingan umum (Islam)
sebagai pemberian yang ikhlas
* ‫(ال‬ ‫ميلع هب هللا نإف ئش نم اوقفنت امو نوبحت امم اوقفنت ىتح ربال‬
‫اوالنت ن‬
92 :‫)نارمع‬
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan
apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya”.(QS. Ali-Imran/3: 92)
* ‫نيذال اهيأا‬
‫ضرألا نم مكل انجرخأ اممو متبسك ام تابيط نم اوقفنأ اونمآ‬
267:‫)…(ةرقبال‬
*“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu………”.[2] (QS. Al-
Baqarah/2: 267)
* ‫هللا نإ هللا اوقتاو ناودعالو مثإلا ىلع اونواعت الو ىوقتالو ربال ىلع اونواعتو‬
‫باقعال ديدش (ةدئامال‬:
“……… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya”.[3] (QS. Al-Maidah/5: 2)
1. Al-waqif (orang yang mewakafkan),
2. Al-mauquf (harta yang diwakafkan)
3. Al - mauquf ‘alaih (pihak yang dituju dari
wakaf tersebut)
4. Shighah (lafadz dari yang mewakafkan).
1. Syarat – Syarat Al-waqif (orang yang mewakafkan) :
Berakal
Dewasa pemikirannya (rasyid).
Sudah berusia baligh dan bisa bertransaksi.
Orang yang merdeka (bukan budak).
2. Syarat - Syarat Al-mauquf (harta yang
diwakafkan):
Harta tersebut telah diketahui dan jelas
bendanya.
Benda tersebut adalah milik pribadi yang
mewakafkan.
Harta yang diwakafkan adalah benda yang
bermanfaat dan memiliki daya tahan lama
3. Syarat - Syarat Al - mauquf ‘alaih (pihak
yang dituju dari wakaf tersebut)
*Berakal
*Dewasa pemikirannya (rasyid).
*Sudah berusia baligh dan bisa
bertransaksi.
*Orang yang merdeka (bukan budak
belian).
Benda Tidak Bergerak yang Dapat Diwakafkan
1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah
terdaftar maupun yang belum terdaftar.
2. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas
tanah dan atau bangunan.
3. Tanaman dan beda lain yang berkaitan dengan tanah
4. Hal milik atas satuan rumah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Benda tidak bergerak lain yang sesuai dengan sejarah
dan peraturan perundang-undangan.
Benda Bergerak yang dapat Diwakafkan
1. Uang Rupiah
2. Logam Mulia
3. Surat Berharga
4. Benda bergerak lain yang berlaku
5. Kendaraan
6. Hak atas kekayaan intelektual
7. Hak sewa sesuai ketentuan syariah dan
peraturan perunda-undanga yang berlaku.
PP no. 28 Tahun 1977 dan Peraturan
Menteri Agama No. 1 Tahun 1978 mengatur
petunjuk yang lebih lengkap. Menurut pasal
9 ayat (1) PP No. 28 Tahun 1977, pihak yang
hendak mewakafkan tanahnya harus datang
di hadapan PPAIW guna melakukan ikrar
wakaf.
Pertama, Pengelolaan dan pengembangan
harta benda wakaf sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara produktif.
Kedua, Dalam hal pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf yang
dimaksud pada ayat (1) diperlukan
penjamin, maka digunakan lembaga
penjamin syariah.
Ketiga, Dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir
dilarang melakukan perubahan peruntukan
harta benda wakaf kecuali atas dasar izin
tertulis dari Badan Wakaf Indonesia.
Keempat, Izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat diberikan apabila
harta benda wakaf ternyata tidak dapat
dipergunakan sesuai dengan peruntukan
yang dinyatakan dalam ikrar wakaf.
1. Asas Keberlangsungan Manfaat
Praktek pelaksanaan wakaf yang dianjurkan oleh nabi yang
telah dicontohkan oleh Umar bin Khattab dan diikuti oleh
beberapa sahabat nabi lainnya yang sangat menekankan
pentingnya menahan eksistensi benda wakaf, dan
diperintahkan untuk menyedekahkan hasil dari pengelolaan
benda tersebut. Pemahaman yang paling mudah untuk
dicerna dari maksud nabi adalah bahwa substansi ajaran
wakaf itu tidak semata-mata terletak pada pemeliharaan
bendanya (wakaf), tapi yang jauh lebih penting adalah nilai
manfaat dari benda tersebut untuk kepentingan kebijakan
umum.
2. Asas Pertanggungjawaban
Bentuk dari pertanggung jawaban tersebut adalah
pengelolaan secara sungguh-sungguh dan semangat yang
didasari oleh:
1) Tanggung jawab kepada Allah SWT yaitu atas perilaku
perbuatannya, apakah sesuai atau bertentangan dengan
aturan-aturanNya.
2) Tanggung jawab Kelembagaan yaitu tanggung jawab
kepada pihak yang memberikan wewenang (lembaga yang
lebih tinggi).
3) Tanggung jawab Hukum yaitu tanggung jawab yang
dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan hokum yang
berlaku.
4) Tanggung jawab Sosial yaitu tanggung jawab yang
terkait dengan moral masyarakat.
3. Asas Profesional Manajemen
Manajemen wakaf menempati pada posisi paling
urgen dalam dunia perwakafan. Karena yang paling
menentuka benda wakaf itu lebih bermanfaat atau
tidak tergantung pada pola pengelolaan, bagus atau
buruk. dalam asas profesional manajemen ini harus
memiliki/mengikuti sifat-sifat Nabi yaitu:
1) Amanah (dapat dipercaya)
2) Shiddiq (jujur)
3) Fathanah (cerdas/brilian)
4) Tabligh (menyampaikan informasi yang tepat dan
benar)
4. Asas Keadilan Sosial
Penegakan keadilan sosial dalam islam merupakan
kemurnian dan legalitas agama. Orang yang menolak
prinsip keadilan sosial ini dianggap sebagai pendusta
agama (QS. 147/ Al-Ma’un). Substansi yang
terkandung dalam ajaran wakaf ini sangat tampak
adanya semangat menegakkan keadilan sosial melalui
pendermaan harta untuk kebajikan umum.
Tujuan dan fungsi wakaf harta benda wakaf hanya
dapat diperuntukan bagi:
a. Sarana dan kegiatan ibadah;
b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
c. Bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim
piatu, bea siswa;
d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat;
dan/atau kemajuan kesejahteraan umum lainnya
yang tidak bertentangan dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan.
a. Menghilangkan sifat tamak dan kikir manusia atas
harta yang dimilikinya.
b. Menanamkan kesadaran bahwa di dalam setiap
harta benda itu meski telah menjadi milik seseorang
secara sah, tetapi masih ada di dalamnya harta
agama yang mesti diserahkan sebagaimana halnya
juga zakat.
c. Menyadarkan seseorang bahwa kehidupan di
akhirat memerlukan persiapan yang cukup . Maka
persiapan bekal itu diantaranya adalah harta yang
pernah diwakafkan
d. Dapat menopang dan mengerakan kehidupan sosial
kemasyarakatan umat islam, baik aspek ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lainnya.
a. Pahala yang trus menerus mengalir selama
benda yang diwakafkan masih dimanfaatkan
walaupun si wakif sudah meninggal dunia
b. Terus-menerusnya manfaat dalam berbagai
jenis kebaikan dan tidak terputus dengan sebab
berpindahnya kepemilikan
hank you

Anda mungkin juga menyukai