Disusun Oleh :
2023
1
2
Pendahuluan
1
Sholikhul, Buku Pintar Wakaf , (Jakarta : BWI, 2020), h.15
2
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah, Bandung: PT.
Al-Ma’arif, 1987, hlm. 7
3
Yusep Rafiqi, Wakaf Benda Bergerak Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Perundang-
Undangan Di Indonesia, Tasikmalaya
3
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Wakaf adalah suatu kata yang berasal dari bahasa arab, yaitu
waqafa yang berarti menahan, menghentikan atau mengekang. Dalam
bahasa indonesia kata waqaf biasa diucapkan dengan wakaf dan ucapan
inilah yang dipakai dalam perundang-undangan di Indonesia. Menurut
istilah wakaf adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa
menghabiskan atau meneruskan bendanya (ainnya) dan di gunakan untuk
kebaikan.
B. Dasar Hukum
1. Surat Al Imron: 92
َلْن َتَناُلوا اْلَّرِب َح ىّٰت ُتْنِفُقْو ا ِم َّم ا ِحُت ُّبْو َۗن َو َم ا ُتْنِفُقْو ا ِم ْن ْيَش ٍء َفِاَّن اَهّٰلل ِبٖه َعِلٌمْي
َم َثُل اِذَّل ْيَن ُيْنِفُقْو َن َاْم َو اَلُهْم ْيِف َس ِب ْيِل اِهّٰلل َمَكَثِل َح َّبٍة َاْۢنَبَتْت َس ْبَع َس َناِبَل ْيِف ِّلُك ُس ْۢنُبٍةَل ِّم اَئُة َح َّبٍة ۗ َو اُهّٰلل ُيٰض ِع ُف ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء ۗ َو اُهّٰلل َو اِس ٌع َعِلٌمْي
3. Hadis
Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis
yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika
memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta petunjuk Nabi tentang
6
Benda bergerak karena sifatnya dapat dibedakan menjadi dua: (1) benda
bergerak yang habis karrena pemakaian, dan (2) benda bergerak yang tidak
habis karena pemakaian.
4
Artikel Badan Wakaf Indonesia, Dasar Hukum Wakaf
7
Pertama, pengertian wakaf yang disusun oleh ulama dan dimuat dalam
kitab-kitab fikih merujuk kepada sabda Nabi saw. yang menyatakan bahwa
harta pokok harus tertahan (tidak habis karena dipakai) dan yang
disedekahkan adalah hasil atau manfaatnya. Oleh karena itu, syarat wakaf
adalah bahwa objek harus kekal - tidak habis karena dikonsumsi atau
5
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, pasal 16 ayat (3)
6
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, Pasal 19, ayat (2) dan (3)
8
dimanfaatkan – ma’a baqa’ aynihi. Oleh karena itu, secara implisit terdapat
produk ijtihad “baru”, seakan-akan air dan bahan bakar minyak tidak habis
sekali pakai karena persediannya berkelanjutan. Dengan demikian, air dan
bahan bakar minyak tetap abadi (tidak habis sekali pakai) secara hukum,
bukan secara fisik.
Usman Ibn Affan meriwayatkan suatu ketika Nabi saw. tiba di Madinah
tidak mempunyai air bersih sehingga beliau menggunakan sumur Raumah.
Ketika itulah beliau bersabda, “Barang siapa yang membeli sumur Raumah,
maka embernya akan ditempatkan bersama ember umat Islam lainnya
dengan dengan kualitas yang lebih baik di surga”. Usman kemudian
berkata, “Sumur itu kubeli dengan hartaku sendiri ”. Sedangkan dalam
riwayat lain dikatakan bahwa Usman berkata, “Kekosongan sumur itu untuk
kepentingan kaum muslimin”. Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa Nabi
saw. bersabda, “Barang siapa mewakafkan (hafara) sumur Raumah, akan
ditempatkan di surrga”. Usman berkata, “Aku mewakafkannya ”.
Menjelaskan wakaf air dan bahan bakar minyak dari sudut pandang
pakar fikih agak sulit. Para pakar fikih menetapkan bahwa objek wakaf
tidak habis sekali pakai (ma’a baqa’ aynihi), sementara air dan bahan bakar
minyak habis sekali pakai. Oleh karena itu, peraturan pemerintah yang
menjadikan air dan bahan bakar minyak sebagai objek wakaf benda
bergerak merupakan terobosan baru yang luar biasa karena beberapa hal:
Pertama, pakar fikih memahami bahwa yang diwakafkan Usman adalah
sumurnya, bukan airnya. Airnya disedekahkan sebagai hasil dari sumur yang
diwakafkan. Nabi saw. menjelaskan bahwa wakaf harus tetap pokoknya dan
disedekahkan hasilnya. Oleh karena itu, yang diwakafkan Usman adalah
sumurnya, sedangkan yang disedekahkan adalah airnya.
D. Wakaf Kendaraan
7
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006, pasal 20
12
kegiatan utama, atau malah menjadi kegiatan utama. Seperti dijadikan alat
angkut yang dikelola secara profesional dalam bentuk korporasi atau
perusahaan, disewakan, atau disewabelikan. Dengan demikian, aspek
ekonomi benda wakaf berupa kendaraan agak mudah dimengerti.
Objek wakaf benda bergerak karena sifatnya yang berupa mesin atau
peralatan industri yang tidak tertancap pada bangunan juga mudah
dmengerti aspek ekonominya. Benda tersebut dapat dijadikan modal utama
atau modal pelengkap dalam perusahaan yang dikelola dengan akad
syirkah atau misalnya disewakan dengan akad ijarah.
Objek wakaf benda bergerak karena sifatnya yang berupa logam dan
batu mulia agak rumit dimengerti karena di banyak tempat (termasuk di
Jawa Barat) penyewaan logam dan batu mulia masih dimanfaatkan sebagai
perhiasan, bukan sebagai benda yang biasa disewakan dengan akad ijarah.
Akan tetapi, mungkin saja di tempat lain dan atau di masa yang akan
datang ada kebiasaan penyewaan logam dan batu mulia. Dengan demikian,
aspek ekonomi-bisnis dari logam dan batu mulia adalah disewakan dengan
akad ijarah sehingga pengelolanya (nazhir) memperoleh masukan untuk
disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerima manfaat wakaf.
Tanah wakaf dibebaskan dari pajak bumi dan bangunan tidak ditetapkan
secara eksplisit dalam undang-undang. Akan tetapi tanah wakaf
dibebaskan dari pajak karena penggunaannya, yaitu semata-mata untuk
melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial, kesehatan, dan
pendidikan yang tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan.
Persoalannya, pihak/instansi manakah yang berhak/berwenang membuat
sertifikat wakaf kendaraan? Apakah kendaraan wakaf yang telah
dibuktikan dengan akta autentik juga dibebaskan dari beban pajak?
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, A. A. (1987). Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah. Bandung:
PT. Al-Ma’arif.
Mardani. 2016. Hukum Islam: Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (Konsep Islam
Mengetaskan Kemiskinan dan Menyejahterakan Umat). Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.