C. Uraian Materi
1. Wakaf
a. Pengertian, Hukum dan Dasar Hukum
1) Pengertian Wakaf
Secara sederhana, wakaf dapat diartikan sebagai kegiatan tidak
mempergunakan atau mengambil manfaat. Kata wakaf berasal dari bahasa
arab “waqafa”. Kata “waqafa-yaqufu-waqfan berarti “menahan, berhenti, atau
diam di tempat, dalam bahasa Indonesia.
Wakaf dalam pengertian istilah, menurut Imam Mazhab Abu Hanifah,
wakaf adalah menahan sesuatu yang dimiliki oleh pemberi wakaf dan
menginfakkan manfaat sesuatu tersebut di jalan kebaikan. Sementara Imam
Mazhab Syafi’I dan Hambali yang menyatakan bahwa wakaf adalah
menahan harta seseorang untuk diambil manfaatnya. Kegiatan tersebut
dilakukan dengan memutus akses pemberi wakaf terhadap harta tersebut.
Adapun Imam Mazhab Maliki mendefinisikan wakaf sebagai tindakan
seseorang yang menahan hartanya digunakan untuk kepentingan pribadi
dan menyedekahkan manfaat harta tersebut untuk kebaikan. Akan tetapi,
kepemilikikan harta tersebut masih ada di pihak pemberi wakaf dan
pemanfaatan harta tersebut ada jangka waktunya.
Dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004, wakaf merupakan kegiatan
seorang wakif (pemberi wakaf) untuk memisahkan dan menyerahkan
sebagian hartanya untuk dimanfaatkan dalam keperluan ibadah atau
kesejahteraan umum menurut syariah Islam.
2) Hukum Wakaf
2
َو َتَع اَو ُنوا َعَلى اْلِّرِب َو الَّتْق َو ٰى َو اَل َتَع اَو ُنوا َعَلى اِإْلِمْث َو اْلُع ْد َو اِن َو اَّتُق وا الَّل َه ِإَّن الَّل َه َش ِديُد
… اْلِعَق اِب
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.
b) QS Ali Imran/3: 92:
َلْن َتَن اُلوا اْلِبَّر َح َّتٰى ُتْن ِفُقوا ِمَّما ُتِحُّبوَن ۚ َو َم ا ُتْن ِفُقوا ِمْن َش ْي ٍء َفِإَّن َهَّللا ِبِه َع ِليٌم َلْن َتَن اُلوا اْلَّرِب َح ٰىَّت ُتْنِف ُق وا َّمِما
ِبِه ِل ٍء ِإ ِف ِم ِحُت
ُّبوَن َو َم ا ُتْن ُقوا ْن َش ْي َف َّن الَّلَه َع يٌم
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.
c) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Jenis wakaf harta benda tidak bergerak, dapat berupa tanah, bangunan,
kebun, atau benda yang berhubungan dengan pertanahan. Contoh
pemanfaatan: Gedung sekolah, gedung rumah sakit, perkebunan yang masih
menghasilkan panen, dll.
2) Benda Bergerak
Jenis wakaf harta benda bergerak kecuali uang adalah yang sifat
bendanya bisa berpindah dan utamanya bisa dihabiskan. Contohnya antara
lain surat berharga, kekayaan intelektual, benda yang dapat bergerak, dll.
Contoh pemanfaatan: Quran, alat salat, ambulans, binatang ternak, dll.
3) Uang
Sementara harta wakaf berupa uang, yakni dengan mewakafkan
sejumlah uang yang dimiliki, atau disebut juga dengan wakaf tunai. Contoh
pemanfaatan: Pemberian beasiswa kepada masyarakat yang ekonomi lemah.
H. Daftar Referensi
al-Huzaili, Wahbah. Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuh, Cet. IV; Dimasyq: Dar al-
Fikr, 1996.
al-Nisaburi, Abul Hasan Muslim bin Hujaj. Shahih Muslim, Riyadh: Dar…
al-Qaradawi, Yusuf. The Lawful and the Prohibited in Islam, ter. Kamal el-
Halbawy, dkk., American Trust Publication, 1994.
5
http://labibfahmi07.blogspot.com
al-Sijistani, Abu Daud Sulaiman bin al-Asy‟ats. Sunan Abi Dawud, Riyadh:
Bait al-Afkar al-Dauliyah, 2009.
al-Syathiri, Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar. Syarh al-Yaqut an-Nafis,
Beirut, Dar al-Minhaj, 2011.
UIN Malang, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, Malang: UIN Malang
Press, 2008.
http://www.nu.or.id
https://almanhaj.or.id
https://aswajanucenterjatim.com https://www.suduthukum.com
https://zakat.or.id