Anda di halaman 1dari 12

BAB III

Pembahasan Tentang Wakaf

A. Pengertian Wakaf

Wakaf adalah suatu kata yang berasal dari bahasa arab, yaitu waqafa yang berarti
menahan, menghentikan atau mengekang. Dalam bahasa indonesia kata waqaf biasa diucapkan
dengan wakaf dan ucapan inilah yang dipakai dalam perundang-undangan di indonesia. Menurut
istilah wakaf adalah” menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau
meneruskan bendanya (‘ainnya) dan di gunakan untuk kebaikan. Sedangkan defenisi wakaf
dalam terminologi fiqih adalah penahanan pemilikan atas hartanya yang dapat dimanfaatkan
tanpa merubah substansi dari segala bentuk tindakan atasnya dan mengalihkan manfaat harta
tersebut untuk salah satu ibadah pendekatan diri kepada Allah dengan niat mencari ridho Allah.

Menurut syari’at, wakaf adalah habsul ashli wa tasbiluts tsamrah (menahan pokoknya
dan melepaskan buahnya). Artinya, menahan harta danmendistribusikan manfaatnya dijalan
Allah4.Dalam bahasa Indonesia Kata wakaf diucapkan dengan wakaf ucapan inilah yang dipakai
dalam perundang-undanganIndonesia. Menurut istilah lain, wakaf ialah menghentikan (menahan)
perpindahanmilik suatu harta yang bermanfaat dan tahan lama, sehingga manfaat harta itudapat
digunakan untuk mencari keridhaan Allah SWT.

Dalam istilah syara’ secara umum, wakaf adalah sejenis pemberian yangpelaksanaannya
dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal (tahbisul ashli), lalu menjadikan manfaatnya
berlaku umum. Yang dimaksud dengan tahbisulashli ialah menahan barang yang diwakafkan itu
agar tidak diwariskan, dijual,dihibahkan, digadaikan, disewakan dan sejenisnya. Sedangkan
carapemanfaatannya adalah menggunakan sesuai dengan kehendak pemberi wakaf(wakif) tanpa
imbalan.

Dalam kompilasi hukum Islam pada pasal 215 ayat (1) dijelaskan bahwawakaf adalah
perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukumyang memisahkan sebagian
dari benda miliknya dan melembagakannya untukselama-lamanya guna kepentingan ibadah atau
keperluan umum lainnya sesuaidengan ajaran islam.

Al- Qur’an tidak pernah bicara secara spesifik dan tegas tentangwakaf.hanya saja, karena
wakaf itu merupakan salah satu bentuk kebajikanmelalui harta benda, maka para ulama pun
memahami bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan pemanfaatan harta untuk kebajikan
juga mencakupkebajikan melalui wakaf. Karena itu, dalam kitab-kitab fiqh ditemukan
pendapatyang mengatakan bahwa dasar hukum wakaf disimpulkan dari beberapa ayat8.Para ahli
fiqih berbeda dalam mendefenisikan wakaf menurut istilah, sehinggamereka berbeda pula dalam
memandang hakikat wakaf itu sendiri. Berbagaipandangan tentang wakaf yaitu sebagai berikut:

a. Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yangdiwakafkan
dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakifmelakukan tindakan yang dapat
melepaskan kepemilikannya atas harta tersebutkepada yang lain dan wakif berkewajiban
menyedekahkan manfaatnya serta tidakboleh menarik kembali wakafnya.

b. Mazhab syafi’i

Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yangdiwakafkan dari
kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan.Wakif tidak boleh melakukan apa
saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti :perlakuan pemilik dengan cara pemilikanya kepada
yang lain, baik dengan tukaratau tidak10. atau “Menahan harta yang dapat diambil manfaatnya
dengan tetap utuhnya barang, dan barang itu lepas dari penguasaan si wakif serta
dimanfaatkanpada sesuatu yang diperbolehkan oleh agama.
c. Hambali

Menurut golongan Hanbali, wakaf adalah menahan kebebasan pemilikharta dalam


membelanjakan hartanya yang bermanfaat dengan tetap utuhnya hartadan memutuskan semua
hak penguasaan terhadap harta itu, sedangkanmanfaatnya dipergunakan pada suatu kebaikan
untuk mendekatkan diri kepada Allah”.

Pengertian - pengertian tersebut diatas dapat diambil beberapa pengertianbahwa harta


wakaf yang diwakafkan haruslah:

1) Benda yang kekal zatnya (tahan lama wujudnya), tidak cepat musnah setelah

dimanfaatkan.

2) Lepas dari kekuasaan orang-orang yang berwakaf.

3) Tidak dapat diasingkan kepada pihak lain, baik dengan jalan jual-beli,dihibahkan
ataupun diwariskan.

4) Untuk keperluan amal kebajikan sesuai dengan ajaran Islam12.

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulanbahwa wakaf


merupakan suatu amalan yang mulia dengan menyerahkan sebagiandari harta yang kita miliki
agar dimanfaatkan oleh masyarakat banyak yangbersifat lama dan dalam rangka menggapai
ridho Allah SWT. Wakaf juga merupakan suatu perbuatan yang sangat dianjurkan di dalam
islam; ia merupakanamal shaleh yang pahalanya tidak akan terputus selama barang yang
diwakafkandapat dimanfaatkan oleh orang lain (masyarakat).
B. Dasar Hukum Wakaf

Dasar hukum wakaf diambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Adapun ayat-ayat Al-Qur’an
yang menjadi dasar hukum wakaf yaitu :

a. Alqur’an

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْر َك ُعْو ا َو اْسُج ُد ْو ا َو اْع ُبُد ْو ا َر َّبُك ْم َو اْفَعُلوا اْلَخ ْيَر َلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح ْو َن‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamumendapat kemenangan”. (QS. al-Hajj : 77 ).
Didalam kata khair (kebaikan) yang secara umum maknanya dalam bentukmemberi seperti
wakaf. Didalam ayat diatas juga diperintahkan kepada mukminagar senantiasa selalu
menghambakan diri hanya kepada Allah SWT semata.

‫َل ْن َت َن ا ُل وا ا ْل ِب َّر َح َّت ٰى ُت ْن ِف ُق وا ِم َّم ا ُت ِح ُّبوَن ۚ َو َم ا ُت ْن ِف ُق وا ِم ْن َش ْي ٍء َف ِإ َّن ال َّل َه ِب ِه َع ِل ي ٌم‬


Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (qs.al imran: 92).

‫َيٰٓـَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأنِفُقو۟ا ِم ن َطِّيَبٰـِت َم ا َك َسْبُتْم َو ِم َّم ٓا َأْخ َر ْج َنا َلُك م ِّم َن ٱَأْلْر ِضۖ َو اَل َتَيَّمُم و۟ا ٱْلَخ ِبيَث ِم ْنُه ُتنِفُقوَن َو َلْس ُتم ِبَٔـاِخِذ يِه ِإٓاَّل‬
‫َأن ُتْغ ِمُض و۟ا ِفيِهۚ َو ٱْع َلُمٓو ۟ا َأَّن ٱَهَّلل َغ ِنٌّى َح ِم يٌد‬
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagiandari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kamikeluarkan dari bumi untuk kamu. dan
janganlah kamu memilih yangburuk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal
kamusendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkanmata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah maha kaya lagi mahaterpuji”. (QS. al-Baqarah : 267).
Ayat tersebut secara umum memberi pengertian infak untuk tujuankebaikan.Wakaf adalah
menafkahkan harta untuk tujuan-tujuan kebaikan13.Wakafadalah salah satu usaha untuk
mewujudkan dan memelihara Hablun min Allah danHablun min an-nas. Dalam fungsinya
sebagai ibadah, ia diharapkan akan menjadibekal bagi kehidupan si wakif di hari kemudian.
b. Al hadis
Dari abu hurairah ra., sesungguhnya Rasullullah SAW. Bersabda “apabila anak Adam
(manusia) meninggal dunia, maka putuslahamalnya, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu
yang bermanfaatdan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”14. (HR. Muslim).
Maksud sedekah jariyah adalah wakaf.Makna hadits tersebut adalahpahala tak lagi
mengalir kepada si mayat kecuali tiga perkara yang berasal dariusahanya di atas.Anaknya yang
shaleh, ilmu yang tinggalkannya, dan sedekahjariyah, semua berasal dari usahanya.
Harta wakaf adalah amanah Allah yang terletak ditangan nazir.Oleh sebabitu, nazir
adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap harta wakaf yangdipegangnya, baik
terhadap benda wakaf itu sendiri, maupun terhadap hasil danpengembangannya.Harta wakaf
bukanlah hak milik si Nazir.Nazir hanya berhakmengambil sekadar imbalan dari jerih payahnya
dalam mengurus harta wakafitu.Lebih dari itu sudah dianggap mengkhianati amanah Allah.Oleh
karena begitupenting kedudukan nazir dalam perwakafan, maka pada diri si nazir perlu
terdapatbeberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu, balig berakal, dan
mempunyaikepribadian yang dapat dipercaya.
Seorang pengkhianat atau pembohong tidak layak untuk dijadikan nazirdalam
perwakafan. Selain itu, yang akan menjadi nazir hendaklah seorang yangmempunyai kesediaan
dan kemampuan untuk memelihara dan mengelola hartawakaf. Dua persyaratan itu adalah
penting, karena tanpa itu, harta wakaf akanterputus dan tersia-sia.

C. Rukun dan Syarat Wakaf

1. Rukun Wakaf
Rukun merupakan suatu hal yang keberadaannya mutlak dipenuhi agarsuatu perbutan
hukum itu sah dan mempunyai akibat hukum. Adapun yangmenjadi rukun wakaf adalah sebagai
berikut :
a. Ada pihak yang berwakaf (wakif).
Pihak yang melakukan wakaf atas harta kekayaan yang dimilikinya harusmemenuhi
syarat, bahwa ia adalah orang yang berhak melakukan suatu perbuatanatau cakap bertindak
menurut hukum, yakni orang yang telah dewasa (balig),sehat akalnya, dan tidak terhalang untuk
melakukan perbuatan hukum. Disampingitu dalam melakukan perbuatan hukum berupa wakaf,
harus didasarkan ataskehendak sendiri, tidak boleh ada unsur paksaan sedikitpun di dalamnya18.
c. Ada objek berupa harta kekayaan yang diwakafkan.
Benda objek wakaf harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu kekalzatnya artinya barang
yang diwakafkan tidak habis sekali pakai.Disamping itubenda yang bersangkutan juga harus
benar-benar milik orang yang mewakafkantersebut secara sah menurut hukum. Menurut
ketentuan PP No 28 tahun 1997 disyaratkan bahwa tanah yang di wakafkan harus merupakan
tanah dengan statushak milik, bukan tanah dengan status hak guna usaha, hak guna bangunan,
hakpakai, ataupun hak sewa. Serta tanh tersebut bebas dari segala pembebanan,ikatan, sitaan dan
perkara.
Menurut undang-undang No 41 tahun 2004 tentang wakaf, dalamketentuan pasal 16
disebutkan bahwa obyek dari wakaf adalah berupa benda tidakbergerak, maupun benda bergerak.
Obyek wakaf yang berupa benda tidakbergerak terdiri dari hak atas tanah, bangunan atau bagian
bangunan, tanaman danbenda lain yang berkaitan dengan tanah, hak milik atas satuan rumah
susun, sertabenda tidak bergerak lainnya sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturanperundang-undangan yang berlaku. Obyek wakaf yang berupa benda bergerakadalah
benda yang tidak bisa habis karena konsumsi yang terdiri dari uang, logammulia, surat
berharga,kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa, danbenda bergerak lain sesuai
dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa syarat yang harus di penuhi olehharta kekayaan
sebagai obyek wakaf adalah, sebagai berikut :
1. Harta itu haruslah benda yang dapat diambil manfaatnya
2. Harta yang diwakafkan kepada penerima wakaf sudah jelas-jelasada/berwujud pada waktu
itu.
3. Harta yang diwakafkan itu memberi faedah yang berkepanjangan
4. Diwakafkan untuk tujuan yang baik saja dan tidak menyalahi syarak
5. Harta yang diwakafkan ditentukan jenis, bentuk, tempat, luas dan jumlah
6. Milik sempurna orang yang memberi wakafc. Ada penerimaan dan pengelolaan harta
wakaf (nadzir).
Penerima wakaf juga harus seorang yang cakap melakukan perbuatanhukum.Ia harus sudah
dewasa, sehat akalnya, dan tidak terhalang untukmelakukan sesuatu perbuatan hukum
d. Adanya sighat berupa ijab qabul yang dilafazkan.
Lafaz artinya ucapan dari orang yang berwakaf bahwa dia mewakafkanuntuk kepentingan
tertentu atas sebuah obyek wakaf.
2. Syarat Wakaf
dalam kitab fiqih menyebutkan siapapun bisa menjadi nazir asalmemenuhi syarat-syarat
untuk menjadi nazir, seorang wakif pun bisa menunjukdirinya sendiri atau orang lain menjadi
nazir. Masa kerja nazir tidak seumurhidup, seorang nadzir bisa berhenti kapanpun apabila
disebabkan oleh hal-halyang bisa membatalkan dia sebagai nazir, seperti:
a. Meninggal dunia,
b. Mengundurkan diri,
c. Dibatalkan kedudukannya sebagai nadzir oleh Kepala Kantor Urusan AgamaKecamatan
karena :
1) Tidak memenuhi syarat seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah danperaturan
pelaksanaannya.
2) Melakukan tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan jabatannyasebagai nadzir.
3) Tidak dapat melakukan kewajibannya lagi sebagai nadzir.
Ensiklopedi Hukum Islam menyatakan bahwa “Ulama mensyaratkan
harus:
(a) Adil dalam arti orang yang selalu awas diri dari perbuatan-perbuatan terlarang,tetapi
menurut ulama Hambali, orang fasik boleh menjadi nadzir, asal iabertanggung jawab dan
memegang amanah.
(b) Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola harta wakaf,termasuk
kecakapan terhadap tindak hukum.
(c) Menurut ulama mazhab Hambali apabila harta wakaf berasal dari orangmuslim maka
disyaratkan nadzirnya juga muslim”.
Kompilasi Hukum Islam tersebut disyaratkan selain harus merupakan hakwakif, wakif telah
berumur 21 tahun, berakal sehat dan didasarkan adats
kesukarelaan dan sebanyak-banyaknya 1/3 dari hartanya (pasal 210). Sedangkanwakaf yang
dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya, kelak dapatdiperhitungkan sebagai harta
warisan, apabila orang tuanya meninggal dunia(pasal 211). Sedangkan menyangkut penarikan
terhadap harta yang telahdiwakafkan tidak mungkin untuk dilakukan, kecuali terhadap hibah
yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya (213)22.Agar amalan itu sah, makadiperlukan
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Untuk selama-lamanya
Wakaf untuk selama-lamanya, tidak terbatas waktunya, merupakan syaratsahnya amalan
wakaf, tidak sah apabila dibatasi dengan waktu tertentu23.b. Tidak boleh dicabut.
Bila terjadi wakaf itu tidak sah, maka pernyataan wakaf tidak bolehdicabut. Wakaf yang
dinyatakan dengan peraturan wasiat, maka pelaksanaannyadilakukan setelah wakif meninggal
dunia dan wasiat itu tidak seorangpun yangboleh mencabutnya.c. Pemilikan wakaf tidak boleh
dipindah tangankan.
Dengan terjadinya wakaf, maka sejak itu telah menjadi milik AllahSWT.Kepemilikan itu
tidak boleh dipindahkan kepada siapapun baik orang, badanhukum maupun negara.Negara ikut
mengawasi apakah harta wakaf dapatdimanfaatkan dengan baik atau tidak dan negara juga
berkewajiban melindungiharta wakaf itu.
d. Setiap wakaf harus sesuai dengan tujuan wakaf pada umumnya
Tidak sah bila tujuan tidak sesuai dan apabila bertentangan dengan ajaranislam. bila wakaf
telah selesai mengucapkan ikrar wakafnya, maka pada saat ituwakaf telah terlaksanakan. Agar
adanya kepastian hukum ialah baik apabila wakaf itu dilengkapi dengan alat bukti seperti surat
dan sebagainya. Pada saat itu pula harta diwakafkan itu telah diserahkan kepada pengelolanya.
(nazhir) dan sejakitu pula pemilik tidak berhak lagi terhadap harta yang diwakafkan itu.
D. Tujuan Wakaf

Tujuan wakaf harus jelas, seperti mewakafkan sebidang tanah untukmasjid, mushala,
pesantren, perkuburan dan lainya. Namun apabila seseorangmewakafkan sesuatu kepada hukum
tanpa menyebut tujuannya, hal itu dipandangsah sebab penggunaan benda-benda wakaf tersebut
menjadi wewenang lembagahukum yang menerima harta-harta wakaf tersebut.
Dalam UU No 41/2004 tentang wakaf pasal 4 bahwa tujuan wakafitusendiri adalah untuk
memanfaatkan harta benda wakaf sesuai denganfungsinya, Pasal 5 UU 41/2004 menyatakan
bahwa fungsi wakafadalahmewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untukkepentinganibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum27.DalamKompilasi Hukum
Islam pasal 216, bahwa fungsi wakaf tersebutadalahmengekalkan manfaat benda wakaf sesuai
dengan tujuan wakaf. Dengan demikian,fungsi wakaf di sini bukannya mengekalkan objek
wakaf, melainkan mengekalkan manfaat benda milik yang telah diwakafkan sesuai
denganperuntukan wakaf yang bersangkutan.
E. Macam-Macam Wakaf
Jika dilihat dalam kitab-kitab fiqih, menurut para ulama secara umumwakaf dibagi menjadi
dua bagian :
1. Wakaf ahli (khusus)
Wakaf ahli disebut juga wakaf keluarga atau wakaf khusus. Maksudnyaialah wakaf yang
ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau terbilang,baik keluarga wakif maupun orang
lain. Misalnya, seseorang mewakafkan buku-buku yang ada diperpustakaan pribadinya untuk
turunannya yang mampu
menggunakan29.
2. Wakaf khairi (umum)
Wakaf khairi ialah wakaf yang sejak semula ditunjuk untuk kepentingan-kepentingan umum
dan tidak ditujukan kepa orang-orang tertentu.Wakaf khairiinilah yang benar-benar sejalan
dengan amalan wakaf yang amat digembirakandalam ajaran islam, yang ditanyakan pahalanya
akan terus mengalir hingga wakifmeninggal dunia, selama harta masih dapat diambil
manfaatnya30.
Didalam buku lain macam-macam wakaf berdasarkan tujuannya terbagikepada 3 (tiga) :
1. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi) yaitu apabila tujuanwakafnya untuk
kepentingan umum.
2. Wakaf keluarga (dzurri) yaitu apabila tujuan wakaf untuk memberi manfaatkepada wakif,
keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpamelihat apakah kaya atau miskin,
sakit atau sehat, dan tua atau muda.
3. Wakaf gabungan (musytarak) yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dankeluarga
secara bersamaan.
F. Persoalan-Persoalan Wakaf
Dalam buku ilmu fiqih , Ada beberapa persoalan yang berhubungan dengan wakaf dan para
ulama berbeda pendapat tentang hal itu.Diantaranya ialah :
1. Pemilikan harta wakaf
Menurut imam abu hanifah bahwa harta benda akaf, sekalipun telahdiwakafkannya tetapi
tetap masih menjadi milik wakif, tidak terjadi perpindahanmilik. Hanya saja wakif tidak berhak
mengambil manfaat harta benda wakafsejakia telah mewakafkannya. Ia akan memperoleh hasil
tetap berupa pahala yangmengalir, terus-menerus di terimanya walaupun ia telah meninggal
dunia. Dengankata lain bahwa harta wakif sebagai pemilik berjalan terus sedangkan hasil
ataumanfaat harta di gunakan untuk tujuan wakaf31.
2. Menukar atau menjual harta benda wakaf
Bahwa harta wakaf itu hendaknya di usahakan sedemikian rupa agar hasildan manfaatnya
dapat diambil sedemikian rupa agar hasil dan manfaatnya dapatdiambil semaksimal
mungkin.Tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa selakuada kemungkinan bahwa harta wakaf
itu berkurang atau habis manfaatnya atautidak ada hasilnya pada suatu saat dikemudian
hari.Habis manfaat atau tiadahasilnya lagi itu kemungkinan harta wakaf itu menjadi rusak.
1. Syarat-syarat dari wakaf
Dalam shighat wakafnya ada yang menetapkan syarat-syarat terhadapwakafnya dan ada pula
yang menetapkan syarat-syaratnya. Seperti seorang wakifmewakafkan tanahnya untuk
mendirikan pondok pesantren tempat mempelajariagama islam atau untuk keperluan lain yang
sesuai dengan tujuan wakaf. Syarat-syarat yang demikian haruslah dihormati selama tidak
bertentangan dengan tujuan wakaf.
Apabila syarat-syarat pengguna harta wakaf yang di ikrarkan wakifbertentangan dengan ajaran
islam, maka wakaf itu adalah sah, tetapi syaratnyabatal. Seperti seseorang mewakafkan tanah
untuk mendirikan mesjid dengansyarat hanya boleh digunakan untuk golongan tertentu. Dala hal
ini, makawakafnya itu sah, tetapi syaratnya batal, karena masjid itu menurut ajaran islamtempat
beribadah seluruh kaum muslimin, bukan untuk suatu golongan tertentu.
2. Pengelolaan harta wakaf
Setiap harta wakaf hendaklah diusahakan hasil dan pemanfaatannya secaramaksimal.Karena itu
perlu ada orang yang bertanggung jawab mengawasi,menjaga, memelihara, serta mengelola harta
wakaf itu, kemudian menggunakanatau membagikan kepada yang berhak menerimanya.Semula
kekuasaan pengelolaharta wakaf itu berada ditangan wakif.Sebab dialah pemilik asal harta wakaf
itu,kemudian kepadanya kembali wewenang mengawasi, mengelola dan memanfaatkannya.
Mazhab maliki mensyaratkan jika terpisahnya harta wakaf dari wakif,karena kedudukan wakif
hanyalah sebagai pengawas, sedangkan pengelola wakafdiangkat orang atau badan tersendiri.
Menurut mazhab syafi’i hak pengelola wakaf berada di tangan orangselain wakif, kecuali jika
dalam shighat wakaf di tetapkan bahwa wakif sebagaipengelolanya. Jika tidak di tetapkan ada
tiga kemungkinan yaitu :
a. Pengelola tetap berada pada akif, karena dialah yang berkepentingan terhadap tercapainya
tujuan wakaf, semakin besar hasil dan manfaat wakafmaka semakin besar pula pahala yang
mengalir kepadanya.
b. Pengelola itu berada pula pada pemakai manfaat atau hasil wakaf, karenakarena penerima
manfaat atau hasil wakaflah yang paling berkepentingan.
c. Pengawasan itu beda di tangan hakim atau pemerintah, karena pemerintah atauhakim
berkewajiban melindungi hak manfaat wakaf, hak wakif dan kemungkinna terjadinya peralihan
status wakaf dikemudian hari.
Mazhab hambali berpendapat bahawa pengelola wakaf ditetapkan diwaktuterjadinya ikrar
wakaf apakah yang di angkat itu wakif atau orang lain.
G. Manfaat Wakaf
Al-Qur'an tidak pernah menjelaskan secara spesifik dan tegas tentang wakaf. Hanya saja,
karena wakaf itu merupakan salah satu bentuk kebajikan melalui harta benda, maka para ulama
pun memahami bahwaayat-ayat Al- Qur'anyang memerintahkan pemanfaatan harta untuk
kebajikan juga mencakup kebajikan melalui wakaf. Wakaf adalah menahan sesuatu benda yang
kekal zatnya, dan memungkinkan untuk diambil manfaatnya guna diberikan untuk
jalankebaikan36.Untuk itu wakaf hikmahnya besar sekali antara lain:
a. Harta benda yang diwakafkan dapat tetap terpelihara dan terjamin kelangsungannya. Tidak
perlu khawatir barangnya hilang ataupindahtangan, karena barang wakaf tidak boleh dijual,
dihibahkan, atau diwariskan. Orang yang berwakaf sekalipun sudah meninggal dunia, masih
terus menerima pahala, sepanjang barang wakafnya itu masih tetap ada danmasih dimanfaatkan.
b. Wakaf merupakan salah-satu sumber dana yang penting yang besarsekalimanfaatnya bagi
kepentingan agama dan umat. Antara lain untuk pembinaan kehidupan beragama dan
peningkatan kesejahteraan umat Islam, terutama bagi orang-orang yang tidak mampu, cacat
mental/fisik, orang-orang yang sudahlanjut usia dan sebagainya yang sangat memerlukan
bantuan dari sumber dana seperti wakaf itu.
Mengingat besarnya manfaat wakaf itu, maka Nabi sendiri danparasahabat dengan ikhlas
mewakafkan masjid, tanah, sumur, kebun dankudamilik mereka pribadi. Jejak ( sunah ) Nabi dan
para sahabatnya itukemudian diikuti oleh umat Islam sampai sekarang

Anda mungkin juga menyukai