Pengertian Wakaf Wakaf menurut bahasa berarti menahan sedangkan menurut istilah wakaf yaitu memberikan suatu benda atau harta yang dapat diambil manfaatnya untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat menuju keridhaan Allah SWT. 1. 2. Hukum Wakaf Hukum wakaf adalah sunat, hal ini didasarkan pada Al-Quran. Firman Allah SWT. : Dan berbuatlah kebajikan agar kamu beruntung(QS. Al Hajj: 77). Firman Allah SWT.: Tidak akan tercapai olehmu suatu kebaikan sebelum kamu sanggup membelanjakan sebagian harta yang kamu sayangi 1. 3. Rukun Wakaf 1. Orang yang memberikan wakaf (Wakif). 2. Orang yang menerima wakaf (Maukuf lahu). 3. Barang yang yang diwakafkan (Maukuf). 4. Ikrar penyerahan (akad). 2. 4. Syarat-syarat Wakaf 1. Orang yang memberikan wakaf berhak atas perbuatan itu dan atas dasar kehendaknya sendiri. 2. Orang yang menerima wakaf jelas, baik berupa organisasi atau perorangan. 3. Barang yang diwakafkan berwujud nyata pada saat diserahkan. 4. Jelas ikrarnya dan penyerahannya, lebih baik tertulis dalam akte notaris sehingga jelas dan tidak akan menimbulkan masalah dari pihak keluarga yang memberikan wakaf. 3. 5. Macam-macam Wakaf Wakaf dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Wakaf Ahly (wakaf khusus), yaitu wakaf yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ada ikatan keluarga atau tidak. Misalnya wakaf yang diberikan kepada seorang tokoh masyarakat atau orang yang dihormati. 2. Wakaf Khairy (wakaf untuk umum), yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan umum. Misalnya wakaf untuk Masjid, Pondok Pesantren dan Madrasah. 3. 6. Perubahan Benda Wakaf Menurut Imam Syafii menjual dan mengganti barang wakaf dalam kondisi apapun hukumnya tidak boleh, bahkan terhadap wakaf khusus (waqaf Ahly) sekalipun, seperti wakaf bagi keturunannya sendiri, sekalipun terdapat seribu satu macam alasan untuk itu.Sementara Imam Maliki dan Imam Hanafi membolehkan mengganti semua bentuk barang wakaf, kecuali masjid. Penggantian semua bentuk barang wakaf ini berlaku, baik wakaf khusus atau umum (waqaf Khairy), dengan ketentuan : 1. Apabila pewakaf mensyaratkan (dapat dijual atau digantikan dengan yang lain), ketika berlangsungnya pewakafan. 2. Barang wakaf sudah berubah menjadi barang yang tidak berguna. 3. Apabila penggantinya merupakan barang yang lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan. 4. Agar lebih berdaya guna harta yang diwakafkan. 5. 7. Hikmah Wakaf Hikmah disyariatkannya wakaf, antara lain sebagai berikut : 1. Menanamkan sifat zuhud dan melatih menolong kepentingan orang lain. 2. Menghidupkan lembaga-lembaga sosial maupun keagamaan demi syiar Islam dan keunggulan kaum muslimin. 3. Memotivasi umat Islam untuk berlomba-lomba dalam beramal karena pahala wakaf akan terus mengalir sekalipun pemberi wakaf telah meninggal dunia. 4. Menyadarkan umat bahwa harta yang dimiliki itu ada fungsi sosial yang harus dikeluarkan.
http://forumkangfuad.blogspot.com/p/wakaf.html WAKAF Pengertian 1. Secara bahasa, wakaf berarti menahan 2. Secara istilah syariat Islam, wakaf adalah pemindahan kepemilikan suatu barang yang dapat bertahan lama untuk diambil manfaatnya oleh masyarakat dengan tujuan mencari ridho Allah. Hukum
Hukum wakaf adalah sunnah muakkad atau amalan sunnah yang sangat dianjurkan karena mempunyai pahala yang besar. Barang yang diwakafkan tidak boleh diperjualbelikan, diwaris atau dihibahkan.
Syarat 1. Orang yang mewakafkan mempunyai hak atas perbuatannya tersebut 2. Kehendak sendiri/bukan paksaan 3. Pihak yang menerima wakaf jelas 4. Untuk kepentingan masyarakat bukan pribadi 5. Barang yang diwakafkan nyata/tidak fiktif 6. Barang yang diwakafkan tahan lama 7. Barang yang diwakafkan bukan barang yang terlarang dalam syariat Islam 8. Ikrar jelas dan tertulis Rukun 1. Waqif , yaitu orang yang mewakafkan hartanya 2. Mauquf lahu, yaitu pihak yang menerima wakaf 3. Mauquf, benda yang diwakafkan 4. Sighat waqf, ikrar serah terima wakaf Macam wakaf Wakaf ada dua macam : 1. Wakaf mutlaq /am, yaitu harta yang diwakafkan tanpa ada ketentuan apa-pun 2. Wakaf muqayyad, wakaf yang disertai syarat tertentu yang tidak melanggar syariat Islam Tata cara wakaf 1. Orang yang akan mewakafkan harus datang ke Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)
2. Waqif tersebut harus mengikrarkan wakafnya kepada Nadzir dan saksi dan menuangkannya dalam tulisan atau surat (Nadzir adalah orang atau badan hukum yang bertugas mengelola benda wakaf) 3. Tanah yang diwakafkan adalah hak milik dan bebas sengketa 4. Saksi minimal adalah 2 orang dewasa yang memenuhi syarat Perlengkapan wakaf 1. Sertifikat hak milik 2. Surat keterangan dari kepala desan dan camat yang menerangkan bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa 3. Izin Bupati/Walikota kepala subdit Agraria Hikmah Di antara hikmah wakaf antara lain: 1. Benda wakaf adalah harta hakiki yang akan terus membawa pahala meskipun kita telah meninggal 2. Sarana memperkuat Ukhuwah Islamiyah 3. Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi 4. Mengurangi kesenjangan social
http://www.rumah-yatim.org/ind/files/rukunwakaf.php
bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu'ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja. Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa syarat. Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya (ta'bid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu. Kedua, ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah.