Anda di halaman 1dari 7

RESUME

WAKAF

Oleh
MUH. FAIZ HILMY JANWAR
D101 19 256

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
 PERWAKAFAN TANAH HAKMILIK
Perwakafan terbagi atas 3 (tiga) Prespektif, yaitu :
a. Perwakafan dalam Perspektif Kompilasi HukumIslam;
b. Perwakafan dalam Perspektif HukumAdat;
c. Perwakafan dalam Perspektif Hukum PertanahanNasional

 PERWAFAN dalam PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUMISLAM


 Wakaf dalam kompilasi hukum islam dirumuskan dalam Pasal 215 angka 1 Kompilasi
HukumIslam(KHI)seseorangataukelompokorangataubadanhukumyangmemisahkan
sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaranagama.
 Yang di maksud BENDA WAKAF dalam pengertian diatas, maka ketentuan dalam Pasal
215 angka 4 KHI, benda wakaf adalah segala benda baik benda yang bergerak atau tidak
bergerak yang memiliki daya tanah yang hanya tidak sekali pakai dan bernilai menurut
hukumislam.
 Unsur- Unsur (Rukun)Wakaf:
1. adanya orang yang berwakaf (waqif) sbg subjekwakaf;
2. adanya benda yang diwakafkan(mauquf);
3. adanya penerima wakaf (sbg subjek wakaf)(nadzir);
4. adanya aqad atau lafaz atau pernyataan penyerahan wakafdari
waqif kepada orang atau tempat berwakaf (simauqufalaihi).
Subjek Wakaf (Wakif) sebagaimana ketentuan dalam Pasal 215 angka 2 KHI, yaitu :
orang, orang- orang, atau badan hukum.
Benda yang diwakafkan bukan benda sembarangan, melainkan benda milik, yang harus
bebas dari segala :
a. Pembebanan;
b. Ikatan;
c. Sengketa.
 PERWAKAFAN dalam PERSPEKTIF HUKUM ADATINDONESIA
 Menurut Ter Haar bahwa Lembaga Hukum Islam Wakaf telah terterima (gerecipieerd) di
banyak daerah di Nusantara ini, dan di sebutkan dengan istilah Belanda vrome stichting.
Mewakafkan tanah atau benda suatu perbuatan hukum yang bersifat tersendiri dan
dipandang dari sudut tertentu bersifat rangkap, karena perbuatan itu di satu pihak suatu
perbuatan mengenai tanah atau benda, yang menyebabkan objek itu mendapat kedudukan
hukum yang khusus, tetapi di lain pihak perbuatan tersebut menimbulkan suatu badan
dalam hukum adat, yaitu sudah badan hukum (rechtspersoon) yang sanggup ikut serta
dalam kehidupan sebagai subjek hukum(rechtsubject).
 Mr. Dr. Koesoema Atmadja, berkenaan dengan lembaga hukum Wakaf , meyatakan
bahwa walaupun wakaf didasarkan pada ketentuan dan ajaran agamaislam.
Akan tetapi lembaga Wakaf sudah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan agama
Islam. Tahun 1922 terdapat beberapa jenis wakaf yg tdk dikuasai atau tunduk oleh aturan
agama islam. Contohnya :
1. suku Cibeo (Banten selatan) dikenal Huma Serang. Huma adalah
ladang-ladang tiap tahun dikerjakan secara bersama dan hasilnya
digunakan utk kepentinganbersama;
2. Pulau Bali ada lembaga Wakaf yang dimana terdapat tanah dan
barang2 lain, seperti benda-benda perhiasan untuk pesta, yang
menjadi milik candi atau dewa-dewa yang tinggaldisana;
3. Lombok terdapat tanah yang dinamakan dengan tanah pareman
adalah tanah negara yang dibebaskan dari pajak landrante diserahkan
kepada desa2, subak, juga kepada candi utk kepentinganbersama
 Pengertian Wakaf menurut Mr. Dr. Koesoema Atmaja:
sebagai suatu perbuatan hukum dengan perbuatan mana suatu barang dan barang
keadaan telah dikeluarkan atau diambil kegunaannya dlm lalu lintas masyarakat semula,
guna kepentingan seseorang atau org tertentu atau guna seseorang maksudnya atau tujuan
atau barang tersebut sudah berada dlm tangan ygmati.
 OBJEK WAKAF ADAT:
Menurut hukum adat, mengenai harta benda yang dapat diwakafkan ini tidak terbatas
hanya tanah pertanian saja, tetapi juga bisa benda lepas (reorend), begitu pula dengan
benda yang tdk lepas (onroerend) seperti tanah maupun rumah asal saja tujuannya tdk
bertentangan dgn hukum agama.Dilakukannya perwakafan atas tanah/ benda tersebut ,
maka dikeluarkan dari lalu lintas perdagangan (in de dode hand gebracht)
dimana tidak dapat lagi dijadikan objek perbuatan-perbuatan hukum yg berupa
pemindahan hak, tdk dpt dibebani hak-hak lain, dan tdk dpt dijadikan jaminan utang.
Dalam hk. Adat subjek yaitu :
 Pembuat Wakaf, yg mempunyai hak & kuasa penuh atas barang yg diwakafkan,brgx
hrs jelas ditunjuk dgn jelas & tdk blh dipakai kearah larangan islam (tujuannya halal),
dilukiskan dgn kata2terang;
 Orang-orang yg diwakafi, dimana harus ditunjuk scra terang danmemungkinkan
mereka untuk menerima scra baik perwakafan itu(kabul).
 BENTUK- BENTUK WAKAF ADAT:
 wakaf dalam hukum adat terbagi atas 2 (dua):
1. wakaf yg diperuntukkan utk tanah perumahan buat mesjid atau
surau (jika perlu ditambah dgn tanah pertanian yg hasilnya
diperuntukkan buat pemeliharaan mesjid itu dan buat nafkah
pegawainya, ditambah lagi dgn kitab2 Al-Qur’an, utk dipakai di
mesjid) wakaf bersifatumum
2. wakaf yg diperuntukkan utk sebagian dari kekayaannya, bagian
mana tdk dpt dipindah tangankan buat selama- lamanya, buat anak
cucu yg diperkenankan memungut hasil- hasilnya.WakafAhli
 PERWAKAFAN TANAH MILIK dalam PERSPEKTIF HUKUMPERTANAHAN
NASIONAL
 Dasar Hukum :
A.Hukumislam;
B.Hukum Adat;
C.UUPA;
D.Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Hak Milik;
E.Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf;
F.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No.41/2004
Tentang Wakaf.
 Lembaga Wakaf merupakan lembaga keagamaan islam, kemudian diserap kedalam
hukum adat, sekarang telah di formalisasi dalam sistem hukum pertanahannasional
menjadi lembaga keagrariaan. Sehingga lahirnya PP Nomor 28 Tahun 1977, merupakan
realisasi dari Pasal 49 UUPA ayat (3), sehingga untuk langkah nyata dalam kerangka
mewujudkan pembentukan sistem hukum (pertanahan) nasional.
PP Nomor 28 Tahun 1977, hanya mengatur mengenai wakaf sosial, yaitu untuk umum
atas tanah hak milik.

 Pengertian WAKAF menurut PP Nomor 28 Tahun 1977:


“ Perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari
harta kekayaannya yang berupa tanah hak milik dan melembagakannya untuk
selama- lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya
sesuai dengan ajaran agama islam” .
 Pengertian Wakaf menurut UU No. 41/2004 ttg Wakaf, yaitu:
“ Wakaf adalah perbuatan hukum wakif utk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah”. (Pasal 1)
 Tujuan Wakaf menurut UU No. 41/ 2004:
“ Memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya” (Pasal 4).
 Fungsi Wakaf menurut UU No. 41/2001:
“ Mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf utk
kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum”.
 UNSUR- UNSURWAKAF
a. Wakif (orang yg berwakaf), sbg subjek wakaf tanahmilik;
b. Nazhir (adanya penerimawakaf);
c. Harta Benda Wakaf (benda ygdiwakafkan);
d. Ikrar Wakaf (adanya akad atau lafaz/ pernyataan penyerahanwakaf);
e. Peruntukan harta bendawakaf;
f. Jangka waktu wakaf. (Pasal 6)
 Wakif (pihak yang mewakafkan harta bendamiliknya)
 Perseorangan
A.Bila memenuhi syarat:
B. Dewasa;
C. Berakalsehat;
D. Tdk terhalang mlkukan perbuatanhkm;
E. Pemilik sah harta bendawakaf.
 Organisasi
A. Dapat melakukan wakaf bila memenuhi ketentuanorganisasi;
B. Untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi harusberdasarkan
anggaran dasarorganisasi.
 BadanHukum
A. Dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketetuan badanhukum;
B. Untuk mewakafkan harta benda wakaf badan hukum sesuai dgn anggaran dasar
badanhukum.
C.(Pasal 8)
TUGAS NAZHIR :
a. Melakukan pengadministrasian harta bendawakaf;
b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengantujuan,
fungsi, dan peruntukannya;
c. Mengawasi dan melindungi harta bendawakaf;
d. Melaporkn pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.
(Pasal 11)
Nazhir berhak menerima imbalan atas hasil dari pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf yg tidak melebihi 10 %
(sepuluh persen).
Nazhir dalam melakukan tugasnya seperti dalam Pasal 11,
Nazhir melakukan pembinaan dari
Menteri dan Badan Wakaf Indonesia
 Nazhir akan diberhentikan atau diganti denganNazhir
lainnya, bila :
1. meninggal dunia (bagi Nazhirperorangan);
2. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yg berlaku (untuk Nazhir organisasi/ badanhukum);
3. atas permintaansendiri;
4. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar
ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku;
5. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telahmemperoleh
kekuatan hukum tetap. (Pasal45)
 Harta BendaWakaf
-Harta Benda Tidak Bergerak;
-Benda Bergerak
(Pasal 16)
 Harta Benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh
Wakif secara sah. (Pasal15)
Benda Tidak Bergerak (Pasal 16 ayat (1) ) ;
a. HAT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
baik yang sudah maupun yang belumterdaftar;
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengantanah;
d. Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun sesuai dengan katentuanperaturan
perundang- undangan yangberlaku;
e. Benda tidak bergerak lain sudah dengan ketentuan syariah danperaturan
perundang- undangan yangberlaku.
 Benda Bergerak:
a. Uang;
b. Logammulia;
c. Surat berharga;
d. Kendaraan;
e. Hak Atas Kekayaan Intelektual;
f. Hak sewa;dan
g. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariahdan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 16 ayat (2))
 Harta Benda Wakaf yang sudah di wakaf kan dilarang:
a. Dijadikanjaminan;
b. Disita;
c. Dihibahkan;
d. Dijual;
e. Diwariskan;
f. Ditukar;atau
g. Dialihkan dalam bentuk pengalihan haklainnya.
(Pasal 40)
 IKRAR WAKAF:
“ Pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan
dan/atau tulisan kepada nazhir untuk mewakafkan harta benda
miliknya “.
Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nazhir dihadapan PPAIW
dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi. Ikrar Wakaf dinyatakan secara
lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dlm akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
(Pasal 17).
 Akta Ikrar Wakaf:
memuat :
1. nama dan identitaswakaf;
2. nama dan identitasnazhir;
3. data dan keterangan harta bendawakaf;
4. peruntukan harta bendawakaf;
5. jangka waktu wakaf.
(Pasal 21 ayat(2)).
 Saksi dalam ikrar wakaf:
a. Dewasa;
b. Beragama islam;
c. Berakal sehat;
d. Tidak terhalang melakukan perbuatanhukum.
(Pasal 20).
Peruntukan Harta Benda wakaf :
a. Sarana dan kegiatanibadah;
b. Sarana dan kegiatan pendidikan sertakesehatan;
c. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu,beasiswa;
d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau
e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yg tdk bertentangan dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan.
(Lihat Pasal 22).
 PENDAFTARAN & PENGUMUMAN HARTA BENDAWAKAF
PPAIW mendaftarkan harta benda wakaf atas nama Nazhir kepada instansi yang
berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditanda
tangani.
Untuk pendaftaran harta benda wakaf, PPAIW menyerahkan berupa :
a. Salinan akta ikrarwakaf;
b. Surat- surat dan/atau bukti2 kepemilikan dan dokumen
terkait lainnya.
Setelah didaftarkan maka dikeluarkan bukti pendaftaran harta benda wakaf oleh
instansi yg berwenang.
 Harta benda wakaf bila terjadi perubahan baik ditukar atau diubahperuntukannya,
PPAIW harus mendaftarkan kembali atas namaNazhir.

 Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengadministrasikan pendaftaran harta


benda wakaf.

 Pengumuman mengenai pendaftaran Harta Benda Wakaf dilakukan oleh Menteri


dan Badan WakafIndonesia.
(Lihat Pasal 32 sampai Pasal 38)

Anda mungkin juga menyukai